71
Hambatan yang yang dialami oleh MM tidak hanya pada masalah sosialnya saja namun juga keterbatasan dalam kognitifakademik dan
pribadi. MM kesulitan dalam menyelesaikan tugas sekolah dan menarik diri di lingkungan sekolah. Namun segala kekurangan yang ada dalam diri
MM tetap membawanya tidak menyerah pada suatu keadaan untuk mencapai kebahagiaan.
3. Deskripsi Key Informan
Data penelitian tidak hanya didapat dari subjek itu sendiri melainkan data yang diperoleh dari key informan yang diklarifikasi kembali kepada
subjek penelitian. Berikut adalah nama inisial key informan dalam penelitian ini berdasarkan hasil wawancara dan observasi.
Tabel 4. Profil Key Informant No
Key informant
Keterangan Keterangan
Nama Jenis
Kelamin Usia
Alamat
1. Key
Informant 1
WD Perempuan
Godean Ibu kandung MM
dan setiap
hari bersama-sama
dengan MM.
2. Key
Informant 2
TR Laki-laki
Godean Ayah
kandung MM dan setiap
hari bersama-sama dengan MM.
3. Key
Informant 3
FS Laki-laki
14 Godean
Kakak MM dan setiap
hari bersama-sama
dengan MM.
4. Key
Informant 4
MR Perempuan
Godean Nenek MM yang
telah merawat
sejak MM bayi. 5.
Key NI
Perempuan 12
Bantul Teman dekat MM
72
Informant 5
saat di sekolah.
6. Key
Informant 6
VL Perempuan
12 Bantul
Teman yang cukup dekat dengan MM.
7. Key
Informant 7
MRF Perempuan
Kulon Progo
Wali kelas MM dikelas 6.
8. Key
Informant 8
YZ Laki-laki
12 Bantul
Teman laki-laki
yang sering ikut- ikutan mengolok-
olok kelemahan
MM.
9. Key
Informant 9
RS Laki-laki
12 Sleman
Teman laki-laki
yang merasa biasa saja
dengan keadaan MM dan
terkadang ikut
teman-temannya mengejek
kelemahan MM.
10. Key
Informant 10
YM Laki-laki
12 Bantul
Teman laki-laki
yang membenci
atau tidak
suka dengan
keadaan MM.
4. Reduksi Data data reduction
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi selama penelitian yan dilakukan oleh peneliti, berikut disajikan reduksi data hasil
yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan dilakukannya penelitian mengenai penerimaan diri anak cerebral palsy yang disebabkan penyakit
toksoplasmosis. Aspek-aspek penerimaan diri yang diteliti yaitu :
73
a. Persepsi mengenai diri dan sikap terhadap penampilan
Persepsi mengenai diri dan sikap terhadap penampilan, yang dimaksud yakni individu memiliki pemikiran yang realistik tentang
penampilan dan bagaimana ia terlihat dalam pandangan orang lain. Meskipun MM termasuk anak CP yang mengidap penyakit
toksoplasmosis dengan memiliki banyak kekurangan, namun ia mampu mengakui dan berusaha menjadi apa yang ada pada dirinya.
MM menyadari dirinya tidaklah sempurna, dan tidak mampu melakukan kegiatan dengan baik seperti layaknya anak-anak yang lain.
Ia memahami keterbatasan yang dimiliki membuatnya tak sepandai teman yang lain. Keterlambatan dalam menerima sebuah pelajaran dan
ketertinggalan saat beraktivitas harus ia akui. Berikut pernyataan dari MM :
“sering di ejek sama teman-teman yang laki-laki…aku masih ngeces…ga pintar…mereka sering manjauhi aku…aku merasa aku
biasa saja tidak seperti teman- teman yang lain…tapi gapapa..”
wawancara 1 MM. 8 Agustus 2016 Kekurangan yang dimiliki MM tidak mengurangi perhatian teman-
temannya pada MM. MM dikenal oleh teman-temannya terkhusus teman-teman yang perempuan salah satunya yaitu NI bahwa MM
adalah sosok yang meskipun memiliki kekurangan namun MM termasuk anak yang baik dan rapi dalam berpenampilan. MM temasuk
anak yang memiliki selera bagus dan serasi dalam berpakaian. Hal ini sesuai dengan pernyataan NI sebagai berikut:
74
“Dia rapi kok…dia juga kalo make baju ki itu lho nek bajunya warnanya merah ya nanti kerudungnya make yang ada warna-
warna merah. Trus sampe buku aja kan ada sampulnya, sampulnya dari sekolah semua anak sama. Tapi itu setiap mata pelajaran
warnanya beda-
beda….nah nanti to kalau MM ki biasanya bukunya warna ungu trus bolpennya juga
ungu…” wawancara 1 NI. 12 Agustus 2016
Walaupun beberapa temannya memberikan tanggapan yang baik pada MM. Namun ada juga teman yang kurang berkenan atas
penampilan yang dibawakan oleh MM, bahwasannya kebiasaan MM mengusap air liur dipakaiannya sehingga membuat teman-temannya
tidak nyaman melihatnya. Berikut pernyataan VL: “…dia kan maaf masih sering keluar air liurnya… kalo bisa bawa
sapu tangan atau apa gitu.. jangan diusap pake baju apa kerudungnya..biar ga keliatan jorok aja sih menurutku…biar
rapinya tambah..”wawancara 1 VL. 24 Agustus 2016
MM mengetahui bahwa banyak teman-teman yang kurang suka
dengan dirinya. Namun MM belum memiliki keberanian untuk menjelaskan alasan dari keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya
saat ini.
b. Sikap terhadap kelemahan dan kekuatan diri sendiri dan orang
lain
Sikap disini maksudnya adalah individu memiliki pandangan dan mampu menerima kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya sehingga
dirinya lebih baik daripada individu yang tidak memiliki penerimaan diri. Sering tertinggal waktu pelajaran, tidak mampu mengendalikan
air liur yang keluar dan dicemooh orang. Semua itu telah MM pahami semenjak ia mengetahui sendiri apa yang membuatnya seperti saat ini.
75
Berbagai julukan untuk kelemahannya dan segala macam bullyan tidak membuatnya berhenti untuk tetap melanjutkan segala hal yang disukai.
Kekurangannya ia terima tanpa harus menyalahkan keadaan, pernyataan tersebut sejalan dengan MM sebagai berikut:
“Menerima…ayah dan ibu selalu mengajarkan buat jadi anak yang ga nangisan dan
tetap baik sama teman…”wawancara 2 MM. 9 Agustus 2016
Meskipun terkadang perasaan malu, minder dan tidak ingin melakukan segala aktivitas tetap menghinggapi dalam pikirannya,
namun hal tersebut selalu dihalau dengan hatinya yang kuat. Walau pada saat MM berada di sekolah ia tidak dapat melakukan hal-hal
yang ingin dilakukan. Meskipun begitu MM tetap dapat dengan bebas bermain bersama teman-teman yang ada dilingkungan rumah
neneknya. Subjek menyadari bahwa dalam berkomunikasi tidak lancar,
kondisi mata yang sudah berkurang fungsinya dalam melihat, melemahnya saraf pada bagian lehernya serta rusaknya fungsi pada
otak yang sudah meluas. Dengan kelemahan yang ia miliki, MM memahami bahwa dirinya akan terbatas dalam melakukan aktivitas.
Terutama aktivitas pada bidang akademik. MM akan sering tertinggal dalam mengerjakan tugas-tugas diseluruh mata pelajaran dan pada
saat mencatat.
76
Hal tersebut sejalan dengan pernyataan MRF selaku wali kelas MM yang menyatakan bahwa MM kurang dalam bidang akademik dan
lambat dalam menyelesaikan tugas-tugasnya : “Kalau tugas disuruh menulis ya bisa mba..tapi memang lama mba
mengerjakannya..kalau disuruh untuk mengerjakan soal..memang ia kesulitan dan belum bisa jika hanya sendiri jika tidak ada
pendampingan…”wawancara MRF, 5 Oktober 2016 Subjek tidak dapat memungkiri bahwa dirinya terkadang juga
menginginkan seperti orang lain maupun teman-temannya yang miliki berbagai macam prestasi. MM tidak akan melupakan bahwa ia
memiliki banyak keterbatasan sehingga terkadang dirinya tidak memahami bakat apa yang sebenarnya dimiliki. MM sangat menyukai
pelajaran menggambar, olahraga badminton serta suka memasak saat ia dirumah. Pada dasarnya MM memahami aktivitas seperti itulah
yang bisa ia lakukan mengingat segala keterbatasannya. MM selalu berusaha dalam setiap mata pelajaran yang didapatkan namun ia
menyadari bahwa sekeras apapun usaha untuk mengingat dan mengerjakan soal dengan benar tidak akan bisa diwujudkan. Bantuan
dari pendampingnyalah yang ia harapkan.
c. Perasaan inferioritas sebagai gejala penolakan diri
Individu yang memiliki perasaan inferioritas ialah individu yang tidak memiliki sikap penerimaan diri dan menunggu penilaian yang
realistik atas dirinya. Bagi MM tidak semua teman-teman menjauhinya, ia memiliki beberapa teman disekolah yang bersedia
selalu memberikan waktu untuk mengajak bermain, bercanda dan
77
tertawa. Selain di sekolah, MM dirumah juga memiliki banyak sekali teman-teman bermain. Menurut pernyataan nenek MM yaitu MR,
bahwa MM memiliki banyak teman dan mereka sangat sayang denganya. Tidak pernah merasa jijik maupun tidak suka dengan
keadaan MM. “Banyak sekali mbak…dari yang seumuran ada yang masih anak
kecil juga…kadang pula kalo MM tidak kesini pada mencari..nanti pada Tanya “budhe..budhe nok MM kesini tidak…” malah kemarin
habis lebaran panggilannya ganti jadi “hallo nok MM sayang…ayo maen..” ya seperti itu…” wawancara MR. 4
September 2016
Teman-teman MM tidak hanya anak perempuan saja, namun teman yang laki-lakipun tak segan bermain bersama dengan MM dan akan
biasa memainkan permainan sepak bola jelas MR pada saat wawancara. MM menyukai pujian-pujian yang diberikan dari orang
lain untuk dirinya. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. MM akan menunjukkan raut muka yang
berseri dengan senyuman yang ringan saat mendapatkan kata-kata sanjungan. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat TR sebagai
berikut: “…setiap MM melakukan sesuatu dengan baik…kami selalu
memberikan apresiasi dengan pujian…jadi setiap ia semisal mengerjakan pekerjan rumah seperti menyapu, ngepel dan lain-
lain pasti kami akan memberikan pujian seperti “waah adek pintar
ya, rajinnya…” pokoknya setiap MM melakukan apapun yang baik dan benar kami akan selalu memberikan reward termasuk dalam
belajar menghafal dan lain- lain…jadi ia nanti bisa semangat buat
melakukan apa- apa…jadi bagi kami MM dapat beraktivitas
dengan hati yang gembira kami sangat senang….” wawancara TR. 9 September 2016
78
Terkadang tidak hanya raut muka dan sikapnya yang bahagia, namun juga dalam melanjutkan aktivitasnya di sekolah maupun di
rumah ia akan lebih semangat. Namun akan lain halnya jika MM sudah berada dilingkungan sekolah. Banyak yang tidak menyukai
keberadaanya dan merasa risih atas kehadirannya. Berikut pernyataan YM :
“Ho’oh too…marai wedi e…Hayooo karang kuii….ngeces…kan njijiki to….njajal nek dicesi..nak yoo njijiki to…Gek nek ngomong
ki yo ra cetho..mangkel kae lho..gek ra dong- dong…”wawancara
YM. 5 Oktober 2016 Sehingga rasa ditolak dan tidak dihargai akan kehadirannya
membuatnya sering diam, menghindari keramaian dan hanya suka mengamati aktivitas teman-temannya dari kejauhan. Lebih memilih
berada dalam ruang kelas sendiri dan melihat teman-teman bermain bersama-sama diluar kelas.
d. Respon atas penolakan dan kritikan
Sebagai indidvidu yang memiliki banyak kelemahan baik fisik maupun psikis tentu saja krtitikan dan cemoohan dari orang lain akan
ikut serta dalam permasalahan ini. MM menyadari bahwa dirinya tidak hanya mengetahui kelemahan yang ada pada dirinya, namun ia tidak
menutup telinga bahwa banyak diantara teman-teman disekolah maupun orang lain diluar sana memandang sebelah mata hanya dengan
melihat kekurangan yang dimilikinya. MM memahami semua ucapan-
79
ucapan yang diungkapkan oleh teman-temannya karena memang seperti ini keadaan yang harus ia jalani. Berikut pernyataan MM :
“Kalo aku ga bisa apa-apa…trus ga mau sekelompok sama aku…kalo sekelompokan aku ga bisa apa-apa..yang mikir cuman
teman- teman…dibilang jijik…adik kelas sering bilang cah gede
ijeh ngeces hiiii…aku diem aja..”wawancara 3 MM. 11 Agustus 2016
Tidak luput juga terkadang rasa sedih yang ditunjukkan dengan menundukkan kepala, diam, melamun dan merasa tidak dihargai
menyelimuti serta terlintas dalam benaknya. Perasaan ditolak, dihindaripun ikut serta berperang dihatinya. Diam dan menerima
segala perlakuan dari teman-temannya terkadang hal yang harus ia ambil sebagai salah satu cara menghindari rasa kecewa dalam hatinya.
MM menyadari bahwa dirinya tidak bisa menolak maupun mencegah perlakuan yang ia dapatkan.
Menurut teman-teman MM yaitu NI dan VL, kakaknya FS serta hasil pengamatan langsung oleh peneliti, bahwa saat MM diolok-olok
maupun bullying ia akan memberikan respon diam, terkadang hanya senyuman dan tidak jarang juga menunjukkan raut muka yang sedih.
Setiap kali MM mendapatkan kritikan dari orang-orang sekitar salah satunya teman-temannya ia mengaku kadang tidak didengarkan
namun ada hal-hal yang terkadang sampai menyentuh hatinya memaksanya untuk mendengar dan mengingatnya. Berikut pernyataan
VL :
80
“Iyaa pernah..malah sering…kalo dikelas itu sering…tapi kadang kekurangan MM dibuat mainan sama anak laki-laki..kalo anak
laki-laki kan sukanya berantem..nah nanti kalo keterlaluan gitu le ganggu kadang tas atau tempat minumnya ditaruh ditempat
duduknya MM…pasti gitu..soalnya pada ga mau kalo barang- barangnya kesentuh maupun nyentuh MM atau bekas MM..ya
kadang sok bingung kepie gitu muka e…dieem gitulah mukanya..mungkin sedih..tapi kadang dia senyum aja sih…ga
pasti..”wawancara VL. 29 Agustus 2016 MM terkadang merasa bahwa kritikan adalah sebuah wujud
penolakan atas kehadirannya. Berdasarkan respon yang MM tunjukkan saat ia mendapat sebuah kritikan yang pada awalnya
memiliki raut muka senang akan secara tiba-tiba menunjukkan kesedihan dan akan berlaku diam menarik diri untuk duduk sendiri
didalam kelas. Dukungan yang tak terkira ia dapatkan, dan perhatian dari sebagian
guru-guru yang memahami akan keadaannya. Hingga bagi MM kritikan adalah hal yang biasa ia terima dan bukan sebuah hal yang
dipermasalahkan serta mencoba mengambil yang baik-baik untuk ia perbaiki. Baginya berdiam diri adalah cara dia memperkuat dirinya
untuk mengingat pesan-pesan yang ia dapatkan dari keluarga dan berusaha mencerna sebuah kritikan untuk ia perbaiki meskipun hal
tersebut ia sadari tak mudah dilakukan.
e. Keseimbangan antara “real self” dan “ideal self”
MM menyadari bahwa dirinya memiliki banyak keterbatasan, bahkan mengharapkan cita-cita yang tinggipun merasa suatu hal yang
sangat mustahil baginya. Tidak menyurutkan harapan menjadi seorang
81
yang bermanfaat, MMpun pernah menginginkan dirinya menjadi seseorang yang sukses. Berdasarkan wawancara dengan MR pada
awalnya MM menginginkan dirinya menjadi seorang dokter, namun dirinya menyadari segala kekurangannya bahwa itu adalah hal yang
tidak mungkin baginya. Keinginan menjadi seorang yang baik dan tidak ingin dipandang sebelah mata membuatnya berusaha dan mencari
celah jalan kesuksesannya. Hingga harapan kedua muncul menjadi seorang wirausahawan.
Rendahnya kemampuan MM dibidang akademik harus diakui dan merasa kesulitan hampir dalam segala mata pelajaran termasuk
matematika. Menjadi seorang wirausahawan pun harus memiliki skill yang mendukung. Harapan maupun cita-cita seakan tidak ada yang
pantas bagi dirinya. Keterbatasan itu tetap tidak membuatnya berhenti untuk mencoba hal-hal yang membuatnya nyaman dan mampu ia
kerjakan. Memasak dan melukispun ia coba lakukan untuk mencari jati diri yang sebenarnya. Hingga kini MM menikmati kegiatan yang
berhubungan dengan berdagang, memasak serta melukis. Karena dirinya tidak ingin memaksakan kemampuan yang sebenarnya
memang tidak mungkin untuknya, namun selalu mencoba mencari kenyamanan dirinya dalam berkarya. Selaras dengan pernyataan MM
berikut : “Suka pelajaran melukis…ikut kelas sanggar lukis disekolah…kalo
dirumah aku suka masak…aku sering masak nasi goreng..kadang masak
sama ayah…kadang juga masak sama simbah…trus nanti nasi gorengnya dikasih sosis kadang bakso kadang pake
82
telur…trus nanti dihias-hias...trus lomba sama ayah..ibu jadi jurinya…” wawancara 2 MM. 9 Agustus 2016
Berdasarkan pernyataan TR bahwa MM ini adalah anak yang
sebenarnya sangat memahami kemampuan dirinya. Sehingga saat MM merasa dirinya tidak mampu melakukan suatu hal ia tidak akan
memaksakan diri untuk terjun maupun melakukan aktivitas tersebut. MM akan dengan senang hati memperhatikan dan menikmati kegiatan
tersebut. Peneliti menyetujui pendapat TR bahwa pernyataan tersebut selaras dengan hasil pengamatan yang didapatkan. MM tidak pernah
memaksakan dirinya melakukan hal-hal yang bagi dirinya ia tidak mampu dan akan menyusahkan orang lain. Ia akan duduk manis dan
menikmati apa yang dapat dilakukan oleh orang lain. Selain ingin mencapai cita-cita, ada hal yang sangat ia harapkan
yaitu memiliki teman yang banyak dilingkungan sekolah. MM selalu mengusahakan dirinya mewujudkan keinginan maupun permintaan-
permintaan temannya dan cenderung tidak berani menolaknya. Hal ini ia lakukan agar dirinya mendapatkan teman dan tidak dijauhi oleh
teman yang telah sampai saat ini mau menjadi temannya. MRF menyetujui bahwa MM adalah anak yang mandiri bagi ukuran anak
abk namun disisi lain ia anak yang sangat kesulitan dalam menolak. Berikut pernyataan MRF :
“mungkin ada beberapa hal untuk dia bilang tidak saat ada temannya meminjam buku untuk dicontek dan tidak sampai untuk
menyampaikannya mungkin harus dilatih lagi..menumbuhkan keberaniannya lagi dan jika temennya mau minjem dan sbenernya
83
tidak boleh ya harus berani bilang tidak boleh..”wawancara MRF. 5 Oktober 2016
Sehingga ketidak mampuan MM dalam menolak suatu permintaan
yang menurutnya kurang baik baginya menjadi keuntungan temannya. Dalam hal ini peneliti menyetujui pernyataan MRF bahwa pada saat
pengambilan data, peneliti sering menemui bahwa MM selalu diminta memberikan jawaban bahkan barang-barang maupun makanan yang
dimiliki oleh MM.
f. Penerimaan diri dan penerimaan orang lain
Perlakuan yang tidak baik yang pernah dan cukup sering diterima oleh MM tidak membuat MM membenci teman-temannya tersebut.
Walaupun memang saat hatinya sedang rapuh dan sedih terkadang ingin membenci dan memberontak. Tersadar dengan pesan-pesan dan
dukungan tiada henti yang diterima dari keluarga membuatnya tidak pantas untuk membalas sesuatu yang tidak berarti.
Pertanyaan-pertanyaan mengapa ia berbeda pernah terlintas dalam pikiran MM. Setiap kali harus mengusapkan air liur yang sering keluar
tiba-tiba, selalu tertinggal dalam menulis maupun mengerjakan tugas saat pelajaran disekolah berlangsung terkadang perang dalam batin
pernah ia rasakan. Segala pengorbanan menuruti kebutuhan serta keinginan yang diberikan oleh orang tua kepadanya serasa memalukan
bagi dirinya jika tidak mampu menjadi anak yang kuat hati dan sabar saat cobaan datang.
84
Perilaku yang ditunjukkan MM saat menjadi bulan-bulanan teman- teman disekolah, penolakan atas keberadaan diri MM tidak terlewatkan
dari pengamatan peneliti. Bahwasannya MM selalu berjalan dengan kuat hati, sabar dan tidak perduli saat teman-teman mulai menghindari
kedatangan maupun tatapan tidak menyukai dengan keadaan MM. berikut pernyataan MRF bahwa MM adalah anak yang kuat dan
mandiri : “Iyaa pernah mba…dia termasuk kuat…kadang saat dia diejek-
ejek dia tetap okey okey saja..dia tidak terpengaruh..trus tidak…walaupun dulu saat dikelas bawah saya dengar dia pernah
nangis saat dibully oleh teman-temannya..namun saat dikelas enam ini saya melihat kemandiriannya bagus, trus kuatlah menghadapi
bullyan dari teman-
temannya itu..” wawancara MRF. 5 Oktober 2016
MM adalah sosok anak yang sangat percaya diri saat ia diajak pergi bersama keluarga. Ia akan dengan sangat cepat beradaptasi dengan
tempat baru, jelas MR, TR dan WD kepada peneliti saat diwawancara dengan waktu yang berbeda. Namun akan lain halnya saat MM berada
di sekolah, menarik diri serta ragu-ragu sering ia tunjukkan. Hal ini sepadan dengan pendapat NI :
“kadang-kadang sih..tapi banyakan ga pede..apalagi kalo disuruh maju didepan kelas atau disuruh apa gitu..tapi kadang juga pede
pede aja ki..jalan didepan orang banyak atau teman-teman yang laki-laki d
engan pede…tapi kadang nek ada laki-laki juga sok ga jadi lewat kalo MM lagi mau kemana gitu…trus dia kadang ga jadi
pergi tapi ya kadang njuk sok lewat yang kira-kira ga ada anak cowoknya…” wawancara 2 NI. 15 Agustus 2016
Subjek tidak masalah dengan keadaan teman-teman yang lebih baik dari dirinya. Ia berusaha biasa saja saat teman-teman
85
mengejeknya dan mencoba untuk tidak membencinya. Meskipun terkadang ia juga merasa jengkel saat diejek. Dulu ia mengaku pernah
merasakan kurang nyaman dengan dirinya sendiri, namun sekarang ia merasa cuek-cuek saja.
g. Penerimaan diri, menuruti kehendak, dan menonjolkan diri
Kesulitan MM dalam berkomunikasi membuatnya menjadi minder saat ia mendapat tugas dari guru untuk membaca didepan teman-
temannya. Menjadi bahan tertawaan teman-teman dan terkadang juga membuat MM merasa malu untuk mengerjakan maupun memenuhi
tugas dari guru. Hal ini pernah diutarakan saat MM diminta oleh seorang guru untuk membaca puisi didepan teman-temannya, MM
yang biasanya tidak pernah mengutarakan perasaanya dengan suara lirih ia membisikkan kepada peneliti bahwa dirinya malu untuk maju
kedepan. Ia mengaku dirinya menerima keadaan dirinya dengan ikhlas hati.
Dirinya tidak menuntut hal-hal yang ia inginkan untuk selalu terwujud, contohnya saat MM pernah terlintas dalam pikirannya menjadi seorang
yang penting dalam sebuah kelompok yaitu ketua. MM memahami dan sadar bahwa itu tidak akan mungkin baginya untuk menjadi seorang
ketua. Baginya ada yang mau sekelompok dengannyapun sudah cukup untuknya. Berikut pernyataan MM :
“Aku ga bisa apa-apa…berbicara susah..nanti malah diketawain..suka jadi anggota saja..mendapat kelompok aku sudah
senang..” wawancara 6 MM. 23 Agustus 2016
86
Di dalam sebuah kelompok MM selalu menjadi anggota yang patuh dengan peraturan yang ada. Dapat dikatakan bahwa MM adalah
anggota yang penurut, diminta untuk melakukan hal apapun akan dilakukan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan NI sebagai berikut :
“Engga ki..dia manutan orang e….kalau disuruh ngapain aja sama temen kelompok dia ba
kalan nurut.” wawancara 2 NI. 15 Agustus 2016
Saat ini MM diberi kepercayaan dari wali kelas ditunjuk menjadi
pengurus kelas untuk pertama kalinya yaitu sebagai bendahara. MM ngakui dirinya sangat senang meskipun ia sadar bahwa rekannya tidak
menyetujui keputusan yang telah dibuat oleh wali kelas. Hal tersebut pernah didapati oleh peneliti saat penelitian berlangsung bahwa rekan
bendahara yang terpilih adalah teman laki-laki. Respon yang ditunjukkan dan diberikan dari rekan bendahara MM adalah sebuah
kekecewaan dalam raut mukanya dan umpatan-umpatan serta kalimat- kalimat ejekan dari teman-teman yang laki-laki yang ditujukan
kepadanya. Namun MM mencoba tidak memikirkan terlalu berat dan menikmati posisinya saat ini.
Walaupun MM sangat pendiam dan jarang mengeluarkan suaranya namun saat MM diminta pendapatnya sesuai dengan pernyataan VL
bahwa MM kalau diminta pendapatnya dalam berkelompok ia juga dapat menyampaikan pendapatnya walaupun harus ditanya. Begitupun
dengan jawaban dari FS kakak MM bahwa MM sering menyatakan pendapatnya dalam menentukan suatu hal. MM dikenal dalam
87
keluarganya suka marah namun ia tidak memaksakan pendapatnya untuk diterima oleh yang lain. Benar bahwa dirinya lebih menyukai
untuk mengikuti keputusan yang ada.
h. Penerimaan diri, spontanitas, dan menikmati hidup
Perasaan takut, malu, minder, tak berarti, sering ditolak bagi MM hal yang biasa dan baginya cukup didiamkan dan dihiraukan.
Walaupun MM terkadang merasa ingin seperti yang lain dapat menolong temannya saat membutuhkan bantuan maupun mencarikan
barang yang sekiranya teman-temannya tidak mengetahui letak barang tersebut dan MM mengetahuinya. Pernah pada suatu saat dan peneliti
menyadari kejadian tersebut yakni, MM ingin memberitahu kepada temannya yang sedang mencari juz amma, sempat ia berdiri dari
tempat duduknya dan ingin mengambilkan buku tersebut namun ia mengurungkan niatnya dan meminta bantuan temannya yang
perempuan dan mengisyaratkan kepada peneliti untuk mengambilkan buku tersebut. MM tahu bahwa bantuan yang diberikan tidak akan
diterima oleh temannya. Berikut pernyataan MM : “Apapun yang dipegang aku ga pernah mau diterima sama teman-
teman..kalo mau membantu teman- teman jadi ga bisa…”
wawancara 7 MM. 26 Agustus 2016 Kekurangan MM sering dimanfaatkan oleh sebagian temannya
untuk mengambil alih tempat maupun permainan yang pada awalnya telah didominasi maupun ditempati oleh teman yang laki-laki. Agar
teman-temannya yang perempuan dapat bermain ditempat tersebut
88
sering terjadi NI menarik tangan MM dan terkadang mendorong MM secara paksa untuk mendekati teman-teman yang laki-laki, karena tahu
bahwa teman-temannya akan pergi dan menghindar saat MM mendekat. Sesuai dengan pengamatan peneliti dan pernyataan NI :
“kadang nek pas kita kan kalo istirahat sok main ayunan bareng temen-temen yang cewek..tapi biasane maenan e udah dipake anak
cowok semua..trus nanti MM tak tarik-tarik buat ndeketi temen yang cowok trus nanti pada pergii sama marah-marah..trus akhire
yang cewek bisa maen..hehe” wawancara AN.12 Agustus 2016 Situasi tersebut serasa sulit MM hindari, keberanian yang menciut
dan lemah saat ingin menolak. MM hanya bisa pasrah dan mengikuti kemauan dari teman-temannya tersebut. Walaupun pada saat hal
tersebut berlangsung MMlah yang menjadi sasaran kemarahan teman- teman yang laki-laki dengan umpatan-umpatan yang kasar. Karena
baginya melakukan hal seperti ini yang membuatnya dapat memiliki teman dilingkungan sekolah.
i. Aspek moral penerimaan diri
Berpura-pura tidak ada apa-apa saat diejek dan bullying oleh teman-temannya suatu hal yang sering MM lakukan untuk menutupi
kepedihan dan rasa kecewanya. Segala julukan dengan berbagai macam bahasa seperti cesh wugh, sing nduwe dalan serta sing nduwe
kelas sing medeni telah mampu ia biarkan dan ia sambut dengan senyuman. YM mengakui bahwa ia sering mengatakan cesh wugh dan
sing nduwe dalan : “Haha..hooh mba..cesh wugh karo sing nduwe dalan..macem
macem ding..Yo karang deknen nek ngeces ngono kae to…sok tibo
89
njuk koyo bom ha teko teko muncul njuk langsung tibo…nguiiiingggg ngiingg wushh derr…nek nduwe dalan karang
nek deknen lewat awakdewe dho lungo..wegah cerak- cerak…dadi
koyo rojo kae..lewat dipersilahkan…”wawancara YM. 5 Oktober 2016
YM juga mengakui bahwa ia dan teman-temannya merasa risih dan
jijik dengan perilaku maupun kebiasaan yang ditunjukkan oleh MM. Namun bagi MM kalimat-kalimat dan ejekan-ejekan yang dilakukan
oleh teman-temannya adalah hal yang biasa dan segera diabaikan. MM tidak dapat membohongi dirinya bahwa ia sering merasa
tegang, cemas dan bimbang pada saat-saat tertentu. Takut akan mengalami kegagalan dan semacamnya. Raut muka dan respon yang
ditunjukkan oleh MM tidak lepas dari pengamatan peneliti. Pada saat mengerjakan soal ujian maupun ulangan, ketegangan, kecemasan tidak
dapat MM sembunyikan. Sesekali MM menoleh dan mengisyaratkan kecemasan karena kesulitan dalam mengerjakan soal. hal ini sesuai
dengan pernyataan MM : “Iyaa ada..saat ujian dan ulangan..aku sering ga bisa..kalau
belajar juga yang keinget Cuma sedikit…” wawancara 7 MM. 26 Agustus 2016
Keterbatasan MM dalam bidang akdemik membuatnya harus
mendapatkan pendampingan khusus saat berada disekolah. Karena baginya orang tua MM dan guru bahwa MM perlu pendampingan agar
MM dapat menerima pelajaran dengan baik dan lancar. “kami memang sangat membutuhkan pendamping untuk MM,
selain tawaran dari sekolah agar MM dapat mengikuti pelajaran seperti teman-teman yang lain..tetapi MM juga bisa merasa aman
90
jika ada yang mengawasi dan mendampinginya.” wawancara TR. 9 September 2016
Sekuat-kuatnya MM dalam menerima keadaan dirinya dan segala
cobaan yang ditujukan pada dirinya, MM mengakui bahwa dirinya membutuhkan guru pendamping. Karena bagi dirinya pendamping
dapat membantunya dan dapat menutupi kegelisahan serta segala ketegangan dalam menerima berbagai tugas dari sekolah, meskipun
ada beberapa teman yang merasa risih dan iri kepada MM. MM tidak banyak berkomentar dan berusaha menikmati keadaannya saat ini.
j. Sikap terhadap penerimaan diri
Sebagai anak yang yang memiliki banyak kekurangan MM merasa dukungan dari orangtua serta suadara-saudaranya sangat ia butuhkan
dan berarti baginya. Tanpa dukungannya dari mereka MM merasa tidak akan dapat merasa bahagia dan akan berlarut-larut merasakan
kesedihan hingga merasa tidak berguna layaknya seorang manusia lainnya.
“…tanpa dukungan dari keluarga..aku akan merasa sedih dan terbuang setiap harinya..tidak berguna mungkin…”wawancara 8
MM. 28 Agustus 2016
MM tidak pernah melupakan segala dukungan dan motivasi yang ia terima dari keluarganya dengan selalu patuh dan hormat kepadanya.
Berikut pernyataan MM : “Patuh…dan menghormati mereka dan selalu mendoakan mereka
…”wawancara 8 MM. 28 Agustus 2016
91
Selain mendoakan dalam setiap sujudnya, MM juga mewujudkan rasa hormat dan patuhnya kepada orang-orang yang selalu mendukung
dengan cara menjadi seorang anak yang selalu perhatian dengan segala kebutuhan mereka. Pada saat orang-orang rumah ada yang sakit
dengan sigap
ia menggantikan
pekerjaan rumah
semisal membersihkan lantai dengan menyapu, mengepel maupun
membersihkan dapur dengan mencuci piring dan segala hal yang dapat ia lakukan.
“Kalau sama orang tua itu sangat perhatian sekali…apalagi kalau dengan saya sangat perhatian sekali..kalau saya lagi sakit nanti
saya dipijitin..trus nanti diciumin trus..kalo ada cucian piring menumpu
k nanti dicucikan sama MM…kadang juga suka menyapu..pokoknya
saya bangga
memiliki cucu
seperti MM…meskipun memiliki kekurangan akan tetapi ia memiliki
kelebihan yang luar biasa..”wawancara MR. 5 September 2016 Tidak hanya kepada orang-orang rumah yang ia perhatikan. Namun
peneliti sendiri pernah merasakan hangatnya kasih sayang dan perhatian yang diberikan MM kepada peneliti sendiri.
Walaupun terkadang kesedihan tidak dapat dibendung oleh MM namun bagi MM dukungan keluarga tak hanya sebatas berarti. Namun
dukungan yang tak ada henti-hentinya mengalir ditujukan padanya adalah kekuatan hidup baginya hingga sampai saat ini ia mampu
menghadapi keterbatasan dan kelemahannya dengan baik. Selain dukungan nasehat dan motivasi yang diberikan kepada MM,
akan tetapi pola asuh dan peran orang tua sangat baik serta bagus dalam keluarga ini. Komunikasi sehari-hari dikeluarga MM mayoritas
92
menggunakan bahasa Indonesia. Selalu diajarkan untuk menjaga sopan santun dalam bertutur dan bertindak. Seperti contoh kecil yang
diajarkan adalah saat menceritakan yang terdapat kata kotor didahului dengan kata maaf setelah itu dilanjut kata kotor tersebut maaf tadi
temenku bilang s. Membiasakan untuk selalu menghormati orang yang lebih tua maupun teman sebaya. Contohnya yaitu memberi salam
saat ada orang lain datang kerumah. Orang tua dan saudara saling memberikan apresiasi jika MM berhasil melakukan suatu tugas dengan
baik. Subjek jarang diberi hukuman dan bentakkan dari keluarga. Jika ia melakukan kesalahan MM hanya akan diberi peringatan bahwa hal
dilakukan itu kurang baik. Kasih sayang dari keluarga tidak pernah luput untuk MM, setiap ibu WD pulang kerja tidak segan ia langsung
mencium MM , memeluk serta tak jarang menggendongnya. Tentunya dalam hal ini adalah sesuatu yang ia sukai, mendapat pengakuan dan
kasih sayang.
5. Penyajian Data display data
Berdasarkan keseluruhan data yang telah direduksi, maka data-data mengenai penerimaan diri anak penderita toksoplasmosis secara rinci di
sajikan sebagai berikut : Keterbatasan dalam dirinya telah ia pahami sehingga sering
tertinggal dan terlambat dalam bidang akademik. Kekurangan yang dimiliki membuat sebagian teman-teman yang laki-laki menjauhi dan tidak
menyukai keberadaan MM. Dalam berpakaian MM menanggap bahwa
93
dirinya rapi dan sebagian temannya masih beranggapan masih belum rapi. Segala peneyebab keterbatasan yang ia miliki belum dapat disampaikan
kepada teman-temannya. Tabel 5. Display Data Aspek Persepsi Mengenai Diri dan Sikap terhadap
Penampilan
Indikator Subjek MM
a. Subyek secara realistik
memiliki pemikiran baik mengenai dirinya
Subjek memahami bahwa dirinya memiliki
banyak kekurangan,
meskipun banyak
yang belum
memahami keadaanya. b.
Subyek secara realistik memiliki pemikiran baik
terhadap penampilannya MM dapat berpenampilan dengan baik
dan wajar. Meskipun ada beberapa yang menganggap bahwa penampilan
MM belum rapi.
c. Subyek mampu melakukan
sesuatu dan berbicara dengan baik tentang keadaan dirinya
Subjek memahami keadaan dirinya, namun belum dapat menjelaskan
mengenai keadaan dirinya kepada teman-teman maupun orang lain.
Subjek menyadari dirinya memiliki permasalahan pada bidang akademik, sosial serta pribadinya. Tidak jarang ia menunjukkan rasa
ketidak mampuannya dengan menarik diri dari lingkungan sekolah. Segala permasalahan yang ia rasakan sering tidak membuat dirinya berhenti
melakukan beberapa kegiatan yang dapat ia lakukan. Tabel 6. Display Data Aspek Sikap terhadap Kelemahan dan Kekuatan
Diri Sendiri dan Orang Lain
Indikator Subjek MM
a. Subyek mampu menerima
kelemahan dan kekuatan diri sendiri
Subjek mampu
menerima kelemahan dan keterbatasannya.
Meskipun perasaan malu, minder
94
terkadang tidak dapat ia hindari. b.
Subyek mampu
mengembangkan bakat dengan leluasa
MM berusaha menjadi diri sendiri yang
dapat bebas
bergerak melakukan kegiatan dan aktivitas
yang ia inginkan.
MM tidak jarang merasa lemah dan tidak memiliki semangat saat melakukan suatu kegiatan maupun dalam menyelesaikan tugas. Sehingga
MM sering menerima sebuah sanjungan atas apa yag telah dikerjakan. Sanjungan yang diterima membuatnya selalu memiliki motivasi yang kuat
saat menyelesaikan suatu pekerjaan maupun tugas. Pada saat MM merassa ditolak oleh teman-temannya ia lebih sering memilih untuk diam, menarik
diri, memilih duduk didalam kelas dan melihat teman-teman yang lainnya bermain.
Tabel 7. Display Data Aspek Perasaan Inferioritas sebagai Gejala Penolakan Diri
Indikator Subjek MM
a. Penerimaan diri subjek
Subjek dapat menerima dirinya meskipun tidak banyak teman yang
ingin bergaul dengannya namun sedikit teman yang ia miliki di
sekolah tidak membuat MM untuk menyerah.
b. Subyek dapat menilai diri
sendiri secara realistic Subjek menyukai sebuah pujian
sehingga ia akan bersemangat dalam melakukan segala kegiatan
maupun aktivitas. Tanpa pengakuan dan pujian bahwa ia mampu
menuntaskan sebuah tugas tidak akan membuat subjek sesemangat
hingga saat ini.
95
Subjek sering merasa ditolak oleh teman-temannya dengan dukungan yang ia terima dari keluarga membuatnya kuat dalam
menghadapi segala ejekan dan bullying. Tidak jarang subjek mendapat kritikan dari teman-temannya karena keterbatasan yang dimiliki dan ia
akan memberikan respon diam dan berusaha untuk memperbaiki sesuai kemampuannya.
Tabel 8. Display Data Aspek Respon atas Penolakan dan Kritikan
Indikator Subjek MM
a. Subyek dapat menerima kritikan MM mampu menerima dan
mendengar kritikan
yang dilontarkan orang lain kepadanya.
Hingga terkadang perasaan ditolak atas keberadaannya juga dirasakan
oleh MM.
b. Subyek
dapat mengambil
hikmah atau pelajaran dari sebuah kritikan
Dengan dukungan keluarga MM yang tiada hentinya yang diberikan
padanya membuat
MM dapat
menerima kritikan dengan kuat hati sehingga ia mampu mengambil hal
yang baik untuk dirinya.
c. Subyek dapat mengevaluasi diri
dari sebuah kritikan Baginya berdiam diri adalah cara
dia memperkuat dirinya untuk mengingat pesan-pesan yang ia
dapatkan
dari keluarga
dan berusaha mencerna sebuah kritikan
untuk ia perbaiki meskipun hal tersebut ia sadari tak mudah
dilakukan.
96
MM memiliki beberapa keinginan menjadi seorang wirausahawan, pemain badminton, dan dokter. Namun ia menyadari hal tersebut tidak
mampu ia wujudkan karena ia memiliki keterbatasan pada bidang akademik. Ia berusaha mewujudkan hal-hal yang dapat ia lakukan dengan
kemampuan yang ia miliki tanpa memaksakan kehendak. Tabel 9. Display Data Aspek Keseimbangan Antara
“Real Self” dan “Ideal Self”
Indikator Subjek MM
a. Subyek
mampu mempertahankan
harapan dengan baik
MM memiliki
harapan-harapan yang
banyak untuk
mencapai kesuksesannya. Bagi MM harapan
yang terpenting
baginya dari
semenjak ia masuk sekolah dasar yaitu memiliki teman yang banyak.
b. Subyek
mampu mempertahankan tuntutan dari
dalam dirinya dengan baik dalam batas-batas kemungkinan
Menganggap bahwa kesusksesan tidak
mampu ia
raih karena
keterbatasannya tidak menyurutkan harapannya
untuk menjadi
seseorang yang lebih baik. Tanpa memaksakan segala sesuatu yang
tidak dapat ia lakukan.
Kemampuan individu dalam menerima maupun menyukai dirinya sendiri, memungkinkan pula ia mampu menyukai orang lain. Hal ini
tentunya membuktikan hubungan timbal balik tersebut mampu membuat individu merasa percaya diri dalam memasuki lingkungan sosial. Berikut
display data subjek MM: Tabel 10. Display Data Aspek Penerimaan Diri dan Penerimaan Orang
Lain
Indikator Subjek MM
a. Subyek menyukai
dirinya subjek dapat menerima keadaan
97
sendiri dirinya dengan ikhlas. Segala yang
ia dapatkan saat ini selalu ia sambut dengan senyuman.
b. Subyek menyukai orang lain
Seperti apapun perlakuan yang didapatkan
MM dari
teman- temannya
di sekolah
tidak membuatnya
harus membalas
kebencian dan memendam amarah kepada teman-temannya.
c. Subyek merasa percaya diri
Percaya diri MM selalu ditanamkan oleh keluarganya. MM mengakui
bahwa dirinya berbeda dengan anak yang lain sehingga perasaan malu
saat
berada di
tempat baru
terkadang ia rasakan.
Apabila seorang individu menerima dirinya, hal tersebut bukan berarti ia memanjakan dirinya. Akan tetapi, ia akan menerima bukan
menuntut kelayakan dalam kehidupannya dan tidak akan mengambil yang bukan haknya dalam mendapatkan posisi yang menjadi incaran dalam
kelompoknya. Individu dengan penerimaan diri menghargai harapan orang lain dan meresponnya dengan bijak. Namun, ia memiliki pendirian yang
terbaik dalam berfikir, merasakan dan membuat pilihan. Ia tidak hanya akan menjadi pengikut apa yang dikatakan orang lain. Berikut display
hasil data subjek MM: Tabel 11. Display Data Aspek Penerimaan Diri, Menuruti Kehendak, dan
Menonjolkan Diri
Indikator Subjek MM
a. Subyek mampu menerima
segala yang ada didirinya Subjek
mampu menerima
kelemahan dan kekurangan yang ia miliki dan menerimanya dengan
98
lapang dada. b.
Subyek dapat menghargai harapan orang lain
Tidak memaksakan kehendak dan pendapatnya adalah hal yang selalu
subjek lakukan setiap berada dalam forum diskusi maupun musyawarah
besarkecil
dilingkungan rumah
maupun sekolah. c.
Subyek dapat
merespon tanggapan orang lain dengan
bijak Subjek
tidak pernah
mencela maupun
mengomentari sebuah
pendapat orang lain, karena dalam setiap forum diskusi MM lebih
condong untuk menikmati jalannya forum tersebut. Dapat dikatakan
bahwa subjek tidak pernah menolak dengan pendapat-pendapat orang
lain.
d. Subyek memiliki pendirian
dalam sebuah pemikiran Subjek jarang memberikan sebuah
pendapat dalam forum diskusi maupun musyawarah dilingkungan
sekolahnya.
Jika subjek
tidak ditanya ia jarang akan memberikan
sebuah pendapatnya dan lebih sering
untuk selalu
mengikuti segala hasil yang telah disepakati.
Namun saat ada diskusi kecil dalam lingkungan rumah, MM adalah anak
yang
dengan aktif
selalu memberikan pendapatnya dan tidak
selalu memaksa pendapat yang ia sampaikan untuk selalu dilakukan.
e. Subyek dapat membuat sebuah
pilihan Subjek dikenal sebagai anak yang
aktif dalam lingkungan sekolah dan akan cenderung mengikuti hasil
yang telah diputuskan dalam sebuah kelompokdiskusi. hal ini akan
berbeda
jika subjek
berada dilingkungan rumah, MM dikenal
sebagai anak yang aktif dan selalu
99
memberikan pendapatnya serta akan melaksanakan
keputusan yang
dihasilkan. Subjek mampu memilih jika dihadapkan dengan sebuah
pilihan, namun
subjek akan
kesulitan saat membuat sebuah pilihan.
Individu yang memiliki penerimaan diri akan mempunyai lebih banyak keluasaan untuk menikmati hal-hal dalam hidupnya. Ia tidak hanya menikmati
keleluasaan sesuatu yang dilakukannya, akan tetapi juga leluasa untuk menolak maupun menghindari sesuatu yang tidak ingin dilakukannya.
Tabel 12. Display Data Aspek Penerimaan Diri, Spontanitas, dan Menikmati Hidup
Indikator Subjek MM
a. Subyek dapat menikmati hidup
dengan leluasa Subjek
mampu menikmati
aktivitasnya dengan
tidak memperdulikan atau cuek terhadap
komentar-komentar yang
ia dapatkan. Subjek sering merasa
tidak nyaman saat kelemahan yang ia
miliki digunakan
untuk keuntungan orang lain. Sehingga
terkadang subjek merasa dirinya tidak bebas, karena ia merasa
dengan mengikuti perintah teman MM tidak akan dijauhi oleh
temannya.
b. Subjek mampu menolak hal-hal
yang tidak ia inginkan Subjek
merasa tidak
mampu menolak jika ia dipaksa untuk
mewujudkan keinginan
teman- temannya
dan memilih
untuk menjadi anak yang penurut.
Individu memiliki kejujuran untuk menerima dirinya sebagai apa dan untuk apa ia nantinya, dan ia tidak menyukai kepura-puraan. Individu ini dapat
100
secara terbuka mengakui dirinya sebagai individu yang pada suatu waktu dalam masalah, merasa cemas, ragu dan bimbang tanpa harus manipulasi diri dan orang
lain. Tabel 13. Display Data Aspek Moral Penerimaan Diri
Indikator Subjek MM
a. Subyek berlaku jujur dengan
apa yang ada dalam dirinya MM berusaha untuk diam, acuh
serta berpura-pura tidak mendengar dan mengabaikan ejekan-ejekan
yang dilontarkan teman kepadanya.
b. Subyek
terbuka dengan
keadaan dirinya Subjek bukan seorang anak yang
mudah menceritakan keadaan yang terjadi pada dirinya. Ia tidak akan
menjelaskan dengan keadaan yang dirasakan. Menurut keluarga dan
teman-temannya MM adalah anak yang pendiam dan tertutup dengan
keadaan dirinya.
c. Subyek tidak menutup-nutupi
keadaan dirinya Subjek dikenal sebagai anak yang
suka menutup
diri serta
bersembunyi dibalik
sosok pendamping dalam setiap kegiatan
sekolah. Menerima diri merupakan hal penting dalam kehidupan seseorang.
Individu yang dapat menerima beberapa aspek hidupnya, mungkin dalam keraguan dan kesulitan dalam menghormati orang lain. Hal tersebut merupakan
arahan agar dapat menerima dirinya. Invidu yang memiliki penerimaan diri akan membangun kekuatanya untuk menghadapi kelemahan dan keterbatasannya.
Tabel 14. Display Data Aspek Sikap terhadap Penerimaan Diri
Indikator Subjek MM
a. Subyek mampu membangun
kekuatan diri
dalam menghadapi kelemahan dan
Kekuatan dan semangat MM dalam menjalani segala aktivitas yang
dijalani tidak
serta merta
ia
101
keterbatasannya dapatkan
dengan begitu
saja. Semuanya
ia dapatkan
dari dukungan dan motivasi dari seluruh
keluarga besarnya.
Dukungan, motivasi serta perhatian keluarga
tidak pernah
absen diberikan
untuknya.
6. Penarikan Kesimpulan verifikasi