80
“Iyaa pernah..malah sering…kalo dikelas itu sering…tapi kadang kekurangan MM dibuat mainan sama anak laki-laki..kalo anak
laki-laki kan sukanya berantem..nah nanti kalo keterlaluan gitu le ganggu kadang tas atau tempat minumnya ditaruh ditempat
duduknya MM…pasti gitu..soalnya pada ga mau kalo barang- barangnya kesentuh maupun nyentuh MM atau bekas MM..ya
kadang sok bingung kepie gitu muka e…dieem gitulah mukanya..mungkin sedih..tapi kadang dia senyum aja sih…ga
pasti..”wawancara VL. 29 Agustus 2016 MM terkadang merasa bahwa kritikan adalah sebuah wujud
penolakan atas kehadirannya. Berdasarkan respon yang MM tunjukkan saat ia mendapat sebuah kritikan yang pada awalnya
memiliki raut muka senang akan secara tiba-tiba menunjukkan kesedihan dan akan berlaku diam menarik diri untuk duduk sendiri
didalam kelas. Dukungan yang tak terkira ia dapatkan, dan perhatian dari sebagian
guru-guru yang memahami akan keadaannya. Hingga bagi MM kritikan adalah hal yang biasa ia terima dan bukan sebuah hal yang
dipermasalahkan serta mencoba mengambil yang baik-baik untuk ia perbaiki. Baginya berdiam diri adalah cara dia memperkuat dirinya
untuk mengingat pesan-pesan yang ia dapatkan dari keluarga dan berusaha mencerna sebuah kritikan untuk ia perbaiki meskipun hal
tersebut ia sadari tak mudah dilakukan.
e. Keseimbangan antara “real self” dan “ideal self”
MM menyadari bahwa dirinya memiliki banyak keterbatasan, bahkan mengharapkan cita-cita yang tinggipun merasa suatu hal yang
sangat mustahil baginya. Tidak menyurutkan harapan menjadi seorang
81
yang bermanfaat, MMpun pernah menginginkan dirinya menjadi seseorang yang sukses. Berdasarkan wawancara dengan MR pada
awalnya MM menginginkan dirinya menjadi seorang dokter, namun dirinya menyadari segala kekurangannya bahwa itu adalah hal yang
tidak mungkin baginya. Keinginan menjadi seorang yang baik dan tidak ingin dipandang sebelah mata membuatnya berusaha dan mencari
celah jalan kesuksesannya. Hingga harapan kedua muncul menjadi seorang wirausahawan.
Rendahnya kemampuan MM dibidang akademik harus diakui dan merasa kesulitan hampir dalam segala mata pelajaran termasuk
matematika. Menjadi seorang wirausahawan pun harus memiliki skill yang mendukung. Harapan maupun cita-cita seakan tidak ada yang
pantas bagi dirinya. Keterbatasan itu tetap tidak membuatnya berhenti untuk mencoba hal-hal yang membuatnya nyaman dan mampu ia
kerjakan. Memasak dan melukispun ia coba lakukan untuk mencari jati diri yang sebenarnya. Hingga kini MM menikmati kegiatan yang
berhubungan dengan berdagang, memasak serta melukis. Karena dirinya tidak ingin memaksakan kemampuan yang sebenarnya
memang tidak mungkin untuknya, namun selalu mencoba mencari kenyamanan dirinya dalam berkarya. Selaras dengan pernyataan MM
berikut : “Suka pelajaran melukis…ikut kelas sanggar lukis disekolah…kalo
dirumah aku suka masak…aku sering masak nasi goreng..kadang masak
sama ayah…kadang juga masak sama simbah…trus nanti nasi gorengnya dikasih sosis kadang bakso kadang pake
82
telur…trus nanti dihias-hias...trus lomba sama ayah..ibu jadi jurinya…” wawancara 2 MM. 9 Agustus 2016
Berdasarkan pernyataan TR bahwa MM ini adalah anak yang
sebenarnya sangat memahami kemampuan dirinya. Sehingga saat MM merasa dirinya tidak mampu melakukan suatu hal ia tidak akan
memaksakan diri untuk terjun maupun melakukan aktivitas tersebut. MM akan dengan senang hati memperhatikan dan menikmati kegiatan
tersebut. Peneliti menyetujui pendapat TR bahwa pernyataan tersebut selaras dengan hasil pengamatan yang didapatkan. MM tidak pernah
memaksakan dirinya melakukan hal-hal yang bagi dirinya ia tidak mampu dan akan menyusahkan orang lain. Ia akan duduk manis dan
menikmati apa yang dapat dilakukan oleh orang lain. Selain ingin mencapai cita-cita, ada hal yang sangat ia harapkan
yaitu memiliki teman yang banyak dilingkungan sekolah. MM selalu mengusahakan dirinya mewujudkan keinginan maupun permintaan-
permintaan temannya dan cenderung tidak berani menolaknya. Hal ini ia lakukan agar dirinya mendapatkan teman dan tidak dijauhi oleh
teman yang telah sampai saat ini mau menjadi temannya. MRF menyetujui bahwa MM adalah anak yang mandiri bagi ukuran anak
abk namun disisi lain ia anak yang sangat kesulitan dalam menolak. Berikut pernyataan MRF :
“mungkin ada beberapa hal untuk dia bilang tidak saat ada temannya meminjam buku untuk dicontek dan tidak sampai untuk
menyampaikannya mungkin harus dilatih lagi..menumbuhkan keberaniannya lagi dan jika temennya mau minjem dan sbenernya
83
tidak boleh ya harus berani bilang tidak boleh..”wawancara MRF. 5 Oktober 2016
Sehingga ketidak mampuan MM dalam menolak suatu permintaan
yang menurutnya kurang baik baginya menjadi keuntungan temannya. Dalam hal ini peneliti menyetujui pernyataan MRF bahwa pada saat
pengambilan data, peneliti sering menemui bahwa MM selalu diminta memberikan jawaban bahkan barang-barang maupun makanan yang
dimiliki oleh MM.
f. Penerimaan diri dan penerimaan orang lain