Pengertian Penerimaan Diri Penerimaan Diri

17

BAB II KAJIAN TEORI

A. Penerimaan Diri

1. Pengertian Penerimaan Diri

Penerimaan diri berkaitan dengan diri individu yang mana mampu menerima segala sesuatu yang ada pada dirinya dan menjalankan hidup dengan baik. Hurlock dalam Dewi Masyithah, 2012 mengatakan bahwa individu yang menerima dirinya memiliki penilaian yang realistik tentang sumber daya yang dimilikinya, yang dikombinasikan dengan apresiasi atas dirinya secara keseluruhan. Chaplin 2004 berpendapat bahwa penerimaan diri adalah sikap yang merupakan rasa puas pada kualitas dan bakat, serta pengakuan akan keterbatasan diri. Menurut Ryff dalam Muh Awi penerimaan diri adalah keadaan dimana seorang individu memiliki penilaian positif terhadap dirinya, menerima serta mengakui segala kelebihan maupun segala keterbatasan yang ada dalam dirinya tanpa merasa malu atau merasa bersalah terhadap kodrat dirinya. Secara singkat Santrock dalam Renaldhi, 2014 menyatakan bahwa penerimaan diri sebagai salah satu kesadaran untuk menerima diri sendiri dengan apa adanya. Penerimaan bukan berarti seorang individu menerima begitu saja kondisi dirinya tanpa berusaha mengembangkan diri dengan lebih baik. 18 Penerimaan diri yang positif banyak dipengaruhi oleh rasa bangga terhadap kelebihan-kelebihan yang dimiliki, sedangkan penerimaan diri negatif terjadi jika hanya memikirkan kekurangan-kekurangan yang ada dalam dirinya tanpa memikirkan kelebihan yang dimilikinya. Penerimaan diri memegang peranan penting dalam menemukan dan mengarahkan seluruh perilaku, maka sedapat mungkin individu harus mempunyai penerimaan diri yang positif menurut pendapat Renaldhi 2014. Penerimaan diri yang baik hanya akan terjadi oleh individu yang dapat memahami dan menerima kekurangan dan kelebihn yang dimiliki dengan apa adanya dan hati yang lapang, sehingga mampu mengahadapi kenyataan hidup dengan lebih realistis. Hurlock 1993 menyatakan bahwa seorang individu dengan konsep diri yang yang menyenangkan dan rasional maka dapat dikatakan orang tersebut dapat menyukai dan menerima dirinya. Menurut Hurlock 1980 anak yang tidak begitu diterima oleh teman-teman sebagaimana diharapkan, sering menjadi tidak puas terhadap diri sendiri dan iri kepada anak yang popular. Tanda-tanda umum ketidak puasan pribadi antara lain adalah kebiasaan menarik diri, sifat mudah dirangsang yang berlebihan, sangat membenci otoritas, depresi yang kronis, meninggikan diri sendiri dengan jalan merendahkan orang lain, dan hiperaktif. Anak yang pemalu, penyegan, menarik diri, misalnya akan meneruskan pola perilaku khas ini 19 sekalipun ia tahu bahwa perilaku seperti ini dapat memperkecil kemungkinan untuk memperoleh dukungan sosial. Hurlock 1978 semakin banyak orang yang menyukai dan menerima mereka, semakin senang anak dengan dirinya dan semakin kuat menerima dirinya. Pada saat-saat tertentu anak dapat dengan mudah dapat menerima dirinya, pada saat lain hal itu hampir tak mungkin. Peneriman diri menjadi titik yang terendah akibat sikap sosial yang negatif. Hal ini disebabkan oleh cara anak diperlakukan orang yang berarti baginya dan sebagian dari kesenjangan antara kepribadian yang didambakan – konsep diri yang ideal – dan kenyataan yang dihadapi – konsep diri sebenarnya – yang didasarkan atas pendapat orang lain. Telah didapat berbagai macam pernyataan pendapat mengenai pengertian penerimaan diri menurut para ahli. Dapat diperjelas kembali bahwa penerimaaan diri adalah suatu kondisi dimana individu dapat memahami kemampuannya, menerima kekurangan dan kelebihan pada dirinya sendiri sehingga dapat menjalani hidup dengan secara realistis. Yang mana penerimaan diri yang baik akan membawa individu ke dalam kehidupan yang bahagia dan dapat menikmati kehidupan pribadi, sosialnya dengan baik pula. Begitu sebaliknya jika individu tidak dapat menerima dirinya dan tidak tercapainya suatu harapan tertentu akan membuat ketidak bahagiaan pada hidupnya. 20

2. Aspek-aspek peneriman diri