Faktor rumah tangga Hasil Penelitian

88 kesimpulan bahwa “RS”, “IW, “MA” mempunyai hubungan yang baik kepada keluarga. Kesibukan orang tua juga membuat remaja juga menyibukkan diri sendiri. Orang tua sibuk bekerja sampai lupa tugas sebenarnya orang tua mendididik dan membimbing anaknya. Sama halnya yang dikatakan oleh “HS”: “iya mbak, ibu saya bekerja sebagai PRT berangkat jam 7 pagi pulang jam 5 sore”. Senada yang dikatakan oleh “RS”: “sedikit sibuk mbak karena kadang kerja nya memakai shift kadang pagi kadang sore, kalau pagi dari jam 7 sampai jam 2 sore dan kalau sore dari jam 2 sore sampai jam 9 malam”. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh “IW”: “sibuk sekali mbak. Ibu saya pekerjaannya sebagai pedagang sayuran di pasar berangkat pagi jam 4 pagi untuk berbelanja sayuran untuk dijual kembali sampai kadang- kadang pulang jam 1 siang ketika sampai rumah kadang sudah capek dan istirahat kadang juga masih berbelanja kembali di pasar untuk membeli barang-barang yang sudah habis dijual” Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “HS”, “RS, “IW” orang tuanya sibuk bekerja berangkat pagi pulang sore.

c. Faktor masyarakat

Faktor masyarakat dapat juga menyebabkan terjadinya kenakalan remaja faktor dari lingkungan tempat bermain anak yang kurang baik dan teman di lingkungan anak yang kurang 89 baik membuat anak ikut-ikutan untuk melakukan kenakalan remaja. Senada dengan yang dikatakan oleh “HS”: “lingkungan masyarakat mungkin menjadi salah satu faktor saya melakukan kenakalan remaja, pada awalnya hanya melihat teman minum- minuman keras atau yang lainnya lama kelamaan saya diajak” Hal yang sama juga diungkapkan oleh “RS” berpendapat bahwa: “lingkungan masyarakat meliputi teman di rumah kan mbak, mungkin bisa juga saya terpengaruh di lingkungan masyarakat”. Sependapat dengan “IW”: “benar mbak, saya pernah dipaksa meminum-minuman keras dan merokok oleh tetangga saya ketika saya lagi main bersama mereka”. Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “HS”, “RS, “IW” melakukan kenakalan remaja, bisa juga karena faktor lingkungan masyarakat dengan ditawari dan diajak merokok atau menenggak miras. Pergaulan di lingkungan masyarakat ketika anak tidak ada pengawasan akan lari ke hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain dan agar tidak melakukan kenakalan remaja. Senada dengan yang dikatakan oleh “HS”: “bentuk kenakalan remaja dari lingkungan masyarakat yang sudah saya perbuat adalah perkelahian, mencuri, minum-minuman keras, merokok”. Hal yang sama juga diungkapkan oleh “RS”: “saya pernah berkelahi di lingkungan masayarakat, pernah juga merokok”. 90 Senada dengan yang diungkapkan oleh “IW”: “mencuri buah, minum-minuman keras, merokok, berkelahi juga pernah sampai terjadi pelaporan ke kantor polisi”. Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “HS”, “RS, “IW” bentuk kenakalan remaja dari lingkungan masyarakat yang sudah mereka di perbuat adalah merokok, mencuri, berkelahi, dan minum miras. Lingkungan sekitar rumah juga akan menentukan nasib dari remaja di lingkungan tersebut. Pengaruh lingkungan sekitar rumah yang kurang baik menyebabkan anak ikut dalam perilaku yang tidak baik. Senada yang dikatan oleh “HS”: “iya mbak di lingkungan rumah saya itu lingkungan orang yang suka berjudi, minum-minuman keras bagaimana saya tidak menjadi seperti ini”. Sama halnya dengan “RS” berpendapat bahwa: “iya benar mbak di lingkungan rumah dari teman-teman yang nongkrong bersama terus, ketika dia merokok dan saya ditawari rokok kalau saya gak mau saya dikira sombong dan tidak gaul”. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh “IW”: “iya teman- teman saya di lingkungan rumah awalnya mengajak minum- minuman keras dan saya selanjutnya ketagihan”. Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “HS”, “RS, “IW” ada pengaruh dari lingkungan rumah yang membuat melakukan 91 kenakalan remaja seperti minum-minuman keras, merokok, berjudi. Di lingkungan rumah tentunya terdapat hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar. Kita tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Senada dengan “RS”: “hubungan saya dengan masyarakat baik-baik saja mbak”. Pendapat yang sama disampaikan oleh “IW”: “baik mbak saya tidak menunjukkan kalau saya itu nakal”. Hal yang sama disampaikan oleh “MA”: “tetangga saya baik-baik saja mbak”. Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “RS, “IW”, “MA” hubungan dengan masyarakat sekitar baik. Melakukan kenakalan remaja bisa dimanapun dan kapanpun bisa saja terjadi tergantung remajanya sendiri. Ketika remaja melakukan kenakalan remaja pasti mempunyai alasannya mereka melakukan kenakalan remaja. Sama halnya dengan “HS”: “di sekolah pernah, di lingkungan rumah juga pernah, karena pada waktu itu saya emosi tinggi dan tidak bisa mengontrol emosi saya itu langsung saya memukul teman sekaligus saudara saya”. Senada yang dikatakan oleh “IW”: “di sekolah dan di lingkungan rumah, waktu itu saya pernah terlibat kasus pemukulan dan sampai kantor polisi ceritanya saat itu sekelompok teman memainkan gasnya di depan saya dengan maksud mengejek dan di saat itu teman sekolah saya saya mengejar dia sampai terlibat pemukulan secara tiba-tiba, dan semakin menjadi pada akhirnya saya