Peran sebagai pengawas Hasil Penelitian

64 Dari wawancara di atas ditarik kesimpulan bahwa bahwa ibu “RS” orang tua dari anak “RS”, ibu “S” orang tua dari anak “IW” dan ibu “Y” orang tua dari anak “SR” dan “RS” anak dari orang tua “RS”, ibu “IW” anak dari orang tua “S” dan ibu “SR” anak dari orang tua “Y”: cara orang tua mengawasi anaknya adalah dengan menanyakan kepada anaknya mau pergi kemana, dengan siapa, dan pulang jam berapa dan terdapat anak yang tidak berpamitan kepada orang tua ketika sedang pergi, dengan hal ini orang tua masih sulit untuk mengawasi anaknya dan anak suka mengatakan tidak sesuai dengan kenyataan yang anak katakan kepada orang tuanya. Salah satu cara untuk mencegah kenakalan remaja terjadi kembali lagi dengan cara orang tua mengenali teman-teman dari anaknya sendiri, tetapi pada realitanya orang tua tidak mengenali teman-teman dari anak-anaknya. Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh “RS” selaku orang tua dari anak “RS”: “tidak kenal, mungkin teman di lingkungan rumah saja yang saya kenal”. Hal yang sama juga diungkapkan oleh “RS” selaku anak dari orang tua “RS: “tidak mbak, teman saya banyak, teman di lingkungan rumah saja paling yang tau”. Pendapat yang sama juga dikatakan oleh “S” orang tua dari anak “IW”: “gak mbak, saya kenal teman anak saya yang biasa main saja dengan anak saya dirumah”. Senada yang dikatakan 65 “IW” anak dari orang tua “S”: “tidak mengenal, hanya kenal teman di rumah saja atau pas kebetulan saya ajak kerumah”. Ibu “Y” selaku orang tua dari SR berpendapat bahwa: “saya hanya kenal teman di rumah, kalau teman di sekolah saya tidak kenal”. Hal yang sama juga dikatakan oleh “SR” selaku anak dari orang tua “Y”: “orang tua saya tidak mengenal teman saya di luar lingkungan rumah saya, orang tua hanya tau di lingkungan rumah saja”. Dari wawancara di atas ditarik kesimpulan bahwa bahwa ibu “RS” orang tua dari anak “RS”, ibu “S” orang tua dari anak “IW” dan ibu “Y” orang tua dari anak “SR” tidak mengenal teman anak selain teman di lingkungan rumah atau teman yang pernah main kerumah. Pendapat ini dibenarkan oleh anak “RS” anak dari orang tua “RS”, anak ”IW” anak dari orang tua “S”, anak “SR” anak dari orang tua “Y” orang tua tidak mengenal semua dari teman anaknya, hanya teman di lingkungan rumah saja yang orang tua mengenalnya.

e. Peran sebagai teman

Sebagai orang tua perlu menjadikan anak sebagai seorang sahabat dan harus diperhatikan namun tidak secara berlebihan. Hal ini senada yang diungkapkan oleh “AT” selaku orang tua dari “HS”: “iya saya juga bisa menjadi teman untuk anak saya dengan perhatian ke anak saya, dengan saya percaya kepada 66 anak saya agar anak merasa bertanggung jawab”. Hal yang sama dikatakan oleh “HS” selaku anak dari orang tua “AT”: “kalau orang tua saya rasa sudah bisa menjadi teman saya sendiri walaupun masih ada kecanggungan komunikasi antara kita”. Menurut pendapat “RS” selaku orang tua dari anak “RS”: “iya mbak orang tua teman bercerita suka dan duka ”. Hal senada juga diungkapkan oleh “RS” selaku anak dari “RS”: “selain bisa menjadi orang tua juga bisa menjadi teman saya karena saya itu bisa nyambung obrolan ke orang tua, karena orang tua saya enak diajak mengobrol”. Pendapat yang sama juga dikatakan oleh “S” selaku orang tua dari “IW” mengatakan bahwa: “iya mbak saya bisa jadi ibu dan saya juga bisa jadi teman anak saya”. Senada yang dikatakan oleh “IW” anak dari orang tua “S”: “sudah bisa mbak berjalan beriringan sebagai sosok orang tua dan sosok teman, tetapi kalau saya ngobrolin apa yang sekiranya saya ngobrol bersama teman dirasa orang tua kurang suka mendenganya, contohnya tentang pacar, orang tua tidak bisa mendengarkan apapun mengenai itu”. Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “AT” selaku orang tua dari anak “HS”, “RS” selaku orang tua dari anak “RS”, “S” selaku orang tua dari anak “IW” , AT” anak dari orang tua “HS” bisa menjadi teman yang baik bagi anaknya, teman berbagi cerita senang dan duka walaupun kadang masih ada kecanggungan komunikasi antara anak dan orang tua, selain itu ketika anak mengajak bercerita selayaknya teman berbagi 67 cerita tentang pacar orang tua tidak bisa mendengarkan hal tersebut. Selain menjadi teman anak, orang tua juga perlu menciptakan dialog yang hangat dan akrab, jauh dan ketergangguan dan cercaan kepada mereka. Senada yang dikatakan oleh “AT” selaku orang tua dari “HS”: “iya mbak biasanya kalau selepas sholat magrib saya berkumpul untuk menonton tv dimulai dari situ saya berdialog yang hangat dan akrab bersama anak-anak saya”. Hal yang sama juga dikatakan oleh “HS” selaku anak dari orang tua “AT”: “saya pernah berdialog hangat dengan orang tua saat sehabis magrib tiba kami biasanya makan bersama dan menonton bersama dan disitu saya mulai mengobrol”. Pendapat yang sama juga dikatakan oleh “RS” selaku orang tua dari “RS”: “iya mbak pernah biasanya kalau anak saya ada masalah saya biasanya langsung berdialog yang hangat dan akrab kepada anak saya untuk mencari solusi permasalahan anak saya”. Hal senada juga dikatakan oleh “saya rasa setiap hari saya berdialog yang hangat kepada orang tua soalnya saya sudah mengganggap orang tua adalah teman saya sendiri”. Hal yang sama dikatakan oleh “A” selaku orang tua dari “MA”: “iya saya pernah berdialog yang hangat dan akrab kepada anak saya”. Senada yang dikatakan oleh “MA” selaku 68 anak dari “A”: “tentu pernah mbak karena saya tinggal hanya bersama ibu saya, ayah saya baru meninggal dunia 2 tahun yang lalu”. Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “AT” selaku orang tua dari anak “HS”, “RS” selaku orang tua dari anak “RS”, “A” selaku orang tua dari anak “MA” orang tua pernah berdialog yang hangat dan akrab kepada anaknya selepas sholat magrib dan sedang menonton tv bersama. Data yang sama juga diperoleh dari “HS” selaku anak dari ibu “AT”, “RS” selaku anak dari ibu “RS” dan “MA” selaku anak dari ibu “A” berdialog yang hangat dengan orang tua. Bila anak merasa aman bersama orang tua anak akan berbagi cerita mengenai dirinya sendiri, bertukar fikiran mengenai jalan keluar tentang masalah yang sedang dihadapi. Sikap orang tua seharusnya mendengarkan yang ingin diceritakan oleh anaknya. Menurut “AT” orang tua dari anak “HS”: “sikap saya sebagai orang tua, mencari jalan keluar dari masalah anaknya”. Senada dengan “HS” anak dari orang tua “ AT”: “sikap orang tua ketika saya mengungkapkan masalah pasti saya ditanya sedetail mungkin dan paling-paling saya terkena marah walaupun akhirnya dicarikan jalan keluar yang terbaik”.