Olah Data Orang Tua dalam Mencegah Terjadinya Kenakalan Remaja 1. Peran Sebagai Pendidik

159 Y : saya selalu mengajarkan sopan dan santun mbak sama anak saya agar anak saya tidak betingkah laku yang kurang baik. Kesimpulan: Iya setiap hari orang tua mengajarkan sopan santun dalam tutur kata dan perilaku. f. Apakah anda mengetahui perasaan anak anda? AT: iya tau mbak kalau perasaanya lagi seneng atau lagi sedih pasti ketauan soalnya sikapnya pasti berbeda dari biasanya. RS: iya tau soalnya anak saya selalu cerita tentang perasaanya. S : tau mbak walaupun saya kadang menanyakan perasaanya dia malu-malu. A : saya tau kok mbak orang anaknya sendiri masa gak tau. Y : tau mbak bagaimana perasaan anak saya. Kesimpulan: Orang tua mengetahui bagaimana perasaan anaknya. g. Apakah anda mengajarkan kepada anak anda untuk berani mengambil keputusan sendiri? AT: saya mengajarkan kepada anak saya mengambil keputusan sendiri mbak soalnya udah besar walaupun masih dalam pengawasan orang tua. RS: memang saya ajarkan untuk mengambil keputusan sendiri mbak tapi masih saya kasih masukan yang terbaik tapi hasil akhirnya anak saya yang mengambil keputusan, saya juga mengajari bagaimana cara mengambil keputusan yang baik. S : iya mbak anak saya sudah saya ajarkan untuk berani mengambil keputusan sendiri. A : saya ajarkan untuk bisa mengambil keputusan sendiri mbak takutnya kalau dia lagi ada masalah tapi saya tidak ada disampingnya dia bisa mengabil keputusan yang terbaik. Y : iya saya ajarkan mbak untuk mengambil keputusan sendiri. Kesimpulan: Orang tua mengajarkan kepada anak nya untuk berani mengambil keputusan sendiri. 160

2. Peran Sebagai Pendorong

a. Apakah anda memberikan dorongan kepada anak anda untuk berperilaku baik? AT: iya mbak, saya setiap hari selalu memberikan dorongan kepada anak saya mbak. RS: iya lah mbak namanya orang tua pasti selalu memberikan dorongan kepada anaknya untuk berperilaku baik. S : iya mbak selalu saya berikan dorongan kepada anak saya agar berperilaku baik, sopan dan santun agar selalu terjaga. A : iya mbak saya berikan dorongan untuk berperilaku baik kalau dirumah. Y : iya mbak dorongan orang tua sangatlah penting kalau anak sedang dirumah, bisa setiap hari saya kasih dorongan agar berperilaku baik. Kesimpulan: orang tua selalu memberikan dorongan untuk berperilaku baik kepada anaknya. b. Apakah anda memberikan dorongan kepada anak anda untuk tidak melakukan kenakalan remaja? AT: iya mbak, saya memberikan dorongan kepada anak saya untuk tidak melakukan kenakalan remaja. RS: iya, saya selalu memberikan dorongan kepada anak saya untuk tidak melakukan kenakalan remaja, biasanya saya kasih doronganya kalau lagi berkumpul bersama keluarga. S : iya mbak, soalnya dorongan kepada anak itu penting, orang kadang udah diberi dorongan aja anak masih melakukan kenakalan remaja. Apalagi orang tua tidak pernah memberikan dorongan untuk tidak melakukan kenakalan remaja. A : iya mbak, saya itu setiap waktu memberikan dorongan untuk anak saya agar tidak melakukan kenakalan remaja, tapi kadang anak saya tidak mendengarkan perkataan saya. 161 Terbukti dengan anak saya masih melakukan kenakalan remaja Y : iya mbak saya selalu memberikan dorongan kepada anak saya untuk tidak melakukan kenakalan remaja. Kesimpulan: orang tua setiap waktu memberikan dorongan kepada anaknya untuk tidak melakukan kenakalan remaja, tetapi terdapat anak dari orang tua S dan A yang masih tidak mendengarkan dorongan dari orang tuanya dan masih tetap melakukan kenakalan remaja. c. Apakah anda mengetahui ketika anak anda ada masalah? AT: saya kadang mengetahui mbak, tapi ya saya tidak tau sejauh mana masalah anak saya. RS: iya saya tau mbak walaupun anak saya kadang tidak menceritakan semua masalahnya kepada saya, kadang malah temanya yang menceritakan masalah anak saya kepada saya setelah saya tanya dulu. S : iya mbak saya tau kalau anak saya ada masalah. A : iya saya mengetahui kalau anak saya ada masalah mbak. Y : iya saya tau dari muka dia kalau sedang ada masalah bawaanya emosi dan mukanya tidak seperti biasanya. Kesimpulan: orang tua mengetahui bahwa anaknya sedang ada masalah, anak, kadang tidak menceritakan masalahnya secara jelas. Orang tua mengetahui masalah anaknya dari temannya atau muka anak saat dirumah terlihat tidak seperti biasanya. d. Bagaimana sikap anda mengetahui anak anda mempunyai masalah? AT: biasanya saya tanya kepada anak saya apa masalahnya dan mempunyai masalah dengan siapa dan juga memberikan solusi yang terbaik. RS: saya biasanya mencari tau masalah apa yang sedang anak saya hadapi dengan bertanya langsung kepada anak atau temannya. 162 S : saya tanyakan langsung kepada anak saya dan memberikan solusi yang terbaik. A : sikap saya ya menanyakan secara langsung apa masalah yang anak saya hadapi. Y : saya tanyakan pada anak saya. Kesimpulan: orang tua menanyakan langsung baik kepada anaknya sendiri maupun bertanya kepada temanya mengenai masalah yang dihadapi oleh anaknya serta memberikan solusi yang terbaik. e. Apakah anda sejak dini menanamkan kepercayaan diri dalam menghadapi masalah kepada anak anda? AT: iya saya sudah menanamkan kepercayaan diri dalam menghadapi masalah. RS: iya mbak sudah saya ajarkan sikap kepercayaan diri dalam menghadapi masalah. S : iya mbak saya sudah menanamkan kepercayaan diri saat menghadapi masalah, sewaktu dia harus menentukan bagaimana cara mencari jalan keluar atas permasalahan itu sendiri. A : iya mbak sudah saya tanamkan sikap kepercayaan diri saat mengadapi masalah. Y : iya mbak sudah saya tanamkan sejak kecil agar mandiri. Kesimpulan: orang tua sudah menanamkan kepercayaan diri sejak kecil saat menghadapi masalah sejak dini agar dapat mencari jalan keluar atas permasalahan itu sendiri dan tercipta kemandirian. f. Apakah anda selalu membela anak anda ketika anak anda melakukan kesalahan? AT: saya tidak pernah membela kalau anak saya melakukan kesalahan. RS: setiap anak saya melakukan kesalahan saya tidak pernah membelanya. 163 S : tidak pernah saya bela anak saya mbak kalau dia melakukan kesalahan. A : tidak pernah saya bela mbak Y : jelas tidak saya bela ketika anak saya melakukan kesalahan. Kesimpulan: orang tua tidak pernah membela anaknya ketika melakukan kesalahan. g. Apakah anda selalu mendorong anak anda untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat? AT: iya mbak saya selalu menasehati atau mengingatkan kalau dia sedang melakukan kegitan yang tidak bermanfaat contohnya mainan hp terus atau bermain ps bersama temannya diganti dengan belajar atau mengaji pokoknya kegiatan yang bermanfaat. RS: iya mbak saya selalu mendorong anak saya untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak baik. S : iya mbak saya selalu menyarankan kepada anak saya untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat. A : saya selalu mendorong anak saya untuk melakukan kegiatan bermanfaat dengan membantu bapaknya ke sawah, soalnya saya takut kalau dia bermain bersama temannya terus nanti suka berbuat yang tidak baik karena ikut-ikut temannya. Y : iya mbak saya mendorong anak saya untuk kegiatan yang bermanfaat. Kesimpulan: orang tua mendorong anaknya untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat contohnya dengan belajar dan mengaji sehingga tidak terjerumus kedalam hal-hal yang tidak baik.

3. Peran Sebagai Panutan

a. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah anda sebagai panutan atau teladan untuk anak anda? 164 AT: saya orang tua dari anak-anak, jadi saya sebagai panutan untuk ke dua anak saya. RS: anak saya meniru apa yang dilakukan orang tuanya jadi secara tidak langsung saya menjdi panutan oleh anak saya. S : tugas seorang tua seharusnya adalah memberi contoh yang baik bagi anaknya, tapi pada kenyataannya saya kerja dipasar dari pagi jam 4 pulang jam 12 siang jadi saya bukan teladan yang baik bagi anak saya karena saya belum bisa memberikan contoh dan teladan di rumah untuk membimbing dan mengontrol anak saya. A : kalau anak saya menurut pada saya sebagai orang tua karena orang tua adalah teladan bagi si anak . Y : kalau teladan untuk anak saya, sepertinya memang belum sepenuhnya sebagai teladan tapi saya berusaha anak saya menjadi patuh kepada saya dan menjadikan saya panutan bagi dirinya. Kesimpulan: dirumah orang tua adalah panutan dan teladan bagi anak- anaknya. b. Apakah anda selalu beribadah bersama-sama di rumah? AT: iya mbak kadang-kadang suka sholat berjamaah, tapi banyak tidaknya ketimbang iyanya, soalnya saya sibuk kerja berangkat jam 7 pulang jam 5. RS: tidak mbak soalnya saya kerja kadang masuk pagi dan kadang masuk siang. S : tidak pernah sama sekali, jujur saya belum bisa sholat 5 waktu secara rutin, mangkanya kadang saya suka malu sama anak saya, belum bisa menjadi orang tua yang baik. A : kalau untuk rutin memang tidak pernah mbak kami beribadah bersama-sama di rumah, tapi kalau sesekali memang pernah, kembali lagi karena saya sibuk bekerja 165 untuk mencari nafkah keluarga, pulang rumah sudah capek kalau mau menyuruh-nyuruh. Y : saya tidak pernah beribadah bersama-sama anak saya, saya pinginya seperti itu tapi belum kesampaian dari dulu. Kesimpulan: orang tua jarang beribadah bersama-sama di rumah karena sibuk bekerja, hanya sesekali saja. Hanya orang tua A saja yang beribadah bersama-sama dengan anaknya. c. Apakah anak anda selalu menurut apa yang anda katakan atau perintahkan ? AT: kalau saya memerintah ke HS, HS selalu menuruti perintah saya, tapi kadang HS kalau saya perintah atau saya mengatakan setuatu diterima dari telinga kanan tapi keluar dari telinga kiri, kadang ya susah lah kalau saya beritahu. RS: saya rasa tidak namanya anak walaupun kita sebagai orang tua sudah menasehati dan memerintahakan anak sebagaimana mungkin tapi anak yang melaksanakannya. S : anak saya tidak selalu meurut apa yang saya katakana dan perintahkan saya tidak tau apa masalahnya anak saya tidak menurut kepada saya. A : ya biasa mbak anak-anak kalau di nasehati sama orang tua masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Y : tidak menurut, karena sudah terlalu sering saya tegur dan saya perintahkan untuk meurut tapi anak saya itu memang agak susah menurut pada orang tuanya. Kesimpulan: anak-anak kadang-kadang tidak menuruti perintah orang tuanya dan perkataan orang tua, masuk telinga kanan keluar telinga kiri. d. Apabila anak anda tidak sopan dan berkata kotor bagaimana sikap anda kepada anak anda? 166 AT: saya langsung memarahi anak saya mbak dan memberitahu kalau yang dia lakukan dan bicarakan itu tidak sopan dan jangan diulangi lagi. RS: saya langsung ngasih tau kesalahan anak saya mbak dan memerintahkan untuk tidak mengulangi berkata kotor dan bersikap tidak sopan. S : sikap saya ya memarahinya mbak anak saya kan sudah besar, saya juga sering memberitau untuk tidak berkata kotor dan bersikap untuk sopan. A : saya langsung memberitau waktu itu juga mbak agar mengerti kesalahan dia apa. Y : sikap saya dengan tegas langsung memberitahu ke anak saya tentang perbuatan yang tidak baik. Kesimpulan: orang tua langsung memarahi anaknya dan memberitau kalau yang dia lakukan dan bicarakan itu tidak boleh dilakukan dan memberitau untuk tidak mengulangi lagi lain waktu. e. Apakah anda mengajarkan hal yang baik kepada anak anda? AT: saya tidak bosan-bosan mengingatkan kepada anak saya untuk selalu berbuat baik, bukan untuk diri sendiri saja untuk orang lain pun sangat bermanfaat. RS: saya rasa anak saya sudah dewasa bisa membedakan baik dan buruk jadi saya sudah mempercayakan hal tersebut pada anak saya. S : hal baik selalu saya ajarkan kepada anak saya IW kalau anak saya tidak mendengarkan apa yang saya katakan saya juga bingung mau gimana lagi. A : saya mengajarkan hal baik kepada anak saya. Y : namanya orang tua selalu cerewet dan selalu mengingatkan mengenai hal baik dan hal buruk ketika kita melakukan sesuatu harus dipertimbangkan. Kesimpulan: orang tua mengajarkan hal baik kepada anaknya. 167 f. Hal baik apa yang sudah diajarkan kepada anak anda? AT: hal baik yang sudah saya ajarkan kepada anak saya ya sopan dan santun harus dijaga. RS: saya mengajarkan kepada anak saya bersikap ramah dan menghormati kepada orang yang lebih tua. S : saya mengajarkan harus saling menyayangi antar saudara atau teman, bersikap baik terhadap semua orang, berkata jujur dan sopan santun harus selalu dijaga. A : hal baik yang sudah saya ajarkan ya sejak dini saya latih untuk belajar agama dengan mengaji ke masjid, menghormati orang tua, bersikap yang baik dan menjauhi sikap yang dilarang agama. Y : mengajarkan berkata dan berperilaku sopan santun untuk selalu dijaga dan tidak saling menyakiti. Kesimpulan: hal baik orang tua yang di ajarkan oleh anak yaitu berkata sopan dan santun yang harus selalu di jaga, bersikap ramah, menghormati orang yang lebih tua, menjauhi sikap yang dilarang agama. g. Apakah anda sebagai orang tua mempercayai semua perkataan anak anda? AT: ya tidak semua perkataan anak saya saya percayai mbak. RS: saya percaya perkataan anak saya mbak. S : walaupun dia anak saya saya kurang percaya dengan perkataan anak saya. A : kadang percaya dan kadang tidak percaya mbak. Y : saya tidak selalu percaya mbak. Kesimpulan: empat orang tua tidak selalu mempercayai semua perkataan anaknya, dan satu orang tua percaya dengan semua perkataan anaknya. 168

4. Peran Sebagai Pengawas

a. Apakah anda sebagai orang tua mengawasi anaknya ketika di luar rumah? AT: ya tidak selalu bisa mengawasi terus mbak karena saya sudah sibuk bekerja. RS: tidak selalu bisa mengawasi terus mbak karena diluar rumah anak saya susah di pantau. S : iya saya awasi mbak ketika di luar rumah. A : saya kadang sempat mengawasi tapi kadang ya tidak sempat saya awasi. Y : iya mbak selalu saya awasi tapi namanya pengawasan orang tua, pintar-pintar anak saja untuk lari dari pengawasan orang tua. Kesimpulan: orang tua tidak selalu bisa mengawasi anak-anaknya ketika di luar rumah. b. Bagaimana cara mengawasi anak anda di luar rumah? AT: ya saya tanya kepada teman-temannya. RS: saya sebagai orang tua susah untuk mengawasi anak saya ketika diluar rumah mbak, anak saya pinter kalau membuat alasan pergi. S : kalau dia mau pergi saya menanyakan dia mau pergi kemana dan saya tanyakan mau pergi sampai jam berapa dengan keperluan apa pergi walaupun seperti itu saya masih suka dibohongi oleh anak saya, anak pamitnya ke rumah A ternyata malah kerumah B, mangkanya saya tidak terlalu percaya. A : saya tanyakan kepada teman-teman mainya. Y : anak saya tidak pernah pamitan kalau mau pergi jadi saya susah untuk mengawasi anak saya tersebut. Kesimpulan: cara orang tua mengawasi anaknya adalah dengan mempunyai kontak dari orang tua di sekolah yaitu guru, kontak orang 169 tua teman, kontak temannya, serta mencocokan perkataan ketika dia mau pergi kemana dengan kenyataanya apa benar atau tidak. c. Apakah anda mengenal semua teman anak anda? AT: ya tidak semua teman anak saya kenal mbak. RS: tidak kenal, mungkin teman di lingkungan rumah saja yang saya kenal S : gak mbak, saya kenal teman anak saya yang biasa main saja dengan anak saya dirumah. A : tidak semuanya saya kenal mbak. Y : saya hanya kenal teman di rumah, kalau teman di sekolah saya tidak kenal. Kesimpulan: orang tua tidak mengenal semua teman anaknya, hanya di lingkungan rumah saja kenal, tapi lingkungan sekolah dan lainya tidak kenal. d. Apakah anda menyukai teman-teman dari anak anda? AT: ya saya suka semua mbak. RS: ada yang seneng dan ada yang saya gak seneng mbak, kalau temenya anak saya itu pernah membuat anak saya jadi melakukan kenakalan remaja saya pasti gak suka. S : tidak semua teman anak saya saya sukai. A : saya tidak selalu menyukai semua teman anak saya. Y : ada yang saya sukai dan ada yang saya gak sukai. Kesimpulan: orang tua ada yang menyukai teman anak-anaknya dan ada yang tidak disukai dari teman anak-anaknya. e. Apakah anda mempunyai teman anak anda yang dipercayai? AT: punya mbak namanya adi dia yang saya percayai untuk melaporkan setiap apa yang dilakukan anak saya. RS: iya mbak ada, supaya tidak bingung kalau mencari ketika dia pulang rumah telat. S : iya mbak ada saya sangat lega kalau anak saya main dengan anak yang saya percayai. 170 A : iya ada mbak tapi saya diam-diam saja, saya tidak bilang kepada anak saya. Y : iya saya punya teman anak saya yang saya percayai. Kesimpulan: orang tua mempunyai teman dari anaknya yang dipercayai. f. Apakah anda mengetahui kemana saja anak anda pergi? AT: kadang-kadang tau dan kadang-kadang saya tidak tau. RS: saya kadang tidak tau mbak soalnya saya tidak dirumah kerja baru pulang sore. S : ya kalau perginya dari rumah saya biasanya tanya atau anak saya pamit mbak tapi kalau perginya sehabis pulang sekolah saya tidak tau anak saya pergi kemana A : kemana anak saya pergi belom tentu saya tau kemana dia pergi mbak. Y : kadang saya tau dan kadang saya tidak tau anak saya pergi kemana. Kesimpulan: orang tua kadang mengetahui anaknya pergi kemana tetapi kadang tidak mengetahui perginya kemana dikarenakan orang tua bekerja. g. Apakah anak anda selalu berkata jujur ketika mau pergi? AT: ya kadang-kadang jujur dan kadang-kadang tidak jujur mbak kalau anak saya mau pergi. RS: kalau sudah dari awal saya tidak memperbolehkan kalau anak saya mau pergi ke suatu tempat pasti kalau mau pergi anak saya diem-diem aja, tapi kalau sekiranya saya boleh anak saya pasti pamit duluan. S : belum tentu jujur mbak. A : ya pamit mbak ketika mau pergi tapi saya gak tau juga kenyataanya jujur apa tidak. Y : kadang jujur dan kadang tidak. 171 Kesimpulan: anak-anak kadang berkata jujur dan kadang-kadang tidak berkata jujur kepada orang tuanya ketika mau pergi.

5. Peran Sebagai Teman

a. Apakah selain menjadi orang tua anda juga sebagai teman untuk anak anda? AT: iya saya juga bisa menjadi teman untuk anak saya dengan perhatian ke anak saya, dengan saya percaya kepada anak saya agar anak merasa bertanggung jawab. RS: iya mbak teman bercerita suka dan duka. S : iya mbak saya bisa jadi ibu dan saya juga bisa jadi teman anak saya. A : iya mbak bisa sebagai teman. Y : iya mbak orang tua yang baik bisa menjadi orang tua dan bisa menjadi seorang teman yang baik bagi anaknya. Kesimpulan: orang tua selain menjadi orang tua juga bisa menjadi teman untuk anaknya. b. Apakah anda pernah berdialog yang hangat dan akrab kepada anak anda? AT: iya mbak biasanya kalau selepas sholat magrib saya berkumpul untuk menonton tv dimulai dari situ saya berdialog yang hangat dan akrab bersama anak-anak saya. RS: iya mbak pernah biasanya kalau anak saya ada masalah saya biasanya langsung berdialog yang hangat dan akrab kepada anak saya untuk mencari solusi permasalahan anak saya. S : pernah mbak. A : iya saya pernah berdialog yang hangat dan akrab kepada anak saya. Y : iya mbak pernah. Kesimpulan: orang tua pernah berdialog yang hangat dan akrab kepada anaknya. 172 c. Bagaimana anda memulai komunikasi kepada anak anda? AT: biasanya selepas sholat magrib mbak terus menonton tv di ruang tamu, mulai dari itu saya memulai untuk komunikasi kepada anak saya. RS: selepas saya pulang kerja saya tanyakan kegiatan disekolah. S : saya biasanya memulai komunikasi dari hal kecil menanyakan sudah makan apa belum dan dilanjutkan dengan komunikasi yang lain. A : kalau mau tidur mbak biasanya anak saya bercerita kegiatanya sehari tadi ngapain saja. Y : dari bercandaan komunikasi bisa terbentuk dengan baik. Kesimpulan: komunikasi orang tua kepada anak terbentuk dari komunasi hal yang paling kecil dan dilanjutkan komunikasi yang lain. d. Apakah anda susah berkomunikasi kepada anak anda? AT: tidak mbak, soalnya sehabis sholat magrib saya dan anak- anak kumpul jadi sering ngobrol. RS: gak susah kok mbak. S : kadang kalau anak saya main terus dan saya kerja setelah anak saya pulang langsung tidur dan saya juga sudah capek jadi susah buat komunikasi. A : tidak si mbak. Y : susah-susah gampang mbak. Kesimpulan: orang tua kadang susah berkomunikasi kepada anak dikarenakan waktu bersama anak kurang. e. Apakah anda sebagai pelindung pada anak anda? AT: iya mbak saya sebagai pelindung buat anak saya, kalau anak saya benar ya anak saya bela tapi kalau anak saya salah ya saya tidak akan membela. RS: iya mbak saya sebagai pelindung buat anak saya kalau sedang ketakutan dalam menghadapi masalah biasanya saya tenangkan. 173 S : iya mbak saya sebagai pelindung anak saya. A : iya mbak. Y : jelas mbak siapa lagi kalau bukan orang tua yang melindungi anaknya. Kesimpulan: orang tua sebagai pelindung anak-anaknya di rumah kalau anaknya sedang sedih ataupun ada masalah. f. Apakah anak anda selalu mengungkapkan masalahya kepada anda? AT: iya mbak. RS: kadang bilang mbak dan kadang juga tidak. S : tidak selalu mbak, tapi ya pernah. A : gak mbak, biasanya kalau ada masalah disekolah dia pulang sekolah mukanya kesel pasti langsung saya tanyain ada masalah apa disekolah. Y : gak mbak, biasanya ditanyain baru mau cerita. Kesimpulan: anak kadang-kadang tidak mengungkapkan masalahnya kepada orang tua. g. Bagaimana sikap anda sebagai orang tua ketika anak mengungkapkan masalahnya kepada anda? AT: sikap saya sebagai orang tua, mencari jalan keluar dari masalah anaknya. RS: ya saya bertanya tentang masalahnya apa mbak dan kita cari solusi bersama, menanyakan apakah perlu campur tangan orang tua atau tidak dalam masalah tersebut. S : saya mencoba bertanya apa masalahnya dan dicarikan solusi yang terbaik. A : mencari jalan keluar yang terbaik. Y : menayakan apa masalahnya mbak. Kesimpulan: sikap orang tua ketika anak mengungkapkan masalahnya yaitu menanyakan yang apa yang menjadi masalah anaknya dan mencari jalan keluar yang terbaik untuk anaknya. h. Bagaimana sikap anak anda ketika mengungkapkan masalahnya? 174 AT: ya dari mukanya terlihat takut mbak, mungkin takut kalau kena marah saya mbak. RS: sikap anak saya ya kadang malu-malu dan takut. S : mengungkapkan masalahnya masih malu-malu mbak. A : sikapnya ya kadang antusias dan kadang juga takut. Y : kalau anak saya ketika mau mengungkapkan masalahnya masih terbata-bata mbak kaya takut. Kesimpulan: anak masih malu, takut, dan ada juga yang antusias ketika mengungkapkan masalahnya kepada orang tua. i. Apakah anak anda selalu bercerita segala hal setiap hari kepada anda? AT: tidak segala hal mbak. RS: tidak mbak karena takut mungkin atau malu. S : ya bercerita tetapi tidak semuanya diceritakan kepada saya mbak. A : tidak mbak udah malu-malu untuk bercerita. Y : bercerita tapi tidak semuanya. Kesimpulan: anak tidak bercerita segala hal setiap hari kepada orang tuannya.

6. Peran Sebagai Konselor

a. Apakah anda menasehati ketika anak anda melakukan kenakalan remaja? AT: jelas mbak saya nasehati demi lebih baik kedepannya, dinasehati setiap hari saja anak saya bisa melakukan kenakalan remaja apalagi tidak dinasehati setiap hari mau dibilang cerewet juga demi anak. RS: iya mbak saya nasehati terus sampai gak bosen-bosennya buat nasehati. S : iya saya menasehati anak saya agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. A : saya nasehati mbak 175 Y : iyalah mbak sudang menajadi tanggung jawab saya sebagai orang tua untuk menasehati anak. Kesimpulan: orang tua selalu menasehati anaknya ketika melakukan kenakalan remaja. b. Apakah anda marah kepada anak anda ketika anak anda melakukan kesalahan? AT: iya marah mbak kalau anak saya melakukan kesalahan. RS: marah lah mbak saya kan udah nasehati setiap hari. S : iya pertamanya saya marah, tapi seterusnya gak kok mbak. A : tergantung kesalahanya apa dulu mbak, kalau kesalahan masih wajar saya Cuma menasehati tidak pakai marah, tapi kalau kesalahannya sudah fatal ya saya marah banget mbak. Y : iya mbak marah. Kesimpulan: orang tua marah kepada anaknya ketika anaknya melakukan kesalahan tetapi tergantung dengan kesalahan anak yang dilakukan anaknya, kalau kesalahanya masih dalam batas kewajaran orang tua memaklumi dan menasehati anaknya, tetapi kalau kesalahannya sudah fatal orang tua memarahi anaknya. c. Apakah anda pernah menghukum anak anda ketika anak anda melakukan kenakalan remaja? AT: pernah mbak sewaktu keterlaluan sekali dan saya sangat marah. RS: iya pernah saya hukum sesekali dulu tak suruh di luar rumah, agar menjadi pelajaran untuk anak saya. S : iya kalau anak saya melakukan kenakalan remaja anak saya saya hukum agar kapok untuk tidak melakukan kenakalan remaja lagi, saya hukum tidak saya kasih uang jajan untuk pergi ke sekolah. A : iya saya pernah menghukum tapi sewajarnya saja mbak dengan mendiamkan anak saya. 176 Y : iya saya pernah mbak menghukum anak saya dengan menyuruhnya keluar dari rumah dan mengunci pintu rumah. . Kesimpulan: orang tua pernah menghukum anaknya ketika melakukan kenakalan remaja. d. Apakah anda sebagai orang tua mengetahui alasan anak anda melakukan kenakalan remaja? AT: ya biasanya alasan anak saya melakukan kenakalan remaja dengan menanyakan langsung sama anak saya mbak, tapi kalau tiba-tiba anak saya melakukan kenakalan remaja saya belum tau alasanya apa. RS: saya sebagai orang tua tidak mengetahui alasanya kalau tidak bertanya sama anaknya. S : saya tidak mengetahui mbak. A : kalau saya tidak tau alasan anak saya melakukan kenakalan remaja. Y : saya tau dari anak saya mbak alasanya anak saya melakukan kenakalan remaja. Kesimpulan: orang tua belum mengetahui alsan anaknya ketika melakukan kenakalan remaja sebelum orang tua menanyakan kepada anaknya terlebih dahulu. e. Bagaimana cara anda meberikan jalan keluar permasalahan yang anak anda hadapi? AT: saya tanyakan terlebih dahulu bisa menyelesaikan masalahnya sendiri atau saya bantu, kalau saya disuruh membantu saya tanyakan masalah yang dialami anak saya apa dan saya berikan solusi yang terbaik untuk anak saya. RS: saya tanyakan langsung masalah yang dialami anak saya dan mencarikan jalan keluar. S : mendengar cerita dari akar permasalahannya terlebih dahulu baru dapat memberikan jalan keluar. 177 A : memberikan jalan keluar permasalahan adalah orang tua memberikan pendapat atau wejangan untuk anaknya dan orang tua memberikan hak sepenuhnya untuk anaknya untuk menyelesaikan masalahnya. Y : mendengarkan inti permasalahan terlebih dahulu. Kesimpulan: cara orang tua memberikan jalan terbaik bagi anaknya yaitu dengan mendengarkan inti permasalahnya dan orang tua menanyakan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri atau tidak, kalau tidak dapat menyelesaikan sendiri orang tua memberikan jalan keluar dengan memberikan wejangan atau sikap yang seharus nya diambil oleh anaknya untuk dapat menyelesikan masalahnya. f. Apakah anda memberikan motivasi ketika anak anda melakukan kegagalan atau kesalahan? AT : saya memberikan dorongan kepada anak saya agar mampu melewati masalah atau kegagalan. RS : iya mbak saya berikan motivasi untuk anak saya, agar tidak larut dalam masalah tersebut dan bisa bangkit dari masalah tersebut. S : saya berikan semangat dan motivasi untuk anak saya. A : tentu saya berikan motivasi untuk anak saya agar anak saya itu semangat dan terus berusaha untuk tidak gagal kembali dan tidak melakukan kesalahan yang sama lagi. Y : saya akan berikan motivasi untuk anak saya ketika anak saya sedang gagal. Kesimpulan: ibu “AT”, “RS”, “S”, “A”, “Y” memberikan motivasi ketika anak anda melakukan kegagalan atau kesalahan. g. Apakah anak anda gampang menyerah ketika menemukan masalah? AT : kalau memang masalah itu untuk anak saya susah untuk dihadapi pasti anak saya menyerah, tapi selagi anak saya 178 mampu untuk melewati anak saya pasti tidak menyerah untuk menghadapi masalah tersebut. RS : anak saya bukan tipe menyerah, atau putus asa anak saya suka berjuang bagaimana pun caranya. S : anak saya gampang menyerah kenyataanya anak saya putus sekolah hanya sampai SMP saja padahal hanya gara-gara badan dia yang besar dan malu untuk sekolah. A : anak saya tidak pernah gampang menyerah selalu berusaha menyelesaikan masalahnya. Y : anak saya gampang menyerah ketika ada masalah. Kesimpulan: ibu “AT”, “RS”, “A”, tidak gampang menyerah ketika menemukan masalah dan “S”, “Y” gampang menyerah ketika menemukan masalah.

7. Peran Sebagai Komunikator

a. Apakah anda pernah menghakimi anak anda ketika mengetahui anak anda punya kesalahan? AT : saya tidak pernah menghakimi anak saya dengan menyubit atau memukul anak saya, waktu itu anak saya melakukan kesalahan yang bagi saya itu sangat tidak baik tapi saya berikan wejangan kepada anak saya agar tidak mengulanginya kembali. RS : kalau menghakimi anak saya dengan main tangan jujur saya belum pernah melakukannya, biasanya kalau anak saya sudah keterlaluan sekali melakukan kesalahan saya suruh di luar rumah untuk memikirkan apa yang dia lakukan itu salah. S : anak saya sudah gak mempan kalau pakai dinasehati harus sedikit di kasih pelajaran agar tidak mengulanginya lagi tapi tidak sampai menghakiminya. 179 A : saya memberi pelajaran dengan mencubit anak saya itu kalau anak saya sudah salahnya keterlaluan saya tidak pernah menghakimi anak saya. Y : kalau saya sudah marah jangan tanya mbak, anak saya sampai takut ketika saya lagi marah, saya biasanya marah- marah secara langsung tanpa main tangan mbak, saya juga sudah capek tiap hari marah terus sama anak saya. Kesimpulan: ibu AT, RS, S, A, Y tidak pernah menghakimi anak anda ketika mengetahui anak anda punya kesalahan b. Apakah anda sebagai orang tua dapat memahami anak anda selama ini? AT : kalau untuk memahami anak saya, saya rasa belum sepenuhnya saya pahami karena anak saya memang susah dipahami. RS : saya dapat memahami anak saya, karena kalau ada apa-apa pasti selalu cerita sama saya, walaupun anak saya tidak cerita sama saya pun saya juga tau kalau anak saya itu perasaanya lagi seperti apa. S : selama ini saya belum dapat memahami anak saya karena maunya banyak jadinya cukup kesulitan untuk memahami. A : anak saya perempuan jadi lebih mudah untuk dipahami karena anak perempuan itu deketnya sama ibunya. Y : saya memahami anak saya yang pertama ini kadang-kadang bisa dipahami dan kadang-kadang susah dipahami. Kesimpulan: ibu AT, S, Y belum bisa memahami anaknya sepenuhnya, dan ibu RS, A bisa memahami anaknya. c. Apakah anak anda selalu bercerita secara terbuka mengenai masalah yang dihadapinya? AT : anak saya tidak selalu bercerita secara terbuka mengenai dirinya, saya rasa masih malu-malu kalau mau cerita, atau takut terkena marah oleh saya. 180 RS : anak saya selalu terbuka setiap cerita sama saya karena anak saya memang dekat dengan orang tua jadi sudah terbiasa cerita sama orang tua. S : kalau IW susah cerita terbuka sama saya, masih ada rasa canggung di diri anak saya untuk cerita semua keluh kesah yang dia alami dan untuk bebas cerita masih belum bisa. A : anak saya perempuan kalau ada apa-apa pasti cerita sama saya, karena tinggal saya ibunya yang jadi orang tuanya, anak saya ini selalu cerita semua mengenai dirinya. Y : anak saya belum bisa untuk cerita secara terbuka, malu mungkin karena anak laki-laki beda sama anak perempuan. Kesimpulan: ibu AT, S, Y anak belum bisa bercerita secara terbuka mengenai masalah yang dihadapinya dan ibu RS, A anak selalu bercerita secara terbuka mengenai masalah yang dihadapinya. d. Bagaimana bentuk komunikasi anda kepada anak? AT: bentuk komunikasi yang saya lakukan kepada anak saya ya seperti orang tua dan anak-anak lainnya dengan menanyakan hal-hal yang harus ditanyakan kepada anaknya seperti menanyakan kegiatan yang dilakukan sehari-hari. RS: komunikasi sama anak saya dilakukan ketika saya dengan anak saya lagi santai melihat tv dan melakukan percakapan- percakapan kecil yang dilanjutkan dengan percakapan yang serius melakukan komunikasi. S : bentuk komunikasi saya kepada anak saya dengan cara menanyakan langsung kegiatan seharian yang dilakukan oleh anak saya. A : bentuk komunikasi yang saya lakukan hanya simpel aja mbak selalu memulai komunikasi dengan bercanda gurau tapi terdapak makna yang dipetik dari bercandaan tersebut. Y : bentuk komunikasi ya layaknya orang tua dan anak. Kesimpulan: ibu AT, RS, S, A, Y melakukan komunikasi kepada anak 181 e. Apakah anak anda merasa aman ketika bersama orang tua? AT : anak saya merasa aman ketika bersama orang tua, karena orang tua tempat berlindung yang tepat tidak pernah menyakiti anaknya, dan tidak pernah akan menjerumuskan anaknya ke hal yang negatif. RS : anak saya merasa aman bersama saya karena saya bisa menjadi teman sekaligus orang tua untuk anak saya, saya yang mengasuh anak saya sejak kecil sampai sekarang menjadi remaja. S : saya rasa anak saya merasa aman bersama dengan orang tuanya, karena orang tua memberikan yang dia butuhkan sampai sekarang. A : anak saya merasa anman bersama saya, walaupun saya sering marah-marah ke anak saya tapi saya sayang kepada anak saya, saya marah itu tanda saya perhatian kepada anak saya, Y : anak saya merasa aman ketika bersama saya karena saya orang tuanya. Kesimpulan: anak-anak merasa aman ketika bersama ibu AT, RS, S, A, Y f. Apakah anda melindungi anak anda? AT : saya melindungi anak saya dari segala marabahaya dan dari segala teman yang akan menjrumuskan anak saya ke pergaulan bebas. RS : saya selalu melindungi anak saya, agar anak saya tidak berbuat yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain. S : sebagai orang tua sudah sepantasnya melindungi anaknya sendiri. A : sebagaimannya orang tua pasti melindungi anaknya sendiri dan akan selalu melindungi dari segala masalah atau hal yang negatif. 182 Y : saya melindungi anak saya karena anak saya bagian dari diri saya sendiri, ketika anak saya merasa sakit sebagai orang tua juga terasa sakit, karena anak dan orang tua tidak akan pernah terpisahkan. Kesimpulan: ibu AT, RS, S, A, Y melindungi anaknya dari segala marabahaya dan hal yang negatif. g. Bagaimana respon anda ketika anak anda sedang bercerita mengenai masalah yang dihadapinya? AT : ketika anak saya bercerita mengenai masalah yang anak saya hadapi saya langsung memberikan dorongan tidak malah memarahinya. RS : ketika anak saya bercerita mengenai masalahnya ke saya pasti dengan senang hati saya dengar kan dan saya berikan masukan agar anak saya merasa lega mendengarkan nasehat orang tuanya, anak merasa berarti orang tua masih peduli dengan mereka. S : ketika anak saya bercerita mengenai masalah yang sedang dihadapinya dan anak saya yang salah dalam hal tersebut pasti anak akan saya marahin, walaupun saya marahin tapi saya kasih masukan juga. A : anak saya bercerita mengenai maslahnya saya jadi pendengar yang baik, mendengarkan cerita anak saya sampai selesai. Y : saya merespon dengan senang hati ketika anak saya ingin bercerita kepada saya. Kesimpulan: respon ibu AT, RS, S, A, Y ketika mendengarkan cerita mengenai masalah yang sedang dihadapinya yaitu dengan mendengarkan keluh kesah anaknya, dan memberikan motivasi untuk bisa menghadapi masalah tersebut. 183

B. Olah Data Remaja Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya kenakalan remaja

1. Faktor Dari Dalam Diri Sendiri

a. Apakah anda pernah melakukan kenakalan remaja? HS : iya pernah melakukan kenakalan remaja. RS : pernah melakukan kenakalan remaja bersama-sama teman. IW : iya mbak saya pernah melakukan kenakalan remaja. MA: pernah melakukan. SR : iya mbak pernah. Kesimpulan : remaja pernah melakukan kenakalan remaja. b. Apakah anda melakukan kenakalan remaja atas kemauan sendiri? HS: kadang-kadang saya atas kemauan sendiri tapi kadang- kadang diajak teman. RS : iya mbak atas kemauan saya sendiri melakukan kenakalan remaja tapi kalau teman mengajak saya untuk iseng tapi termasuk kenakalan remaja saya ikut saja. IW : kadang kemauan saya sendiri dan kadang juga saya diajak oleh teman saya. MA: iya mbak atas kemauan saya sendiri SR : tidak tentu mbak kadang kemauan saya sendiri kadang teman saya sekelaspun mengajak saya contohnya kemarin waktu saya melakukan kenakalan saat sepulang sekolah mencuri tapi juga bersama teman-teman. Kesimpulan : remaja melakukan kenakalan remaja atas kemauan sendiri dan anak HS kadang-kadang kemauan sendiri dan kadang- kadang diajak teman. c. Apakah anda dapat membedakan perilaku baik dan tidak baik? HS : iya tau mbak saya mengerti perilaku baik yang bagaiman perilaku yang tidak baik yang bagaimana. RS : iya saya dapat membedakannya. IW : iya tentu tau mana yang buruk dan mana yang benar.. 184 MA: iya, saya dapat membedakannya. SR : saya dapat membedakannya tapi saya juga bingung kenapa bisa melakukan kenakalan remaja walaupun saya tau bedanya perbauatan yang baik dengan yang buruk. Kesimpulan : remaja dapat membedakan perilaku baik dan tidak baik. d. Apakah anda mempunyai kontrol diri yang lemah? HS : iya mbak, kalau saya dibuat marah pasti kontrol diri saya akan melemah, atau pun saya sudah dibujuk oleh rayuan teman saya sudah tidak bisa nolak. RS : kadang-kadang mbak kalau saya sedang marah atau dibuat marah biasanya kontrol diri saya lemah. IW : iya mbak, kontrol diri saya memang lemah walaupun saya tau kalau perbuatan tersebut itu adalah kenakalan remaja saya tetap masih melakukannya MA: iya mbak, jika ada sesuatu hal yang membuat saya sangat marah mungkin kontrol diri saya akan lemah. SR : iya, kontrol diri saya memang lemah soalnya kalau sudah menyangkut pertemanan saya sudah tidak bisa menghilangkan rasa pertemanan itu, walaupun menyesatkan tetap saya jalani”. Kesimpulan : remaja mempunyai kontrol diri yang lemah saat sedang marah ataupun dibuat marah. e. Kenakalan remaja apa yang sudah anda perbuat? HS : pernah berantem bersama teman dengan pemukulan, membolos sekolah. RS : membolos disekolah. IW: membolos di sekolah, dulu saya pernah mencuri buah semangka bersama teman. MA: membantah perintah mamah palingan mbak, kalau kenakalan yang lainya belom pernah dan tidak akan pernah mencoba. 185 SR : pernah berantem bersama teman dengan pemukulan, membolos sekolah dan mencuri. Kesimpulan : kenakalan remaja yang diperbuat adalah berantem bersama teman disertai dengan pemukulan, membolos sekolah, mencuri, membantah perintah orang tua. f. Mengapa anda melakukan kenakalan remaja? HS : kalau waktu saya berantem itu karena untuk membela diri tapi waktu saya membolos sekolah saya cuma ikut teman- teman untuk main ps mbak. RS : pada pertamannya diajak teman mbak, tapi kalau saya bangun kesiangan saya jadinya membolos sekolah. IW : membolos sekolah diajarin teman, kalau mencuri karena bareng-bareng bersama teman saya jadi nya ikut-ikut mencuri mbak. MA: dikarenakan keinginan sendiri. SR : jujur dulu waktu pertama kali saya membolos bersama teman-teman, tapi sekarang membolos menurut saya biasa, berantem saya terakhir kali berkelahi bersama saudara saya karena dia meludahi saya dengan awalnya bercandaan jadinya keterusan karena keterlauan mbak bercandaannya, waktu itu saya diremas baju bagian leher dan saya membalas dengan memukul mbak, kalau mencuri saya disuruh sama teman saya. Kesimpulan : remaja melakukan kenakalan remaja dikarenakan berkelahi untuk membela diri, membolos ikut-ikutan temanya yang membolos, mencuri karena ikut-ikutan teman, dan membantah perintah orang tua dikarenakan keinginan sendiri. g. Apakah anda selalu mencoba-coba hal yang baru, meskipun itu tidak diperbolehkan? HS : iya kadang penasaran mbak. RS : kadang-kadang mbak. 186 IW : kalau teman juga ikut-ikutan mencoba hal baru saya juga ikut-ikut mbak nanti dikira ketinggalan jaman. MA: tidak sih mbak. SR : kadang-kadang mbak penasaran. Kesimpulan : remaja HS, RS, IW, SR kadang-kadang penasaran dengan hal-hal yang baru meskipun itu tidak diperbolehkan, tapi remaja MA tidak mencoba hal-hal yang baru. h. Apakah anda mempunyai masalah pribadi? HS : iya mbak saya punya masalah pribadi dengan saudara saya sendiri. RS : punya mbak masalah pribadi, masalah pribadi saya tentang cewek, haaa. IW : iya saya punya masalah pribadi dengan teman saya sendiri. MA: punya mbak kadang tidak hanya pelajaran saja yang saya fikirkan tapi juga yang lainya karena saya sekarang tidak mempunyai seorang ayah dan itu rasanya berat kalau melihat teman-temannya masih mempunyai ayah. SR : saya punya masalah pribadi Kesimpulan : remaja mempunyai maslah pribadi. i. Apakah bentuk kenakalan remaja yang sudah anda perbuat? HS: bentuk kenakalan remaja yang sudah saya perbuat salah satunya menyontek saya juga pernah memukul saudara saya yang kemaren bikin saya marah, merokok. RS : saya pernah membolos sekolah, merokok, dan berkata kasar terhadap teman saya mbak. IW : saya pernah diajak mencuri buah semangka sepulang sekolah, memukul teman juga pernah, membolos sekolah untuk bermain ps, merokok dan minum-minuman keras. MA: kenakalan remaja yang saya perbuat mencontek dan membantah perkataan orang tua.