Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja Tinjauan Teori 1. Tinjauan Mengenai Kenakalan Remaja

13 a Perilaku nakalnya bersumber dari sebab-sebab psikologis yang sangat dalam, dan bukan hanya berupa adaptasi pasif menerima norma dan nilai subkultur gang yang kriminal itu saja. b Perilaku kriminal mereka merupakan ekspresi dari konflik batin yang belum terselesaikan, karena perilaku jahat mereka merupakan alat pelepas ketakutan, kecemasan dan kebingungan batinnya. c Biasanya remaja ini melakukan kejahatan seorang diri, mempraktekkan jenis kejahatan tertentu, misalnya suka memperkosa kemudian membunuh korbannya, kriminal dan sekaligus neurotik. d Remaja nakal ini banyak yang berasal dari kalangan menengah, namun pada umumnya keluarga mereka mengalami banyak ketegangan emosional yang parah, dan orang tuanya biasanya juga neurotik atau psikotik. e Remaja memiliki ego yang lemah, dan cenderung mengisolir diri dari lingkungan. f Motif kejahatanya berbeda-beda. g Perilakunya menunjukan kualitas kompulsif paksaan. 3 Kenakalan psikopatik Delinkuensi psikopatik Delinkuensi psikopatik ini sedikit jumlahnya, akan tetapi dilihat dari kepentingan umum dan segi keamanan, mereka merupakan 14 oknum kriminal yang paling berbahaya. Ciri tingkah laku mereka adalah: a Hampir seluruh remaja delinkuen psikopatik ini berasal dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang ekstrim, brutal, diliputi banyak pertikaian keluarga, berdisiplin keras namun tidak konsisten, dan orang tuanya selalu menyia-nyiakan mereka, sehingga mereka tidak mempunyai kapasitas untuk menumbuhkan afeksi dan tidak mampu menjalin hubungan emosional yang akrab dan baik dengan orang lain. b Mereka tidak mampu menyadari arti bersalah, berdosa, atau melakukan pelanggaran. c Bentuk kejahatan majemuk, tergantung pada suasana hatinya yang kacau dan tidak dapat diduga. Mereka pada umumnya sangat agresif dan implusif, biasanya mereka residivis yang berulang kali keluar masuk penjara, dan sulit sekali diperbaiki. d Mereka selalu gagal dalam menyadari dan menginternalisasikan norma-norma sosial yang umum berlaku, juga tidak perduli terhadap norma subkultur gangnya sendiri. Kebanyakan dari mereka juga menderita gangguan neurologis, sehingga mengurangi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri. Psikopat merupakan bentuk kekalutan mental dengan karakteristik sebagai berikut: tidak memiliki pengorganisasian dan intregrasi diri, orangnya tidak pernah bertanggung jawab secara 15 moral, selalu mempunyai konflik dengan norma sosial dan hukum. Mereka sangat egoistic, anti sosial dan selalu menentang apa dan siapapun. Sikapnya kasar, kurang ajar dan sadis terhadap siapapun tanpa sebab. 4 Kenakalan defek moral Delinkuensi defek moral Defek defect, defectus artinya rusak, tidak lengkap, salah, cedera, cacat, kurang delinkuensi defek moral mempunyai ciri-ciri, selalu merupakan tindakan anti sosial, walaupun pada dirinya tidak terdapat penyimpangan, namun ada disfungsi pada intelegensinya.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja yaitu dikarenakan oleh perhatian yang kurang dari orang tua sehingga remaja berperilaku yang tidak lazim dilakukan pada umumnya untuk menunjukan bahwa remaja tersebut ingin diperhatikan. Terjadi permasalahan dalam keluarga contohnya broken home pernyataan ini didukung dengan pendapat Sudarsono 2004:125 yaitu: 1 Broken Home Ada kemungkinan besar terjadinya kenakalan remaja, dimana terutama perceraian atau perpisahan orang tua mempengaruhi perkembangan si anak. Dalam broken home pada prinsipnya struktur keluarga tersebut sudah tidak lengkap lagi disebabkan adanya hal-hal sebagai berikut: 16 a Salah satu kedua orang tua atau kedua-duanya meninggal dunia. b Perceraian orang tua. c Salah satu kedua atau keduanya tidak hadir secara kontinyu dalam tenggang waktu yang cukup lama. 2 Eksistensi pendidikan Anak-anak yang memasuki sekolah tidak semuanya berwatak baik misalnya penghisap ganja, cross boys dan cross girls yang memberikan kesan kebebasan tanpa kontrol dari semua pihak terutama dalam lingkungan sekolah. Dalam sisi lain, anak-anak yang masuk sekolah ada yang berasal dari keluarga yang kurang memperhatikan kepentingan anak dalam belajar yang kerap kali berpengaruh pada teman yang lain. Sesuai dengan keadaan seperti ini seolah-olah sekolah sebagai tempat pendidikan anak-anak yang dapat menjadi sumber terjadinya konflik. 3 Peranan masyarakat Anak remaja sebagai anggota masyarakat selalu mendapat pengaruh dari keadaan masyarakat dan lingkungannya baik langsung maupun tidak langsung. Pengaruh yang dominan adalah akselerasi perubahan sosial yang ditandai dengan peristiwa- peristiwa yang sering menimbulkan ketegangan seperti persaingan dala m perekonomian, pengangguran, mars media, dan rekreasi. 17 Menurut Kartini Kartono 2006:9 motif yang mendorong anak remaja melakukan tindak kejahatan dan kedursilan itu antara lain: 1 Untuk memuaskan kecenderungan keserakahan, 2 Meningkatnya agresifitas dan dorongan seksual, 3 Salah asuh dan salah didik orang tua, sehingga anak menjadi manja dan lemah mentalnya, 4 Hasrat untuk berkumpul dengan kawan senasib dan sebaya, dan kesukaan untuk meniru-niru, 5 Kecenderungan pembawaan yang patologis atau abnormal, 6 Konflik batin sendiri, dan kemudian menggunakan mekanisme pelarian diri serta pembelaan diri yang irasional. Menurut Sofyan S. Willis 2005:93 menyebutkan terdapat 4 faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja: 1 Faktor-faktor dari dalam diri anak itu sendiri. 2 Faktor-faktor rumah tangga. 3 Faktor-faktor masyarakat. 4 Faktor-faktor yang berasal dari sekolah.

d. Cara-Cara Menanggulangi Kenakalan Remaja

Menurut Kartini Kartono 2006:52 tindak delinkuen yang dilakukan oleh anak remaja menimbulkan kerugian materil dan kesengsaraan batin baik pihak subyek pelakunya sendiri maupun dari pihak korbannya, maka masyarakat dan pemerintah melakukan 18 tindakan-tindakan preventif dan penanggulangan secara kuratif. Tindakan preventif yang dilakukan antara lain sebagai berikut: 1 Meningkatkan kesejahteraan keluarga, 2 Perbaikan lingkungan, yaitu daerah slum, kampung-kampung miskin, 3 Mendirikan klinik bimbingan psikologis dan edukatif untuk memperbaiki tingkah laku dan membantu remaja dari kesulitan mereka, 4 Menyediakan tempat rekreasi yang sehat bagi remaja, 5 Membentuk badan kesejahteraan anak-anak, 6 Mengadakan panti asuhan anak, 7 Mengadakan lembaga reformatif untuk memberikan latihan korektif, pengkoreksian dan esistensi untuk hidup mandiri dan susila kepada anak-anak dan para remaja yang membutuhkan, 8 Membuat badan supervise dan pengontrol terhadap kegiatan anak delinkuen, disertai program yang korektif, 9 Mengadakan pengadilan anak, 10 Menyusun undang-undang khusus untuk pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan oleh anak dan remaja, 11 Mendirikan sekolah bagi anak gembel, 12 Mengadakan rumah tahanan khusus anak dan remaja,