Faktor masyarakat Hasil Penelitian

91 kenakalan remaja seperti minum-minuman keras, merokok, berjudi. Di lingkungan rumah tentunya terdapat hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar. Kita tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Senada dengan “RS”: “hubungan saya dengan masyarakat baik-baik saja mbak”. Pendapat yang sama disampaikan oleh “IW”: “baik mbak saya tidak menunjukkan kalau saya itu nakal”. Hal yang sama disampaikan oleh “MA”: “tetangga saya baik-baik saja mbak”. Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “RS, “IW”, “MA” hubungan dengan masyarakat sekitar baik. Melakukan kenakalan remaja bisa dimanapun dan kapanpun bisa saja terjadi tergantung remajanya sendiri. Ketika remaja melakukan kenakalan remaja pasti mempunyai alasannya mereka melakukan kenakalan remaja. Sama halnya dengan “HS”: “di sekolah pernah, di lingkungan rumah juga pernah, karena pada waktu itu saya emosi tinggi dan tidak bisa mengontrol emosi saya itu langsung saya memukul teman sekaligus saudara saya”. Senada yang dikatakan oleh “IW”: “di sekolah dan di lingkungan rumah, waktu itu saya pernah terlibat kasus pemukulan dan sampai kantor polisi ceritanya saat itu sekelompok teman memainkan gasnya di depan saya dengan maksud mengejek dan di saat itu teman sekolah saya saya mengejar dia sampai terlibat pemukulan secara tiba-tiba, dan semakin menjadi pada akhirnya saya 92 menolong teman-teman saya tetapi saya juga terkena sangsi hukum dengan membayar uang pengganti penahanan sebesar lima ratus ribu rupiah” Pendapat yang sama dikatakan oleh “SR”: “di sekolah dan di rumah, kalau di sekolah bersama teman- teman mencuri onderdil montor dan kalau di rumah saya di pukul dan sekaligus memukul saudara saya sendiri karena dia sudah merendahakan saya mbak” Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “HS”, “IW”, “SR”: biasanya melakukan kenakalan remaja di lingkungan rumah dan ligkungan sekolah, alasan melakukan kenakalan remaja karena emosi tidak bisa mengontrol emosi, merasa direndahkan, membela teman-teman diganggu teman yang lain sehingga terjadilah pemukulan tersebut.

d. Faktor dari sekolah

Di lingkungan sekolah adalah tempat remaja bertemu temannya dari berbagai tempat tinggal, dengan karakteristik dan sifat-sifat remaja yang bermacam-macam. Faktor lingkungan sekolah juga salah satu faktor yang menyebabkan remaja melakukan kenakalan remaja. Senada dengan “HS” menyatakan bahwa: “iya kadang terpengaruh juga di lingkungan sekolah, dari awal saya punya teman banyak, dan sering berkumpul bersama setelah pulang sekolah, kita melakukan aktivitas bersama-sama, ketika ada yang disakiti orang lain, kita sama-sama membantu karena itu solidaritas antar teman, mungkin dari itu kita melakukan kenakalan bersama-sama” 93 Hal yang sama dikatakan oleh “RS”: “bisa juga di lingkungan sekolah, karena kita lama hidup di sekolah, bertemu teman baru, mengobrol, nongkrong”. Pendapat yang sama juga dikatakan oleh “SR”: “iya karena faktor lingkungan sekolah juga menjadi penyebab kenakalan remaja, saya berani membolos karena dilakukan bersama-sama teman yang lain, dan mencuri onderdil mobil juga dilakukan bersama-sama”. Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “HS”, “RS”, “SR” melakukan kenakalan remaja juga dari faktor lingkungan sekolah, karena bertemu dengan teman-teman baru dari lingkungan dan latar belakang yang berbeda. Teman di sekolah mengajak untuk melakukan kenakalan remaja dengan mencuri bersama-sama, membolos bersama- sama, merokok juga bersama-sama. Ini membuktikan remaja itu saling ada keterkaitan antar satu dengan yang lain, kalau anak yang satu tidak melakukan apa yang diinginkan temannya, teman yang lain akan membuli dengan perkataan yang membakar semangat untuk melakukan sesuatu kenakalan remaja. Senada dengan yang dikatakan oleh “HS”: “iya kalau di sekolah memang suka diajak untuk melakukan kenakalan dan kadang saya yang mengajak melakukan kenakalan bersama- sama, membolos sekolah bersama-sama ”. 94 Hal yang sama dikatakan oleh “IW”: “saya diajak melakukan kenakalan remaja contohnya berkelahi di lingkungan sekolah, merokok satu batang bersama-sama di sekolah dan sembunyi-sembunyi agar guru tidak tau”. Senada yang dikatakan oleh “SR”: “saya diajak teman saya sekolah untuk melakukan kenakalan remaja, saya rasa kalau dilakukan bersama-sama itu menyenangkan”. Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “HS”, “IW”, “SR” mereka diajak oleh teman untuk melakukan kenakalan remaja karena merasa solidaritas antar teman dan dilakukan secara bersama-sama menyenangkan. Kenakalan yang diperbuat di sekolah bisa bermacam- macam diantaranya membolos sekolah, merokok, berkelahi, mencontek, mencuri di sekolah. Senada yang diungkapkan “HS”: “berkelahi, membolos, mencontek, merokok di lingkungan sekolah, terlambat datang ke sekolah, bermain kartu di dalam lingkungan sekolah, tidak menaati tata tertib sekolah”. Hal yang sama juga dituturkan oleh “RS”: “merokok di lingkungan sekolah, membolos sekolah, mencontek saat ulangan berlangsung”. Sependapat dengan yang dikatakan oleh “SR”: “membolos sekolah, mencontek saat ujian, datang sekolah terlambat, mencuri di sekolahan”. Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “HS”, “IW”, “SR” bentuk kenakalan remaja 95 yang diperbuat di sekolah adalah, mencontek, berkelahi di lingkungan sekolah, melanggar tata tertib sekolah, mencuri, dan merokok di sekolah.

C. Pembahasan 1.

Peran Orang Tua dalam mencegah terjadinya kenakalan remaja di Desa Gintungan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Menurut Idris dan Jamal 2011:11, peranan orang tua dalam mendidik anak adalah memberikan dasar pendidikan, sikap dan watak, dan ketrampilan dasar seperti pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar mematuhi peraturan, serta menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan disiplin. Menurut definisi-definisi yang ada peran orang tua dalam kenyataanya tidak semudah yang dibayangkan. Banyak faktor-faktor yang membuat anak kemudian tidak mendengarkan orang tua. Hal ini bisa terjadi karena faktor baik dari orang tua maupun dari diri anak sendiri. Sesuai hasil penelitian menunjukkan peran orang tua spesifik menurut BKKBN, 2010 dalam pembinaan remaja adalah sebagai berikut:

a. Peran Orang Tua Sebagai Pendidik

Kesibukan orang tua berdampak pada kelangsungan kehidupan anak-anaknya. Orang tua tidak mempunyai cukup waktu untuk mengawasi, memantau dan mengasuh buah hatinya secara penuh. Mendidik dan mengasuh anak adalah salah satu