129
Sementara itu, level dalam AHP disebut klaster pada jaringan ANP yang dapat memiliki kriteria dan alternatif didalamnya, yang sekarang disebut simpul.
158
2. Tahapan Penelitian
Sumber: Ascarya 2010, dalam Aam Slamet Rusydiana Abrista Devi
ANP adalah teknik pengambilan keputusan terhadap suatu masalah. Dalam teori manajemen, pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang
sangat krusial. Artinya masalah yang diselesaikan dengan cara pengambilan keputusan tentunya harus melibatkan para pengambil keputusan yang benar-benar
paham akan masalah yang sedang diangkat. Oleh sebab itulah, dalam metode ini yang akan dijadikan sebagai responden adalah mereka yang ahli pakar terhadap
masalah yang sedang diteliti, mereka para praktisi kesehariannya berkecimpung dengan urusaan masalah yang akan diteliti. Tidak ada batasan khusus dalam
penetapan jumlah responden ANP, asalkan responden tersebut benar-benar ahli dalam masalah yang dihadapi. Tahap penelitian ANP ini terbagi menjadi tiga
tahap utama, yaitu: a. Tahap Pertama, Membuat Kerangka Kerja ANP Model
Pada tahap ini peneliti melakukan dekomposisi masalah, yaitu memahami masalah yang akan diteliti. Masalah
–
masalah tersebut dapat dikaji melalui
158
Ascarya dalam
Aam Slamet Rusydiana Abrista Devi,
Analytic Network Process: Pengantar Teori dan Aplikasi
bogor, SMART Publishing, 2013, h. 41.
130
beberapa cara, baik melakukan kajian pustaka lalu membuat kuesioner, melakukan indept interview wawancara mendalam kepada sejumlah pakar
dan praktisi atau bisa saja dengan melakukan FGD Focus Group Discussion dengan mengumpulkan beberapa orang pakar dan praktisi secara bersamaan
dalam suatu ruangan khusus dan melakukan diskusi dalam memahami masalah. Masalah-masalah tersebut dikonstuksikan dalam suatu model agar
dapat memberikan kemudahan bagi peneliti maupun responden dalam memahami masalah yang kompleks.
Setelah model selesai, peneliti melakukan validasi konfirmasi model kepada salah satu responden yang dianggap pakar dari pakar lainnya. Validasi
konfirmasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa model masalah yang dibuat berdasarkan pendapat dari berbagai sumber adalah benar dan sudah
dapat mewakili dari masalah yang diteliti. Pada penelitian ini peneliti melakukan Focus Group Discussion FGD dengan mengumpulkan pakar
Baitul Maal Wattamwil BMT dan pengusaha Mikro sebanyak 12 orang yang ada di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara yang
diselenggarakan di Kantor Kepala Desa Sei Rotan, Jl. Pendidikan Gang Tarigan Sei Rotan, Tembung, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada tanggal 07
Nopember 2015, ini dilakukan untuk memahami permasalahan yang ada bagi Usaha Mikro mitra BMT, kemudian merumuskan model permasalahan dan
solusinya. Setelah model selesai dibuat maka model tersebut dikonfirmasi ulang untuk memvalidasi model kepada 2 orang pakar dalam bidang tersebut
yaitu kepada seorang Sekretaris Asosiasi BMT se Sumatera Utara dan
kepada mantan kepala bidang UMKM Diskop Sumut yang memahami tentang BMT dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM. Berdasarkan
konfirmasi yang dilakukan dengan ke dua pakar diatas, konsruksi penelitian mengalami penambahan dan pengurangan pada elemen klaster yang ada.
b. Tahap Kedua, Kuantifikasi Model