Hubungan Distribusi dengan Kinerja Usaha

72 yaitu: Focused, Strategic dan Coelective Approach. Untuk memungkinkan pendekatan yang Cost effective dan Demand driven maka hanya dapat dilakukan bila “ Klaster of Small Business ” dapat beroperasi dalam batas kawasan yang dekat antara satu dengan lainnya serta memiliki keterkaitan yang kuat sebagai suatu sistem yang produktif. Klaster pada umumnya merupakan kecenderungan spontan dari usaha sejenis untuk melakukan kegiatan yang saling mendekati. Meskipun terdapat berbagai macam klaster yang dikembangkan seperti Pusat Inkubasi Teknologi, Technological Park, Lingkungan Industri Kecil, Kawasan Berikat dan lain-lain maupun yang sifatnya embrional seperti sentra industri yang menjadi fokus adalah membangun dinamika klaster sehingga kegiatan UKM yang ada di dalamya dapat mencapai kemajuan.

9. Praktik Terbaik Dukungan Non-Finansial

Praktik terbaik dukungan non finansial memperhatikan tiga hal: menciptakan business development services BDS atau jasa pengembangan usaha yang efektif; penggunaan teknologi secara tepat bagi pengembangan UKM; fasilitasi akses teknologi informasi dan telekomunikasi. Pendekatan best practices pemenuhan pelayanan aspek non-finansial, setidaknya harus mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1 Orientasi demand-side dan penyesuaian terhadap kebutuhan pengguna; 2 Subsidiarity siapa dapat bekerja menghasilkan apa yang terbaik; 3 Terfokus, dengan pendekatan kolektif dan strategis; 4 Orientasi pasar dan bisnis; 5 Pengembalian ongkos cost recovery; 6 Berkesinambungan finansial dan kelembagaan; dan 7 Monitoring dan performance measurement. 113

10. Hubungan Inflasi Terhadap Kinerja Usaha

113 Soetrisno Noer, Strategi Penguatan UKM Melalui Pendekatan Klaster Bisnis Konsep, Pengalaman Empiris, dan Harapan, http:www.smecda.comdeputi7file_infokop, 2013, diunduh 11 Nopember 2015, pukul 10.00. 73 Mencapai stabilitas moneter adalah suatu tujuan utama yang di promosikan oleh otoritas moneter, termasuk melalui pencapaian tingkat inflasi yang rendah dan stabil Penelitian tentang Pengendalian Inflasi Dalam Perspektif Alq ur’an menemukan bahwa masalah inflasi lebih pada masalah inflasi jangka panjang yang semakin kompleks dan semakin sulit dikendalikan. Berbagai kebijakan ekonomi konvensional sudah tidak mampu lagi menyelesaikan masalah ini. 114 Menurut perspektif Alqur’an sumber penyebab munculnya gejolak ekonomi yang ditunjukkan dengan inflasi yang tinggi adalah akibat penggunaan mata uang sebagai alat komoditi dan dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan. keuntungan itu disebut oleh Alqur’an dengan istilah riba, baik riba nasi’ah maupun riba fadhl. Oleh karena itu jika ingin mewujudkan perekonomian yang lebih stabil, dengan tingkat inflasi yang lebih terkendali, maka harus ada keberanian untuk menghilangkan sumber penyebabnya tersebut. Sejalan dengan hal di atas, penelitian tentang faktor penentu dinamika inflasi di Indonesia dan Malaysia yang telah mengimplementasikan dual moneter sistem yaitu Sistem Konvensional dan Sistem Islam secara bersamaan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa inflasi dalam sistem konvensional adalah tidak stabil dibandingkan dengan sistem Islam yang berkaitan dengan ketidakstabilan yang melekat dari tingkat bunga dan cadangan perbankan di kedua negara. Lagi pula Sistem Moneter Islam dapat mengurangi laju inflasi pada kedua negara sekitar 25 sd 50 apabila praktik Islamic Moneter dilaksanakan. Oleh karena itu, usaha yang terus menerus dalam hal membangun lembaga dan penyusunan instrumen harus terus dikembangkan untuk selanjutnya mengakomodasi dan meningkatkan efektifitas kebijakan moneter khususnya dalam membatasi tingkat inflasi dibawah dua sistem moneter. 115 114 Kuni Zakiyah, Pengendalian Inflasi Dalam Perspektif Al- Qur’an, ICIEF, Proceeding No.D 146-T04P57S, 2015. 115 Imamuddin yuliadi, et al., Dynamics of Inflation Determinants Under Dual Monetery Systems: Empirical Evidences From Indonesia and Malaysia, Lombok: Internatioanl Conference And Ph.D. Colloquium On Islamic Economics And Finance 2015, Proceedings, ICIEF’15 No. D265-T0428S, . 74

11. Hubungan Pelayanan BMT Terhadap Kinerja Usaha

Sejak krisis moneter, terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan pada sektor UMKM, dimana bank dan lembaga keuangan mempengaruhi kinerja usaha, antara lain : tingginya tingkat bunga, tidak adanya subsidi pemasukan pajak, dan tidak adanya penjaminan terhadap kegagalan. Biasanya bank komersial tidak dapat memberikan suku bunga yang rendah pada UMKM karena ukuran pinjamannya yang kecil, biaya transaksi tinggi, kurangnya aspek kolateral, dan miskinnya data financial yang baik. Akhirnya, membuat proses evaluasi bagi UMKM membutuhkan biaya yang tinggi dan menemui kesulitan kredit. 116 Penelitian tentang Key Success Factors And Chalengers in Managing A Baitul Maal: A Case Study Of Baitul Maal Beringharjo Yogjakarta, studinya menemukan bahwa faktor-faktor penentu sukses yang utama dari Baitul Maal Beringharjo adalah kemampuan mereka untuk mendesain berbagai program inovative dan kemampuan mereka untuk mengembangkan hubungan kerjasama dan kolaborasi dalam menaikkan pembiayaan, sementara tantangan utama adalah untuk memasukkan partisipasi masyarakat miskin ke dalam program-program mereka. Temuan dari studi ini memberikan beberapa pelajaran untuk mempelajari BMT-BMT lainnya di Indonesia tentang bagaimana mengelola BMT yang sesuai 117 .

11. Lingkage Program Perbankan Terhadap BMT

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 19POJK.032014, Tentang Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif, bab I, pasal 1 butir 3 dijelaskan pengertian Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif yang selanjutnya disebut Laku Pandai adalah kegiatan menyediakan layanan perbankan danatau layanan keuangan lainnya yang 116 Soetrisno, Noer, Strategi Penguatan UKM Melalui Pendekatan Klaster bisnis Konsep, Pengalaman Empiris, dan Harapan, Jakarta: Laporan UNIDO, November, 2002. 117 Yumma Aimatul Dan Dwita Sany, Key Success Factors And Chalengers in Managing A Baitul Maal: A Case Study Of Baitul Maal Beringharjo Yogjakarta, Lombok, Mataram: Internatioanl Conference And Ph.D. Colloquium On Islamic Economics And Finance, 2015, Proceedings, ICIEF’15, , No. D277-T06P129.