Hubungan Persediaan Bahan Baku dengan Kinerja Usaha

74

11. Hubungan Pelayanan BMT Terhadap Kinerja Usaha

Sejak krisis moneter, terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan pada sektor UMKM, dimana bank dan lembaga keuangan mempengaruhi kinerja usaha, antara lain : tingginya tingkat bunga, tidak adanya subsidi pemasukan pajak, dan tidak adanya penjaminan terhadap kegagalan. Biasanya bank komersial tidak dapat memberikan suku bunga yang rendah pada UMKM karena ukuran pinjamannya yang kecil, biaya transaksi tinggi, kurangnya aspek kolateral, dan miskinnya data financial yang baik. Akhirnya, membuat proses evaluasi bagi UMKM membutuhkan biaya yang tinggi dan menemui kesulitan kredit. 116 Penelitian tentang Key Success Factors And Chalengers in Managing A Baitul Maal: A Case Study Of Baitul Maal Beringharjo Yogjakarta, studinya menemukan bahwa faktor-faktor penentu sukses yang utama dari Baitul Maal Beringharjo adalah kemampuan mereka untuk mendesain berbagai program inovative dan kemampuan mereka untuk mengembangkan hubungan kerjasama dan kolaborasi dalam menaikkan pembiayaan, sementara tantangan utama adalah untuk memasukkan partisipasi masyarakat miskin ke dalam program-program mereka. Temuan dari studi ini memberikan beberapa pelajaran untuk mempelajari BMT-BMT lainnya di Indonesia tentang bagaimana mengelola BMT yang sesuai 117 .

11. Lingkage Program Perbankan Terhadap BMT

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 19POJK.032014, Tentang Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif, bab I, pasal 1 butir 3 dijelaskan pengertian Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif yang selanjutnya disebut Laku Pandai adalah kegiatan menyediakan layanan perbankan danatau layanan keuangan lainnya yang 116 Soetrisno, Noer, Strategi Penguatan UKM Melalui Pendekatan Klaster bisnis Konsep, Pengalaman Empiris, dan Harapan, Jakarta: Laporan UNIDO, November, 2002. 117 Yumma Aimatul Dan Dwita Sany, Key Success Factors And Chalengers in Managing A Baitul Maal: A Case Study Of Baitul Maal Beringharjo Yogjakarta, Lombok, Mataram: Internatioanl Conference And Ph.D. Colloquium On Islamic Economics And Finance, 2015, Proceedings, ICIEF’15, , No. D277-T06P129. 75 dilakukan tidak melalui jaringan kantor, namun melalui kerjasama dengan pihak lain dan perlu didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi. Berkaitan dengan hal tersebut, Sambutan Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad pada “Peluncuran Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif LAKU PANDAI Bank BTN” Tangkiling, Palangkaraya, 25 Mei 2015, menjelaskan bahwa salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, adalah melalui penciptaan pusat-pusat kegiatan ekonomi baru di berbagai daerah khususnya di pedesaan dan wilayah terisolasi, sehingga pertumbuhan ekonomi daerah dapat meningkat. Untuk mendukung upaya tersebut, diperlukan pendanaan yang tidak sedikit dan terbukanya akses keuangan . Kondisi ini kemudian membawa kita pada upaya membuka dan meningkatkan akses keuangan masyarakat di daerah terpencil, yang tidak hanya difokuskan pada peningkatan akses terhadap sumber-sumber pendanaan, namun juga pada literasi dan penyediaan layanan jasa keuangan yang lebih mendasar, seperti layanan rekening tabungan, asuransi mikro, jasa pengiriman uang dan edukasi keuangan yang lebih baik. Untuk itu diperlukan inovasi dalam penyediaan infrastruktur layanan jasa keuangan, dimana salah satunya dapat dilakukan melalui konsep delivery channel yang mampu menjangkau lapisan masyarakat yang lebih luas dengan cara yang lebih efisien. Untuk mewujudkan hal tersebut, di tahun 2015 OJK telah mencanangkan salah satu inisiatif adalah memperluas Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif Laku Pandai, termasuk mensinergikan dengan Layanan Keuangan Digital LKD dalam konteks penerapan oleh perbankan. Program Laku Pandai nantinya akan menyediakan produk-produk keuangan yang sederhana dan mudah dipahami, murah, aman dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang saat ini belum terjangkau layanan keuangan. Tidak menutup kemungkinan apabila masyarakat sudah terbiasa menabung secara berkala dan dinilai baik oleh bank, bank dapat menyediakan kreditpembiayaan mikro bagi nasabah untuk tujuan produktif dan mendukung keuangan inklusif, tentunya dengan tingkat bunga yang murah. Masyarakat juga