Wakaf Disertasi Rizal Agus
92
14. Nasrin Shahinpoor, 2009, meneliti tentang The link between Islamic banking and microfinancing. Para pemimpin agama Islam biasanya
mengabaikan pembiayaan mikro karena pembiayaan mikro membutuhkan tingkat-bunga tinggi yang bertentangan dengan hukum Islam. studi ini
menemukan bahwa adalah mungkin untuk menggabungkan dua praktik dan meyakinkan pemimpin agama Islam bahwa perbankan Islam dapat diterapkan
pada lembaga keuangan mikro.
15. http:www.bi.go.ididumkmpenelitiannasionalkajianDocuments, meneliti tentang Kajian Identifikasi Indikator Sukses Klaster. Berdasarkan temuan
di lapangan, terdapat indikator kebijakan pemerintah yang mendukung yang juga merupakan faktor penting yang menurut responden dapat mendorong
perkembangan klaster. Dari ketujuh belas faktor, terbangun sebuah konsep klaster berkelanjutan, yang terdiri atas 4 aspek sebagai pilar, yaitu prasarana
bisnis, klaster SDM, kelembagaan klaster dan peran pemerintah.
16. Tyas D. Hascaryani et.al, 2011 , meneliti tentang Metafora Risk And Return Sebagai Dasar Pengembangan Baitul Maal Wa Tamwil BMT Yang
Mandiri, hasil penelititan ini adalah : 1. Resiko yang dihadapi oleh BMT selain resiko keuangan, secara luas dalam bentuk jaminan goodwill dan
jaminan fasilitas pembiayaan konsumen 2. Returnkeuntungan, financial return conventional, secara luas diartikan sebagai loyalitas konsumen,
perluasan pasar, dan fungsi sosial dari BMT
17. Sholikha Oktavi K., 2009 , meneliti tentang Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Pembiayaan Dan Efektivitas Pembiayaan UK
Pada LKM Syariah BMT Bina Umat Sejahtera, Jawa Tengah, hasil penelitian memperlihatkan bahwa variabel yang signifikan pengaruhnya terhadap
pengambilan pembiayaan adalah biaya peminjaman, jangka waktu angsuran, dan adanya agunan. Variabel yang paling besar pengaruhnya adalah biaya
peminjaman. Pendapatan usaha
tidak signifikan pengaruhnya terhadap pengambilan pembiayaan usaha kecil di KJKS BMT BUS tergolong cukup
efektif.
18. Annual International Conference on Islamic Studies AICIS XII , Iain Sunan Ampel Surabaya dalam Conference Procedingnya tentang Lembaga
Keuangan Mikro Syariah Dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di Makassar Sharia-Based Microfinance Institutions And The Empowerment Of
Society Economy in Makassar, menjelaskan bahwa lembaga lembaga keuangan mikro berbasis syariah memiliki peran penting dalam memberi
pembiayaan skala kecil untuk mengembangkan usaha kecil dan mikro di Makassar, dimana perbankan mengabaikan memberikan kredit. untuk lebih
93
meningkatkan layanan BMT, penelitian ini mengakui bahwa pelatihan manajerial sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada
pelanggan usaha kecil dan mikro. penelitian juga menunjukkan prospek Ekonomi Islam, Keuangan Khusus Syariah, untuk berkembang di masa
depan, dalam hal jumlah aset, jumlah usaha yang dilayani oleh BMT, dan jumlah BMT beroperasi di seluruh negeri.
19. Minako Sakai, Kacung Marijan, Policy Briefs, 2008 , meneliti tentang Mendayagunakan Pembiayaan Mikro Islam, penelitian ini menemukan
bahwa gerakan BMT telah berkembang sampai saat ini tanpa mendapat banyak dukungan, pengawasan atau pengaturan sistem dari Pemerintah
Indonesia. Penelitian
ini menemukan keadaan yang lebih beragam sehubungan dengan eksistensi BMT: beberapa BMT berkembang pesat dan
terus memperluas bisnisnya sementara beberapa BMT lain terancam bangkrut karena kegagalan para nasabah membayar kembali pinjamannya.
Temuan-temuan utama adalah; 1. Sebagian besar BMT dijalankan oleh para pengusaha sosial dengan komitmen kuat untuk membangun keadilan sosial
berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Kepemimpinan dan komitmen ini sangat mempengaruhi keberhasilan operasi sama halnya dengan keberadaan
peraturan-peraturan. 2. Dalam mencapai tujuan keadian sosial ini, sebagian besar BMT menawarkan tiga macam jasa pembiayaan usaha kecil, zakat dan
program-program kesejahteraan sosial, serta pelatihan bisniskewirausahaan kepada para anggotanya dan masyarakat. Pada dasarnya,
BMT-BMT ini merupakan usaha-usaha sosial yang sangat berbeda dengan usaha-usaha
yang berorientasi bisnis. 3. Berbagai asosiasi dan lembaga BMT BMT Center, PINBUK dan asosiasi-asosiai
BMT daerah dan nasional giat membuat
peraturan peraturan pelaksanaan sendiri dan prosedur operasi
yang baku.4. Kurangnya promosi terhadap jasa jasa
yang ditawarkan BMT
secara umum menghambat perkembangan BMT. Hal
ini menciptakan
persepsi seakan akan BMT adalah organisasi pemberi
sumbangan, ini menyebabkan timbulnya permasalahan bagi BMT
ketika harus
menagih pembayaran
kembali pinjaman.5.
Beberapa BMT
menjalankan kegiatan bisnis lain. Keberhasilan dan kegagalan bisnis
sampingan ini seringkali memberi dampak keuangan terhadap operasi BMT. 6. Operator BMT sangat peduli terhadap promosi nilai-nilai
Islam, menawarkan ketrampilan usaha, dan dana yang sangat dibutuhkan untuk
jumlah nasabah
yang lebih
banyak dengan
cara-cara yang
berkesinambungan.7.Menghimpun dan memfokuskan modal sosial, menjadi dasar didirikannya BMT. Keberhasilan BMT sangat tergantung pada kualitas
kepemimpinan dan kemampuan para pemimpinnya untuk menghasilkan dan mengarahkan modal sosial.8. BMT BMT yang berhasil saat ini masih