Koperasi Sebagai Badan Hukum BMT 1. Koperasi
38
formal. Termasuk LKM Non Bank yang berbentuk non formal adalah Baitul Maal Wa Tamwil BMT.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Lembaga Keuangan Mikro, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Dalam Undang-
Undang ini yang dimaksud dengan Lembaga Keuangan Mikro yang selanjutnya disingkat LKM adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk
memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan
masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan. Pada Bab I
Ketentuan Umum Pasal 1 Butir 4. Pembiayaan adalah penyediaan dana oleh LKM kepada masyarakat yang harus dikembalikan sesuai dengan yang diperjanjikan
dengan prinsip syariah. Salah satu lembaga keuangan mikro adalah Baitul Maal wat Tamwil BMT. BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang berbentuk
syariah. Adapun Bentuk Badan Hukum LKM BMT ini adalah Koperasi yang
pengesahannya diberikan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kegiatan usaha LKM meliputi jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan
masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan Simpanan, maupun pemberian jasa
konsultasi pengembangan usaha. Kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dapat dilakukan secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah.
Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan LKM dilakukan oleh OJK, dimana Pembinaan dan pengawasan didelegasikan kepada Pemerintah Daerah
KabupatenKota. Dalam rangka pelaksanaan fungsi pembinaan dan pengawasan, OJK dapat melakukan Pemeriksaan terhadap LKM dan OJK dapat melakukan
Pemeriksaan langsung terhadap LKM baik secara sendiri-sendiri maupun
39
bersama-sama dengan Pemerintah KabupatenKota atau pihak lain yang ditunjuk.
52
Sejalan dengan hal di atas, Otoritas Jasa Keuangan OJK mengimbau Baitul Maal Wa Tamwil BMT bisa segera mengajukan izin kepada regulator,
baik sebagai koperasi lembaga keuangan mikro syariah LKMS atau koperasi syariah. Dengan begitu, makin BMT bisa bersinergi dengan lembaga keuangan
lain. Deputi Komisioner Pengawas IKNB 1 OJK Edy Setiadi mengatakan, LKM syariah yang kebanyakan berupa BMT umumnya sudah berbadan hukum
koperasi. BMT tinggal menentukan, jika usaha mereka di jasa keuangan regulatornya adalah OJK. Sementara jika koperasi biasa, BMT bisa mengajukan
izin ke Kementerian Koperasi dan UMKM. Edy menjelaskan bahwa intinya jangan sampai menimbulkan pertentangan, sebab Kemenkop dan OJK punya
wilayah yurisdiksi sendiri. OJK mengajak, silakan LKMS mau mendaftarkan diri ke Kemenkop atau OJK sesuai bidang bisnisnya,.
Koperasi di bawah Kemenkop atau OJK, keduanya terbuka menjadi mitra lembaga keuangan syariah lain seperti menjadi agen asuransi mikro syariah.
Perusahaan mitra juga akan melihat mana yang cocok dengan mereka. Koperasi jasa keuangan bisa liquidity missmatch jika pendanaan hanya dari anggota tapi
pembiayaan lebih luas dari anggota. Koperasi tergantung tujuannya. Kalau menyalurkan dana bantuan pemerintah, tidak
masalah. Tapi kalau untuk kesejahteraan desa secara umum, harusnya sumber dananya bisa dari mana saja
termasuk perbankan, perusahaan pembiayaan, atau donor, tutur Edy.
53
Berkaitan dengan hal tersebut pendirian BMT dilandasi oleh tiga faktor yaitu:
1. Faktor Filosofis Secara Filosofis, gagasan pendirian BMT didasarkan pada kepentingan
menjabarkan prinsip prinsip ekonomi Islam fiqh al muamalah dalam praktik.
52
www.ojk.go.id, ojk,direktorat lembaga keuangan mikro, diunduh 03 maret 2016
53
http:www.republika.co.idberitaekonomisyariah,ekonomi-ojk-minta-bmt-segera- urus-perizinan
,
Jakarta Senin, 11 Januari 2016, diunduh 04 mei 2016, pukul 15.20.
40
Prisip prinsip ekonomi yang berasaskan ketauhidan, keadilan, persamaan, kebebasan, tolong menolong dan toleransi menjadi kerangka filosofis bagi
pendirian BMT di Indonesia. Selain itu, asas muamalah seperti kekeluargaan, gotong royong, mengambil manfaat dan menjauhi mudarat serta kepedulian
terhadap golongan ekonomi lemah menjadi dasar utama bagi kepentingan mendirikan BMT di Indonesia.
2. Secara Sosiologis,
pendirian BMT di Indonesia lebih didasarkan pada
adanya tuntutan dan dukungan dari ummat Islam bagi adanya lembaga keuangan berdasarkan syariah
3. Secara yuridis, pendirian BMT di Indonesia diilhami oleh keluarnya
kebijakan pemerintah berdasarkan UU no. 71992 tentang perbankan. Ketika bank-bank didirikan di beberapa wilayah, BMT BMT pun subur mengikuti
kebijakan pemerintah tersebut. Lahirnya BMT bertujuan untuk meningkatkan usaha ekonomi untuk
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. BMT mempunyai visi, yaitu menjadi lembaga keuangan yang mandiri, sehat dan kuat
yang kualitas ibadah anggotanya meningkat sedemikian rupa sehingga mampu berperan menjadi wakil pengabdi Allah memakmurkan kehidupan anggota pada
khususnya dan ummat manusia pada umumnya. Di Indonesia, perkembangan bank syariah diawali pada 1980 dengan
munculnya ide dan gagasan konsep lembaga keuangan syariah, uji coba BMT Salman di Bandung dan Koperasi Ridho Gusti.
54
Melakukan kegiatan bisnis secara syariah adalah bagian dari aktivitas ekonomi syariah. Ekonomi Syariah dari
segi asalnya adalah Ekonomi Ilahi dan Ijtihadi dari segi penerapannya. Dengan ungkapan yang sederhana ekonomi Islam itu menghadapi aktivitas ekonomi dan
mengaturnya sesuai dengan pokok pokok Islam dan prinsip-prinsip ekonomi
Islam. System ekonomi ini nilai nilai dan karakteristiknya adalah rabbaniyyah
54
Veithzal Rivai, dalam Soemitra Andri, Bank Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Penerbit Kencana, 2009, h. 63.
41
god oriented, akhlaqiyyah ethics, al-waqiyyah realistic, progressive, civilized.
55