Bagi Hasil Investasi Pembiayaan Mudharabah

96 24. Muhammad Syafii Antonio, 2011 , meneliti tentang Islamic Microfinance Initiatives To Enhance Small And Medium Enterprises In Indonesia, From Historical Overview To Contemporary Situation, Studi ini berpendapat bahwa inisiatif keuangan mikro syariah di Indonesia bisa mewakili alternatif sumber pembiayaan bagi UKM, menemukan bahwa Kredit disalurkan ke UKM memiliki risiko minimal dan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang lebih besar. Namun, meskipun memiliki peran penting, UKM benar-benar memiliki masalah serius terutama yang terkait dengan kemampuan mereka dalam mengakses lembaga keuangan formal. Studi ini menyimpulkan dengan mengidentifikasi hubungan potensial antara pemain dalam keuangan mikro Islam dan menyoroti beberapa poin penting dalam kegiatan mereka. Meskipun keberhasilan mereka, UKM mengalami kesulitan dalam memperoleh layanan pembiayaan dari lembaga keuangan formal. Namun, keterbatasan ini dapat dipenuhi oleh keberadaan BMT. Studi ini membuktikan bahwa BMT memiliki kesempatan untuk menutupi layanan pembiayaan usaha UKM. Terlepas dari kontribusi positif mereka, BMT memiliki beberapa kekurangan yang perlu dikelola dengan benar dalam rangka meningkatkan layanan mereka dan mengembangkan kinerja UKM. Masalah koordinasi antara lembaga keuangan Islam lainnya adalah masalah utama lain yang harus dipertimbangkan secara serius. Masalah ini dapat didekati dengan memperkenalkan atau memulai skema keuangan Islam untuk perusahaan UKM sehingga mereka dapat menegakkan sinergi strategis yang kuat antara industri perbankan syariah dan program nasional.Mba 25. Agwu et.al., 2014 , meneliti tentang Issues, Challenges and Prospects of Small and Medium Scale Enterprises SMEs in Port-Harcourt City, Nigeria, hasil dari analisis data menunjukkan bahwa rendahnya pembiayaan, infrastruktur sosial yang tidak memadai, kurangnya keterampilan manajerial dan perpajakan yang beragam adalah tantangan utama yang dihadapi UMKM di Port-Harcourt City, sehingga dianjurkan: pemberian pinjaman lunak untuk pelaku UMKM, penjaminan pemerintah terhadap pinjaman jangka panjang bagi UMKM, pembentukan lembaga pendanaan UMKM, kemitraan sektor publik swasta dalam penyediaan infrastruktur, peningkatan kapasitas pelaku UMKM dan pemberian insentif pajak untuk pelaku UMKM. 26. Tambunan, Tulus, 2007 , meneliti tentang Entrepreneurship Development: SMES In Indonesia. Studi ini menguji pengembangan UKM saat ini di Indonesia, tulisan ini dilakukan dengan beberapa fakta yang menarik, pertama bahwa UKM di Indonesia karena jumlahnya lebih 90 dari seluruh perusahaan di luar sektor pertanian, dan karenanya sebagai sumber 97 penyerapan tenaga kerja terbesar, kedua representasi pengusaha wanita yang masih rendah, ketiga pengusaha wanita memiliki pendidikan yang lebih rendah daripada pengusaha pria keempat kelemahan utama yang diperlihatkan UKM adalah rendahnya modal kerja dan hambatan pemasaran. Yang terakhir kebanyakan penelitian yang ada menyarankan bahwa perlu program pemerintah yang efektif untuk mendukung program pengembangan UKM yang masih kecil. Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upaya yang dilakukan secara nasional untuk mengembangkan daya saing pewirausaha, pemilik UKM harus diberikan prioritas utama bagi mereka yang memiliki pengalaman sebelumnya dalam menjalankan usaha atau untuk mereka yang dapat berlangsung hidup dalam persaingan pasar dan berfokus kepada modernisasasi promosi, membangun kapasitas dan memperbesar ukuran usaha.Knowledge 27. Management Research Practice, 2010, meneliti tentang Knowledge governance within clusters, the case of small firms, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, membangun dan mengenali basis pengetahuan umum tampaknya menjadi prasyarat agar identifikasi pengetahuan eksternal dan proses akuisisi berlangsung. Peran aktif yang dimainkan oleh pemerintahan juga tampaknya lebih efisien daripada broker, peneliti membahas hasil tersebut dan implikasinya terhadap pembuat kebijakan dan anggota klaster. 28. Sakur, 2011 , meneliti tentang Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah: Studi Kasus di Kota Surakarta, dengan sampel sebanyak 56 UMKM di Kota Surakarta menemukan bahwa UMKM belum memanfaatkan secara maksimal dana yang tersedia untuk mengelola struktur modal untuk meningkatkan kinerja mereka. Ini akibat kurangnya kontrol dan bimbingan dari pihak ketiga kreditur atau penyerta modal. UMKM juga perlu meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan bisnis yang dinamis yang berdampak negatif terhadap perkembangan UMKM. Sebuah strategi bisnis yang lebih baik dan tepat dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja UMKM. Kurangnya Kemampuan UMKM dalam Manajemen Sumber Daya agar lebih efektif dan efisien menjadi masalah menonjol untuk mengembangkan UMKM. Dukungan dari pemerintah masih tidak menunjukkan dampak positif. Beberapa faktor yang mungkin termasuk dukungan yang diberikan atau disediakan tersebar tidak merata, dengan target unproper, penghentian, atau hanya sebagian bantuan. 29. Nicholas Burger, et.al. 2015 , meneliti tentang Reforming Policies For Small And Medium Sized Entreprises in Indonesia, menemukan bahwa