2 Mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren dan jelas kepada siswa
lain, guru, dan lainnya. 3
Meningkatkan atau memperluas pengetahuan matematika siswa dengan cara memikirkan pemikiran dan strategi siswa lain.
4 Menggunakan bahasa matematika secara tepat dalam berbagai ekspresi
matematika. Mengingat pentingnya kemampuan komunikasi matematika bagi siswa, Ujang
Wihatmana 2004 mengemukakan bahwa terdapat beberapa aspek yang digunakan untuk mengungkap kemampuan tersebut, diantaranya :
a. Kemampuan memberikan alasan rasional terhadap suatu pernyataan.
b. Kemampuan mengubah bentuk uraian ke dalam model matematika.
c. Kemampuan mengilustrasikan ide-ide matematika dalam bentuk uraian yang
relevan. Berdasarkan beberapa uraian tentang kemampuan komunikasi di atas, dapat
dikatakan bahwa kemampuan komunikasi matematika adalah kemampuan menyampaikan ide-ide matematika secara lisan maupun tulisan sehingga menjadi
sarana bagi siswa untuk memperoleh informasi. Komunikasi matematika tidak hanya digunakan sebagai sarana untuk berpikir, namun menjadi alat untuk
mengkomunikasikan berbagai ide dengan singkat, padat, dan jelas. Komunikasi matematika merupakan aspek yang penting karena digunakan sebagai pondasi dalam
pengetahuan matematika. Selain itu, pembelajaran matematika merupakan sarana bagi siswa dan guru untuk berinteraksi sehingga dibutuhkan komunikasi yang baik.
Aspek-aspek yang menandakan kemampuan komunikasi matematika dapat dinyatakan sebagai berikut.
a. Kemampuan menjelaskan ide-ide matematika.
b. Kemampuan menganalisis permasalahan matematika.
c. Kemampuan menyelesaikan masalah matematika dengan terorganisasi dan
terstruktur.
2. Pembelajaran Konvensional
Belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan
pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan
lingkungannya. Sedangkan pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan,
mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta
dengan hasil optimal. Rombepajung Thobroni dan Arif , 2013 : 18 berpendapat bahwa
pembelajaran adalah pemerolehan suatu mata pelajaran atau keterampilan melalui pelajaran, pengalaman, atau pengajaran. Brown Thobroni dan Arif , 2013 : 18-19
merinci karakteristik pembelajaran sebagai berikut. 1.
Belajar adalah menguasai atau memperoleh sesuatu.
2. Belajar adalah mengingat – ingat informasi atau keterampilan.
3. Proses mengingat melibatkan sistem penyimpanan, memori, dan organisasi
kognitif. 4.
Belajar melibatkan perhatian aktifsadar dan bertindak menurut peristiwa- peristiwa di luar serta di dalam organisme.
5. Belajar itu bersifat permanen tetapi tunduk pada lupa.
6. Belajar melibatkan berbagai bentuk latihan.
7. Belajar adalah suatu perubahan dalam perilaku.
Menurut Gagne dalam Ratna 2006 : 2, belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat dari
pengalaman. Gagne menambahkan bahwa terdapat lima bentuk belajar, yaitu : 1 belajar responden; 2 belajar kontiguitas; 3 belajar operant; 4 belajar
observasional; dan 5 belajar kognitif. Pelaksanaan pembelajaran di kelas menggunakan berbagai macam pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang paling
banyak digunakan di sebagian besar sekolah adalah pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional menurut Erman Suherman 2001 : 214 adalah
pembelajaran yang pada umumnya digunakan guru dimana guru mengajar sejumlah siswa di dalam sebuah ruangan dan proses pembelajaran berpusat pada guru.
Menurut Herminarto 2002: 65, dalam pembelajaran konvensional kegiatan pembelajaran dimulai dari uraian guru untuk dicatat oleh siswa, bertanya, guru
menjawab dan diakhiri dengan latihan sebagai umpan balik. Ciri lain dari pembelajaran konvensional adalah penyampaian materi yang dilakukan secara lisan
oleh guru dan sedikit sekali siswa diberikan kesempatan untuk saling bertukar pendapat. Kegiatan tersebut merupakan pembelajaran dengan metode ceramah.
Mulyasa 2011 : 114-115 dalam bukunya menjelaskan bahwa metode ceramah merupakan metode dimana guru menyajikan bahan melalui penuturan atau
penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa. Menurutnya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan guru saat melaksakan metode ceramah dalam
pembelajaran, diantaranya 1 Guru akan menjadi satu-satunya pusat perhatian; 2 Sebaiknya dimulai dengan menyampaikan tujuan pengajaran yang akan dicapai
setelah kegiatan pembelajaran; 3 Sampaikan garis besar bahan ajar, baik secara lisan maupun tulisan; 4 Hubungkan materi pelajaran yang akan disampaikan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh peserta didik; 5 Mulai dari hal umum menuju hal khusus; 6 Selingilah dengan contoh yang erat
kaitannya dengan kehidupan peserta didik; 7 Arahkan perhatian pada seluruh peserta didik; 8 Gunakan media yang sesuai; 9 Kontrol pembicaraan supaya
tidak monoton,; 10 Akhiri ceramah dengan memberi kesempatan peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas; dan 11 Buatlah kesimpulan dan
penilaian, jika perlu beri tugas atau pekerjaan rumah. David A. Jacobsen 2009 : 215 menguraikan tentang beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh guru kepada siswa melalui metode ceramah, diantaranya : 1 Membantu siswa memperoleh informasi yang tidak mudah diperoleh oleh cara-
cara yang lain; ceramah bisa menjadi efektif jika tujuannya adalah untuk memberi informasi yang sulit ditemukan siswa secara mandiri ; 2 Membantu siswa dalam
memadukan informasi dari sumber-sumber yang berbeda; dan 3 Menyingkapkan siswa pada cara pandang yang berbeda. Selanjutnya, terdapat beberapa kelebihan
dan kekurangan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Beberapa kelebihan metode ceramah, yaitu a Ketika periode perencanaan terbatas untuk
meyusun konten, ceramah justru sangat menghemat waktu dan tenaga; b Fleksibel, ceramah dapat digunakan untuk hampir semua bidang konten; c Relatif
sederhana jika dibandingkan strategi-strategi pengajaran yang lain. Sedangkan kekurangan metode ini adalah a Tidak efektif untuk menarik dan
mempertahankan perhatian siswa; b Tidak memungkinkan guru untuk memeriksa persepsi dan pemahaman siswa yang tengah berkembang; c Memaksakan sebuah
muatan kognitif yang berat pada siswa sehingga informasi seringkali diabaikan sebelum
siswa menyimpannya
dalam ingatan
jangka panjang;
dan d Menempatkan siswa pada peran yang pasif.
Iif Khoiru Ahmadi 2011 : 107 menjelaskan bahwa dalam pembelajaran konvensional bakat siswa tesebar secara normal. Jika siswa diberikan pembelajaran
yang sama dalam jumlah pembelajaran dan waktu yang tersedia untuk belajar, maka hasil belajar yang dicapai akan tersebar normal pula. Berikut beberapa hal
yang menjadi kriteria pembelajaran konvensional. a.
Tingkat ketuntasan diukur dari performance siswa yang dilakukan secara acak. b.
Satuan acuan pembelajaran dibuat untuk satu minggu pembelajaran dan hanya dipakai sebagai pedoman guru.
c. Kemampuan siswa dianggap sama.