Hasil Uji Hipotesis Deskripsi Hasil Penelitian

e Perhitungan: Uji hipotesis tampak pada tabel berikut dan selengkapnya dapat dlilihat pada Lampiran 4.4 halaman 147. Tabel 4.7. Hasil Uji Hipotesis 2 posttest Nilai Sig. 2-tailed � Keputusan Kesimpulan 0,003 0,05 � ditolak Efektif f Keputusan Tolak � dan disimpulkan bahwa pendekatan konvensional efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa. c. Pengujian Hipotesis untuk Menjawab Rumusan Masalah 3 Hipotesis akan diuji menggunakan uji independent samples dengan bantuan SPSS 16 for windows dengan taraf signifkansi � = 0,0 . Kriteria keputusan diambil jika pada nilai Sig.2 tailed dari tabel Independent Samples pada baris equal variance assumed homogen kurang dari � = 0,0 , maka � ditolak. Langkah-langkah pengujian. a Hipotesis � : � � ≤ � � : strategi pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray tidak lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan konvensional ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa � : � � � � : strategi pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan konvensional ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa b Taraf signifikansi: � = 0,0 c Statistik uji: Independent Samples Test dengan SPSS 16 d Kriteria Keputusan: � ditolak jika nilai Sig.2-tailed � = 0,0 e Perhitungan: Uji hipotesis tampak pada tabel berikut dan selengkapnya dapat dlilihat pada lampiran 4.4 halaman 147. Tabel 4.8. Hasil Uji hipotesis 3 posttest Nilai Sig. 2-tailed � Keputusan Kesimpulan 0,022 0,05 � ditolak Efektif f Keputusan Tolak � dan disimpulkan bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan konvensional ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa.

B. Pembahasan

Permasalahan yang diangkat peneliti dalam penelitian ini adalah tentang keefektifan pembelajaran ditinjau dari komunikasi matematika siswa kelas X SMA. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Purworejo dengan mengambil dua kelas secara acak, yaitu kelas X-4 dan kelas X-5. Kelas X-4 digunakan sebagai kelas kontrol dimana dikenai pembelajaran konvensional, sedangkan kelas X-5 digunakan sebagai kelas eksperimen yang dikenai strategi pembelajaran kooperati tipe two stay two stray. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi Dimensi Tiga pada subbab Konsep Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang pada Dimensi Tiga. Penelitian berlangsung sebanyak lima kali pertemuan untuk masing-masing kelas, yaitu satu kali untuk pretest, satu kali untuk posttest, dan tiga pertemuan untuk proses pembelajaran. Sebelum melaksanakan uji hipotesis, peneliti melakukan uji asumsi terlebih dahulu, yaitu uji normalitas dan homogenitas. Berdasarkan hasil uji, diperoleh bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki skor pretest dan posttest yang berdistribusi normal, sehingga pengujian dapat dilanjutkan. Uji selanjutnya yaitu uji homogenitas untuk melihat apakah skor pretest dan posttest pada kedua kelas tersebut memiliki variansi yang sama atau tidak. Dengan berbantuan SPSS 16, dapat disimpulkan bahwa skor pretest dan posttest pada kedua kelas tersebut memiliki variansi sama atau homogen kemampuan awal sama yang kemudian akan dilanjutkan dengan uji hipotesis.

1. Efektivitas Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray TSTS

Ditinjau dari Komunikasi Matematika Siswa Berdasarkan uji keefektifan strategi pembelajaran kooperatif two stay two stray ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan uji hipotesis dengan taraf signifikansi 0,05, memperoleh kesimpulan bahwa strategi pembelajaran tersebut efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa kelas X SMA Negeri 2 Purworejo. Pengujian yang digunakan adalah uji perbedaan rata- rata kemampuan awal menggunakan uji independent samples berbantuan SPSS 16 yang menghasilkan kesimpulan bahwa kedua kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian memiliki kemampuan awal yang sama. Uji dilanjutkan ke tahap pengujian data posttest untuk menguji keefektifan strategi pembelajaran kooperatif tipe twostay two stray ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa. Uji yang digunakan adalah uji one samples berbantuan SPSS 16 yang memperoleh kesimpulan bahwa strategi pembelajaran tersebut efektif. Kesimpulan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Dian Mayasari 2013 yang menyimpulkan bahwa metode pembelajaran two stay two stray dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis tertulis. Strategi pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray memaksa siswa untuk aktif dalam pembelajaran melalui tahap-tahap yang ada. Pada tahap penugasan, siswa harus berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Hal ini memungkinkan siswa berinteraksi langsung dan aktif dalam menganalisis dan memecahkan permasalahan yang diberikan. Kemudian pada tahap tinggal dan bertamu, siswa juga dituntut aktif dalam menjelaskan hasil diskusi kelompoknya kepada tamu dari kelompok lain. Selanjutnya, setelah kembali ke kelompok masing-masing, siswa diharuskan untuk menjelaskan kembali apa yang diperolehnya dari kelompok lain. Setelah didiskusikan kembali, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Tahap-tahap tersebut memaksa untuk semua siswa berperan aktif, baik yang berperan sebagi tamu maupun tuan rumah. Dengan demikian, pembelajaran lebih efektif dan membekas di benak siswa.

2. Efektivitas Pembelajaran Konvensional Ditinjau dari Kemampuan

Matematika Siswa Berdasarkan uji keefektifan pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan uji hipotesis dengan taraf signifikansi 0,05, memperoleh kesimpulan bahwa strategi pembelajaran tersebut efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa kelas X SMA Negeri 2 Purworejo. Pengujian yang digunakan adalah uji perbedaan rata-rata kemampuan awal menggunakan uji independent samples berbantuan SPSS 16 yang menghasilkan kesimpulan bahwa kedua kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian memiliki kemampuan awal yang sama. Uji dilanjutkan ke tahap pengujian data posttest untuk menguji keefektifan pembelajaran konvensonal ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa. Uji yang digunakan adalah uji one samples berbantuan SPSS 16 yang memperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran konvensional efektif. Pembelajaran konvensional memudahkan siswa dalam memperoleh materi karena guru menggunakan metode ceramah dan memberikan contoh-contoh soal untuk setiap materi yang sedang dibahas. Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh guru melalui metode ceramah menurut David A. Jacobsen 2009 : 215 adalah membantu siswa memperoleh informasi yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain sehingga ceramah bisa menjadi efektif. Pembelajaran ini baik bagi siswa yang memiliki cara belajar pasif yang hanya perlu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru. Namun, pembelajaran ini dipegang sepenuhnya oleh guru, sehingga siswa kurang memiliki peran dalam proses pembelajarannya.

3. Perbedaan Keefektifan antara Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two

Stay Two Stray TSTS dan Pembelajaran Konvensional Ditinjau dari Komunikasi Matematika Siswa Berdasarkan uji hipotesis 1 dan uji hipotesis 2, disimpulkan bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dan pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa, sehingga perlu dilakukan uji

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa

1 4 202

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

6 25 59

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBASIS LKS DITINJAU Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Berbasis LKS Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Matematika Siswa ( Pada Siswa Kelas VII Sem

0 1 16

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBASIS LKS DITINJAU Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Berbasis LKS Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Matematika Siswa ( Pada Siswa Kelas VII Sem

0 2 15

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) PADA MATERI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA.

7 41 314