Analisis Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika

eksperimen dan kelas kontrol. Dalam analisis deskrtiptif akan dicari nilai rata-rata skor mean, skor tertinggi, skor terendah, variansi, dan standar deviasi. a Mean Mean adalah rata-rata perolehan skor siswa masing-masing kelas. Data perolehan skor siswa berupa data tidak berkelompok, maka mean ini dapat dicari dengan rumus : �̅ = ∑ � � � � � Keterangan : �̅ = Mean Rata-rata skor siswa � � = nilaisiswa � = banyaknya siswa b Skor tertinggi Skor yang tertinggi diperoleh dengan cara melihat langsung dan mengidentifikasikan skor yang tertinggi yang diperoleh siswa. c Skor terendah Skor yang terendah diperoleh dengan cara melihat langsung dan mengidentifikasikan skor yang terendah yang diperoleh siswa. d Variansi Variansi di dapatkan melalui rumus : � = � − ∑ � � − �̅ � �= Keterangan : � = Variansi � � = skor siswa �̅ = rata-rata skor siswa � = banyaknya siswa e Standar Deviasi Standar deviasi adalah akar dari variansi yang dapat menunjukkan seberapa besar simpangan baku dari data yang dianalisis. Cara menghitungnya yaitu : � = √�

b. Uji Asumsi Analisis

Uji asumsi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kemampuan awal siswa. 1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data hasil pretest dan posttest yang diperoleh dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Rumusan hipotesis yang digunakan adalah: � : Skor pretestposttest kelas kontrol dan kelas eksperimen pada tes kemampuan komunikasi matematika berasal dari populasi yang berdistribusi normal � : Skor pretestposttest kelas kontrol dan kelas eksperimen pada tes kemampuan komunikasi matematika siswa berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Statistik uji yang digunakan adalah Uji Kolmogorov-Smirnov melalui bantuan software SPSS versi 16 dengan taraf signifikansi � = , . Kriteria keputusannya adalah H ditolak jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed kurang dari 0,025. 2 Uji Homogenitas Uji homogenitas ditujukan untuk mengetahui apakah variansi data pada populasi yang digunakan di dalam penelitian ini sama atau tidak. Rumusan hipotesis yang digunakan adalah: � : � = � Skor pretestposttest kelas kontrol dan kelas eksperimen pada tes kemampuan komunikasi matematika siswa mempunyai variansi yang sama. � :� ≠ � Skor pretestposttest kelas kontrol dan kelas eksperimen pada tes kemampuan komunikasi matematika siswa memiliki variansi yang tidak sama berbeda. Statistik uji yang digunakan adalah Uji One Way ANOVA melalui bantuan software SPSS versi 16 dengan taraf signifikansi � = , . Kriteria keputusannya adalah H ditolak jika jika nilai Sig. dari Levene Statistic pada tabel Test of Homogenity of Variances kurang dari 0,025. 3 Uji Kemampuan Awal Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan awal dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama atau tidak. Adapun pengolahan pada uji kemampuan awal ini adalah dengan uji-t. Rumusan hipotesis yang digunakan adalah � : � � = � � kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. � : � � ≠ � � kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang tidak samaberbeda. Statistik uji yang digunakan adalah Uji independent samples melalui bantuan software SPSS versi 16 dengan taraf signifikansi � = , . Kriteria keputusannya adalah H ditolak jika jika nilai Sig. dari tabel Independent Samples kurang dari 0,025.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui jawaban dari rumusan masalah. Kriteria kefektifan dalam pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut. 1 Pengujian Hipotesis untuk Menjawab Rumusan Masalah 1 Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas strategi pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut. � : � � ≤ 7 ,99 : strategi pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray tidak efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa � : � � 7 ,99 : strategi pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa Statistik uji yang digunakan adalah uji one samples melalui bantuan software SPSS versi 16 dengan taraf signifikansi � = , . Kriteria keputusannya adalah H ditolak jika jika nilai Sig. 2-tailed kurang dari 0,05. 2 Pengujian Hipotesis untuk Menjawab Rumusan Masalah 2 Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut. � : � � ≤ 7 ,99 : pendekatan konvensional tidak efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa � : � � 7 ,99 : pendekatan konvensional efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa Statistik uji yang digunakan adalah uji one samples melalui bantuan software SPSS versi 16 dengan taraf signifikansi � = , . Kriteria keputusannya adalah H ditolak jika jika nilai Sig. 2-tailed kurang dari 0,05. 3 Pengujian Hipotesis untuk Menjawab Rumusan Masalah 3 Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut. � : � � ≤ � � : strategi pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray tidak lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan konvensional ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa � : � � � � : strategi pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan konvensional ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa Statistik uji yang digunakan adalah uji independent samples melalui bantuan software SPSS versi 16 dengan taraf signifikansi � = , . Kriteria keputusannya adalah H ditolak jika jika nilai Sig. 2-tailed kurang dari 0,05.

K. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil jika memenuhi indikator berikut. 1. Strategi pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray TSTS dan konvensional dalam pembelajaran matematika dikatakan efektif jika rata-rata nilai posttest pada masing-masing kelas lebih tinggi dari KKM berdasarkan uji one samples yang telah dilakukan. 2. Strategi pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray TSTS dikatakan lebih efektif daripada pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa jika hasil uji independent samples menunjukkan bahwa rata-rata nilai tes kemampuan komunikasi matematika akhir posttest pada kelas eksperimen lebih besar daripada rata-rata nilai tes kemampuan komunikasi matematika akhir posttest kelas kontrol. 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen semu untuk mengetahui keefektifan dua strategi pembelajaran ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa. Dua strategi pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray TSTS yang dikenakan pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional yang dikenakan pada kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Purworejo yang terdiri dari enam kelas untuk kelas X dan berisi siswa heterogen. Berasal dari enam kelas inilah kemudian diambil dua kelas secara acak, yaitu kelas X-4 sebagai kelas kontrol dan kelas X-5 sebagai kelas eksperimen. Peneliti bertindak sebagai guru untuk kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan 2 kali pertemuan tiap minggunya dengan durasi 2 × 45 menit untuk tiap pertemuan. Materi yang diajarkan pada penelitian ini adalah Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang pada Dimensi Tiga.

1. Deskripsi Pembelajaran

Pembelajaran pada kelas eksperimen X-5 menggunakan strategi pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray TSTS sedangkan pada kelas kontrol X-4 menggunakan pembelajaran konvensional. Sebelum dikenakan pembelajaran, siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pretest yang digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa. Pada pertemuan berikutnya dilaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan kelas masing-masing seperti yang telah direncanakan pada RPP. Setelah proses pembelajaran selesai, siswa diberi posttest untuk mengukur kemampuan komunikasi matematika siswa. Berikut deskripsi pembelajaran untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

a. Pembelajaran Kelas Eksperimen

Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen menyesuaikan RPP yang telah direncanakan. Pada pembelajaran ini, peneliti bertindak sebagai guru yang diamati oleh seorang observer yang bertugas untuk memantau proses pembelajaran dan mengisi lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Secara umum, pembelajaran di kelas eksperimen terlaksana sesuai dengan RPP yang telah direncanakan. Hal ini terbukti dari hasil pengamatan yang dicantumkan dalam lembar observasi yang terlihat pada Lampiran 2.1 halaman 80 dengan hasil analisis lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran yang mencapai 94,7 yang masuk dalam kategori tinggi. Rekap penilaian hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 3.1 halaman 137. Pembelajaran matematika di kelas eksperimen menggunakan Lembar Kegiatan Siswa LKS yang berisi kegiatan-kegiatan dan permasalahan matematika yang harus didiskusikan oleh siswa. LKS berisi tentang materi Konsep dan Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang pada Dimensi Tiga yang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.5 halaman 107. Kegiatan-kegiatan pada LKS dilaksanakan siswa secara berkelompok. Setiap pertemuan, pembelajaran matematika selalu diawali dengan berdoa bersama yang kemudian dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran dan motivasi. Setelah itu, peneliti yang berperan sebagai guru memberikan apersepsi kepada siswa

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa

1 4 202

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

6 25 59

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBASIS LKS DITINJAU Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Berbasis LKS Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Matematika Siswa ( Pada Siswa Kelas VII Sem

0 1 16

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBASIS LKS DITINJAU Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Berbasis LKS Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Matematika Siswa ( Pada Siswa Kelas VII Sem

0 2 15

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) PADA MATERI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA.

7 41 314