Populasi Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian

menyelesaikan soal-soal yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Pada tahap ini masing-masing anggota tiap kelompok diberi waktu oleh guru untuk memahami materi dan mempelajari bagaimana cara penyelesaian soal agar diperoleh hasil yang tepat. 2. Tinggal dan Bertamu Dua dari empat anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu kekelompok yang lain, sementara dua anggota yang tinggal dalam tiap kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka kepada tamu. 3. Kembali ke Kelompok Setelah memperoleh informasi dari anggota yang tinggal, maka tamu mohon diri dan kembali kekelompok masing-masing dan melaporkan temuannya serta mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka. 4. Berpikir Ulang Kelompok berpikir kembali dan mencocokkan jawaban mereka serta membahas hasil kerja mereka. 5. Presentasi Kelompok Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan, maka salah satu kelompok yang dipilih secara acak mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan kepada kelompok lainnya serta meminta tanggapan dari kelompok lain. d. Kegiatan Akhir Guru membahas dan mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan dari materi.

2. Kemampuan Komunikasi Matematika

Kemampuan komunikasi matematika siswa dalam penelitian ini berperan sebagai variabel terikat. Kemampuan ini didefinisikan sebagai kemampuan siswa dalam menyampaikan alasan rasional terhadap suatu pernyataan matematika yang kemudian dapat memecahkan suatu permasalahan matematika dan dapat menyampaikannya ke dalam bentuk uraian. Aspek-aspek yang menandakan kemampuan komunikasi matematika dapat dinyatakan sebagai berikut. a. Kemampuan menjelaskan ide-ide matematika. b. Kemampuan menganalisis permasalahan matematika. c. Kemampuan menyelesaikan masalah matematika yang terorganisani dan terstruktur dengan baik.

F. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Desain Tes Kemampuan Awal. Kelas yang digunakan sebagai sampel akan diberi tes kemampuan awal yang kemudian disebut pretest sebelum diberi perlakuan yang kemudian akan diberi posttest setelah perlakuan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa

1 4 202

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

6 25 59

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBASIS LKS DITINJAU Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Berbasis LKS Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Matematika Siswa ( Pada Siswa Kelas VII Sem

0 1 16

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBASIS LKS DITINJAU Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Berbasis LKS Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Matematika Siswa ( Pada Siswa Kelas VII Sem

0 2 15

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) PADA MATERI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA.

7 41 314