Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray

c. Siswa mengeksplorasi persoalan d. Siswa merumuskan tugas dan menyelesaikan persoalan e. Siswa bekerja mandiri, lalu belajar kelompok Tahap 3 : Penilaian Kelompok a. Guru menilai dan menskor hasil kelompok b. Guru memberi penghargaabn pada kelompok c. Guru dan siswa mengevaluasi perilaku anggota kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif pun memiliki beberapa tipe, salah satunya adalah tipe two stay two stray. Dalam pembelajaran menggunakan tipe ini, peserta dituntut untuk berdiskusi dengan siswa lainnya sehingga tercipta komunikasi aktif. Tipe pembelajaran ini membantu siswa untuk memahami topik atau konsep dengan cara yang lebih menyenangkan. Langkah – langkah pembelajaran dengan menggunakan tipe two stay two stray adalah sebagai berikut : 1 Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 orang. 2 Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain. 3 Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka. 4 Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. 5 Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka. Berdasarkan penjelasan di atas, secara teori, pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan kemandirian dalam belajar yang di dalamnya juga terdapat cara mereka tentang bagaimana dalam berkomunikasi saat belajar, khususnya mengkomunikasikan matematika. Kemudian, dengan tipe two stay two stray, siswa juga akan berperan aktif sehingga konsep akan lebih mengakar di benak mereka. Two Stay Two Stray TSTS memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model ini yaitu dapat diterapkan pada semua kelastingkatan, kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna, lebih berorientasi pada keaktifan, membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar. Sedangkan faktor penghambat dari model Two Stay Two Stray TSTS yaitu membutuhkan waktu yang lama, siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok, guru membutuhkan banyak persiapan materi, dana dan tenaga, guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.

4. Hubungan Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray Ditinjau dari

Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Komunikasi diperlukan dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang matematika. Selain untuk menemukan pola, matematika dapat dijadikan alat untuk menyampaikan idegagasan, dengan begitu dibutuhkan kemampuan komunikasi yang baik untuk menyampaikannya. Kemampuan komunikasi matematika dapat dikatakan baik apabila memenuhi aspek-aspek sebagai berikut. a. Kemampuan menjelaskan ide-ide matematika secara tulisan. b. Kemampuan menganalisis permasalahan matematika. c. Kemampuan menyelesaikan masalah matematika yang terorganisani dan terstruktur dengan baik. Model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan matematika siswa adalah pembelajaran kooperatif, salah satunya yaitu dengan menggunaka tipe Two Stay Two Stray TSTS. Pembelajaran kooperatif tipe ini menuntut siswa untuk aktif melalui tahap-tahap, seperti 1 penugasan, 2 tinggal dan bertamu, 3 kembali ke kelompok, 4 berpikir ulang, dan 5 presentasi kelompok. Sebelum pelaksanaan tahap-tahap tersebut, siswa dibagi dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4 orang. Tahap pertama yaitu penugasan. Pada tahap ini, siswa diberi tugas oleh guru untuk memecahkan permasalahan matematika atau untuk menemukan suatu konsep matematika. Penugasan ini meuntut siswa untuk berinteraksi dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya sehingga siswa dapat bertukar pikiran mengenai pemecahan masalah, menemukan konsep, maupun bertukar ide matematika sehingga kemampuan komunikasi matematika siswa pada aspek kemampuan menjelaskan ide-ide matematika, kemampuan menganalisis permasalahan matematika, maupun kemampuan menyelesaikan masalah matematika dapat ditingkatkan. Tahap kedua pada pembelajaran kooperatif tipe TSTS adalah tinggal dan bertamu. Siswa berbagi peran menjadi tamu dan tuan rumah. Kedua peran ini menuntut siswa untuk dapat menjelaskan hasil diskusi kelompok. Peran ini dapat mengembangkan salah satu aspek komunikasi matematika yaitu pada aspek kemampuan menjelaskan ide-ide matematika, baik lisan maupun tulisan. Tahap ketiga adalah kembali ke kelompok. Tuan rumah mempersilakan tamunya untuk kembali ke kelompok semula. Setelah siswa yang berperan menjadi tamu kembali, mereka ditugaskan untuk menceritakan hasilnya saat bertamu. Tahap ini memiliki fungsi yang sama pada tahap kedua, yaitu untuk mengasah kemampuan menjelaskan ide-ide matematika. Tahap selanjutnya adalah berpikir ulang. Siswa dalam kelompok mendiskusikan kembali permasalahan matematika yang telah diberikan guru berdasarkan hasil diskusi dan hasil bertamu. Mereka akan memikirkan kembali solusi yang paling tepat untuk permasalahan yang ada. Berdasarkan tahap ini, siswa dapat mengembangkan aspek kemampuan menganalisis permasalahan matematika dan kemampuan menyelesaikan masalah matematika secara terstruktur. Tahap terakhir pada pembelajaran Two Stay Two Stray adalah presentasi kelompok. Siswa dituntut untuk menjelaskan hasil diskusi kelompoknya kepada teman sekelasnya. Tahap ini membutuhkan kemampuan menjelaskan ide-ide matematika, yang merupakan salah satu aspek pada kemampuan komunikasi matematika. Berdasarkan semua tahap tersebut, siswa akan memiliki kemampuan untuk menyampaikan ide-ide matematika secara jelas, seperti menyampaikan rasionalisasinya, mampu menganalisis permasalahan matematika, dan mampu menyelesaikan permasalahan matematika secara terstruktur dan terorganisir. Semua kemampuan itu merupakan aspek-aspek dari kemampuan komunikasi matematika.

5. Materi Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang pada Dimensi Tiga

a. Pengertian Titik, Garis, dan Bidang 1 Titik tidak memiliki ukuran seperti panjang maupun lebar, sehingga titik dikatakan berdimensi nol. Titik digambar dengan tanda noktah dan diberi nama menggunaka huruf kapital. Contoh: . . A B 2 Garis merupakan kumpulan dari titik-titik yang berjajar memanjang. Garis memiliki ukuran panjang yang tak terbatas dan tidak memiliki lebar. Sebuah garis biasanya diberi nama dengan huruf kecil atau menggunakan dua titik ujungnya. Contoh : g . . A B 3 Bidang memiliki ukuran luas yang tak terbatas. Biasanya suatu bidang digambar dengan bidang segiempat. Nama bidang dituliskan di pojok bidang menggunakan huruf atau dengan menyebutkan titik-titik sudut dari wakil bidang itu. Contoh : D C A B b. Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang pada Bangun Ruang 1 Kedudukan Titik Terhadap Garis

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa

1 4 202

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

6 25 59

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBASIS LKS DITINJAU Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Berbasis LKS Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Matematika Siswa ( Pada Siswa Kelas VII Sem

0 1 16

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBASIS LKS DITINJAU Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Berbasis LKS Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Matematika Siswa ( Pada Siswa Kelas VII Sem

0 2 15

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) PADA MATERI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA.

7 41 314