4 Kedudukan Garis Terhadap Bidang
a Garis terletak pada bidang
Sebuah garis g dikatakan terletak pada bidang α jika garis g dan bidang
α sekurang-kurangnya mempunyai dua titik persekutuan. b
Garis sejajar bidang Sebuah garis h dikatak
an sejajar bidang jika garis h dan bidang tidak mempunyai satupun titik persekutuan.
c Garis menembus bidang
Sebuah garis k dikatakan menembus bidang jika garis k dan bidang
hanya mempunyai satu titik persekutuan yang kemudian disebut titik potong.
5 Kedudukan Bidang Terhadap Bidang Lain
a Dua bidang berimpit
Bidang α dan bidang dikatakan berimpit jika setiap titik yang terletak pada bidang α juga terletak pada bidang atau setiap titik yang terletak
pada bidang juga terletak pada bidang α. b
Dua bidang sejajar Bidang α dan bidang dikatakan sejajar jika kedua bidang itu tidak
mempunyai satu pun titik persekutuan.
c Dua bidang berpotongan
Bidang α dan bidang dikatakan berpotongan jika kedua bidang itu tepat memiliki sebuah garis persekutuan. Garis persekutuan merupakan
tempat kedudukan titik- titik persekutuan bidang α an bidang .
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian sebelumnya yang relevan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Fitria Ulfah 2010 dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa” dengan jenis penelitian quasi eksperimen yang
dilaksanakan di MTs Al Falah Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan komunikasi
matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray lebih baik dibandingkan dengan menggunakan
pembelajaran konvensional. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu tentang hubungan pembelajaran kooperatif tipe two stay
two stray dengan kemampuan komunikasi matematika. Jenis penelitian yang
digunakan juga sama, yaitu penelitian quasi eksperimen. Yang membedakan adalah subjek penelitiannya. Dalam penelitian Fitria Ulfah, subjek
penelitiannya adalah siswa MTs sedangkan dalam penelitian ini menggunakan subjek siswa SMA.
2. Dian Mayasari 2013 dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Komunikasi Matematika Tertulis Siswa Kelas XI IPA 5 SMA N 1 Purwosari
Pasuruan” dimana hasilnya adalah metode pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa.
Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu meneliti tentang pembelajaran kooperatif dengan komunikasi matematika,
namun jenis penelitian yang digunakan berbeda. Penelitian yang dilakukan Dian Maya Sari adalah penelitian tindakan kelas sedangkan penelitian yang
penulis lakukan menggunakan jenis penelitian quasi eksperimen.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang bertujuan untuk siswa mendapatkan pengetahuan secara utuh mengenai matematika. Matematika
sesungguhnya suatu objek kajian abstrak yang sulit dipahami, sehingga dibutuhkan penyampaian informasi yang jelas kepada siswa supaya informasi yang diperoleh
siswa tidak bias. Penyampaian inilah yang kemudian membutuhkan kemampuan dalam berkomunikasi.
Kemampuan komunikasi dalam pembelajaran matematika tidak hanya sekedar penyampaian tentang simbol atau rumus yang telah ditemukan sejak bertahun-tahun
yang lalu, akan tetapi bagaimana siswa dapat memahami konsep matematika. Konsep inilah yang kemudian dikemas supaya siswa lebih mudah dalam menerima
dan memahami. Namun, penyampaian konsep tidak harus disampaikan oleh guru. Guru dapat memantik siswa untuk memunculkan ide-ide atau gagasan-gagasan
dalam matematika yang kemudian siswa mampu memahami konsep matematika. Ketika seorang siswa telah mampu memahami, maka siswa tersebut seharusnya
mampu menjelaskan dengan baik kepada siswa lainnya, baik rasionalisasinya mauupun dalam bentuk matematikanya.
Pada kenyataannya, saat ini pembelajaran matematika hanyalah sebagai sarana untuk mencapai nilai yang baik, sehingga yang terjadi di kelas hanyalah transfer
rumus atau materi, bukan untuk memahami matematika secara utuh. Siswa cenderung menerima apa yang diberikan oleh guru sehingga pemikiran siswa
menjadi kurang kritis dan sulit memunculkan gagasan. Jika demikian, maka siswa akan terkungkung dalam zona nyamannya dan tidak akan mengembangkan ilmu
yang telah diterima. Jika demikian, maka kemampuan komunikasi matematika siswa akan terhambat dan sulit berkembang.
Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memahami matematika. Salah satu pembelajaran yang dapat digunakan untuk memahami
matematika, terutama dalam pengembangan kemampuan komunikasi matematika, yaitu pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Tipe ini memaksa siswa
untuk bersosialisasi dengan siswa lainnya karena mereka dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam kelompok inilah siswa dituntut untuk berdiskusi
dan mengeluarkan ide-ide matematikanya sehingga siswa akan saling melengkapi ide yang dimilikinya. Dari pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat melatih
kemampuan komunikasinya, terkhusus untuk kemampuan komunikasi matematika sehingga pendekatan ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan hipotesis penelitian sebagai dugaan awal hasil penelitian ini, yaitu:
1. Strategi pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray efektif ditinjau dari
kemampuan komunikasi matematika siswa kelas X SMA. 2.
Strategi pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa kelas X SMA.
3. Strategi pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray lebih efektif
dibandingkan strategi pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa kelas X SMA.