Indikator Keberhasilan METODE PENELITIAN

proses pembelajaran selesai, siswa diberi posttest untuk mengukur kemampuan komunikasi matematika siswa. Berikut deskripsi pembelajaran untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

a. Pembelajaran Kelas Eksperimen

Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen menyesuaikan RPP yang telah direncanakan. Pada pembelajaran ini, peneliti bertindak sebagai guru yang diamati oleh seorang observer yang bertugas untuk memantau proses pembelajaran dan mengisi lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Secara umum, pembelajaran di kelas eksperimen terlaksana sesuai dengan RPP yang telah direncanakan. Hal ini terbukti dari hasil pengamatan yang dicantumkan dalam lembar observasi yang terlihat pada Lampiran 2.1 halaman 80 dengan hasil analisis lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran yang mencapai 94,7 yang masuk dalam kategori tinggi. Rekap penilaian hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 3.1 halaman 137. Pembelajaran matematika di kelas eksperimen menggunakan Lembar Kegiatan Siswa LKS yang berisi kegiatan-kegiatan dan permasalahan matematika yang harus didiskusikan oleh siswa. LKS berisi tentang materi Konsep dan Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang pada Dimensi Tiga yang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.5 halaman 107. Kegiatan-kegiatan pada LKS dilaksanakan siswa secara berkelompok. Setiap pertemuan, pembelajaran matematika selalu diawali dengan berdoa bersama yang kemudian dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran dan motivasi. Setelah itu, peneliti yang berperan sebagai guru memberikan apersepsi kepada siswa sebelum memasuki materi yang akan dipelajari. Kemudian untuk pertemuan pertama, siswa dikelompokan menjadi 8 kelompok yang masing-masing terdiri atas 4 siswa heterogen. Pengelompokkan ini berlaku selama penelitian berlangsung. Daftar kelompok dapat dilihat pada Lampiran 5.1 halaman 149. Sebelum memasuki kegiatan inti, guru memberikan peraturan pembelajaran menggunakan strategi kooperatif tipe Two Stay Two Stray TSTS. Kegiatan inti diawali dengan pemberian tugas pada setiap kelompok yang telah diuraikan dalam Lembar Kegiatan Siswa LKS yang dibagi menjadi tiga kegiatan. LKS secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.5 halaman 107. Siswa melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk pada LKS dan mendiskusikan permasalahan yang ada pada LKS yang kemudian mencari pemecahan atas masalah yang didapatkan. Tahap penugasan ini memaksa siswa untuk mengasah kemampuan dalam hal menganalisis masalah matematika dan menyelesaikan masalah matematika secara terorganisasi dengan baik. Selain itu, siswa harus menuliskan penyelesaian dalam LKS sehingga membutuhkan kemampuan menjelaskan ide-ide matematika secara tertulis. Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan aspek-aspek yang menandakan kemampuan komunikasi matematika siswa. Gambar 1 Tahap Penugasan pada Pembelajaran TSTS Kegiatan selanjutnya yaitu tinggal dan bertamu. Siswa dalam masing-masing kelompok berbagi peran, dua orang menjadi tuan rumah dan dua orang menjadi tamu. Dua orang tamu dalam tiap kelompok mengunjungi kelompok lain yang telah ditentukan oleh guru. Aturan bertamu dapat dilihat pada Lampiran 5.2 halaman 150. Dua orang tamu ini diterima oleh tuan rumah kelompok lain. Tuan rumah bertugas menjelaskan pemecahan masalah hasil dari diskusi kelompoknya kepada tamu. Tamu menyimak dan diperkenankan bertanya kepada tuan rumah apabila terdapat hal-hal yang belum jelas. Tahap ini berguna untuk mengasah kemampuan siswa dalam menjelaskan ide-ide matematika secara lisan. Gambar 2 Tahap Tinggal dan Bertamu pada Pembelajaran TSTS Dua orang tamu dipersilakan kembali ke kelompoknya apabila penjelasan dari tuan rumah dianggap cukup. Pada tahap ini, dua siswa yang berperan menjadi tamu bertugas menceritakan hasil diskusi yang didapatkan dari kelompok lain ke kelompoknya masing-masing. Pada tahap ini, siswa juga diuji dalam hal kemampuan menjelaskan ide- ide matematika secara lisan kepada siswa lainnya. Tahap selanjutnya berpikir ulang yaitu setiap kelompok memikirkan dan mendiskusikan kembali hasil pemecahan masalah yang telah didiskusikan sebelumnya

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa

1 4 202

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

6 25 59

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBASIS LKS DITINJAU Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Berbasis LKS Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Matematika Siswa ( Pada Siswa Kelas VII Sem

0 1 16

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBASIS LKS DITINJAU Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Berbasis LKS Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Matematika Siswa ( Pada Siswa Kelas VII Sem

0 2 15

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) PADA MATERI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA.

7 41 314