Deskripsi Pembelajaran Deskripsi Hasil Penelitian

Kegiatan selanjutnya yaitu tinggal dan bertamu. Siswa dalam masing-masing kelompok berbagi peran, dua orang menjadi tuan rumah dan dua orang menjadi tamu. Dua orang tamu dalam tiap kelompok mengunjungi kelompok lain yang telah ditentukan oleh guru. Aturan bertamu dapat dilihat pada Lampiran 5.2 halaman 150. Dua orang tamu ini diterima oleh tuan rumah kelompok lain. Tuan rumah bertugas menjelaskan pemecahan masalah hasil dari diskusi kelompoknya kepada tamu. Tamu menyimak dan diperkenankan bertanya kepada tuan rumah apabila terdapat hal-hal yang belum jelas. Tahap ini berguna untuk mengasah kemampuan siswa dalam menjelaskan ide-ide matematika secara lisan. Gambar 2 Tahap Tinggal dan Bertamu pada Pembelajaran TSTS Dua orang tamu dipersilakan kembali ke kelompoknya apabila penjelasan dari tuan rumah dianggap cukup. Pada tahap ini, dua siswa yang berperan menjadi tamu bertugas menceritakan hasil diskusi yang didapatkan dari kelompok lain ke kelompoknya masing-masing. Pada tahap ini, siswa juga diuji dalam hal kemampuan menjelaskan ide- ide matematika secara lisan kepada siswa lainnya. Tahap selanjutnya berpikir ulang yaitu setiap kelompok memikirkan dan mendiskusikan kembali hasil pemecahan masalah yang telah didiskusikan sebelumnya dikolaborasikan dengan hasil dari bertamu ke kelompok lain. Pada tahap ini, kelompok menganalisis ulang permasalahan matematika yang diberikan dalam LKS dan menyempurnakan hasil diskusi sehingga menjadi kesimpulan untuk masing-masing kelompok. Tahap terakhir pada kegiatan inti adalah presentasi kelompok. Setiap kelompok mengajukan perwakilan kelompoknya untuk menjelaskan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Namun, karena terkendala waktu, tidak semua kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusinya. Gambar 3 Tahap Presentasi Kelompok pada Pembelajaran TSTS Kegiatan penutup untuk setiap pertemuan dalam pembelajaran yaitu guru bersama siswa menyimpulkan dan merangkum materi hasil pembelajaran. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas. Sebagai akhir pembelajaran, guru dan siswa mengakhiri pembelajaran dengan berdoa. Peran guru selama proses pembelajaran berlangsung adalah sebagai fasilitator. Guru akan memberikan arahan ketika siswa membutuhkan, sehingga dalam proses ini siswa dituntut aktif. Guru tidak memiliki kendali penuh selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Pembelajaran Kelas Kontrol

Kegiatan pembelajaran di kelas kontrol menyesuaikan RPP dari guru pengampu yang menggunakan pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini, peneliti bertindak sebagai guru yang diamati oleh seorang observer yang bertugas untuk memantau proses pembelajaran dan mengisi lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Secara umum, pembelajaran di kelas kontrol terlaksana sesuai dengan RPP Konvensional. Hal ini terbukti dari hasil pengamatan yang dicantumkan dalam lembar observasi yang terlihat pada Lampiran 2.2 halaman 86 dengan hasil analisis lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran yang mencapai 92,83 yang termasuk dalam kategori tinggi. Rekap penilaian hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 3.2 halaman 138. Pembelajaran matematika di kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan diskusi dengan teman sebangku. Hal ini menyebabkan guru memegang kendali sepenuhnya selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peran siswa menjadi kurang dan siswa menjadi kurang aktif dalam memecahkan masalah matematika. Setiap pertemuan dalam pembelajaran matematika di kelas kontrol diawali dengan berdoa bersama. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan motivasi bagi siswa. Setelah itu, guru memasuki materi dengan diawali apersepsi tentang dimensi tiga yang telah dipelajari di jenjang sebelumnya. Kegiatan inti pada kelas kontrol adalah ceramah. Guru menjelaskan materi tentang konsep kedudukan titik, garis, dan bidang pada dimensi tiga dan memberikan contoh- contoh. Setelah itu, siswa diberikan latihan soal yang dapat didiskusikan dengan teman sebangku. Kemudian guru bersama siswa membahas latihan soal yang telah diberikan. Sesekali siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan di depan kelas atau menuliskan jawaban di papan tulis. Gambar 4 Suasana Pembelajaran di Kelas Kontrol Tahap akhir pada pembelajaran matematika di kelas kontrol, guru bersama siswa menyimpulkan materi pada tiap pertemuan. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya jika terdapat hal-hal yang kurang dimengerti. Pembelajaran diakhiri dengan doa bersama pada tiap pertemuannya.

2. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah skor pretest dan posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil perolehan skor pretest terdapat pada Lampiran 3.3 halaman 139 Sedangkan perolehan skor posttest dari kedua kelas tersebut terdapat pada Lampiran 3.4 halaman 141. Berikut deskripsi data dari perolehan nilai pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan rentang 0 – 100. Tabel 4.1. Deskripsi Data Skor Statistik Eksperimen Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Jumlah siswa 30 30 30 30 Skor tertinggi 86 100 88 95 Skor terendah 42 69 46 50 Skor rata-rata 67,67 89,53 69,5 82,7 Varians 136,02 89,29 139,57 162,84 Simpangan baku 11,67 9,45 11,81 12,76

3. Hasil Uji Asumsi Analisis

a. Uji Normalitas

1 Uji Normalitas Skor Pretest Uji normalitas kali ini menggunakan Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS 16 for windows dengan taraf signifikansi � = 0,0 . Kriteria keputusan diambil jika nilai Asymp. Sig 2-tailed kurang dari � = 0,02 maka � ditolak sehingga data pretest berasal dari data yang tidak berdistribusi normal. Langkah-langkah pengujian: a Hipotesis i � : Skor pretest kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. � : Skor pretest kelas eksperimen berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. ii � : Skor pretest kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. � : Skor pretest kelas kontrol berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. b Taraf signifikansi: � = 0,0 c Statistik uji: One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan SPSS 16 d Kriteria Keputusan: � ditolak jika Asymp. Sig 2-tailed � = 0,02 e Perhitungan: Uji normalitas tampak pada tabel berikut dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.1 halaman 143. Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Nilai Asymp. Sig 2-tailed � 2 Keputusan Kesimpulan Eksperimen 0,841 0,025 � diterima Data berdistribusi normal Kontrol 0,798 0,025 � diterima Data berdistribusi normal f Keputusan i Terima � dan disimpulkan bahwa skor pretest kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. ii Terima � dan disimpulkan bahwa skor pretest kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2 Uji Normalitas Skor Posttest Uji normalitas kali ini menggunakan Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS 16 for windows dengan taraf signifikansi � = 0,0 . Kriteria keputusan diambil jika nilai Asymp. Sig 2-tailed kurang dari � = 0,02 maka � ditolak sehingga data posttest berasal dari data yang tidak berdistribusi normal. Langkah-langkah pengujian: a Hipotesis i � : Skor posttest kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. � : Skor posttest kelas eksperimen berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. ii � : Skor posttest kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. � : Skor posttest kelas kontrol berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. b Taraf signifikansi: � = 0,0 c Statistik uji: One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan SPSS 16 d Kriteria Keputusan: � ditolak jika Asymp. Sig 2-tailed � = 0,02 e Perhitungan: Uji normalitas tampak pada tabel berikut dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.1 halaman 143.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa

1 4 202

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

6 25 59

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBASIS LKS DITINJAU Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Berbasis LKS Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Matematika Siswa ( Pada Siswa Kelas VII Sem

0 1 16

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBASIS LKS DITINJAU Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Berbasis LKS Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Matematika Siswa ( Pada Siswa Kelas VII Sem

0 2 15

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) PADA MATERI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA.

7 41 314