D. Analisa Antar Responden dan Pembahasan
Tabel 5. Analisa Identitas Diri Ketiga Responden
No Keterangan
Responden 1 Responden 2
Responden 3
1 Nama
T N
Y 2
Usia 43 tahun
31 tahun 31 tahun
3 Agama
Islam Islam
Buddha 4
Pendidikan Terakhir
SMA SMA
D1 Akuntansi
5 Umur pada saat
menikah 22 tahun
22 tahun 22 tahun
6 Lama
pernikahan 10 tahun
2 tahun 7 tahun
7 Jumlah anak
1 anak laki-laki 1 anak perempuan
1 anak laki-laki 8
Pekerjaan Penjual bunga
Pegawai toko sepatu Pegawai toko bagian administrasi
9 Latar belakang
perceraian Mantan suami menikah lagi
diam-diam. Mantan suami ingin menetap di
Pekanbaru sedangkan responden ingin tetap di Medan, masalah
ekonomi. Mantan suami selingkuh dan tidak
lagi memperhatikan responden dan anaknya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Analisa Komponen Harapan Menikah Lagi Pada Ketiga Responden
No Keterangan
Responden 1 Responden 2
Responden 3
1 Goal
- Responden 1 berharap
mendapatkan pendamping hidup yang dapat
memberikan kasih sayang, menjaganya di saat sakit, dan
untuk hari tuanya serta dapat membantu dalam masalah
ekonomi.
- Responden 1 memandang
pernikahan lagi sebagai hal yang tidak terlalu penting.
- Responden 1 tidak
menentukan target waktu untuk menikah.
- Responden 2 berharap agar
anaknya memiliki sosok seorang ayah yang menyayangi anaknya.
- Responden 2 memandang
pernikahan lagi sebagai hal yang penting agar dia memiliki
pendamping hidup yang melindunginya di hari tua.
- Responden 2 menentukan target
waktu menikah lagi yaitu minimal setelah anaknya lulus SD
- Responden 3 berharap
mendapatkan pasangan hidup yang baru dan anaknya
mendapatkan sosok seorang ayah.
- Responden 3 memandang
pernikahan lagi sebagai hal yang tidak terlalu penting.
- Responden 3 tidak menentukan
target waktu untuk menikah.
2 Pathway Thinking
- Responden 1 berpikir untuk
mencari dan lebih terbuka dengan laki-laki, mulai
bersimpatik, dan lebih banyak berkumpul bersama
teman. -
Responden 2 terbuka dengan laki- laki dan mau berhubungan serius
jika ada yang berkenan di hatinya.
- Responden memiliki pergaulan
yang luas baik di lingkungan kerja maupun di luar lingkungan kerja.
- Responden 3 berpikir untuk
lebih berhati-hati dalam berhubungan dengan laki-laki.
- Responden 3 berpikir untuk
menjalin hubungan dengan pacar sebaik mungkin dan lebih
Universitas Sumatera Utara
- Responden 1 lebih berhati-
hati dalam memilih pasangan.
saling mengenal satu sama lain.
3 Agency Thinking
- Responden 1 merasa yakin
dengan dirinya sendiri bahwa dia bisa menikah lagi suatu
hari nanti, yakin pada hati kecilnya.
- Responden 1 memiliki
kontrol atas hidupnya sendiri. -
Responden 2 berpikir bahwa karakteristik dirinya sendiri yang
membuat dia yakin bisa menikah lagi.
- Responden 2 memiliki kontrol atas
hidupnya sendiri. -
Responden 3 memiliki rasa optimis dalam dirinya bahwa dia
pasti bisa menikah suatu hari nanti.
- Responden 3 memiliki kontrol
atas hidupnya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa ketiga responden memiliki harapan untuk menikah lagi untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik dalam
hidupnya. Dengan perceraian yang pernah dialami tidak menjadi hambatan bagi ketiga responden untuk mengembangkan harapan menikah lagi. Seperti yang
dikatakan oleh Papalia 2007 bahwa perceraian sebagai suatu proses pembedahan yang menyakitkan dan traumatis namun diperlukan untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik dan mencerminkan suatu keinginan untuk menikah lagi dengan bahagia. Namun dari ketiga responden, hanya responden 1 dan 3 yang dapat
dikatakan memiliki harapan menikah lagi yang tinggi karena mampu mengembangkan pathway thinking dan agency thinking yang tinggi. Sementara
responden 2 memiliki agency thinking yang tinggi dan pathway thinking yang rendah. Seperti yang dikatakan oleh Snyder 1994 menyatakan bahwa individu
dikatakan memiliki harapan tinggi jika individu memiliki pathway thinking dan agency thinking setelah menetapkan tujuan.
Snyder dalam Carr, 2004 menyatakan bahwa harapan akan menjadi lebih kuat jika harapan disertai dengan adanya tujuan yang bernilai yang memiliki
kemungkinan untuk dapat dicapai. Harapan pada ketiga responden menjadi kuat dengan adanya tujuan mereka ingin menikah lagi. Tujuan yang dibentuk oleh
ketiga responden muncul sebagai akibat dari tujuan yang tidak tercapai karena adanya perceraian. Pada dasarnya, ketiga responden berharap menikah lagi untuk
mendapatkan pendamping hidup yang dapat memberikan kebahagiaan. Oleh karena itu, goal yang dibentuk termasuk tujuan jangka panjang. Selain itu,
responden 2 dan 3 yang masih memiliki anak yang kecil, berharap menikah lagi
Universitas Sumatera Utara
agar anak mereka mendapatkan kembali sosok seorang ayah yang dapat memberikan kasih sayang karena mantan suami tidak lagi memberikan perhatian
dan kasih sayang kepada anak mereka. Goal yang dibentuk oleh ketiga responden temasuk mengharapkan sesuatu yang positif untuk terjadi atau approach-oriented
in nature seperti yang dinyatakan oleh Lopez, Snyder Pedrotti 2003. Selain itu, goal yang ingin dicapai ketiga responden dengan menikah lagi
sesuai dengan alasan individu menikah yang dikemukakan oleh Bray, Coleman, Ganong Fine dalam Craig, 2001 bahwa individu menikah lagi dengan alasan
cinta, masalah finansial, untuk mendapatkan bantuan dalam mengasuh anak, menghilangkan rasa kesepian, dan penerimaan sosial. Pada dasarnya, ketiga
responden berharap menikah lagi untuk mendapatkan cinta dan menghilangkan rasa kesepian di masa tua. Ketiga responden juga menikah dengan alasan
penerimaan sosial, dimana setelah bercerai ketiga responden mendapatkan cemooh dari lingkungan sekitar karena status janda. Selain itu, responden 1
menikah lagi juga untuk mendapatkan bantuan mengatasi masalah finansial. Sementara responden 2 dan 3 menikah lagi lebih condong untuk memberikan
sosok seorang ayah untuk anak. Berkaitan dengan harapan menikah lagi, ketiga responden memiliki
pathway thinking yang berbeda-beda. Responden 1 dan 3 memiliki pathway thinking yang tinggi sementara responden 2 memiliki pathway thinking yang
rendah. Responden 1 mengembangkan pathway thinking berupa lebih banyak melibatkan diri dalam lingkungan sosial, dan mencari atau berkenalan dengan
laki-laki. Responden 3 mengembangkan pathway thinking berupa menjalin
Universitas Sumatera Utara
hubungan dengan pacar sebaik mungkin dan saling mengenal lebih dekat. Sementara responden 2 tidak memiliki pathway thinking, hanya berpikir bahwa
suatu hari akan datang dengan sendirnya seseorang yang sesuai dengan harapannya.
Dalam mengembangkan harapan untuk menikah lagi, ketiga responden juga memiliki ketakutan jika mendapatkan pasangan baru yang sama sifatnya
seperti mantan suami dan mereka juga takut mengalami kegagalan untuk pernikahan kedua kalinya. Seperti yang dikatakan bahwa resiko perceraian lebih
besar pada pasangan yang menikah lagi Hetherington dan Stanley-Hagan dalam DeGenova, 2008. Oleh karena itu, ketiga responden lebih berhati-hati dalam
memilih pasangan baru, ini sebagai salah satu dari pathway thinking mereka. Ketiga responden memiliki agency thinking yang tinggi, berupa keyakinan
dan rasa optimisme untuk bisa menikah lagi kelak. Seperti yang dikatakan Snyder 2000 bahwa optimisme merupakan karakteristik dari individu yang memiliki
harapan yang tinggi. Responden 1 yakin dengan hati kecilnya bahwa dia bisa menikah lagi apalagi dengan tidak adanya lagi hambatan yang dirasakannya saat
ini. Responden 2 berpikir bahwa keyakinannya bisa menikah lagi karena melihat karakteristik dirinya sendiri yang baik. Responden 3 memiliki rasa optimis dan
berpikir untuk tidak mengkhawatirkan hal-hal yang belum terjadi. Responden 2 dan 3 juga menjumpai hambatan lain dalam pengembangan
harapan menikah lagi karena mereka memiliki anak yang masih kecil. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan DeGenova 2008 bahwa hubungan keluarga
yang menikah lagi menjadi lebih kompleks ketika salah satu pasangan memiliki
Universitas Sumatera Utara
anak dari pernikahan sebelumnya. Responden 2 dan 3 berpikiran bahwa anak mungkin akan menjadi masalah untuk pernikahan barunya sehingga mereka lebih
berhati-hati dalam memilih sosok ayah yang bisa menyayangi anak mereka. Responden 2 juga berpikir untuk mulai mempersiapkan tabungan untuk anaknya
sehingga dengan adanya tabungan ini maka anak tidak lagi akan menjadi hambatan untuk pernikahannya. Responden 2 juga memiliki keyakinan bahwa dia
dapat mengusahakan tabungan karena dirinya juga termasuk orang yang suka bekerja keras. Sementara responden 1 tidak memiliki hambatan karena anaknya
kini sudah dewasa. Weil 2000 mengemukakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
harapan yaitu dukungan sosial, kepercayaan religius, dan kontrol. Hal ini juga terlihat dari ketiga responden. Ketiga responden mendapatkan dukungan sosial
dalam hidupnya sehingga lebih membantu mereka dalam mengatasi masalah- masalah dalam hidup. Pada dasarnya, ketiga responden tidak memiliki hubungan
yang terlalu dekat dengan keluarga mereka sehingga mereka lebih banyak mendapatkan dukungan dari teman. Dukungan yang didapatkan ketiga responden
termasuk ke dalam dukungan emosional. Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan,
yang dapat memberikan dampak positif berupa membuat individu merasa nyaman, tenteram, diperhatikan, serta dicintai saat menghadapi berbagai tekanan
dalam hidup mereka Sarafino, 2006. Ketiga responden juga memiliki kepercayaan religius yang ditunjukkan
melalui sikap berdoa kepada Tuhan. Kepercayaan religius menurut Weil 2000
Universitas Sumatera Utara
juga dijelaskan sebagai kepercayaan dan keyakinan seseorang pada hal positif. Ketiga responden berdoa agar Tuhan menunjukkan jalan terbaik untuk masalah
yang dihadapi dan meminta agar diberikan jodoh yang lebih baik sebagai hal positif yang diharapkan.
Kemampuan individu akan kontrol juga mempengaruhi harapan yang terbentuk dalam individu. Ketiga responden memandang diri sendiri memiliki
kontrol atas hidup mereka dan tidak terlalu dipengaruhi oleh orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga responden memiliki sumber kontrol internal yang juga
merupakan karakteristik psikologis individu yang memiliki harapan tinggi seperti yang dikemukakan oleh Snyder 2000.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menguraikan tentang kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian. Adapun saran-saran
yang dikembangkan dalam bab ini berupa saran praktis dan saran metodologis yang mungkin berguna untuk penelitian yang selanjutnya dengan tema yang
serupa.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa data dan pembahasan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari ketiga responden, responden 1 dan responden 3 dapat dikatakan
memiliki harapan menikah lagi yang tinggi karena mereka mampu mengembangkan pathway thinking dan agency thinking yang tinggi bahkan
mampu memikirkan jalur alternatif saat menjumpai hambatan. Sementara responden 2 hanya memiliki agency thinking yang tinggi namun pathway
thinking yang rendah karena dia memiliki rasa keyakinan untuk bisa menikah lagi namun tidak memikirkan usaha-usaha yang harus dilakukan untuk bisa
menikah lagi. 2.
Ketiga responden menetapkan goal menikah lagi untuk mendapatkan pendamping hidup yang dapat memberikan kebahagiaan. Untuk responden 2
Universitas Sumatera Utara