Tabel 2. Gambaran Harapan Menikah Lagi Pada Responden 1
No Keterangan
Responden 1
1 Goal
- Responden berharap mendapatkan
pendamping hidup yang dapat memberikan kasih sayang, menjaganya di saat sakit, dan
untuk hari tuanya serta dapat membantu dalam masalah ekonomi.
- Responden memandang pernikahan lagi
sebagai hal yang penting dan juga tidak penting dalam kontinum menengah.
- Responden tidak menentukan target waktu
untuk menikah.
2 Pathway Thinking
- Responden berpikir untuk mencari dan lebih
terbuka dengan laki-laki, mulai bersimpatik, dan lebih banyak berkumpul bersama teman.
- Responden lebih berhati-hati dalam memilih
pasangan.
3 Agency Thinking
- Responden merasa yakin dengan dirinya
sendiri bahwa dia bisa menikah lagi suatu hari nanti, yakin pada hati kecilnya.
- Responden memiliki kontrol atas hidupnya
sendiri.
4. Pembahasan
Responden 1 dapat dikatakan memiliki harapan menikah lagi yang tinggi karena memiliki agency thinking dan pathway thinking yang tinggi. Snyder 1994
menyatakan bahwa individu yang memiliki agency thinking dan pathway thinking yang tinggi, menyimpan goal yang jelas dan memikirkan cara untuk meraih goal
tersebut di dalam pikiran mereka. Responden 1 memiliki goal yang jelas yaitu berharap menikah lagi untuk mendapatkan pendamping hidup di masa tuanya,
mendapatkan kasih sayang lagi, serta agar ada yang membantu dalam masalah ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
Goal yang dibuat responden 1 termasuk golongan approach-oriented in nature sesuatu yang positif diharapkan untuk terjadi dan berjangka panjang,
dimana responden 1 berharap menikah lagi dengan tujuan untuk mendapatkan pendamping hidup yang dapat memberikan kebahagiaan di masa tuanya.
Responden 1 memandang pernikahan lagi sebagai hal yang penting dan juga tidak penting atau sesuatu hal yang cukup bernilai. Snyder 2000 menyatakan bahwa
goal yang cukup bernilai akan mencapai pemikiran sadar dan memerlukan harapan untuk meraihnya.
Dalam meraih tujuannya, responden 1 memiliki pathway thinking yang tinggi dimana responden 1 mulai berpikir untuk mencari laki-laki yang sesuai,
mulai bersimpatik dan terbuka dalam pergaulan dengan orang lain. Responden 1 juga berpikir untuk berhati-hati dalam memilih pasangan karena pengalaman
kegagalan pernikahan sebelumnya. Agency thinking pada responden 1 berupa keyakinan pada hati kecilnya bahwa dia pasti bisa menemukan pasangan hidup
yang benar-benar sesuai dengan harapannya sehingga dia bisa menikah lagi suatu hari nanti.
Ketika awalnya anak tidak mengizinkan responden 1 untuk menikah lagi, responden 1 mampu mengembangkan pathway thinking yang lain dengan berpikir
untuk mencoba menjelaskan kepada anak saat anak sudah lebih dewasa. Saat ini, responden 1 merasa tidak menjumpai hambatan lagi untuk menikah, dimana
anaknya sudah dewasa dan tidak lagi menjadi hambatan baginya. Selain itu, walau dari segi usia responden 1 yang tidak lagi muda memungkinkan menjadi
hambatan namun agency thinking responden 1 tetap yakin bahwa dia bisa
Universitas Sumatera Utara
menikah lagi. Responden 1 berpikir bahwa dari hati kecilnya yang memberikan keyakinan untuk bisa menikah lagi. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh
Snyder 2002 bahwa agency thinking akan lebih berguna pada saat individu menjumpai hambatan.
B. Deskripsi Data II 1. Riwayat Responden
Nama :
N Usia
: 31 tahun
Agama :
Islam Pendidikan Terakhir
: SMA
Umur pada saat menikah : 22 tahun
Lama pernikahan :
2 tahun Memiliki anaktidak
: Memiliki 1 orang anak perempuan
Pekerjaan :
Pegawai toko sepatu
2. Hasil Observasi a. Wawancara 1
Responden 2 adalah N, seorang pegawai bagian gudang di salah satu toko sepatu di kota Medan. Sore itu, peneliti mendatangi toko sepatu tempat N bekerja
setelah sebelumnya membuat janji bertemu dengan N. Pada hari itu, toko sepatu tidak terlalu ramai pengunjung. Peneliti memasuki toko sepatu dan bertanya pada
salah seorang penjaga toko tentang keberadaan N. Penjaga toko menanyakan
Universitas Sumatera Utara