mengasuh anak, dan lain-lain dapat mengurangi beban individu yang bercerai. Pria yang menikah lagi mungkin harus menghadapi tekanan lainnya jika mereka
diharapkan untuk memberikan dukungan finansial untuk dua rumahtangga. Dalam banyak hal, pernikahan kedua berbeda dengan pernikahan pertama. Pernikahan
kedua melibatkan kumpulan keluarga yang lebih kompleks, misalnya anak angkat, mantan suamiisteri, mertua sebelumnya, yang mana dapat menimbulkan konflik
Craig, 2001.
D. GAMBARAN HARAPAN MENIKAH LAGI PADA WANITA BERCERAI
Pernikahan dipandang sebagai suatu transisi normal dari sharing antara diri individu dengan orangtua yang kemudian beralih ke pasangan. Ketika
hubungan dengan pasangan tidak dapat lagi dipertahankan maka perceraian merupakan jalan terbaik Woodward, Zabel, Decosta dalam Snyder, 2000.
Setelah bercerai, individu perlu menyesuaikan diri dengan status yang baru dan dengan proses hidup yang berubah.
Untuk wanita, pernikahan dipandang sebagai ‘karir’ yang sangat penting. Walaupun pria juga mengalami dampak dari perceraian, namun wanita lebih
banyak mengalami dampak dari perceraian. Berkaitan dengan harapan, pernikahan dipandang sebagai tujuan yang penting bagi wanita. Oleh karena itu,
ketika tujuan yang penting ini terhalang dan berakhir dengan perceraian, maka wanita akan merasa kehilangan arah dan gagal Rodriguez Snyder dalam
Snyder, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu, wanita bercerai perlu mengembangkan harapannya untuk suatu tujuan yang dinilai cukup penting untuk dicapai setelah bercerai. Harapan
penting dibentuk karena harapan dapat mempengaruhi well-being seseorang. Snyder 1994 menyatakan bahwa harapan adalah sesuatu yang dapat dibentuk
dan dapat digunakan sebagai langkah untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Untuk wanita bercerai, salah satu harapan yang dapat dikembangkannya adalah
berupa harapan menikah lagi, dimana menikah lagi dapat mengarahkan individu pada penyesuaian diri yang lebih baik dan mendapatkan makna hidup yang lebih
positif DeGenova, 2008. Dengan adanya harapan menikah lagi pada wanita bercerai, maka wanita
bercerai memiliki tujuan bernilai dalam hidupnya untuk dicapai. Harapan yang terbentuk akan memunculkan pemikiran-pemikiran dan motivasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, yang pada akhirnya dapat memberikan afek positif pada individu tersebut.
Universitas Sumatera Utara
E. KERANGKA BERPIKIR
Perceraian
Konsekuensi-konsekuensi
Individu menyesuaikan diri
Muncul harapan baru
Harapan Menikah Lagi
goal pathway thinking
agency thinking
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan unsur yang penting dalam penelitian ilmiah karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah
penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan hasilnya Hadi, 2004. Metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisis data
dan pengambilan keputusan hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
A. Pendekatan Kualitatif
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan tema yang dianggap penting. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapat gambaran yang luas dan mendalam mengenai harapan menikah lagi pada wanita bercerai. Menurut Bogdan
dan Taylor dalam Moleong, 2002 dengan menggunakan pendekatan kualitatif, kita dapat memahami gejala sebagaimana subjek mengalaminya sehingga dapat
diperoleh gambaran yang sesuai dengan diri subjek dan bukan semata-mata merupakan penarikan kesimpulan sebab-akibat yang dipaksakan.
Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2002 mendefinisikan “metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara
Universitas Sumatera Utara