Keberhasilan dan Kepuasan Pernikahan Kembali Dampak Pernikahan Lagi

dan blended families. Keluarga semacam ini menghadirkan lebih banyak masalah penyesuaian peran untuk stepparents dan stepchildren dibandingkan dengan keluarga umum biasanya. Dengan sedikit persiapan untuk mengatasi peran mereka dan dengan adanya sedikit dukungan dari masyarakat di sekitar mereka, stepparents seringkali merasa bahwa untuk mencapai hubungan keluarga yang memuaskan lebih sulit daripada yang dibayangkan Craig, 2001.

1. Keberhasilan dan Kepuasan Pernikahan Kembali

Dari satu sudut pandang, pernikahan kembali seharusnya lebih berhasil dibandingkan dengan pernikahan pertama. Orang yang menikah lagi lebih tua, lebih dewasa dan lebih berpengalaman, serta lebih termotivasi untuk mempertahankan pernikahan DeGenova, 2008. Berdasarkan self-report dari pasangan yang menikah lagi, perbedaan kepuasan pernikahan atau kualitas dari hubungan pernikahan jarang ditemukan, dan walaupun ada, itu cenderung sedikit sekali Ganong dan Coleman dalam DeGenova, 2008. Secara keseluruhan, penelitian menunjukkan bahwa pernikahan lagi sama bahagianya dengan pernikahan pertama, dengan sedikit perbedaan dalam kesejahteraan pasangan Demo dan Acock; Ihinger-Tallman dan Pasley; Pasley dan Moorefield dalam DeGenova, 2008. Selain itu, pasangan yang menikah lagi juga memandang pernikahan kedua lebih seimbang dalam hal mengurus rumahtangga dan mengasuh anak, lebih terbuka dan pragmatis, kurang romantis, dan lebih berkemungkinan menghadapi konflik Hetherington dalam DeGenova, 2008. Universitas Sumatera Utara Furstenberg dalam Craig, 2001 menyatakan bahwa pernikahan kedua seringkali juga ditandai dengan adanya komunikasi yang lebih terbuka, penerimaan yang lebih besar terhadap konflik dan lebih percaya bahwa setiap masalah perbedaan pendapat dapat diselesaikan. Walaupun resiko perceraian lebih besar pada pasangan yang menikah lagi, namun banyak yang justru membangun hubungan pernikahan yang kuat, positif, dan menciptakan suasana sebagai orangtua yang adaptif dan berfungsi dengan baik Hetherington dan Stanley-Hagan dalam DeGenova, 2008.

2. Dampak Pernikahan Lagi

Perceraian dan pernikahan lagi seperti gaya hidup orang dewasa lainnya, mengarah pada hasil yang beragam. Umumnya memerlukan waktu tiga sampai lima tahun untuk mengembangkan keterikatan dan kenyamanan hubungan dalam keluarga seperti pada keluarga utuh Ihinger-Tallman Pasley dalam Craig, 2001. Untuk beberapa pasangan, pernikahan lagi memberikan tantangan yang tidak dijumpai pada pernikahan pertama. Tantangan terbesar dapat berupa anak. Pasangan yang menikah lagi yang membawa anak dari pernikahan pertama lebih berkemungkinan untuk bercerai daripada pasangan yang tidak memiliki anak Tzeng dan Mare dalam DeGenova, 2008. Untuk orang dewasa, pernikahan lagi dapat mengurangi stres terutama untuk orangtua yang memiliki anak Furstenberg dalam Craig, 2001. Pasangan yang mau berbagi tanggung jawab keuangan, tugas rumahtangga, keputusan Universitas Sumatera Utara mengasuh anak, dan lain-lain dapat mengurangi beban individu yang bercerai. Pria yang menikah lagi mungkin harus menghadapi tekanan lainnya jika mereka diharapkan untuk memberikan dukungan finansial untuk dua rumahtangga. Dalam banyak hal, pernikahan kedua berbeda dengan pernikahan pertama. Pernikahan kedua melibatkan kumpulan keluarga yang lebih kompleks, misalnya anak angkat, mantan suamiisteri, mertua sebelumnya, yang mana dapat menimbulkan konflik Craig, 2001.

D. GAMBARAN HARAPAN MENIKAH LAGI PADA WANITA BERCERAI