Agency Thinking DESKRIPSI DATA I 1. Riwayat Responden

T menjadi lebih terbuka dengan laki-laki dan mulai bersimpatik atau menaruh perhatian dengan laki-laki. Dengan terbuka dan mulai bersimpatik dengan orang lain, T berpikir bahwa dia dapat menemukan pasangan hidup lagi yang benar-benar sesuai dengan harapannya. “yah aku simpatik sama orang itu pasti ada. Simpatik sama orang yah ada tapi dia mau apa gak kita kan gak tau kan gitu ya kan. Kalo simpatik sama orang ada, simpatik lah. Kalo dia mau nanggapin alhamdulilah, kalo gak apa boleh buat.” W.T.W.130511.1; baris 664-671 Namun T juga berpikir bahwa dalam mencari pasangan hidup ini, T harus lebih bersikap hati-hati lagi agar tidak mengalami kegagalan seperti sebelumnya. T lebih banyak belajar dari kehidupan yang lampau, T tidak ingin kembali mengalami kegagalan rumahtangga untuk kedua kalinya. “...Udah macam mana coba, udah gak mungkin lah makanya kita kan harus hati-hati, bisa dibilang harus super berhati-hati lah mencari pasangan hidup kan gitu. Jangan sembarangan, kalo dia mau kita pun harus mau kan nanti kalo pada akhirnya pun juga kita kecewa lagi..untuk kedua kali..kan lebih sakit lagi.” W.T.W.130511.1; baris 720-729

3. Agency Thinking

Agency mencerminkan persepsi individu bahwa dia mampu mencapai tujuannya melalui jalur-jalur yang dipikirkannya, agency juga dapat mencerminkan penilaian individu mengenai kemampuannya bertahan ketika menghadapi hambatan dalam mencapai tujuannya. Ketika individu menghadapi hambatan, agency membantu individu menerapkan motivasi pada jalur alternatif terbaik Universitas Sumatera Utara T berdoa semoga Tuhan memberikan keyakinan pada dirinya agar dia bisa mencapai tujuannya untuk menikah lagi, agar T dapat melakukan usahanya untuk menikah lagi. T juga merasa yakin bahwa T pasti bisa menikah lagi jika dia memang telah benar-benar bertemu dengan seseorang yang cocok menjadi pendamping hidupnya. “kurasa, kadang kita bukan karna usia ya, karna kita senang sama senang gak ada hambatan, gak ada ragu-ragu. Pasti aku bisa nikah lagi.” W.T.W.250511.2; baris 588-591 “...Iya memang semua kembali lagi sama Yang Di Atas, kalo memang Tuhan inikan harapan kakak tadi ya mudah-mudahan diberi keyakinan kakak sama diri sendiri bahwa kakak yakin sama yang kakak pengen...” W.T.W.250511.2; baris 598-604 Selain itu, T merasa memiliki kontrol sendiri atas hidupnya, atas semua hal yang dilakukannya sehingga T pasti bisa berusaha untuk menikah lagi. “kalo masalah pribadi ya kita sendirilah yang menentukan kan gitu. Kita bakal nikah ato gak kan gitu, kita mau nikah apa gak itu kan pasti kita kan, orang kita yang punya badan sendiri gak mungkin orang lain.” W.T.W.130511.1; baris 848-854 Dari hati T sendiri, T merasa yakin bisa menikah lagi suatu hari nanti. Apalagi saat ini T sedang menjalin hubungan serius dengan laki-laki. T merasa yakin laki-laki ini sesuai dengan harapan yang ada di hatinya. T berpikir bahwa hati kecilnyalah yang berperan dalam menambah keyakinan dirinya untuk bisa menikah lagi. “Dari hati aku harus bisa. Kalaupun misalnya dapat laki-laki itu, kita uda tenang ya. Apalagi yang ada di kepribadian dia ada di hati kita. Hati kecil, keyakinan hati kecil kita, kayak manapun harus kudapat dia kan gitu.” W.T.W.110611.3; baris 446-451 Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Gambaran Harapan Menikah Lagi Pada Responden 1 No Keterangan Responden 1

1 Goal

- Responden berharap mendapatkan pendamping hidup yang dapat memberikan kasih sayang, menjaganya di saat sakit, dan untuk hari tuanya serta dapat membantu dalam masalah ekonomi. - Responden memandang pernikahan lagi sebagai hal yang penting dan juga tidak penting dalam kontinum menengah. - Responden tidak menentukan target waktu untuk menikah.

2 Pathway Thinking

- Responden berpikir untuk mencari dan lebih terbuka dengan laki-laki, mulai bersimpatik, dan lebih banyak berkumpul bersama teman. - Responden lebih berhati-hati dalam memilih pasangan.

3 Agency Thinking

- Responden merasa yakin dengan dirinya sendiri bahwa dia bisa menikah lagi suatu hari nanti, yakin pada hati kecilnya. - Responden memiliki kontrol atas hidupnya sendiri.

4. Pembahasan