Goal Pathway Thinking Deskripsi Data II 1. Riwayat Responden

N juga mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman-temannya untuk menikah lagi. Hal ini tentu semakin memperbesar harapan N untuk menikah lagi. Keluarga sering menanyakan kapan N akan menikah lagi. Sementara teman- temannya juga ada yang berinisiatif mengenalkan laki-laki untuk N. N menerima dengan positif terhadap dukungan dari teman-teman dan keluarganya tersebut. “ada, ‘kapan lagi kapan lagi’. Kakak bilang ya belum ada, belum dapat gitu aja.” W.N.W.110611.2; baris 88-90 “ada, kadang-kadang ada yang mau menjodohkan.” W.N.W.110611.2; baris 107-108

1. Goal

Tujuan utama N menikah lagi adalah demi anak. N lebih banyak memikirkan kehidupan anaknya daripada kehidupan N sendiri. N berharap dengan menikah lagi, maka anaknya akan mendapatkan sosok seorang ayah lagi. N berharap mendapatkan seorang laki-laki yang bisa menerima dan menyayangi anaknya. “...Yah kepengennya yah anak kita tuh nanti kalo udah sekolah, kadang- kadang kita kepengen dia oh ada bapaknya...” W.N.W.110611.2; baris 173-176 N sendiri memandang pernikahan itu sebagai hal yang penting, karena N berpikir sebagai manusia normal, N tidak mungkin hidup sendiri. N berharap bisa mendapatkan masa depan yang lebih baik lagi jika N menikah lagi. N berharap dengan menikah lagi, N akan memiliki pendamping hidup yang dapat melindunginya kelak, untuk hari tua, dan untuk membantu dalam kehidupannya. Universitas Sumatera Utara “alasannya kalau kita apa namanya, gak mungkin kan hidup sendiri seperti ini aja kan, paling gak kita yang satu kepengen punya masa depan yang lebih baik, trus hari tua kita pun pasti ada kawan kan lebih enak.” W.N.W.110611.2; baris 201-207 N menentukan target waktu untuk menikah lagi. Oleh karena N memikirkan kepentingan anak dan menikah demi anak, maka N menentukan target minimal anaknya sudah lulus SD baru N akan menikah. N berpikir bahwa pada usia ketika anaknya sudah lulus SD maka anak N akan lebih dewasa dan lebih memahami keadaan sehingga N dapat menikah dengan tenang. “Minimal anak saya udah tamat SD... yah sekitar itulah. Udah dia udah mengetahui kekmana hidup ini, udah mengenal, udah lebih dewasa dia gitu kan jadi dia udah mengerti.” W.N.W.110611.2; baris 233 dan baris 237-240

2. Pathway Thinking

Pathway thinking mencakup pemikiran mengenai kemampuan untuk menghasilkan satu atau lebih cara yang berguna untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pathway thinking menandakan kemampuan seseorang untuk mengembangkan suatu jalur untuk mencapai tujuan yang diinginkan. N berharap untuk menikah lagi namun N tidak berpikir untuk mencari sendiri atau berkenalan dengan laki-laki. N berpikir bahwa pada waktunya akan datang sendiri laki-laki yang sesuai dengan harapannya karena N juga memiliki banyak teman, baik di lingkungan kerja maupun di luar lingkungan kerja. N hanya terbuka untuk berteman dengan laki-laki, dan mau berhubungan lebih serius jika ada yang berkenan di hatinya. Universitas Sumatera Utara “gak, datang dengan sendirinya aja itu nanti. Kalo memang merasa kita cocok ya udah kita jalanin, kalo gak ya gak gitu.” W.N.W.110611.2; baris 398-401 “karna udah banyak yang mengenal kita, pribadi kita, sehari-hari kita. Itu yang membuat kita malas mencari, nanti kan kadang-kadang ada yang datang sendiri, yang mau lebih dekat lagi.” W.N.W.110611.2; baris 544-549 Di satu sisi, N berpikir bahwa anaknya mungkin bisa menjadi hambatan untuk pernikahan kelaknya. Sehingga N berpikir bahwa N harus mulai menyimpan tabungan untuk anaknya agar kelak ketika N menikah, anak tidak lagi menjadi hambatan atau masalah dalam rumahtangganya yang baru. “...kepinginnya kalau mau menikah lagi, setidak-tidaknya kakak punya tabungan sendiri jadi kita nanti untuk membiayain anak tidak berat, atau tidak mengharapkan suami kita lagi. Kan lebih enak dia, lebih nyaman kan. Kadang-kadang kan yang namanya rumahtangga mau juga kan, takutnya hari ini dia baik sama kita, besok mempermasalahkan masalah anak kita, kan itu yang dikhawatirkan. Jadi kalo kita punya tabungan sendiri kan kita bebas kasih dia.” W.N.W.110611.2; baris 247-261

3. Agency Thinking