Tabel 4.7 Etnis di Desa Marindal II No
Suku Jumlah
1 Jawa
9792 2
Batak toba 585
3 Mandailing
535 4
Karo 301
5 Simalungun
255 6
Melayu 72
7 Minang
64 8
Lain-lain 153
Sumber : Profil Desa Marindal II 2011
4.1.5. Sarana dan Prasarana
Desa Marindal II memiliki sarana maupun prasarana infrastruktur yang dapat menunjang aktifitas penduduknya. Antara lain, di Dusun I Desa Marindal II
memiliki 1 rumah ibadah. Sedangkan di Dusun II Desa Marindal II memiiki 2 unit jembatan dan 3 rumah ibadah. Dusun II hanya memiliki 1 unit jembatan saja,
sedangkan Desa Marindal IV memiliki 4 gedung pemerintah dan 2 rumah ibadah. Dusun VI sendiri hanya memiliki 1 gedung pemerintah, 6 rumah ibadah dan 300
m DrainaseParit. Dusun VII memiliki 4 rumah ibadah dan di dusun VIII memiliki 3 rumah ibadah. Sedangkan di dusun IX hanya memiliki 3 rumah ibadah
dan 1 rumah sakitPUSTU. Tabel 4.8 Fasilitas Bangunan di Desa Marindal II
Hasil Bangunan
DSN I
DSN II
DSN III
DSN IV
DSN V
DSN VI
DSN VII
DSN VIII
DSN IX
Jalan Negara -
- -
- -
- -
- -
Jalan Provinsi -
- -
- -
- -
- -
JL.Kabupaten -
- -
- -
- -
- -
Universitas Sumatera Utara
JL.KecDesa -
- -
- -
- -
- -
JL.Lingkungan -
2 KM
350 M
- -
- -
- -
Jembatan -
2 Unit
1Uni t
- -
- -
- -
Gedung Pemerintahan
- -
- 4
- 1
- -
-
Sekolah -
- -
- -
- -
- -
Rumah Ibadah 1
3 2
6 4
3 3
Rumah SakitPUSTU
- -
- -
- -
- -
1
DrainaseParit -
- -
- -
300 M
- -
-
Fasilitas UmumSosial
- -
- -
- -
- -
-
Sumber : Profil Desa Marindal II 2011 Desa Marindal II juga memiliki sarana ibadah bagi para penduduknya.
Salah satu tempat ibadah bagi umat islam adalah mesjid. Hanya beberapa tempat ibadah saja yang terletak pada Desa Marindal II. Seperti di Dusun I Desa
Marindal II yang memiliki satu mesjid yang bernama Mesjid Al-Ikhlas. Mesjid ini sebagai salah satu tempat ibadah bagi para penduduk setempat. Mesjid tersebut
memiliki satu pengurus yang bernama Bapak Hatta Siregar. Beliaulah yang merawat, menata, dan mengajak para penduduk setempat untuk senantiasa
menjaga mesjid tersebut menjadi sarana ibadah yang nyaman. Begitu juga di Dusun II Desa Marindal II memiliki satu mesjid yang bernama Mesjid Sya’ban.
Pengurus dari mesjid ini adalah Bapak Legiran. Sedangkan di Dusun II Kampung Baru Desa Marindal II juga memiliki sarana tempat ibadah bagi umat Islam.
Mesjid tersebut bernama mesjid At-Taqwa. Mesjid tersebut memiliki pengurus
Universitas Sumatera Utara
mesjid yang bernama Bapak Marwan. Kemudian Dusun II Pondok Nusantara Desa Marindal II juga memiliki mesjid yang bernama Mesjid Al-Muhajirin, dan
yang menjadi pengurus mesjid tersebut adalah Bapak Ir. H. Paimal Rifai Koto. Sedangkan di Pasar IV Dusun VII Desa Marindal II hanya memiliki
musholah sebagai sarana ibadah umat islam bagi penduduk setempat. Musholah tersebut bernama Musholah Darul Ummah, dan yang menjadi pengurus dari
musholah tersebut adalah bapak Sukimin. Di tempat lain, seperti di Pasar IV Dusun VI Desa Marindal II hanya memiliki satu mesjid yang bernama Mesjid Al-
Mustaqim. Dan yang menjadi pengurus mesjid tersebut adalah Bapak Muksin. Seperti halnya, di Pasar IV Dusun VII Desa Marindal II hanya memiliki musholah
yang tidak jauh berbeda dengan Pondok 9 Dusun VI Marindal II yang hanya memiliki musholah yang bernama musholah Al-Ikhlas, dan yang menjadi
pengurus musholah Al-Ikhlas adalah Bapak Syahrudin. Tidak jauh berbeda dengan dusun-dusun lainnya, jalan Nusa Indah Marindal juga memiliki satu
mesjid yang bernama Mesjid Ar-Rahman, dan yang menjadi pengurus mesjid tersebut adalah Bapak Harun Ritonga.
Tabel 4.9 Fasilitas Rumah IbadahMesjid di Desa Marindal II NO
NAMA MESJID ALAMAT
PENGURUS 1
MESJID AL-IKHLAS Dusun-I Desa Marindal-II
Hatta Siregar 2
MESJID SYA’BAN Dusun-II Desa Marindal-II
Legiran 3
MESJID AT-TAQWA Dusun-II Kamp.Baru Desa Marindal-II
Marwan 4
MESJID AL- MUHAJIRIN
Dusun-II Pdk. Nusantara Desa Marindal-II
Ir. H. Paimal Rifai Koto
5 MUSOLLAH DARUL
UMMAH Pasar IV Dusun VII- Desa Marindal-II
Sukimin 6
MESJID AL- MUSTAQIM
Pasar IV Dusun VI- Desa Marindal-II Muksin
Universitas Sumatera Utara
7 MUSOLLAH AL-
IKHLAS Pondok 9 Dusun VI Marindal-II
Syahrudin 8
MESJID AR-RAHMAN Jl Nusa Indah Desa Marindal-II
Harun Ritonga
Sumber : Profil Desa Marindal II 2011 Desa Marindal II juga memiliki tempat ibadah untuk penduduknya yang
beragama Kristen, dan tempat ibadah tersebut terletak dibeberapa tempat seperti di Dusun VIII terletak sebanyak tiga gereja bagi Umat Kristen yang pertama
gereja tersebut diberi nama G.P.P Gereja Persekutuan Protestan, dan yang menjadi pengurus dari gereja tersebut adalah ibu L. Br Naibaho. Kemudian, gereja
selanjutnya bernama G.O.G Gereja Okumene Golkoni, dan yang menjadi gereja tersebut adalah Bapak G. Ginting, serta gereja yang terakhir adalah bernama
G.P.I Gereja Penta Kosta Indonesia, yang menjadi pengurus gereja adalah Bapak M.Pasaribu. Selanjutnya di Dusun IX Desa Marindal II juga memiliki tiga
gereja seperti Dusun VIII. Gereja yang ada di Dusun IX bernama G.S.J.A Gereja Sidang Jema’at Allah dan yang menjadi pengurus gereja tersebut adalah Bapak J.
Marbun. Kemudian gereja selanjutnya bernama G.P.D.I Gereja Protestan Di Indonesia, yang menjadi pengurus gereja tersebut adalah Bapak J. Nainggolan.
Gereja terakhir adalah bernama G.P.I Gereja Penta Kosta Indonesia dan Bapak S.Siburian yang menjadi pengurus gereja tersebut hingga kini.
Kemudian di Dusun VI memiliki empat gereja. Dusun tersebut memiliki paling banyak gereja dibanding dusun-dusun lainnya. Pertama, G. S. J. A Gereja
Sidang Jema’at Allah, yang menjadi pengurus gereja tersebut adalah Bapak F. Hutabarat. Kemudian G. P. D. I Gereja Protestan Di Indonesia, yang menjadi
pengurus gereja tersebut adalah Bapak M. Nainggolan. Gereja selanjutnya adalah
Universitas Sumatera Utara
G. K. L. I, dan Bapak Aladin Sitio yang menjadi pengurus gereja tersebut, dan yang terakhir adalah G. P. I Gereja Penta Kosta Indonesia, yang menjadi
pengurus gereja adalah Bapak M. Tambunan. Terakhir adalah Dusun VII Desa Marindal II yang memiliki gereja paling sedikit dibanding dusun-dusun lainnya.
Gereja yang terdapat di Dusun VII adalah H. K. B. P Huria Kristen Batak Protestan, yang menjadi pengurus gereja tersebut adalah Bapak Silitonga, dan G.
B. I Gereja Bettel Indonesia, dan Bapak Nainggolan yang menjadi pengurus gereja tersebut.
Tabel 4.10 Fasilitas Rumah IbadahGereja di Desa Marindal II N
O NAMA GEREJA
ALAMAT PENGURUS
1 G.P.P Gereja Persekutuan Protestan
Dusun-VIII Desa Marindal- II
L.Br Naibaho
2 G.O.G Gereja Okumene Golkoin
Dusun-VIII Desa Marindal- II
G.Ginting
3 G.P.I Gereja Penta Kosta
Indonesia Dusun-VIII Desa Marindal-
II M.Pasaribu
4 G.S.J.A Gereja Sidang Jema’at
Allah Dusun-IX Desa Marindal-II
J.Marbun 5
G.P.D.I Gereja Protestan Di Indonesia
Dusun-IX Desa Marindal-II J.Nainggolan
6 G.P.I Gereja Penta Kosta Indonesia Dusun-IX Desa Marindal-II
S.Siburian 7
G.S.J.A Gereja Sidang Jema’at Allah
Dusun-VI Desa Marindal-II F.Hutabarat
8 G.P.D.I Gereja Protestan Di
Indonesia Dusun-VI Desa Marindal-II
M.Nainggolan 9
G.K.L.I Dusun-VI Desa Marindal-II
Aladin Sitio 10 G.P.I Gereja Penta Kosta Indonesia Dusun-VI Desa Marindal-II M.Tambunan
11 H.K.B.P Huria Kristen Batak Protestan
Dusun-VII Desa Marindal-II Silitonga 12 G.B.I Gereja Bettel Indonesia
Dusun-VII Desa Marindal-II Nainggolan Sumber : Profil Desa Marindal II 2011
Universitas Sumatera Utara
4.2. Profil Serikat Perempuan Independen 4.2.1. Serikat Perempuan Independen Deli Serdang
4.2.1.1. Latar Belakang Berdirinya Serikat Perempuan Independen
Komunitas Serikat Perempuan Independen SPI Deli Serdang berdiri sejak tahun 2004 yang dibentuk oleh LSM Himpunan Serikat Perempuan
Indonesia HAPSARI. Sehingga Serikat Perempuan Independen SPI Deli Serdang merupakan salah satu serikat anggota dari HAPSARI yang berada di
kabupaten Deli Serdang. Berdirinya SPI adalah hasil kerja pengorganisasian kelompok-kelompok perempuan desa yang dilakukan HAPSARI sejak tahun
1999. Pada awalnya, wilayah kerja dan keanggotaan mencakup wilayah Deli Serdang dan Serdang Bedagai. Namun, setelah pemekaran kabupaten, Deli
Serdang dan Serdang Bedagai, komunitas SPI terpisah menjadi dua serikat. Secara legal formal, SPI Deli Serdang kemudian berbadan hukum dalam bentuk
perkumpulan atau komunitas pada tanggal 12 juni 2008. Latar belakang berdirinya komunitas tersebut karena adanya realitas sosial
yang terbangun sejak dulu dalam paradigma masyarakat desa. Hal ini dapat dilihat dari kuatnya budaya yang mengagungkan laki-laki dan menganggap perempuan
lebih rendah. Hal tersebut tertanam begitu kuat ditengah masyarakat terutama di wilayah pedesaan. Ini menyebabkan terjadinya ketidakadilan terhadap perempuan.
Pandangan dalam masyarakat tentang tidak pentingnya hak-hak perempuan baik secara sosial, ekonomi, budaya, dan hukum juga mengakibatkan banyak kaum
perempuan yang tidak mendapatkan perlakuan dan hak yang sama dengan laki- laki sebagai manusia. Sehingga perempuan yang mempunyai kegiatan diluar
rumah dianggap negatif, misalnya dianggap perempuan yang ingin memberontak,
Universitas Sumatera Utara