4.3.2. Informan Tambahan
1. Nama : Sri Rahayu
Usia : 34 Tahun
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Posisi dalam organisasi : Sekretaris Penanggung jawab divisi keterampilan dan ekonomi perempuan
Aktif sejak tahun : 2008 - Sekarang
Ibu Sri Rahayu merupakan warga yang tinggal di Desa Sidore Dusun 2B Kecamatan BeringinGalang Kabupaten Deli Serdang. Ibu Sri Rahayu atau yang
biasa disapa dengan panggilan Ibu Ayu adalah pengurus komunitas SPI di Kabupaten Deli Serdang yang menjabat sebagai sekretaris sekaligus penanggung
jawab divisi keterampilan dan ekonomi perempuan. Divisi keterampilan dan ekonomi perempuan merupakan divisi yang menangani masalah pemberdayaan
anggota SPI. Ibu Ayu merupakan lulusan Diploma 3 jurusan managemen. Sebelum menjadi pengurus komunitas SPI Deli Serdang pada tahun 2009, Ibu
Ayu pernah menjabat sebagai staf keuangan di lembaga Pusat Informasi Dan Komunikasi Perempuan PIKP pada tahun 1999. Ibu Ayu juga pernah tergabung
dalam komunitas solidaritas perempuan ditahun 2001, dan menjabat sebagai bendahara di tahun 2006.
Ibu Ayu mengatakan bahwa pada awalnya komunitas SPI telah ada sejak tahun 1999 namun hanya saja pada saat itu bernama komunitas SPI Sumut di
tahun 2000, yang keanggotaannya meliputi wilayah Kabupaten Labuhan Batu, Simalungun, dan Langkat. Sedangkan SPI Kabupaten Deli Serdang sendiri telah
Universitas Sumatera Utara
terbentuk di tahun 2002. Namun setelah pemekaran Kabupaten Deli Serdang Tepatnya pada tanggal 18 Desember 2003 UU RI No. 36 Tahun 2003, Kabupaten
Deli Serdang dibagi menjadi 2 wilayah yaitu Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai. Komunitas SPI Deli Serdang juga dibagi menjadi 2
wilayah kepengurusan, yaitu komunitas SPI Deli Serdang dan komunitas SPI Serdang Bedagai yang baru terbentuk di tahun 2004.
Ibu Ayu mengatakan bahwa SPI merupakan suatu perkumpulan atau komunitas perempuan yang memiliki badan hukum. Dalam menjalankan
fungsinya sebagai agen pemberdayaan, komunitas SPI memiliki berbagai program yang di bagi kedalam beberapa divisi, yaitu divisi informasi dan jaringan, divisi
keterampilan dan ekonomi perempuan, divisi penguatan anggota, divisi kelembagaan dan administrasi. Dari berbagai divisi tersebut komunitas SPI
membentuk berbagai program pemberdayaan terhadap para anggotanya seperti, pendidikan organisasi, pendidikan gender
dan patriarki, pendidikan kepemimpinan dan kaderisasi, dan pemberdayaan sosial ekonomi perempuan.
Menurut Ibu Ayu, komunitas SPI juga merupakan organisasi perempuan yang berpayung pada yayasan Himpunan Serikat Perempuan Indonesia HAPSARI.
Selain membentuk komunitas SPI, HAPSARI juga membentuk serikat lain yaitu Serikat Petani, Pedagang, Pedagang, Nelayan SPPN yang beranggotakan
perempuan-perempun desa. Ibu Ayu juga mengatakan bahwa dalam perkembangannya komunitas SPI memiliki cabang, mulai dari tingkat kecamatan,
desa, maupun dusun yang berpusat di wilayah kabupaten. Selain itu, komunitas SPI juga memiliki visi dalam mewujudkan masyarakat yang adil, sejahtera, dan
tanpa penindasan terhadap perempuan.
Universitas Sumatera Utara
Ibu Ayu mengatakan bahwa komunitas SPI merupakan kumpulan perempuan desa yang terdiri dari berbagai latar belakang profesi, mulai dari ibu
rumah tangga, pedagang, petani, guru, dan sebagainya. Dalam perkembangannya komunitas SPI rutin melaksanakan kongres setiap 3 tahun sekali yang bertujuan
untuk memilih anggota kepengurusan SPI pada tingkat kabupaten yang calonnya diambil dari komunitas SPI pada tingkat kecamatan, desa, maupun dusun dengan
syarat setiap calon harus memiliki pengalaman berorganisasi. Menurut Ibu Ayu, dari beberapa komunitas SPI yang terbentuk di desa-
desa pada Kabupaten Deli Serdang, komunitas SPI Desa Marindal II termasuk salah satu komunitas SPI yang aktif dibandingkan dengan komunitas SPI yang
Berada di desa-desa lainnya. Hal ini telah terlihat sejak keterlibatan SPI Desa Marindal II dalam membantu para korban bencana alam angin puting beliung di
Desa Marindal II pada tahun 2010 lalu, melalui penyaluran bantuan logistik, santunan, hingga pembangunan kembali tempat tinggal masyarakat pasca bencana
alam tersebut. Selain itu komunitas SPI Desa Marindal II memiliki beberapa program pemberdayaan sosial ekonomi yang memiliki berbagai manfaat bagi para
anggotanya. Ibu Ayu juga mengatakan bahwa menjadi anggota kumunitas SPI memiliki
berbagai manfaat bagi kehidupan sosial maupun ekonomi perempuan. Hal ini dapat dilihat dari perubahan kemampuan para anggotanya dalam mengungkapkan
aspirasinya di depan publik. Hingga dapat berkiprah sebagai pemimpin di desanya. Untuk itu, sangat diperlukan perubahan pola pikir di kalangan
perempuan desa sehingga mereka dapat mandiri tanpa tergantung pada suami seutuhnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Nama : Ngadi
Usia : 43 Tahun
Suami dari : Rabaniah
Pekerjaan : Supir
Bapak Ngadi merupakan merupakan warga yang tinggal di Kampung Baru Dusun II Desa Marindal II. Bapak Ngadi adalah suami dari ibu Rabaniah. Sehari-
hari beliau bekerja sebagai supir di salah satu perusahaan swasta di Kota Medan. Dari pekerjaannya beliau memperoleh penghasilan Rp.2.000.000 perbulannya.
Menurut bapak Ngadi penghasilanya sebenarnya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun dikarenakan harus menyekolahkan keempat orang
anaknya maka beliau harus memiliki penghasilan lebih. Bapak Ngadi sangat mengetahui berbagai aktifitas istrinya. Beliau juga
mengizinkan istrinya untuk aktif di dalam komunitas SPI. Hal ini dikarenakan Bapak Ngadi mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh komunitas SPI.
Bapak Ngadi juga mengatakan bahwa beliau tidak pernah melarang istrinya untuk bergaul diluar rumah asalkan kegiatan yang dilakukan istrinya bersifat positif.
Menurutnya selama istrinya bergabung di SPI banyak hal yang berubah. Mulai dari pengetahuan sampai pada keterampilan yang diperoleh istrinya. Menurutnya
meskipun mereka bukan warga asli dari Desa Marindal II akan tetapi sejak mereka pindah ke desa tersebut tidak memerlukan proses adaptasi yang begitu
lama. Bapak Ngadi juga mengatakan bahwa dalam setiap pekerjaan rumah
tangga harus dilakukan oleh suami dan istri dengan bekerjasama. Jadi, antara suami dan istri memiliki kewajiban yang sama. Misalnya ketika istrinya sedang
Universitas Sumatera Utara
memiliki kegiatan dalam komunitasnya maka Bapak Ngadi tidak segan-segan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci piring, masak nasi,
menyetrika dan lain sebagainya. Menurutnya kerjasama dan pengertian antar suami dan istri merupakan kunci kesuksesan sebuah keluarga.
3. Nama : M. Efendi
Usia : 37 Tahun
Suami dari : Rahmawati
Pekerjaan : Karyawan pabrik
Bapak M.Effendi merupakan warga yang tinggal di Kampung Tambeng Dusun II Desa Marindal II yang memiliki usia 37 tahun. Bapak Effendi adalah
suami dari Ibu Rahmawati. Sehari-hari beliau bekerja sebagai buruh pabrik di salah satu industri di wilayah Medan Belawan. Dari pekerjaannya tersebut beliau
memperoleh penghasilan sebesar Rp.2.000.000 perbulannya. Namun menurutnya, penghasilan tersebut belum dapat dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya. Meskipun Bapak Effendi dan ibu Rahmawati masih memiliki satu orang anak namun biaya yang dikeluarkannya cukup besar. Terutama untuk
membeli susu bagi anaknya yang masih berumur 2,5 tahun. Bapak Effendi mengatakan bahwa beliau mengetahui kegiatan istrinya
diluar rumah terutama dalam organisasi SPI Deli Serdang dan Desa Marindal II. Karena sejak sebelum mereka menikah, bapak Effendi dan ibu Rahmawati pernah
tergabung dalam satu partai politik. Bapak Effendi sangat mendukung kegiatan- kegiatan istrinya dalam berorganisasi. Beliau juga mengizinkan istrinya untuk
bepergian keluar rumah untuk urusan organisasi. Namun bapak Effendi tidak
Universitas Sumatera Utara
mengizinkan istrinya pergi apabila lebih dari satu hari dalam suatu kegiatan organisasi. Hal ini dikarenakan mengingat usia anaknya yang masih balita.
Bapak Effendi juga mengatakan bahwa apabila istrinya sibuk didalam kegiatan komunitas SPI, tidak jarang beliau turut membantu pekerjaan istrinya.
Karena menurutnya semua urusan rumah tangga adalah kewajiban istri dan suaminya. Menurutnya, setiap kegiatan yang dilakukan secara bersama akan lebih
ringan dan mudah dikerjakan. Oleh karena itu meskipun bapak Effendi sibuk dengan pekerjaannya namun tidak jarang beliau membantu pekerjaan istrinya di
pagi hari sebelum pergi bekerja. 4. Nama
: M. Nasution Usia
: 48 Tahun Suami dari
: Rusmiati Pekerjaan
: Supir Bapak M. Nasution merupakan suami dari Ibu Rusmiati. Sehari-hari
beliau bekerja sebagai supir di perusahaan swasta. Dari pekerjaannya tersebut bapak M. Nasution memperoleh penghasilan Rp.2.000.000 perbulan. Menurut
bapak M. Nasution, penghasilannya perbulan beliau tidak dapat memenuhi kebutuhan sandang pangan keluarganya. Dengan penghasilanya tersebut, setiap
bulan M. Nasution harus menyisihkan uang untuk biaya sekolah 3 orang anaknya. Selain itu beliau juga harus membayar hutang sewa rumah serta kredit kendaraan
bermotor dan televisi. Hal ini membuatya harus mencari penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Bapak M. Nasution mengatakan bahwa meskipun sibuk dengan pekerjaannya, beliau mengetahui setiap kegiatan yang dilakukan istrinya diluar
Universitas Sumatera Utara
rumah, termasuk kegiatan berorganisasi. Menurutnya kegiatan berorganisasi sangat penting bagi perempuan agar bisa menambah wawasan dalam bergaul
dengan masyarakat. Selain itu beliau juga selalu memberikan izin kepada istrinya jika ingin menghadiri suatu acara atau rapat didalam organisasinya. Bapak M.
Nasution sangat mendukung kegiatan istrinya dalam komunitas SPI Desa Marindal II karena menurutnya banyak hal-hal positif dan manfaat yang telah
didapatkan oleh istrinya. Misalnya dari kegiatan arisan setiap bulannya bapak M.
Nasution bisa terbantu dalam pembayaran uang sekolah anaknya maupun dalam pembayaran kredit kendaraan bermotor miliknya.
Bapak M. Nasution juga mengatakan, meskipun sibuk dengan pekerjaannya sebagai supir, namun disaat libur atau waktu senggang beliau juga
turun tangan untuk membantu istrinya dalam membersihkan rumah. Tidak jarang juga bapak M. Nasution mengajarkan anaknya untuk lebih mandiri dalam
mengurus rumah ketika kedua orang tuanya sedang mempunyai kesibukan di luar rumah. Menurutnya, hal tersebut dilakukan agar istrinya juga memiliki waktu dan
kesempatan untuk lebih maju dari perempuan-perempuan desa lainnya. 5. Nama
: M. Ridwan Usia
: 40 Tahun Suami dari
: Anita Murni Pekerjaan
: Karyawan pabrik Bapak M. Ridwan merupakan salah satu warga yang tinggal di Dusun II
Kampung Trembesi Desa Marindal II. Bapak M. Ridwan adalah suami dari Ibu Anita Murni yang merupakan salah satu dari anggota komunitas SPI. Sehari-hari
beliau bekerja sebagai buruh pabrik. Dari pekerjaannya tersebut beliau
Universitas Sumatera Utara
memperoleh penghasilan Rp.2.000.000 perbulannya. Menurut bapak M. Ridwan penghasilannya setiap bulan mampu memenuhi kebutuhan keluarganya meskipun
tidak jarang ada kebutuhan yang mendesak seperti pembayaran kredit, pembayaran uang sekolah anak, maupun pengeluaran-pengeluaran tidak terduga
lainnya. Bapak M.Ridwan mengatakan bahwa beliau selalu mengetahui kegiatan
istrinya diluar rumah, termasuk kegiatan istrinya di komunitas SPI. Hal ini dikarenakan pola komunikasi yang mereka bangun di dalam menjalani kehidupan
berumah tangga. Menurutnya komunitas SPI merupakan salah satu organisasi yang memberikan pengalaman, pendidikan, dan manfaat bagi istrinya. Jadi
meskipun istrinya hanya lulusan SMP, namun beliau dapat memiliki pengetahuan lebih di komunitas SPI. Bapak M.Ridwan juga selalu memberikan izin kepada
istrinya apabila sedang mengikuti kegiatan dalam komunitas tersebut. Bapak M.Ridwan mendukung kegiatan-kegiatan istrinya di komunitas SPI.
Menurutnya sudah seharusnya suami memberikan istrinya kebebasan dalam bergaul, agar istri bisa menambah wawasannya. Bapak M.Ridwan juga
mengatakan bahwa beliau selalu membantu istrinya dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, mencuci piring, dan sebagainya.
Namun hal ini hanya dapat dilakukannya apabila sedang tidak bekerja.
Universitas Sumatera Utara
6. Nama : Suariono
Usia : 43 Tahun
Suami dari : Satini
Pekerjaan : Karyawan
Bapak Suariono merupakan warga yang tinggal di Kampung Trembesi Dusun II Desa Marindal II. Bapak Suariono merupakan suami dari Ibu Satini.
Sehari-hari beliau bekerja sebagai karyawan di PT. Perkebunan Nusantara PTPN 2. Dari pekerjaannya tersebut Bapak Suariono memperoleh penghasilan
Rp.900.000 perbulannya. Menurut Bapak Suariono penghasilannya tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya meskipun masih banyak
kebutuhan mendesak lainnya yang tekadang tidak dapat terpenuhi seperti pembayaran uang sekolah anak dan biaya-biaya tidak terduga lainnya. Sehingga
beliau harus mencari alternatif pekerjaan lain seperti menjadi buruh bangunan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarganya tersebut.
Bapak Suariono mengatakan bahwa yang terpenting adalah kebutuhan sekolah anaknya, sehingga hasil dari mata pencahariannya juga harus dapat
memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya. Bapak Suariono juga mengatakan bahwa beliau mengetahui setiap kegiatan istrinya mulai dari kegiatan PKK, SPI
perwiridan dan arisan dan sebagainya. Dengan syarat kegiatan tersebut harus bersifat positif. Menurutnya komunikasi antara suami dan istri sudah seharusnya
bersifat intensif, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara keduanya. Bapak Suariono juga mengatakan bahwa ketika istri sedang memiliki
kegiatan diluar rumah, maka beliau tidak segan-segan membantu istrinya. Meskipun hanya pekerjaan seperti menyapu, memasak air, mencuci piring
Universitas Sumatera Utara
asalkan pekerjaan tersebut bisa dilakukannya. Menurutnya kegiatan istrinya di dalam komunitas SPI sangat bermanfaat bagi kehidupan sosial dan ekonomi
istrinya. Sehingga meskipun harus memasak sendiri ketika istri sedang memiliki kegiatan diluar, hal tersebut tidak menjadi masalah baginya.
7. Nama : M. Ilyas
Usia : 40 Tahun
Suami dari : Raminiyanti
Pekerjaan : Petugas Kebersihan
Bapak M.Ilyas adalah warga Desa Marindal II Dusun II Kampung Tambeng. Bapak Ilyas merupakan suami dari Ibu Raminiyanti. Dikarenakan
tingkat pendidikannya yang minim yaitu lulusan Sekolah Menengah Pertama maka sulit baginya untuk mencari lapangan pekerjaan yang sesuai. Sehari-hari
beliau bekerja sebagai petugas kebersihan di Desa Marindal II dengan penghasilan Rp.600.000 perbulannya. Penghasilan tersebut digunakan untuk kebutuhan hidup
sehari-hari meskipun tidak mencukupi. Sehingga Bapak Ilyas harus menambah penghasilannya dengan mengumpulkan plastik, koran, dan kardus bekas untuk
dijual kembali. Bapak Ilyas mengatakan bahwa beliau mengetahui dan sangat mendukung
kegiatan istrinya dalam komunitas SPI. Menurutnya banyak manfaat dan perubahan pada istrinya setelah ikut bergabung dalam komunitas SPI. Hal ini
terlihat dari keberaniannya dalam mengemukakan pendapat, kemudian dapat bersosialisasi dengan banyak orang. Padahal menurut Bapak Ilyas, istrinya adalah
seorang yang pendiam namun setelah ikut dalam berbagai kegiatan SPI, beliau melihat adanya perubahan dalam diri istrinya. Selain itu dengan kegiatan arisan
Universitas Sumatera Utara
pesta yang diadakan setiap satu minggu sekali dan arisan anggota yang diadakan setiap satu bulan sekali Bapak Ilyas merasa sangat terbantu dalam urusan ekonomi
rumah tangganya. Meskipun penghasilannya terbatas, namun beliau merasa terbantu. Selain itu Ibu Ramini juga memiliki penghasilan sendiri sehingga Bapak
Ilyas tidak pernah melarang istrinya untuk pergi kemanapun jika kegiatan yang dilakukannya bersifat positif.
Bapak Ilyas juga selalu menginzinkan istrinya untuk pergi bekerja maupun melakukan berbagai aktifitas organisasi jika pekerjaan rumah istrinya tidak
terbengkalai. Bapak Ilyas juga pernah menjalani berbagai aktifitas pada sebuah organisasi politik. Sehingga bapak Ilyas tidak pernah melarang istrinya untuk aktif
di dalam organisasi apapun. Hal yang paling penting baginya adalah ketika istri bisa menambah wawasan dalam kehidupan bermasyarakat di tengah-tengah
masyarakat yang memiliki perbedaan latar belakang sosial maupun ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
4.4. Strategi Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan Oleh Komunitas Serikat Perempuan Independen