Peningkatkan Kesadaran Perempuan Pada Pendidik Anak Usia 3-5 Tahun Melalui PAUD Gratis

perubahan sosial yang dilakukan oleh kaum perempuan. Dalam upaya pencegahan isu yang berkembang diharapkan peran serta masyarakat, terutama para tokoh masyarakat. Para tokoh masyarakat ini diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap kelangsungan program yang telah dibuat oleh komunitas SPI. Harapan yang muncul bahwa mereka juga dapat merangkul semua elemen masyarakat mulai dari orang tua, anak-anak, remaja, sekolah hingga organisasi sosial masyarakat supaya program tersebut dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh semua anggota masyarakat.

4.4.1.4. Peningkatkan Kesadaran Perempuan Pada Pendidik Anak Usia 3-5 Tahun Melalui PAUD Gratis

Pendidikan anak usia dini atau yang lebih dikenal dengan istilah PAUD merupakan suatu jenis pendidikan yang diberikan kepada anak usia 3-5 tahun yang bertujuan menciptakan generasi yang cerdas, trampil, dan berkarakter. Sedangkan menurut Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Bab 1 ayat 14, pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut Santi, 2009:viii. PAUD merupakan suatu proses pendidikan yang fokus dalam pengembangan kecerdasan pola pikir dan kecerdasan emosional seorang anak. Sehingga seorang anak akan lebih mudah bersosialisasi dengan lingkungan masyarakatnya. Sedangkan menurut Santi 2009:xi Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan Universitas Sumatera Utara pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik koordinasi motorik halus dan kasar, kecerdasan daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, sosio-emosional sikap dan perilaku serta agama bahasa dan berkomunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Meskipun PAUD merupakan salah satu bentuk pendidikan yang memiliki pengaruh positif bagi perkembangan sosio-emosional seorang anak namun dalam perkembangannya tidak banyak orang tua yang memasukkan anaknya kedalam lembaga PAUD baik yang formal maupun non formal. Hal ini disebabkan bukan karena ketidakmampuan orang tua secara finansial akan tetapi, karena kurangnya pengetahuan para orang tua terhadap pentingnya PAUD, terutama di daerah pedesaan. Desa Marindal II yang mayoritas masyarakatnya merupakan lulusan SMP dan SMA kurang menyadari tentang pentingnya PAUD bagi anak-anak mereka yang berusia 3-5 tahun. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis terlihat, bahwa di pagi hari masyarakat yang memiliki anak di usia tersebut cenderung membiarkan anak- anak mereka bermain diluar dengan teman sebayanya tanpa adanya pengawasan dari orang tua. Hal ini disebabkan kesibukan para orang tua dalam mencari nafkah bagi keluarga sehingga menyita waktu mereka. Tidak jarang terlihat anak balita mereka dititipkan dengan neneknya, saudaranya, maupun tetangganya ketika orang tuanya sedang sibuk bekerja. Melihat kondisi anak-anak di Desa Marindal II yang seperti ini membuat komunitas SPI merasa prihatin. Sehingga komunitas tersebut membuat suatu program pendidikan gratis yang dapat menampung anak- anak usia 3-6 tahun yang berada di sekitar wilayah desa tersebut. Universitas Sumatera Utara Program Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Gratis merupakan salah satu program yang ditujukan bagi para anggota komunitas SPI maupun masyarakat di Desa Marindal II yang memiliki anak usia 3-5 tahun. Program ini dibentuk sebagai suatu usaha komunitas tersebut dalam melakukan penyadaran bagi para orang tua mengenai pentingnya pendidikan sejak usia dini. Program ini dilakukan oleh komunitas SPI dengan mengumpulkan anak-anak yang berusia 3-5 tahun untuk diberikan bekal pendidikan awal dalam membentuk kecerdasan dan pembentukan karakter si anak sebelum masuk ke Taman Kanak-kanak TK maupun Sekolah Dasar. Hasil wawancara dengan Ibu Lismawati sebagai berikut : “PAUD sebenarnya sangat bermanfaat bagi anak usia 3-5 tahun. Tapi yang masih jadi masalah banyak warga yang punya anak kecil tapi gak bisa masukin anaknya ke paud bukan karna miskin, tapi memang mereka yang belum tau manfaatnya. Padahal paud ini penting loh bagi perkembangan kecerdasan si anak itu sendiri”Hasil wawancara tanggal 20 Juni 2012. Sama halnya dengan pernyataan Ibu Hanisah sebagai berikut : “PAUD gratis ini kami buat untuk bagaimana supaya anak-anak disini bisa dibimbing sejak masih kecil agar perkembangan kecerdasannya lebih baik. Memang kalo orang di desa ini belum ngerti manfaat PAUD ini” Hasil wawancara tanggal 9 Juli 2012. Sebelumnya program ini juga sudah pernah dijalankan pada tahun 2006 oleh kepengurusan komunitas SPI pada saat itu. Namun dalam perkembanganya program ini semakin sedikit peminatnya sehingga akhirnya hilang begitu saja. Hal ini dikarenakan para orang tua menganggap bahwa PAUD tidak begitu penting bagi anaknya. Kemudian program ini mulai kembali dibangun oleh komunitas SPI Desa Marindal II di tahun 2011. Meskipun masih memiliki berbagai kendala dalam pelaksanaannya. Hasil wawancara dengan Ibu Rahmawati sebagai berikut : “Dulu juga uda pernah disini dibuat paud gratis waktu tahun 2006 lokasinya disebelah rumah buk suriati tapi lama-lama muridnya makin Universitas Sumatera Utara sedikit karna memang paud kami kan gak pake ijasah. Uda gitu makin banyak juga berdiri tk-tk di desa ini”Hasil wawancara tanggal 27 Juni 2012 . Hal ini didukung oleh pernyataan Ibu Suriati sebagai berikut : “Iya, dulu kami uda pernah buat semacam PAUD gitu disini pada awal- awal SPI ada di desa ini. Tapi karna uda berkurang peminatnya ya akhirnya gak dijalankan lagi”Hasil wawancara tanggal 6 Juli 2012. Program PAUD gratis yang dibentuk oleh komunitas SPI ini memiliki mendapat sambutan positif dari sebagian kelompok masyarakat khususnya para anggota komunitas tersebut. Hal ini dikarenakan para orang tua merasa bahwa anaknya akan lebih cerdas dan kreatif nantinya ketika masuk disekolah dasar apabila mengikuti program tersebut. Hasil wawancara dengan Ibu Anita sebagai berikut : “Menurut saya PAUD gratis ini sangat bagus apalagi bagi yang punya anak umur tiga tahun rencananya kalo uda diresmikan kami yang akan cari anak-anak di desa ini” Hasil wawancara tanggal 22 Juni 2012. Sama halnya dengan pernyataan Ibu Satini sebagai berikut : “Manfaatnya bagus ya selain dia belajar dia juga bermain jadi nanti ketika masuk SD dia sudah bisa baca tulis” Hasil wawancara tanggal 22 Juni 2012. Namun dalam perkembanganya program ini masih menemui berbagai kendala. Hal ini disebabkan masyarakat di Desa Marindal II belum memiliki suatu kesadaran terhadap pentingnya program ini. Sehingga komunitas SPI mengalami kesulitan dalam membentuk wadah yang dapat dijadikan sebagai sarana pendukung program PAUD gratis ini. Hasil wawancara dengan Ibu Lismawati sebagai berikut: “Memang seharusnya program ini uda berjalan, kami juga uda dapat di Pasar IV. Tempat tidak terlalu jauh lah dari sini. Tapi kami liat memang para orang tua disini itu belum sadar manfaat PAUD ini” Hasil wawancara tanggal 20 Juni 2012. Universitas Sumatera Utara Hal ini didukung oleh pernyataan Ibu Hanisah sebagai berikut : “PAUD ini tempatnya di Pasar IV kami buat karna cuma disitu yang bisa. Yang jadi masalah masyarakat disini gak ada yang mau ngasih tempat. Jadi yang punya anak kecil disini juga mikir karna tempat yang kami buat ini terlalu jaoh” Hasil wawancara tanggal 9 Juli 2012. Selain itu adanya stereo negatif yang berkembang dikalangan masyarakat yang menganggap bahwa aktifitas yang mereka lakukan tidak bermanfaat, sehingga mengakibatkan komunitas ini mengalami kendala dalam melaksanakan program PAUD gratis ini. Oleh karena dalam pelaksanaannya harus adanya keterlibatan berbagai pihak sehingga komunitas SPI dapat berkoordinasi dengan pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan organisasi lainnya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Sehingga kendala yang dihadapi dapat menemukan solusi penyelesaian yang tepat.

4.4.2. Program dan Jenis Pemberdayaan di Bidang Ekonomi

Dokumen yang terkait

Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya dengan Kenakalan Remaja di Desa Lantasan Baru Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

7 125 115

Strategi Mewujudkan Kemandirian Pesantren Berbasis Pemberdayaan Santri (Studi Kasus Pesantren Hidayatullah Desa Bandar Labuhan, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

2 76 134

Pemberdayaan Perempuan Dalam Pembangunan Masyarakat Pesisir Pantai (Studi Pada Desa Kuala Lama Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)

9 121 115

Perubahan Desa Menjadi Kota (Studi Deskriptif di Desa Tembung, Kecamatan Percut SeiTuan, Kabupaten Deli Serdang)

22 218 93

Pengaruh Sosial Ekonomi Rumah Tangga Terhadap Kenakalan Remaja Di Desa Sidodadi Kecamatan Birubiru Kabupaten Deli Serdang

7 84 114

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA “KOMUNITAS SOSIAL NELAYAN BINASI” DI DESA BINASI KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

0 2 34

Strategi Pemberdayaan Komunitas Perempuan Miskin Berbasis Agribisnis

0 0 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengembangan Masyarakat - Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat Berbasis Komunitas Perempuan” (Studi Deskriptif Pada Komunitas Serikat Perempuan Independen (SPI) di Desa Marindal II Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang).

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat Berbasis Komunitas Perempuan” (Studi Deskriptif Pada Komunitas Serikat Perempuan Independen (SPI) di Desa Marindal II Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang).

0 1 10