Upaya Peningkatan Ekonomi Keluarga Melalui Kegiatan Arisan

Hal ini didukung oleh pernyataan Ibu Hanisah sebagai berikut : “PAUD ini tempatnya di Pasar IV kami buat karna cuma disitu yang bisa. Yang jadi masalah masyarakat disini gak ada yang mau ngasih tempat. Jadi yang punya anak kecil disini juga mikir karna tempat yang kami buat ini terlalu jaoh” Hasil wawancara tanggal 9 Juli 2012. Selain itu adanya stereo negatif yang berkembang dikalangan masyarakat yang menganggap bahwa aktifitas yang mereka lakukan tidak bermanfaat, sehingga mengakibatkan komunitas ini mengalami kendala dalam melaksanakan program PAUD gratis ini. Oleh karena dalam pelaksanaannya harus adanya keterlibatan berbagai pihak sehingga komunitas SPI dapat berkoordinasi dengan pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan organisasi lainnya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Sehingga kendala yang dihadapi dapat menemukan solusi penyelesaian yang tepat.

4.4.2. Program dan Jenis Pemberdayaan di Bidang Ekonomi

Pemberdayaan sosial merupakan proses dimana seorang agen maupun komunitas melakukan penyadaran serta peningkatan kapasitas terhadap masyarakat guna mengembangkan potensi ekonomi yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Dalam hal ini komunitas Serikat Perempuan Independen SPI Desa Marindal II melakukan beberapa bentuk pemberdayaan ekonomi terhadap para anggota khususnya dan masyarakat umumnya. Berikut bentuk- bentuk pemberdayaan ekonomi yang dilakukan komunitas SPI Desa Marindal II :

4.4.2.1. Upaya Peningkatan Ekonomi Keluarga Melalui Kegiatan Arisan

Arisan merupakan salah satu bentuk kebudayaan masyarakat yang telah ada sejak dahulu. Sehingga arisan telah menjadi kebudayaan yang sangat dikenal dan melekat dalam kehidupan masyarakat. Mulai dari anak kecil, remaja, hingga Universitas Sumatera Utara dewasa suka mengadakan arisan. Baik kaya maupun miskin semua orang telah melakukannya. Budaya arisan tidak memandang perbedaan suku, ras, maupun agama. Arisan juga memberikan berbagai manfaat dalam kehidupan masyarakat, tidak hanya bermanfaat bila dilihat dari segi ekonomi akan tetapi kegiatan atau budaya arisan ini dapat mempererat tali silaturahmi antar anggota yang terlibat dalam kegiatan arisan. Selain itu, budaya arisan tentunya memiliki banyak manfaat positif dalam kehidupan ekomomi masyarakat. Hal tersebut dikarenakan kegiatan arisan merupakan suatu media bagi para individu yang terlibat didalamnya untuk menabung. Pada suatu saat ketika ada kebutuhan yang sangat mendesak maka kelompok yang melakukan kegiatan tersebut dapat menikmati hasilnya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan jangka waktu tertentu. Misalnya suatu kelompok arisan dapat mengumpulkan uang dari setiap individu di dalamnya pada jangka waktu tertentu, biasanya berjangka waktu seminggu atau pun sebulan. Ketika uang tersebut telah dikumpulkan maka akan diundi siapa pemenangnya dengan istilah “Narik”, dan hasil tarikan tersebut nantinnya dapat digunakan masing-masing individu sesuai dengan keperluannya Perempuan merupakan anggota masyarakat yang sangat rentan terhadap kemiskinan, penindasan dan ketidakadilan hidup. Dalam hal ini komunitas SPI melihat bahwa perempuan memerlukan suatu upaya peningkatan kehidupan ekonomi para anggotanya. karena tujuan pemberdayaan tidak dapat tercapai apabila subjek pemberdayaan berada pada posisi ekonomi yang lemah. Menurut Swasono dalam Jayadinata dan Pramandika,2006:16 mengatakan bahwa dalam melakukan pemberdayaan ekonomi terhadap masyarakat hendaknya para Universitas Sumatera Utara pengembang mampu untuk berupaya memperbaiki sistem ekonomi masyarakat yang telah ada. Agar dapat berfungsi secara efektif dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Yuarsi dalam Tukiran, dkk,2007:236 Kesulitan hidup yang dialami sering kali memaksa perempuan mencari alternatif pekerjaan lain agar dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga. Tanpa disadari, dalam kondisi yang sulit sebagian perempuan terpaksa menjadi pencari nafkah utama bagi keluarga. Selain harus mencari berbagai pekerjaan, mereka juga harus melakukan berbagai strategi agar penghasilan yang diperoeh dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Meskipun dalam kondisi sulit, peran dan sumbangan perempuan untuk rumah tangga cukup nyata. Namun, hal ini tidak secara otomatis mampu meningkatkan posisi tawar perempuan dalam kehidupan bermasyarakat. Komunitas SPI melihat bahwa budaya arisan ini bisa menjadi sebuah alternatif dalam mengentaskan masalah kesulitan ekonomi yang dialami para anggotanya. Karena kegiatan ini memiliki potensi modal sosial yang sangat positif dalam meningkatkan kehidupan ekonomi. Sehingga para perempuan mampu berdaya secara ekonomi. Meskipun pada awalnya kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka mengisi kekosongan program. Hasil wawancara dengan Ibu Lismawati sebagai berikut : “Pada awalnya yang membuat kegiatan ini adalah SPI Deli Serdang. tujuannya untuk mengisi kekosongan kegiatan saja. Tapi kami di Desa Marindal ini menjadikan arisan anggota sebagai media pemberdayaan ekonomi. Jadi disitulah kami mengarahkan seluruh anggota untuk ikut berpartisipasi. Agar kesulitan-kesulitan dan masalah ekonomi mereka dapat terbantu” Hasil wawancara tanggal 20 Juni 2012. Hal ini didukung oleh pernyataan Ibu Hanisah sebagai berikut : “Kegiatan arisan itu kami buat karna memang di Deli Serdang juga buat karna katanya untung mengisi kekosongan sebelum dilakukannya pemilihan pengurus SPI. Tapi dalam prakteknya kegiatan arisan kami Universitas Sumatera Utara beda sama arisan di desa-desa lain” Hasil wawancara tanggal 9 Juli 2012. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Ibu Sri Rahayu sebagai berikut: “Oh, kalo arisan memang kami buat sebagai media berkumpul ketika adanya kekosongan kegiatan kami di SPI jadi kami menyarankan setiap SPI yang berada di desa untuk melakukannya”Hasil wawancara tanggal 7 Juli 2012. Melihat berbagai potensi yang ada dari kegiatan tersebut maka komunitas SPI Marindal II membagi program atau kegiatan arisan kedalam dua bentuk yaitu kegiatan arisan anggota dan kegiatan arisan pesta. Kegiatan arisan anggota merupakan suatu program pemberdayaan yang di adopsi dari komunitas SPI Deli Serdang. Sedangkan kegiatan arisan pesta merupakan kegiatan pemberdayaan yang dibuat oleh komunitas tersebut. Program arisan anggota merupakan suatu program yang dibuat oleh komunitas SPI Marindal II dalam membantu para anggotanya dalam menghadapi kesulitan ekonomi keluarga. Pada awalnya program ini dibuat oleh komunitas SPI untuk mengisi kekosongan kegiatan para anggotanya sama halnya dengan yang dilakukan oleh komunitas SPI Deli Serdang. Namun dalam perkembangannya program dijadikan sebagai media dalam melakukan pemberdayaan ekonomi kepada para anggotanya. Program arisan anggota ini dilakukan setiap satu bulan sekali. Dimana setiap anggota yang ikut diwajibkan membayar iuran sebesar Rp.25.000 perbulannya. Dan setiap anggota yang “narik” akan mendapatkan uang sebesar Rp.875.000. uang tersebut dapat digunakan para anggota untuk memenuhi kebutuhan keluarganya terutama kebutuhan yang mendesak seperti pembayaran Universitas Sumatera Utara uang sekolah, pembayaran iuran listrik, pembayaran iuran air, modal usaha dan sebagainya. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ibu Hanisah sebagai berikut : “Biasanya kami para anggota ini, menggunakan uang tarikkan yang kami dapat dari arisan untuk menyelesaikan hal-hal yang paling penting dulu. Ya seperti pembayaran rekening listrik, rekening air, uang sekolah anak. Tapi kalau tidak ada kebutuhan yang mendesak ya uangnya ditabunglah” Hasil wawancara tanggal 9 Juli 2012. Sama halnya dengan pernyataan Ibu Anita sebagai berikut : “Arisan anggota ini nariknya itu sebulan sekali. Biasanya uangnya saya pakai untuk kebutuhan yang mendesak kayak bayar uang sekolah anak, uang listrik, uang angsuran kreta. Pas suami gajian kan uang belanjanya jadi utuh untuk saya. Jadi uangnya bisa utuk yang lain-lain” Hasil wawancara tanggal 22 Juni 2012. Hal ini didukung oleh pernyataan Ibu Wirda sebagai berikut : “Kalo saya yang gak punya suami ini ya jadi terbantu buat bayar uang sekolah anak. Bisa juga untuk nambah modal usaha” Hasil wawancara tanggal 21 Juni 2012. Selain itu, program ini juga di manfaatkan oleh komunitas SPI sebagai media dalam bertukar pikiran sharing dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk masalah ekonomi, keluarga, dan masalah-masalah lain yang sedang dihadapi para anggotanya, serta mencari solusi bersama dalam menyelesaikannya. Sehingga hal ini dapat memperkuat rasa solidaritas antar anggotanya. Hasil wawancara dengan Ibu Raminiyanti sebagai berikut : “Kalo saya bilang manfaatnya bukan cuma bisa diliat dari sisi ekonomi aja tapi arisan ini bisa dijadikan tempat bertukar pikiran. Apalagi kami yang sehari-hari sibuk dengan kegiatan rumah tangga. Belum lagi masalah pekerjaan” Hasil wawancara tanggal 21 Juni 2012. Hal ini didukung oleh pernyataan Ibu Suriati sebagai berikut : “Susahnya jadi orang tua tunggal ini kan karna peran kita ganda, selain jadi ibu jadi ayah juga jadi kalo bukan cerita ke kawan-kawan mau cerita kemana lagi” Hasil wawancara tanggal 6 Juli 2012. Universitas Sumatera Utara Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ibu lismawati sebagai berikut : “Kalo da arisan ini narik uangnya sebentar tapi curhatnya yang lama. Tapi saya senang bisa nampung aspirasi dari anggota mereka juga bisa cerita tentang masalah-masalah yang dihadapi selama ini. Istilahnya disini kami tetap menyayomi anggota-anggota. Dan itulah yang buat kami jadi solid” Hasil wawancara tanggal 12 Juli 2012. Program arisan pesta merupakan kegiatan yang di bentuk oleh komunitas SPI Marindal II guna membantu para anggota khususnya dan masyarakat umumnya dalam memenuhi kebutuhan atau biaya pelaksanaan suatu acara pesta. Mulai dari pesta perkawinan, sunatan, aqiqah, maupun acara pesta lainnya. Pada awalnya program ini dibuat oleh komunitas SPI Marindal II dilatarbelakangi karena adanya masalah keuangan yang dialami oleh para anggota SPI ketika ingin mengadakan suatu hajatan atau acara pesta. Hal ini tidak terlepas dari budaya punjungan yang terdapat pada tradisi masyarakat suku jawa. Selain membutuhkan biaya untuk mengadakan suatu pesta mereka juga harus memikirkan biaya untuk punjungan. Sehingga warga desa harus memiliki uang lebih ketika ingin mengadakan suatu acara pesta. Dalam perkembangannya banyak masyarakat desa yang ikut berpartisipasi dalam program ini. Hasil wawancara dengan Ibu Lismawati sebagai berikut : “Program ini kami buat untuk membantu anggota yang akan melaksanakan pesta. Karna tradisi punjung yang ada di desa ini membuat masyarakat jadi banyak pengeluaran. Belum lagi biaya nikahnya, pestanya, hiburannya. Inilah yang buat orang jadi susah. Makanya kami memiliki inisiatif membuat program ini. Alhamdulillah masyarakat pun akhirnya jadi ikut bergabung” Hasil wawancara tanggal 20 Juni 2012. Hal ini didukung oleh pernyataan Ibu Hanisah sebagai berikut : “Arisan ini kan ada dua, kalo yang arisan pesta gunanya untuk membantu anggota yang pesta. Adek bayangkan aja kalo orang kampung ini da kawin. Banyak kali cengkuneknya. Uang untuk mahar, untuk perta, belum lagi punjungannya. Haduh capek lah mikirnya” Hasil wawancara tanggal 9 Juli 2012. Universitas Sumatera Utara Program arisan pesta ini diikuti oleh 120 orang, yang terdiri dari gabungan antara anggota SPI dan masyarakat umum. Setiap anggota yang ikut dalam program ini diwajibkan membayar iuran sebesar Rp.20.000 setiap minggunya. Maka setiap anggota yang “narik” perminggunya akan mendapatkan uang sebesar Rp.2.400.000 untuk biaya pesta dan dipotong Rp.100.000 sebagai uang administrasi. Dalam program arisan pesta ini, apabila seorang anggota SPI atau masyarakat umum yang “Narik”, namun pada saat itu tidak sedang mengadakan suatu hajatan atau pesta maka uang tersebut diperbolehkan untuk digunakan untuk memenuhi kebutuhan lainya. Artinya setiap anggota dapat menjadikan program ini sebagai media dalam menabung ataupun berinvestasi. Selain itu kegiatan ini juga mampu mempererat tali silaturahmi antar anggota maupun masyarakat desa. Hasil wawancara dengan Ibu Wirda sebagai berikut : “Kegiatan arisan ini sangat bermanfaat ya bagi kami, terutama anggota SPI karna kegitannya tidak hanya berguna untuk membantu dalam hal pesta tapi juga masalah kebutuhan sehari-hari. Kalo gak pesta ya uangnya kan bisa ditabung. Hasil wawancara tanggal 21 Juni 2012. Sama halnya dengan pernyataan Ibu Rabaniah sebagai berikut : “Ya berhubung anak saya masih kecil-kecil kalo saya narik ya uangnya saya simpan dulu jadi tabungan untuk nanti kalo dia sunat. Tapi bisa juga tukaran sama yang lain. karna memang yang di dulukan itu anggota yang punya hajatan” Hasil wawancara tanggal 6 Juli 2012 Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ibu Rahmawati sebagai berikut: “Yang saya liat bukan cuma dari materinya aja. Karna kegiatan ini juga bisa mempererat tali silaturahmi antar anggota dan masyarakat. Karna tatap muka antar anggota lebih sering dilakukan” Hasil wawancara tanggal 27 Juni 2012 Kegiatan ini pada dasarnya dibentuk dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi keluarga para anggotanya sehingga perempuan dapat berdaya secara Universitas Sumatera Utara ekonomi dan mampu menjadi subjek yang merubah kehidupan masyarakatnya. Selain itu program ini juga berfungsi dalam mempererat tali silaturahmi para anggotanya dan masyarakat umum. Kegiatan ini dilakukan secara kontinyu sehingga kaum perempuan dapat bersaing di sektor publik tanpa harus terus menerus terbebani masalah ekonomi keluarga. Manfaat yang didapatkan oleh para anggota dalam program arisan ini selain pemberdayaan anggota dari sisi ekonomi, kegiatan ini juga dijadikan sebagai media dalam bersosialisasi dengan para anggota lainnya dalam meningkatkan rasa solidaritas, media dalam melatih para anggota untuk menabung, serta memupuk rasa saling memiliki antar anggota human relation.

4.4.2.2. Meningkatkan Posisi Tawar Perempuan Melalui Pelatihan Keterampilan

Dokumen yang terkait

Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya dengan Kenakalan Remaja di Desa Lantasan Baru Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

7 125 115

Strategi Mewujudkan Kemandirian Pesantren Berbasis Pemberdayaan Santri (Studi Kasus Pesantren Hidayatullah Desa Bandar Labuhan, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

2 76 134

Pemberdayaan Perempuan Dalam Pembangunan Masyarakat Pesisir Pantai (Studi Pada Desa Kuala Lama Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)

9 121 115

Perubahan Desa Menjadi Kota (Studi Deskriptif di Desa Tembung, Kecamatan Percut SeiTuan, Kabupaten Deli Serdang)

22 218 93

Pengaruh Sosial Ekonomi Rumah Tangga Terhadap Kenakalan Remaja Di Desa Sidodadi Kecamatan Birubiru Kabupaten Deli Serdang

7 84 114

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA “KOMUNITAS SOSIAL NELAYAN BINASI” DI DESA BINASI KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

0 2 34

Strategi Pemberdayaan Komunitas Perempuan Miskin Berbasis Agribisnis

0 0 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengembangan Masyarakat - Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat Berbasis Komunitas Perempuan” (Studi Deskriptif Pada Komunitas Serikat Perempuan Independen (SPI) di Desa Marindal II Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang).

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat Berbasis Komunitas Perempuan” (Studi Deskriptif Pada Komunitas Serikat Perempuan Independen (SPI) di Desa Marindal II Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang).

0 1 10