4.6.2. Faktor Ekonomi
Masyarakat Desa Marindal II merupakan masyarakat yang memiliki tingkat kesejahteraan yang masih minim. Mayoritas penduduk Desa Marindal II
berprofesi petani sebanyak 39,01 dan pekerja bangunan sebanyak 24,41. Hal ini dikarenakan minimnya pendidikan formal yang mereka miliki juga
menyebabkan mereka memiliki mata pencaharian sesuai dengan batas kemampuan yang mereka miliki saja. Namun seiring dengan berkurangnya lahan
pertanian di wilayah pedesaan mengakibatkan penduduk yang berprofesi sebagai petani harus mencari alternatif pekerjaan lain, bahkan mengakibatkan munculnya
pengangguran. Dalam perkembangannya, komunitas SPI yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga ini memiliki kesamaan kebutuhan ekonomi dan mata pencaharian.
Hal ini dikarenakan penghasilan yang diberikan oleh para suami tidak mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Selain itu, sebagian dari para anggota komunitas SPI
berstatus sebagai janda yang memiliki banyak tanggungan. Sehingga dalam hal ini mereka sangat membutuhkan peningkatan kehidupan ekonomi keluarga. Hal ini
yang memberikan suatu dorongan bagi para perempuan untuk memiliki sumber penghasilan sehingga tidak bergantung hanya pada suami mereka. Hasil
wawancara dengan Ibu Rusmiati sebagai berikut : “Kalau saya pribadi, kalau satu orang aja yang kerja, itu nggak bakal
cukup. Karna kebutuhan kita banyak dek. Jadi kami ibuk-ibuk SPI ini butuh penghasilan buat menutupi kekurangannya. Makanya kami ikut
program-program SPI ini supaya bisa mandiri” Hasil wawancara 22 Juni 2012.
Hal ini didukung oleh pernyataan Ibu Satini sebagai berikut : “Saya ini cuma tamatan SD, kerja pun cuma bisa jadi tukang cuci. suami
saya penghasilannya pas-pasan. Kebetulan saya liat SPI ini banyak kegiatannya. apalagi di spi ini kami bisa dapat penghasilan tambahan,
Universitas Sumatera Utara
bisa punya penghasilan dari ilmu yang didapat otomatis kami mau lah” Hasil wawancara 22 Juni 2012.
Kesadaran akan kebutuhan ekonomi yang kompleks ini menimbulkan suatu keinginan bagi para perempuan untuk melakukan perubahan dalam
hidupnya. Sehingga dengan pola kesadaran yang terbentuk tadi para perempuan memiliki suatu dorongan untuk meningkatkan kualitas kehidupan ekonominya
dan keluarganya melalui kegiatan serta program yang dibentuk oleh komunitas SPI. Kesamaan tuntutan kebutuhan ekonomi para anggotanya juga menjadi suatu
faktor pendorong bagi para perempuan untuk aktif dan terus melaksanakan berbagai kegiatan serta program-program pemberdayaan sosial ekonomi yang
telah dibentuk oleh komunitas tersebut.
4.7. Kendala yang Dihadapi Dalam Kegiatan Pemberdayaan