ekonomi dan mampu menjadi subjek yang merubah kehidupan masyarakatnya. Selain itu program ini juga berfungsi dalam mempererat tali silaturahmi para
anggotanya dan masyarakat umum. Kegiatan ini dilakukan secara kontinyu sehingga kaum perempuan dapat bersaing di sektor publik tanpa harus terus
menerus terbebani masalah ekonomi keluarga. Manfaat yang didapatkan oleh para anggota dalam program arisan ini
selain pemberdayaan anggota dari sisi ekonomi, kegiatan ini juga dijadikan sebagai media dalam bersosialisasi dengan para anggota lainnya dalam
meningkatkan rasa solidaritas, media dalam melatih para anggota untuk menabung, serta memupuk rasa saling memiliki antar anggota human relation.
4.4.2.2. Meningkatkan Posisi Tawar Perempuan Melalui Pelatihan Keterampilan
Pelatihan keterampilan merupakan suatu bentuk pemberdayaan ekonomi yang dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan dan keterampilan terhadap
perempuan-perempuan dalam komunitas SPI. Hal ini dilakukan guna meningkatkan posisi tawar para perempuan dalam sektor publik. Pelatihan
keterampilan menekankan pada usaha melakukan perubahan terhadap kemampuan life skill yang dimiliki secara individu maupun kelompok. Pelatihan
keterampilan diberikan bagi perempuan dalam mengatasi berbagai tuntutan hidup, sehingga perempuan yang terampil diharapkan akan mampu melepaskan diri dari
belenggu kemiskinan. Program pelatihan keterampilan juga merupakan suatu wadah dalam mengembangkan potensi-potensi ekonomi yang dimiliki oleh para
perempuan. Dengan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki tadi maka setiap individu maupun kelompok dapat peluang-peluang maupun kesempatan
Universitas Sumatera Utara
dalam berusaha dan berdaya secara sosial, ekonomi, dan politik. Program pelatihan keterampilan yang dibentuk oleh komunitas SPI
merupakan salah satu program yang dibentuk guna meningkatkan posisi tawar para anggotanya dalam sektor publik. Dengan demikian maka setiap perempuan
akan memiliki skill dan kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki dalam bekerja maupun berusaha di sektor publik sehingga perempuan dapat
mewujudkan perubahan melalui kesetaraan gender. Komunitas SPI Marindal II telah melakukan kegiatan pelatihan keterampilan sejak tahun 2010. Bentuk-
bentuk pelatihan keterampilan yang dilakukan sangat beragam yaitu antara lain seperti pembuatan tas, sabun cuci, sablon, dan keripik yang sumber dananya
bersifat swadaya. Artinya dana yang digunakan oleh kelompok ini untuk kegiatan pelatihan tersebut, bersumber dari uang yang dikumpulkan dari masing-masing
anggota. Dalam pelaksanaannya komunitas SPI membangun pola jaringan dengan
LKMD dan PNPM mandiri. Hal ini dilakukan agar komunitas SPI memperoleh bantuan baik dari segi materi maupun non materi. Sehingga dana yang
dikumpulkan tidak hanya dari hasil swadaya anggota saja. Sehingga diharapkan program ini dapat meningkatkan skill anggotanya dalam melakukan produksi
maupun pemasaran atas suatu barang dan jasa. Hasil wawancara dengan Ibu Lismawati :
“Pelatihan keterampilan ini kami buat untuk memberikan skill kepada para anggota kami. Karna tingkat pendidikan mereka relatif rendah dan
mereka juga kurang memiliki keterampilan, ya namanya juga ibu rumah tangga. Pelatihan ini biasanya memakan biaya sekitar Rp.5.000.000, yang
dananya itu sumbernya dari uang kas sama dari anggota. selain itu, biasanya juga ada bantuan dari ketua lkmd, pnpm mandiri” Hasil
wawancara tanggal 20 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
Sama halnya dengan pernyataan Ibu Hanisah sebagai berikut : “Kalau kegiatan pelatihan keterampilan yang pernah kami buat itu ya
seperti pembuatan tas, sabun cuci, sablon, keripik. Tapi ada juga anggota yang malah punya ide untuk membuat susu kedelai, roti kelapa, sabun
cuci. Jadi kami melihat program ini membuahkan hasil yang baik. Meskipun terkadang anggota masih memikirkan masalah modal. Tapi
yang paling penting itu pengembangan skillnya” Hasil wawancara tanggal 9 Juli 2012.
Menurut Daulay, 2007:91 bahwa inti dari pemberdayaan adalah bagaimana masyarakat tertentu mempunyai posisi tawar sehingga menjadi pelaku
proses pembangunan yang partisipatif dan aktif dan bukan hanya sebagai objek pembangunan. Manfaat yang diperoleh para anggota dalam kegiatan ini yaitu
antara lain peningkatan pengetahuan dalam bidang kewirausahaan, peningkatan skill dalam mengolah berbagai jenis makanan dan home industri, dan lain-lain,
dan yang paling penting adalah program pelatihan ini dapat membantu anggotanya dalam memperbaiki taraf hidupnya sehingga dapat menumbuhkan
sikap percaya diri para anggotanya dalam menghadapi persaingan dengan para kaum laki-laki. Hasil wawancara dengan Ibu Rusmiati sebagai berikut :
“Jujur, kami disini sebelumnya gak ada gitu yang punya niat untuk berdagang, jualan, tapi setelah ikut pelatihan kami jadi lebih berani.
Misalnya seperti saya ini uda bisa buat sabun sunlight. Modalnya ya kecil- kecilan dulu lah” Hasil wawancara tanggal 22 Juni 2012.
Hal ini didukung oleh pernyataan Ibu Wirda sebagai berikut :
“Iya betul memang, sekarang aja ibuk da jalankan usaha susu kedele. ibuk jual dua ribu perbungkus hasilnya ya lumayanlah buat tambah-tambah
uang belanja selain dari jualan sayur. Kalo ibuk main sistem jemput bola aja. Mana yang mau nampung, langsung ibu drop barangnya.
Langganannya pun paling banyak ibu-ibu SPI disini” Hasil wawancara tanggal 21 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ibu Sri Dewi Mariati : “Pelatihan ini memang bagus. Mekipun modal masih jadi masalah tapi
banyak manfaatnya. Saya aja uda buka warung kecil-kecilan. Inilah yang di depan rumah ini” Hasil wawancara tanggal 16 Juli 2012.
Namun tidak semua anggota yang terlibat dalam kegiatan pelatihan keterampilan tersebut secara otomatis langsung dapat mengimplementasikannya
dalam kehidupan ekonominya. Hal ini disebabkan masih ada diantara beberapa anggota yang terkendala masalah modal kapital. Sehingga peluang usaha yang
telah direncanakan belum dapat terlaksana. Hasil wawancara dengan Ibu Raminiyanti sebagai berikut :
“Pelatihan ini kan dibuat supaya kami lebih terampil, ada kegiatan, seperti pembuatan tas,menjahit, buat sabun cuci. Tapi kadang-kadang
mau buat masih tergantung modal kayak awak-awak ini susahlah” Hasil wawancara tanggal 12 Juli 2012
Hal ini didukung oleh pernyataan Ibu Tatik sebagai berikut : “Ya smua tu ujung-ujungnya kan modal dek. Apa lagi kayak ibuk ini cuma
pembantu belum mikirin uang sekolah anak, uang ongkosnya”Hasil wawancara tanggal 12 Juli 2012.
Oleh karena itu program pelatihan ini menjadi salah satu program pemberdayaan ekonomi yang sangat penting bagi para anggota komunitas SPI
Marindal II dalam upaya meningkatkan skill maupun keterampilan sehingga dapat meningkatkan posisi tawar mereka dalam kehidupan bermasyarakat. Seluruh
anggota yang telah diberi bekal dalam pelatihan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dalam berwirausaha. Menurut Meredit dalam
Partomo, 2009:40 bahwa seorang wirausaha adalah orang yang mempunyai kemampuan dalam melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis,
mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya, dan mengambil tindakan-tindakan yang tepat guna untuk
Universitas Sumatera Utara
memastikan sukses yang selanjutnya. Sehingga nantinya peningkatan pengetahuan dan kemampuan ini dapat dijadikan sebagai modal sosial yang dapat
meningkatkan posisi tawar para anggotanya.
4.4.2.3. Memfasilitasi Usaha Mikro Bagi Perempuan Melalui Koperasi Credit Union