memiliki, dan keinginan untuk berubah yang akan memberikan motivasi bagi para perempuan tadi untuk meningkatkan kepedulian mereka terhadap kehidupan
sosial masyarakat disekitarnya. Sehingga dengan begitu mereka dapat melakukan suatu perubahan di dalam kehidupannya dan kehidupan masyarakat yang berada
di sekitarnya.
4.5.2. Keberhasilan Pemberdayaan Ekonomi
Keberhasilan kegiatan pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada kehidupan ekonomi kelompok maupun
masyarakat yang ikut terlibat dalam aktifitas pemberdayaan yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari manfaat yang didapatkan para anggota komunitas SPI setelah
mengikuti program atau kegiatan pemberdayaan ekonomi yang telah dilakukan, seperti program maupun kegiatan arisan, pelatihan keterampilan, dan koperasi
credit union. Salah satu manfaat yang diperoleh dari kegiatan pemberdayaan ekonomi bagi para perempuan tersebut adalah peningkatan kehidupan ekonomi
keluarganya. Hal ini dapat dilihat dari adanya penguatan ekonomi para anggotanya setelah mengikuti program arisan pesta maupun arisan anggota yang
dijalankan oleh komunitas tersebut. Dengan adanya penguatan ekonomi terhadap para anggotanya maka perempuan-perempuan tadi akan memiliki sumber
penghasilan yang berperan penting dalam membantu membangun kehidupan ekonomi keluarganya. Hasil wawancara dengan Ibu Satini sebagai berikut :
“Kami merasa sangat terbantu memang dengan adanya program arisan ini karna saya sendiri itu cuma bisa bekerja sebagai tukang cuci untuk
membantu suami, tapi setelah adanya arisan-arisan yang kami buat saya jadi terbantu”Hasil wawancara tanggal 22 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
Sama halnya dengan pernyataan Ibu Hanisah sebagai berikut : “Kalau ngomong soal berhasil atau tidak ya sudah jelas berhasil. Saya
pribadi juga merasa terbantu sekali. Saat anak butuh uang sekolah, uang buku, mana suami belum gajian, belum lagi bayar listrik sebagainya. Ya
saya terbantu dari uang tarikan arisan lah. Jadi nggak usah mikirin harus ngutang kemana-mana” Hasil wawancara tanggal 9 Juli 2012.
Selain itu, melalui program pelatihan keterampilan yang dilakukan oleh komunitas SPI, para anggotannya dapat meningkatkan skill dan keterampilan
yang mereka miliki. Sehingga dengan peningkatan skill tersebut, mereka dapat meningkatkan posisi tawar perempuan sebagai seorang individu yang mandiri di
dalam kehidupan sosial maupun kehidupan ekonominya. Hal ini terlihat dari kemampuan para anggotanya untuk menciptakan suatu sumber penghasilan bagi
dirinya maupun keluarganya. Hasil wawancara dengan Ibu Rusmiati sebagai berikut :
“Waktu itu kami pernah ikut pelatihan keterampilan pembuatan tas, sabun cuci, sablon, sama buat keripik. Tapi yang bikin saya tertarik pembuatan
sabun cucinya, makanya itu saya sekarang menjalankan usaha pembuatan sabun cuci piring. Jadi karna pelatihan itu, sekarang saya bisa buka
usaha sendiri. Walaupun waktu itu modal saya kecil-kecilan” Hasil wawancara tanggal 22 Juni 2012.
Sama halnya dengan pernyataan Ibu Tatik sebagai berikut : “Kegiatan ketrampilan yang SPI adakan ini berhasil memang. Waktu itu
kami buat tas, sablon, keripik. Sesudah pelatihan itu beberapa anggota langsung coba buka usaha. Kayak saya inilah, sekarang jadi bikin usaha
roti kelapa, karna saya uda belajar dari pelatihan itu.Hasil wawancara tanggal 12 Juli 2012.
Sama halnya juga dengan pernyataan Ibu Sri Dewi Mariati sebagai berikut:
“Saya ini janda, pekerjaan nggak ada, biaya hidup saya dan anak saya ditanggung sama ibu saya, tapi setelah saya mengikuti kegiatan arisan
saya jadi merasa terbantu dari uang tarikan. Uda gitu karna pelatihan keterampilan ini sekarang saya berani membuka warung kecil-kecilan di
depan rumah.Ya lumayanlah hasilnya”Hasil wawancara tanggal 16 Juli 2012.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini komunitas SPI berhasil melakukan kegiatan pemberdayaan ekonomi kepada para anggotanya. Karena kegiatan pemberdayaan yang dilakukan
oleh komunitas SPI kepada anggotanya memiliki suatu dampak positif. Mulai dari penguatan ekonomi, hingga peningkatan skill dan keterampilan para anggotanya.
Sehingga para anggotanya sebagai seorang perempuan dapat meningkatkan posisi tawar mereka dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas. Karena para
perempuan desa yang telah berdaya secara ekonomi akan mampu bersaing dengan laki-laki pada sektor publik sehingga konstruksi sosial yang selama ini terbangun
pada perempuan di sektor domestik akan berubah. Dengan demikian perempuan akan lebih mudah dalam melakukan perubahan nyata kehidupan masyarakatnya.
4.6. Faktor-faktor Pendukung Kegiatan Pemberdayaan