dikembangkan oleh komunitas SPI sebagai suatu jalan masuk dalam kegiatan pemberdayaan. Program pemberdayaan dalam bidang sosial antara lain seperti
penyuluhan kesehatan, perwiridan, pemberantasan judi dan narkoba, dan PAUD gratis. Sedangkan dalam bidang ekonomi program serta kegiatan yang dilakukan
komunitas SPI Marindal II seperti program arisan, kegiatan pelatihan keterampilan, dan program simpan pinjam credit union. Selain itu dalam
menjalankan berbagai aktifitas pemberdayaannya, komunitas SPI juga melakukan suatu pola pengembangan jaringan dengan cara menjalin hubungan kerjasama
dengan organisasi pemerintahan maupun organisasi non pemerintahan. Organisasi tersebut antara lain dinas kesehatan, lembaga kepolisian, pemerintah desa,
lembaga koperasi, lembaga pendidikan serta lembaga-lembaga lainnya yang turut mendukung kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas tersebut.
4.4.1. Program dan Jenis Pemberdayaan di Bidang Sosial
Pemberdayaan sosial merupakan proses dimana seorang agen maupun komunitas melakukan penyadaran serta peningkatan kapasitas terhadap
masyarakat guna mengembangkan potensi sosial yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Dalam hal ini komunitas Serikat Perempuan Independen SPI Desa
Marindal II melakukan beberapa bentuk pemberdayaan sosial terhadap para anggota khususnya dan masyarakat umumnya. Berikut bentuk-bentuk
pemberdayaan sosial yang dilakukan komunitas SPI Desa Marindal II.
4.4.1.1. Peningkatan Pengetahuan dan Kesadaran Perempuan Terhadap Kesehatan
Beban kerja perempuan pada sektor domestik banyak menyita waktunya. Mulai fajar hingga terbenam matahari perempuan dihadapkan pada rutinitas yang
Universitas Sumatera Utara
melelahkan termasuk melayani suaminya. Hal ini tentu sangat berdampak pada kondisi kesehatannya. Sedangkan minimnya akses perempuan terhadap fasilitas
kesehatan juga menjadi suatu permasalahan yang kompleks. Sementara disisi lain laki-laki yang bekerja pada sektor publik memiliki kondisi kesehatan yang lebih
baik hal ini dikarenakan laki-laki yang bekerja pada sektor publik lebih memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan baik itu berupa asuransi kesehatan maupun
jaminan kesehatan lainnya. Perempuan yang hidup dalam kemiskinan memiliki kondisi kesehatan
yang kurang baik. Masalah gizi, kesehatan alat reproduksi, dan akses perobatan menjadi masalah yang wajib diperhatikan. Masalah kemiskinan yang ada di Desa
Marindal II tidak hanya sekedar kemiskinan yang di lihat dari sudut pandang ekonomi saja, melainkan kemiskinan yang terjadi juga memiliki dampak terhadap
kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatannya maupun keluarganya. Komunitas SPI merupakan komunitas perempuan yang memiliki kesadaran,
kemauan, serta kemampuan berkontribusi merubah kehidupan sosial maupun ekonomi anggota khususnya dan masyarakat umumnya.
Program penyuluhan kesehatan dan pengobatan gratis dilakukan komunitas SPI guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran perempuan
terhadap kesehatan dirinya dan lingkungan sosialnya. Dengan demikian perempuan akan memiliki kesempatan yang sama untuk maju dalam
mengembangkan potensi dirinya. Hal ini dilakukan dengan cara mengajak, membimbing, serta memberdayakan para anggota dan masyarakat umum agar
memiliki pengetahuan dalam bidang kesehatan. Pada prinsipnya penyakit yang diderita oleh perempuan miskin tidak hanya terletak pada faktor kemiskinannya
Universitas Sumatera Utara
akan tetapi lebih kepada kesadaran dan pengetahuan yang belum dimiliki dalam bidang kesehatan. Pengetahuan tentang masalah kesehatan ini terkait dengan
pengetahuan mengenai berbagai jenis penyakit baik yang menular maupun tidak, masalah kesehatan organ reproduksi, pengetahuan mengenai gizi dan makanan,
pengetahuan tentang sanitasi dasar, dan bahaya merokok dalam kehidupan sehari- hari. Hasil wawancara dengan Ibu Lismawati sebagai berikut :
“Kalo penyuluhan kesehatan ini memang program yang uda rutin kami lakukan tiap tahun. Tujuannya ya supaya anggota kami punya modal
pengetahuan dalam bidang kesehatan. ya logikanya kami ini kan kelompok pemberdaya, gimana mau memberdayakan orang lain kalo
anggotanya gak tau tentang pola hidup sehat yang ada malah sakit semua anggotanya”Hasil wawancara tanggal 20 Juni 2012.
Menurut Damsar 2002:157, jaringan sosial merupakan hubungan- hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun
antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan-hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk formal maupun bentuk informal. Hubungan sosial
adalah gambaran atau cerminan dari kerjasama dan koordinasi antar warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprosikal.
Kegiatan atau program penyuluhan kesehatan dan pengobatan gratis ini dilakukan oleh komunitas SPI dengan membentuk sebuah pola jaringan dengan
pihak kedokteran dan pemerintah kecamatan. Program ini dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan kesehatan serta akses perobatan gratis kepada
perempuan anggota komunitas SPI, masyarakat umum, dan para orang tua yang lanjut usia yang kurang mampu. Penyuluhan mengenai pola hidup dan makanan
yang sehat dilakukan komunitas SPI yang dibantu oleh pihak kedokteran. Proses penyuluhan ini juga dilakukan bersamaan dengan pemberian obat-obatan gratis,
Universitas Sumatera Utara
makanan tambahan, susu, beras, gula, dan sebagainya. Hasil wawancara dengan Ibu Hanisah sebagai berikut :
“Kegiatan penyuluhan kesehatan dan pengobatan gratis kami khususkan bagi keluarga miskin dan lansia. Ini sudah kami mulai sejak tahun 2010
dan 2011 dengan bekerjasama dengan pihak kedokteran dari kecamatan. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran perempuan mengenai
kesehatan. selain itu kami membantu masyarakat miskin dan lansia dalam memperoleh pengobatan dan makanan sehat seperti susu dan sayuran
secara gratis serta penerapan pola hidup sehat” Hasil wawancara tanggal 9 Juli 2012.
Hal ini didukung oleh pernyataan Ibu Rahmawati sebagai berikut : “Penyuluhan itu ya kami lakukan supaya keluarga miskin di desa ini bisa
nambah pengetahuannya dalam hal pola hidup sehat. Kegiatan ini sangat positif menurut kami. Karna selain menambah pengetahuan anggota,
itung-itung ini juga kan kegiatan sosial dek” Hasil wawancara tanggal 27 Juni 2012.
Manfaat yang didapatkan para anggota komunitas SPI dalam kegiatan sosial ini antara lain peningkatan kesadaran, wawasan, dan pengetahuan
perempuan dalam bidang kesehatan. Dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat dalam menerapkan pola hidup yang lebih sehat, para anggota juga
memiliki suatu pengalaman dalam bidang pelayanan kesehatan bagi masyarakat. sehingga hal ini akan meningkatkan posisi tawar setiap perempuan dalam
komunitas tersebut. Hasil wawancara dengan Ibu Sri Dewi Mariati sebagai berikut:
“Kalo menurut saya sebagai perempuan, penyuluhan yang kami lakukan itu bukan cuma bermanfaat bagi kami tapi masyarakat desa juga, ya
termasuk saya sendiri. Jadi wawasan kami tentang kesehatan juga bertambah. Misalnya masalah gizi, pola hidup sehat sebagai perempuan,
pelayanan kesehatan buat masyarakat” Hasil wawancara tanggal 16 Juli 2012
Hal ini didukung oleh pernyataan Ibu Rusmiati sebagai berikut : “Gini ya dek, jujur aja kami disini rata-rata cuma ibuk-ibuk yang tamatan
SD SMP jadi pas kami ikuti kegiatan itu kami jadi tambah wawasan. Ya gak mesti baca buku kan biar pinter. Kalo kami sistemnya ya terjun
Universitas Sumatera Utara
langsung kelapangan dapat pengalaman” Hasil wawancara tanggal 22 Juni 2012.
Manfaat lain yang dapat dirasakan adalah terbantunya para anggota dan masyarakat miskin di Desa Marindal II dalam memperoleh pengobatan gratis.
Sehingga para anggota yang ikut serta dalam kegiatan penyuluhan kesehatan serta pengobatan gratis tersebut dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil wawancara dengan Ibu Raminiyanti sebagai berikut : “Kalo itu bermanfaat sekali ya. Apalagi saya ini cuma pembantu, suami
saya tukang sampah ya bersyukur ada penyuluhan kesehatan sama pengobatan gratis” Hasil wawancara tanggal 12 Juli 2012.
Sama halnya dengan pernyataan Ibu Satini sebagai berikut : “Waktu Bunda Lisma ngajak penyuluhan itu ya saya senang gitu bisa
dapat ilmu, bisa brobat gratis, padahal suami saya kerja di kebon tapi JAMSOSTEK ini gak bisa jadi jaminan juga” Hasil wawancara tanggal
22 Juni 2012.
Hal ini didukung oleh pernyataan Ibu Suriati sebagai berikut: “Kalo ibu rumah tangga seperti saya merasa penyuluhan ini gudangnya
ilmu kesehatan jadi dengan mengikuti kegiatannya pengetahuan kami bertambah dan bisa juga kami terapkan dalam kehidupan sehari-
hari”Hasil wawancara tanggal 6 Juli 2012.
Kesadaran dan kemandirian yang diperoleh komunitas SPI dari kegiatan penyuluhan kesehatan dan pengobatan ini merupakan wujud tanggung jawab
setiap individu dalam memenuhi hak-hak mereka untuk dapat hidup sehat dan mampu memelihara serta menjaga kesehatan diri sendiri sebagai seorang
perempuan. Dengan membangun kesadaran tadi, maka perempuan akan mampu menciptakan suatu perubahan dalam keluarga, maupun masyarakat yang tinggal
disekitar lingkungannya secara mandiri dan tidak tergantung pada siapa pun. Wawasan yang diperoleh dari kegiatan tersebut dapat membangun kekuatan
Universitas Sumatera Utara
intelektual kaum perempuan serta mampu menyejajarkan posisi perempuan dan laki-laki dalam menciptakan kesetaraan gender.
Dengan perkataan lain, masyarakat yang berdaya sebagai hasil dari pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat yang mandiri. Demikian juga
individu atau kelompok yang berdaya, juga individu atau kelompok yang mandiri. Sudah tentu masyarakat yang mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka sendiri terdiri dari individu-individu dan kelompok-kelompok atau komunitas-komunitas yang mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka Notoadmodjo, 2007:107.
4.4.1.2. Membangun Rasa Solidaritas Sesama Perempuan Melalui Perwiridan