Aspek-Aspek Pembinaan Agama Pembinaan Agama

ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti suatu cara kerja yang sistematis dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan. 22 Dalam Bahasa Arab, metode dikenal dengan istilah “thariqah” yang berarti langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. 23 Dengan kata lain, metode dapat dipahami sebagai cara yang ditempuh agar hal yang akan disampaikan dapat diterima atau difahami dengan baik, mudah dan efisien sehingga dapat mewujudkan tujuan tertentu. Berbagai cara ditempuh oleh seorang pembina dalam menyampaikan pembinaan keagamaan. Agar proses pembinaan berjalan dengan lancar, maka perlu dipilih cara yang tepat dalam menyampaikan materi pembinaan. Menurut H.M. Arifin, metode yang dapat digunakan dalam pembinaan berupa kegiatan Bimbingan dan Penyuluhan Agama Islam, antara lain sebagai berikut: a. Wawancara Salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup beragama pada saat tertentu yang memerlukan bantuan. b. Metode group guidance bimbingan secara kelompok Bimbingan kelompok adalah cara pengungkapan jiwabatin serta pembinaannya melalui kegiatan kelompok, seperti ceramah, diskusi, seminar, simposium, atau dinamika kelompok group dinamics. 24 22 Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, h. 10 23 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005, h. 23 24 H.M. Arifin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1985, h. 109 Dalam proses pembinaan kelompok ini pembina hendaknya mengarahkan minat dan perhatian warga binaan kepada hidup kebersamaan dan saling tolong-menolong dalam memecahkan permasalahan yang menyangkut kepentingan mereka bersama. Pembinaan agama juga hendaknya mengendalikan dan mengamati setiap klien atau warga binaan mengenai keaktifan dalam kegiatan kelompok. c. Metode non-directif cara yang tidak mengarah Metode ini dibagi menjadi dua macam, yaitu: 1. Metode client centered, yaitu pengungkapan tekanan batin yang dirasakan menjadi penghambat mereka dalam belajar dengan sistem pancingan yang berupa satu dua pertanyaan terarah. Selanjutnya mereka diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menceritakan segala uneg-uneg tekanan batin yang disadari sebagai hambatan jiwanya. 25 Pembina bersikap memperhatikan, mendengarkan serta mencatat point-point penting yang dianggap rawan untuk diberi bantuan. 2. Metode educatif, yaitu cara mengungkapkan tekanan perasaan yang menghambat perkembangan belajar dengan menggali sampai tuntas perasaan yang menyebabkan hambatan dan ketegangan, dengan cara client centered, yang diperdalam dengan permintaanpertanyaan yang motivatif dan persuasif meyakinkan untuk mengingat serta mendorong agar berani mengungkapkan perasaan tertekan sampai ke akar-akarnya. Pada 25 H.M. Arifin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1985, h. 111 akhirnya, pembina memberikan petunjuk-petunjuk tentang usaha apa sajakah yang baik dengan cara yang tidak bernada imperatif wajib. Akan tetapi hanya berupa anjuran-anjuran yang tidak mengikat. 26 3. Metode psikoanalitis penganalisaan jiwa Menganalisa gejala-gejala tingkah laku, baik melalui mimpi kondisi tidak sadar, ataupun melalui tingkah laku yang serba salah, dengan menitikberatkan pada perhatian atas hal-hal apa sajakah perbuatan salah itu terjadi berulang. Dengan demikian, maka akhirnya akan diketahui bahwa masalah pribadi mereka akan terungkap dan selanjutnya disadarkan kembali dicerahkan agar masalah tersebut dianggap telah selesai dan tidak perlu dianggap suatu hal yang memberatkan, dan sebagainya. 27 Oleh karena itu nilai-nilai iman dan taqwa harus dibangkitkan dalam pribadi warga binaan, sehingga terbentuklah dalam pribadinya sikap tawakkal dan optimisme dalam menempuh kehidupan baru. 4. Metode direktif metode yang bersifat mengarahkan Metode ini lebih bersifat mengarahkan kepada mereka untuk berusaha mengatasi kesulitan problem yang dihadapi. Pengarahan yang diberikan ialah dengan memberikan secara langsung jawaban- jawaban terhadap permasalahan yang menjadi sebab kesulitan. 28 26 H.M. Arifin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1985, h. 112 27 Ibid., h. 113 28 Ibid., h. 114