Tujuan Pembinaan Agama Pembinaan Agama

bagi Warga Binaan selain dari dirinya sendiri untuk tercapainya suatu perubahan menjadi manusia yang lebih baik. Sedangkan menurut Syamsudin Abin Makmun, aspek-aspek mengikuti pembinaan Agama Islam adalah sebagai berikut: a. Aspek Frekuensi kegiatan, yaitu seberapa sering kegiatan dilakukan dalam periode waktu tertentu. b. Aspek Motivasi, mempunyai peranan penting dalam melakukan sesuatu, oleh karena itu motivasi juga menjadi aspek dari intensitas mengikuti. Apabila ada motivasi kuat untuk meraih tujuan tertentu dan kondisi yang sesuai pun berkembang. Orang akan mencurahkan kesungguhannya untuk mempelajari metode-metode yang kuat untuk meraih tujuan tersebut. Motivasi dan nilai- nilai individu akan mempengaruhi perhatian dan persepsinya. Kenyataan ini pun telah ditunjukan Al-Qur’an pada banyak tempat, ketika menerangkan keimanan dapat membuat kaum mukminin siap dan penuh perhatian untuk menyimak ayat-ayat Al-Qur’an yang akan diturunkan. Mereka memahaminya dengan penuh kesadaran dan pemahaman yang akurat. Sebaliknya ayat-ayat yang sama tidak memberikan pengaruh yang sama kepada orang-orang musyrik. Motivasi adalah suatu kekuatan power, tenaga forces, daya energy, atau suatu keadaan yang kompleks a complex state, dan kesiapsediaan preparatory set dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak. Motivasi muncul dari dalam individu itu sendiri dan juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan. c. Aspek Perhatian, adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada sesuatu, baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar diri individu. Melalui perhatian seseorang lebih mudah menerima sesuatu, dan sebaliknya tanpa adanya perhatian, tiap asumsi-asumsi yang masuk, baik dari dalam diri maupun dari luar akan sulit diterima. d. Aspek spirit of change yaitu semangat untuk berubah. Pribadi yang memiliki semangat, sangat sadar bahwa tidak akan ada satu makhluk pun di muka bumi ini yang mampu mengubah dirinya kecuali dirinya sendiri. Betapapun hebatnya seseorang untuk memberikan motivasi, hal itu hanyalah kesia-siaan belaka bila pada diri orang tersebut tidak ada keinginan untuk dimotivasi. e. Aspek Efek, yaitu suatu perubahan hasil, atau konsekuensi langsung yang disebabkan oleh suatu tindakan. Efek juga berarti resiko, ada positif dan negatif. Sesuatu yang diterima setelah melakukan suatu hal. 21 Aspek-aspek tersebut penting untuk dimiliki oleh Warga Binaan agar pembinaan Agama yang disampaikan Pembina dapat tersampaikan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan diadakannya pembinaan Agama Islam.

6. Metode Pembinaan Agama

Metode atau metodik berasal dari kata Yunani, yaitu “meta” yang berarti melalui dan “hodos” berarti jalan atau cara. Metodik berarti cara yang harus 21 Syamsudin Abin. Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000, h. 45 ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti suatu cara kerja yang sistematis dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan. 22 Dalam Bahasa Arab, metode dikenal dengan istilah “thariqah” yang berarti langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. 23 Dengan kata lain, metode dapat dipahami sebagai cara yang ditempuh agar hal yang akan disampaikan dapat diterima atau difahami dengan baik, mudah dan efisien sehingga dapat mewujudkan tujuan tertentu. Berbagai cara ditempuh oleh seorang pembina dalam menyampaikan pembinaan keagamaan. Agar proses pembinaan berjalan dengan lancar, maka perlu dipilih cara yang tepat dalam menyampaikan materi pembinaan. Menurut H.M. Arifin, metode yang dapat digunakan dalam pembinaan berupa kegiatan Bimbingan dan Penyuluhan Agama Islam, antara lain sebagai berikut: a. Wawancara Salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup beragama pada saat tertentu yang memerlukan bantuan. b. Metode group guidance bimbingan secara kelompok Bimbingan kelompok adalah cara pengungkapan jiwabatin serta pembinaannya melalui kegiatan kelompok, seperti ceramah, diskusi, seminar, simposium, atau dinamika kelompok group dinamics. 24 22 Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, h. 10 23 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005, h. 23 24 H.M. Arifin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1985, h. 109