Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Selain mereka kehilangan rasa kepercayaan diri, mereka juga harus menanggung sanksi hukum yang berat dan harus siap menanggung sanksi moral ketika mereka
keluar nanti. Perasaan bersalah membuatnya selalu berfikir “saya tidak berguna lagi”.
9
Perasaan tersebut mengakibatkan timbulnya rasa pesimis dan kurangnya percaya diri warga binaan.
Banyaknya orang yang melakukan tindak kejahatan yang menyebabkan menurunnya kepercayaan diri terlihat dari meningkatnya jumlah kriminalitas di
Indonesia.
Data registrasi Polri mengungkapkan bahwa kejadian kejahatan di Indonesia selama periode tahun 2012-2014 cenderung berfluktuasi. Jumlah kejadian kejahatan atau
crime total dari sekitar 341.000 kasus pada tahun 2012 meningkat menjadi sekitar 342.000 kasus pada tahun 2013. Namun, pada tahun 2014 menurun menjadi sekitar
325.000 kasus. Hal ini sejalan dengan resiko penduduk terkena kejahatan crime rate selama periode Tahun 2012-2014 yang juga berfluktuasi. Jumlah orang yang berisiko
terkena tindak kejahatan crime rate setiap 100.000 penduduk diperkirakan sebanyak 134 orang pada tahun 2012, 140 orang pada tahun 2013, dan 131 orang pada tahun
2014.
10
Terlihat pula dari jumlah narapidana di Indonesia yang berada di Lapas dan Rutan selama periode tahun 2012-2014. Jumlah tahanan pada tahun 2012 sekitar
108.807, meningkat menjadi 135.826 pada tahun 2013, dan pada tahun 2014 bulan
9
Kartini Kartono, Patologi Sosial, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, h. 196
10
Statistik Kriminal 2015, Sub Direktorat Statistik Politik dan Keamanan, http:bps.go.idwebsitepdf_publikasiwatermark20_Statistik_Kriminal_2015.pdf
, diakses pada tanggal 9 Maret 2016
Agustus menjadi sekitar 88.662. Jumlah
Tahanan Negara diberbagai wilayah mengalami peningkatan jumlah narapidana napi.
11
Sedangkan data statistik Narapidana wanita di Indonesia pada tahun 2014 berjumlah 2,768, meningkat pada tahun 2015 yaitu berjumlah 3,241 dan pada tahun
2016 meningkat kembali dengan jumlah 3,602. Dari hasil tersebut membuat Saya tertarik untuk melakukan penelitian di salah satu Rumah Tahanan Negara khusus wanita
yaitu di Rutan Pondok Bambu Jakarta Timur. Jumlah hunian di
Rumah Tahanan Pondok Bambu melebihi kapasitas yaitu 619 orang menjadi 1011 orang pada
tahun 2014-2015. Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa ada kenaikan kriminalitas yang
terjadi. Keadaan seperti ini sangat dibutuhkan seseorang untuk memberikan motivasi kepada para warga binaan, agar terbangun optimis dan rasa percaya
pada diri mereka setelah kembali ke masyarakat. Percaya diri merupakan keyakinan dalam diri seseorang untuk dapat menangani segala sesuatu yang ada
dihadapannya dengan tenang. Percaya diri merupakan keyakinan yang kuat dalam diri yang berupa perasaan dan anggapan bahwa dirinya dalam keadaan
baik sehingga memungkinkan individu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan. Sosok pribadi yang percaya diri cenderung bisa melawan tantangan
hidup yang melintang dalam bentuk apa pun dengan berbuat sesuatu yang bijak dan profesional. Setiap individu mempunyai hak untuk menikmati kebahagiaan
dan kepuasan atas apa yang telah diperolehnya, akan tetapi hal itu sulit dirasakan
11
Problem Lapas, Over Kapasitas atau Sistem, Koran SINDO, http:nasional.sindonews.comread1010872149problem-lapas-over-kapasitas-atau-sistem-
1433899611 , diakses pada tanggal 10 Juni 2015
dan tidak bisa melawan berbagai halangan-halangan apabila individu tersebut memiliki mental percaya diri yang rendah. Bukan hanya ketidakmampuan dalam
melakukan suatu usaha memperjuangkan keinginannya, tetapi juga ketidak- mampuan dalam menikmati hidup.
12
Oleh karena itu kepercayaan diri menjadi penting dimiliki setiap orang karena dengan jiwa yang percaya diri akan
mempermudah kita dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Orang yang melakukan aktivitas apa pun dalam kehidupannya tentu saja
membutuhkan sikap percaya diri agar sesuatu yang diperoleh bisa lebih optimal. Percaya diri seolah-olah menjadi kunci tersendiri bagi kesuksesan seseorang
dalam melakukan sesuatu. Setiap orang memiliki kapasitas untuk mengembangkan diri dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu melakukan yang
terbaik untuk kehidupan. Ketika orang tampil tidak percaya diri di hadapan orang lain, maka dia akan merasakan betapa dirinya merasa berat dan terganggu ketika
melakukan aktivitas, hasil yang dicapai akan berbeda, sehingga getar yang dirasakan orang lain pun akan berbeda. Dijelaskan oleh Alex Sobur, bahwa
ketika perasaan takut dan cemas menjadi dominan dan menguasai diri maka seseorang tidak mampu tampil dengan yakin dan tidak bisa berbuat apa-apa.
13
Perasaan seperti itu pula yang sering dirasakan oleh Narapidana atau Warga Binaan, sehingga diperlukan usaha-usaha pembinaan agar Warga Binaan lebih
percaya diri dan mampu beraktualisasi diri didalam keluarga dan masyarakat.
12
Syaifullah Ach, Tips Bisa Percaya Diri, Jogjakarta: Gara Ilmu, 2010, h. 49
13
Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: CV Pustaka Setia, 2003, h. 499
Salah satu pembinaan yang terdapat di Lapas dan Rutan adalah pembinaan Agama Islam. Pembinaan Agama Islam merupakan pembinaan yang dibutuhkan
oleh warga binaan, karena dengan mendapatkan pembinaan Agama Islam para warga binaan dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah, menyadari semua
kesalahannya dan mencoba menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Agama bisa membantu mengarahkan Warga Binaan, bagaimana membentuk rasa
percaya diri akan kehidupan selanjutnya. Disinilah pembinaan Agama Islam begitu diperlukan bagi para Warga Binaan, agar mereka kuat dan tidak lari dari
tantangan hidup. Salah satu yang membuat orang lari dari tantangan adalah lemahnya kepercayaan, dan ketika seseorang mengalami kepercayaan diri yang
rendah dia cenderung canggung bila berhadapan dengan orang lain dan lebih sensitif terhadap apapun, hingga menyebabkan kemunduran terhadap dirinya.
14
Masalah yang dialami narapidana sangatlah kompleks sehingga diperlukan pembinaan dari berbagai aspek secara intensif. Warga Binaan diharapkan bisa
lebih baik, mengalami kelahiran kembali secara mental dan spiritual dan akan melepaskan segala cara berpikir, kebiasaan dan gaya hidup yang lama. Beragam
masalah psikologi dirasakan narapidana, baik mereka yang baru, maupun yang lama. Mantan Narapidana atau Warga Binaan sering kesulitan kembali ke tengah
masyarakat. Sebagian masyarakat menolak kedatangan para mantan Warga Binaan di tengah-tengah mereka. Sikap penolakan ini membuat mereka merasa
diperlakukan tidak manusiawi dan menyebabkan rasa kepercayaan diri yang
14
Ubaedy Baca Dirimu Temukan Takdirmu, Jakarta: Gravindo Khazanah Ilmu, 2007, h. 122
menurun.
15
Maka diperlukan pembinaan agama agar tumbuh rasa percaya diri Warga Binaan untuk bersosialisasi kepada keluarga dan masyarakat.
Dengan demikian pembinaan Agama Islam sangat penting untuk diterapkan sebagai basis penguatan moralitas individu setiap manusia baik dalam pendidikan
formal maupun non-formal, terlebih pada menggaris bawahi esensi dari diterapkannya hukuman bagi masyarakat yang melanggar peraturan perundang-
undangan untuk mengurangi angka kriminalitas di Indonesia. Sebagai bentuk pengajaran keagamaan di Lapas dan Rutan, karena walaupun Warga Binaan
adalah pelanggar hukum, mereka tetap mendapatkan haknya seperti yang ada di UU No.12 Tahun 1995-Pemasyarakatan Pasal 14 pada point a, b, dan c
yaitu: Warga Binaan berhak :
a. Melakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya,
b. Mendapatkan perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani,
c. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran.
16
Salah satu hak Warga Binaan adalah mendapatkan perawatan rohani atau pembinaan keagamaan. Oleh karena itu dibutuhkan pembinaan agama kepada
Warga Binaan agar dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Salah satu Rutan yang berada di Jakarta Timur yang mempunyai program pembinaan agama
Islam adalah Rutan Pondok Bambu. Jumlah warga binaan di Rutan Pondok Bambu pada tahun 2014 adalah 1011 orang. Semua warga binaan di Rutan
15
Puji Astuti, Pembinaan Shalat Terhadap Nara Pidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Yogyakarta, Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2008, h. 37
16
Undang-Undang Pemasyarakatan, Bandung: Fokusindo Mandiri, 2014, h. 9
Pondok Bambu berjenis kelamin wanita, maka dari itu masalah-masalah batin yang mereka hadapi kadang lebih berat, dibanding dengan sanksi hukum yang
harus mereka tanggung. Sebutan “Narapidana” sulit terhapus dalam hati mereka .
Mereka itu umumnya secara mental dan psikologis tidak siap menghadapi realitas di dalam penjara. Dalam batinnya, mereka sangat menyesali perbuatan
dosa dan kesalahannya.
17
Untuk itu dibutuhkan pembinaan pada mereka yang lebih intens, agar mereka bisa lebih terarah, bisa menjadi lebih baik dari
sebelumnya, dan bisa membangun rasa percaya pada diri mereka. Dengan pembinaan agama tersebut, diharapkan para warga binaan sadar akan
perbuatannya, bertobat sehingga kembali pada jalan yang benar dan percaya diri dalam menjalani kehidupan pasca penjara.
Penelitian ini menarik untuk diteliti karena untuk mengukur tingkat pengaruh pembinaan Agama Islam yang telah diberikan oleh pembimbing
Agama yang berada di Rutan terhadap tingkat rasa percaya diri Warga Binaan. Seringkali pembimbing Agama hanya memberikan pembinaan Agama tanpa
mengetahui apakah dapat menimbulkan hasil yang positif kepada Warga Binaan, dalam hal ini adalah menimbulkan sikap rasa percaya diri untuk aktualisasi diri
pada keluarga dan masyarakat. Ada beberapa hal yang mendorong mengapa wanita yang diteliti dalam hal ini, bahwa yang menarik perhatian peneliti adalah
kenyataan yang tak dapat dipungkiri yaitu terdapat perbedaan antara wanita dan kaum laki-laki yang nyata adalah secara bentuk fisik maupun dalam hal
17
Kartini Kartono, Patologi Sosial, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, h. 196
psikisnya. Wanita cenderung lebih lembut perasannya yang mengakibatkan mudah mengalami penurunan kepercayaan diri.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Rumah Tahanan Negara Kelas II A Pondok Bambu Jakarta Timur. Rumah
Tahanan Negara ini memiliki peranan yang sama seperti lembaga–lembaga pemasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara lainnya yang ada di Indonesia,
yang berkaitan dengan pembinaan Agama Islam bagi Narapidana Wanita di
Rumah Tahanan Negara. Adapun judul penelitian ini adalah “Pengaruh Pembinaan Agama Islam terhadap Tingkat Rasa Percaya Diri Warga
Binaan Wanita pada Rumah Tahanan Negara Kelas II A Pondok Bambu Jakarta Timur”.