Merujuk Kepada Guru BK atau Psikolog Sekolah Apabila Diperlukan

83 untuk menyelesaikan dan meminta maaf pada korban.Menurut Ar, saran dari guru kelas terhadap korban adalah “suruh maafin” lampiran 7. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, pemberian saran dilakukan dan selesaikan lewat tabayyun yakni mencari kebenaran. Saran yang diberikan pada pelaku ialah untuk meminta maaf pada korban, belajar dirumah, berhati-hati saat bermain, memilih tontonan yang baik, mencontoh akhlak Rasulullah, berdiam diri, dan tidak bermain dengan permainan yang menjurus ke bullying.Sedangkan untuk korban, saran dari guru kelas lebih kepadacara menghindar dari bullying dengan mengungkapkan ketidaksukaan, berhati-hati, dan mau memaafkan pelaku. Nasehat yang diterima pelaku dan korban selaku individu berbeda-beda tergantung dengan jenis perilakunya.

b. Merujuk Kepada Guru BK atau Psikolog Sekolah Apabila Diperlukan

Konseling Lebih Lanjut Pada Kasus Bullying Indikator perujukan kepada guru BK atau psikolog sekolahapabila diperlukan konseling lebih lanjut pada kasus bullying dilakukansaat guru kelas tidak dapat lagi menangani pelaku bullying.Hal ini sesuai dengan hasil dokumentasi lampiran 9 buku incident report dan hasil wawancara dengan guru kelas yakni ustadzah Ul danUs yakni sebagai berikut: FH: “Perilaku bullying seperti apa yang membutuhkan rujukan ke guru BK atau psikolog sekolah?apakah ada langkah-langkah tertentu? ” UL: “untuk semua perilaku bullying yang membutuhkan ke BK biasanya udah berkali-kali dan sudah terlalu sering. Ibaratnya iseng tapi sudah menyakiti teman secara fisik.Biasanya kita laporan ke BK untuk di observasi dulu.Nanti kita konsultasi dengan BK kalau udah dirasa abotbanget kami 84 menanganinya gitu. Atau udah destroyer banget biasanya untuk ditenangkan langsung masuk BK..” US: “kalau untuk bullyingnya ya semua jenis bullying,mbak. Awalnya ditangani di wali kelas dulu, kalau tidak bisa, kita ke orangtua, kalau ortu sudah angkat tangan baru kita lapor ke BK, pakai insiden report. Nah sama BK nanti diobservasi di kelas itu sampai BK menemukan gejalanya. Nanti kalau sudah menemukan data-datanya, ada gejala yang harus disembuhkan nanti baru di test dan di treatmen sama BK atau psikolog sekolah.” Wawancara yang dilakukan kepada kepala sekolah dan guru BK juga menyebutkan hal yang senada bahwasanya indikator untuk sebuah kasus ditangani oleh BK adalah ketika guru kelas sudah tidak mampu menangani.Wawancara lebih lanjut dengan ustadzah Yn mengatakan bahwa urutan penanganan kasus yang pertama kali adalah harus diselesaikan di kelas, kemudian ke BK, apabila BK sudah tidak bisa menangani maka kasus akan dilanjutkan ke psikolog. Apabila psikolog sudah menangani dan tidak dapat mengatasi maka langkah selanjutnya akan dibawa ke kepala sekolah. Selama penelitan berlangsung, tidak teramati secara langsung adanya kasus bullying yang dibawa hingga ke BK dan hanya teramati lewat dokumentasi dalam buku incident report. Gambar 9. Contoh perilaku yang dirujuk ke guru BK 85 Kesimpulan yang dapat diambil dari peran guru kelas sebagai penasehat dengan indikator pemberian saran pada pelakukorban bullying ialah pelaku disarankan untuk meminta maaf pada korban, belajar dirumah, berhati-hati saat bermain, memilih tontonan yang baik, mencontoh akhlak Rasulullah, berdiam diri, dan tidak bermain dengan permainan yang menjurus ke bullying. Sedangkan untuk korban saran dari guru kelas lebih kepada cara menghindar dari bullying dengan mengungkapkan ketidaksukaan, berhati-hati, dan mau memaafkan pelaku. Pemberian saran juga berbeda tergantung dengan perilaku dan jenis bullyingnya. Apabila guru kelas tidak dapat lagi menangani pelaku bullying maka akan dilakukan perujukan kepada guru BK atau psikolog sekolah dengan syarat perilaku tersebut dilakukan secara berulang dan sering serta cenderung kearah bullying fisik.

4. Hambatan yang Dialami Oleh Guru Kelas Saat Penanganan Bullying