Hambatan yang Dialami Oleh Guru Kelas Saat Penanganan Bullying

85 Kesimpulan yang dapat diambil dari peran guru kelas sebagai penasehat dengan indikator pemberian saran pada pelakukorban bullying ialah pelaku disarankan untuk meminta maaf pada korban, belajar dirumah, berhati-hati saat bermain, memilih tontonan yang baik, mencontoh akhlak Rasulullah, berdiam diri, dan tidak bermain dengan permainan yang menjurus ke bullying. Sedangkan untuk korban saran dari guru kelas lebih kepada cara menghindar dari bullying dengan mengungkapkan ketidaksukaan, berhati-hati, dan mau memaafkan pelaku. Pemberian saran juga berbeda tergantung dengan perilaku dan jenis bullyingnya. Apabila guru kelas tidak dapat lagi menangani pelaku bullying maka akan dilakukan perujukan kepada guru BK atau psikolog sekolah dengan syarat perilaku tersebut dilakukan secara berulang dan sering serta cenderung kearah bullying fisik.

4. Hambatan yang Dialami Oleh Guru Kelas Saat Penanganan Bullying

Selama penanganan bullying yang dilakukan oleh guru pasti terdapat hambatan . Hambatan yang teramati ialah sewaktu observasi tanggal 23 Maret 2017 dimana Ak belum mau memintaa maaf secara terbuka. UstadzahUs harus mengulangi kembali agar Ak mau meminta maaf dengan suara yang jelas karena awalnya Ak hanya diam saja sambil menunduk catatan lapangan, lampiran 5 kemudian Ak mengucapkan maaf dengan suara yang lirih sehingga At tidak dapat mendengar. Selain itu hambatan teramati pada tanggal 30 Maret 2017 lampiran 4 dimana Ha sebagai pelaku hanya diam saja saat ditanya mengenai penyebab dirinya melakukan tindak bullying. Hal serupa juga terjadi pada tanggal 7 April 2017 saat Ha mendorong-dorong antrian teman-temannya di dining room menyebabkan teman- 86 teman Ha terhimpit kesakitan dan beberapa piring makanan tumpah, Ha terlihat menunduk dan diam saat ditanyai oleh Ustadzah Ul. Sedangkan pada tanggal 30 Maret 2017, kendala yang dihadapi adalah saat pelaku yakni Ha tidak mau meminta maaf kepada korban sampai waktu shalat dhuhur sehingga membuat ustadzah Ul harus mengingatkan dan meminta Ha untuk meminta maaf pada Fr. Dari hasil wawancara, terdapat hambatan lain yang dialami oleh guru kelas saat penanganan bullying.Hambatan-hambatan tersebut diantaranya ialah kendala komunikasi antar orangtua pelaku dan guru kelas.Hal ini disampaikan oleh kepala sekolah SDIT LHI pada wawancara yang dilakukan pada Jumat, 7 April 2017 lampiran 7 yang mengatakan “kalau dulu sulitnya di jam terbang guru kelas karena belum ada BK dan psikolog. Kemarin ada masalah komunikasi antara guru dan orangtua saat penyampaian, bagaimana agar orangtua tidak merasa disalahkan saat ada kasus.” yang dimaksud dengan jam terbang adalah kemampuan guru kelas dalam menangani perilaku bullying yang masih kurang dan pada waktu itu SDIT LHI belum memiliki guru BK ataupun psikolog untuk membantu menangani kasus. Hambatan lain yang disampaikan oleh guru BK yakni ustadzah Yn adalah kurangnya manajemen waktu pengisian incident report karena guru kelas tidak menuliskan kasus yang terjadi saat itu juga karena tugas guru kelas yang beragam. Dari hasil wawancara yang dilakukan lampiran 7 yang dilakukan kepada ustadzah UL dan Us yang mengatakan bahwa hambatan terjadi saat: UL: “biasanya mengatur anak untuk tidak melakukan lagi. Karena kan suka seketika itu juga inget besoknya udah lupa lagi. Harus dikuatkan. Terus kalau mau menangani bullying itu kalau nasehat di rumah dan di sekolah gak 87 sama nanti gak smooth, bisa gagal treatmentnya. Jadi kita minta penguatan ke orangtua juga kalau perbuatan itu tidak baik, merugikan.Kalau nasehat kita dimentahkan ortu dirumah ya gagal dong mbak untuk menangani anaknya.” US: “kadang kesulitan di anak yang sulit mengungkapkan cerita. Anak yang kenabullying itu kadang tiba-tiba gak mau sekolah, terus dateng ke sekolah maunya digendong ayahnya. Tidak mau cerita.Itu kita menggalinya sulit dan semakin lama. Kalau pelaku itu misal Ha itu suka diem aja kenapa memukul, kenapa mencubit. Caranya itu kita cerita ke orangtua Alhamdulillah sekarang anaknya sudah bisa cerita kenapa mukul, kenapa nyubit. Ada juga yang perlu jeda untuk cerita, misalnya istirahat baru cerita, harapannya ada masalah anak langsung ngomong. Tapi kan anak beda-beda. jadi perlu diawasi tapi kan waktu itu nunggu anak bicara itu juga terbatas. Kalau untuk tenaga kita nggak sulit ya.” Hasil wawancara terhadap kedua guru kelas ini didapatkan data bahwa hambatan yang terjadi adalah anak mudah lupa untuk tidak melakukan bullying lagi, nasehat yang dimentahkan kembali oleh orangtua karena komunikasi yang tidak baik, tidak adanya waktu untuk menunggu anak mau bercerita saat terkena kasus bullying karena harus melanjutkan KBM, siswa yang diam saat ditanya alasan melakukan bullying atau saat menjadi korban. Gambar 10. Anak yang kembali melakukan bullying 88 Hasil wawancara sesuai dengan hasil observasi yang telah dikemukakan diatas yang menemukan bahwa hambatan yang dialami guru kelas saat penanganan kasus bullying adalah siswa kelas 1 yang mudah lupa dan susah mengungkapkan cerita saat terkena kasus, dan diam saat dimintai keterangan, tidak adanya waktu untuk menunggu anak mau bercerita saat terkena kasus bullying karena harus melanjutkan KBM. Selain itu pelaku juga enggan meminta maaf dan guru harus mengulang kembali nasehat yang diberikan. Hambatan lain yakni kendala komunikasi antar orangtua pelaku dan guru kelas serta kurangnya manajemen waktu untuk pengisian incident report.

5. Hasil Penanganan yang Dilakukan Oleh Guru Kelas Terhadap Korban dan