17
bullying, mengembangkan gaya interaksi pribadi, dan menumbuhkan hubungan yang positif dengan para siswa dimana satu sama lain saling menghormati dan menghargai.
Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar,
baik berupa narasumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar. Sumber belajar ini dapat mencakup media pembelajaran. Pengertian media pembelajaran sendiri
menurut Schramm dalam Amri, Jauhari Elisah, 2011:118 ialah teknologi- teknologi pembawa pesan yang dimanfaatkan demi keperluan pembelajaran. Pesan
yang disampaikan dapat berupa perilaku anti bullying, apa saja yang termasuk bullying, konsekuensi perilaku dan lain-lain.
d. Guru sebagai evaluator
Pada waktu-waktu tertentu atau periode tertentu, setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai
baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik. Demikian pula di dalam dunia belajar-mengajar di sekolah. Di dalam satu kali proses belajar mengajar di sekolah
guru hendaknya menjadi evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan tercapai atau belum, materi yang
diajarkan tepat atau tidak, semua pertanyaan tersebut akan dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.
Melalui evaluasi, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, ketepatan dalam mengajar, sampai
keefektifan suatu metode. Tujuan lain dari penilaian adalah untuk mengetahui
18
kedudukan siswa di dalam kelas, apakah termasuk siswa yang pandai atau masih kurang dan membutuhkan bimbingan. Jadi jelaslah bahwa guru hendaknya mampu
dan terampil dalam melaksanakan penilaian karena denga penilaian, guru dapat mengetahui prestasi siswa setelah melakukan proses belajar mengajar.
Selain itu, peran guru atau pendidik yang lebih beragam disampaikan oleh Mudri 2010: 116 dalam jurnal Kompetensi dan Peranan Guru dalam Pembelajaran,
bahwa guru memiliki 19 peran yang diantaranya adalah sebagai pengajar, pembimbing, pelatih, pendidik, penasehat, pembaharu atau inovator, model dan
teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa cerita, aktor, emansipator, evaluator, pengawet,
dan sebagai kulminator. Dijelaskan lebih jauh bahwa guru sebagai pembimbing siswa memiliki arti bahwa guru adalah guide yang akan membawa siswa melewati tujuan
yang ingin dicapai lewat pemaknaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan serta penilaian pada akhir pembelajaran untuk menilai keadaan siswa. Selain itu, peran
guru sebagai penasehat juga memungkinkan guru untuk memberikan konseling maupun saran kepada peserta didik maupun orangtua apabila terjadi hal-hal yang
membutuhkan bantuan guru untuk menangani. Kedua peran tersebut adalah peran yang dibutuhkan oleh siswa saat terdapat kasus bullying.
Dari beberapa pengertian mengenai peran guru yang disampaikan oleh Santrock, Usman dan Mudri di atas dapat disimpulkan bahwa guru memiliki berbagai
macam peran yang disesuaikan dengan keadaan tertentu dimana terdapat beberapa peran yang menonjol apabila terjadi konflik di dalam kelas seperti bullying, yakni
19
peran guru sebagai pembimbing yang akan menjadi pendamping siswa ketika mengalami kekerasan maupun mendampingi pelaku, peran guru sebagai mediator
yang mendukung guru untuk melakukan tindakan preventif dan kuratif agar tercipta lingkungan yang berkualitas dengan mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial
yang baik tanpa adanya bullying, dan peran guru sebagai penasehat yang akan menangani kasus bullying dengan cara memberikan konseling maupun saran baik
pada pelaku ataupun korban.
B. Perilaku Bullying