62
tidak mengetahui tata tertib tentang bullying maupun cara guru kelas untuk memberikan informasi tetapi pernah mengalami pemberitahuan informasi mengenai
tata tertib di kelas dan sekolah tentang perilaku anti bullying dari hasil dokumentasi buku incident report lampiran 9.
Dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi diatas, didapatkan data bahwa pemberian informasi pada siswa mengenai tata tertib di kelas dan di sekolah
tentang bullying tidak diberikan kepada siswa. Tetapi dijelaskan pada saat terjadi kasus lewat role play pada siswa dengan menempatkan siswa pelaku pada posisi
siswa korban, dan pada saat diskusi classmeeting.
b. Penjelasan mengenai Bullying
Indikator kedua ini digunakan untuk mengetahui bagaimana penjelasan yang diberikan oleh guru kelas mengenai bullying kepada siswa.Baik guru kelas, kepala
sekolah, guru BK maupun siswa yang diwawancara dalam penelitian ini lampiran 7 mengetahui apa yang dimaksud dengan bullying sehingga dapat mengklasifikasikan
perilaku mana yang termasuk dalam bullying. Ustadzah Ul memberikan pengertian bullying
yakni “bullying itu ketika seorang anak melakukan tindakan yang tidak menyenangkan terhadap orang lain baik itu fisik, verbal atau gestur misal tatapan
mengintimasi” yang ditambahkan dengan pengertian bullying menurut ustadzah Us yang mengatakan bahwa “bullying itu tindakan menyakiti baik secara sengaja atau
tidak, mulai dari verbal, sikap, sosial pergaulan. Memang sumbernya 2 ya verbal dan fisik”. Sementara kepala sekolah yakni ustadzah Yn mengatakan bahwa ada 3 macam
bullying. Pertama adalah phsysical seperti menyakiti fisik, verbal yang contohnya
63
seperti anak-anak yang saling mengolok-olokan, dan ketiga sosial seperti contohnya ada anak yang tidak ingin bermain dengan temannya. Guru BK, ustadzah Yn juga
memberikan jawaban atas pengertian bullying yang hampir senada dengan ustadzah Ys yakni :
“Bullying itu kan perilaku yang dia cenderung menyakiti, orang lain, baik itu psikisl maupun fisik. Dan disini juga menekankan bahwa bullying itu tidak
hanya kita misalkan dorong teman sampai terluka tapi juga bisa fisik, psikis, verbal semacam umpatan julukan tidak baik. Bullying fisik ini yang paling
diperhatikan oleh guru kelas.” Sementara korban, yakni Ar mengatakan
“nggak tau bullying.” Tetapi dalam wawancara lebih lanjut saat peneliti menanyakan apakah perbuatan mengata-ngatai
teman, mencubit, tidak mau berteman dengan teman tertentu dan membuat teman tidak nyaman, Ar menjawab bahwa itu termasuk perbuatan nakal. Artinya Ar telah
mengetahui pengertian bullying menurut bahasa yang ia mengerti. Ha, sebagai pelaku mengaku mengetahui apa itu bullying. Menurutnya bullying adalah kekerasan.
“Aku tau. Kekerasan. Aku punya bukunya.
Dikasih tau bunda.” Penjelasan mengenai bullying, dilakukan guru secara langsung pada saat
terjadi kasus atau pada saat anak sedang dalam mata pelajarandiskusi classmeeting dimana anak belajar secara kontekstual. Hal ini dapat dilihat pada observasi lampiran
4 dan catatan lapangan lampiran 5 pada tanggal 30 Maret 2017 dimana ustadzah menjelaskan pada siswa perilaku Ha yang dilakukan kepada Fr merupakan akhlak
yang tidak baik yang dapat diartikan bahwa akhlak tidak baik dapat termasuk dalam perilaku bullying. Ustadzah Ul juga mengatakan bahwa perilaku bullying seperti ini
juga tidak disukai oleh teman-temannya yang dibuktikan dengan jawaban teman-
64
teman sekelas saat ustadzah Ul bertanya pada siswa yang sedang bergerombol bahwa mereka tidak menyukai sikap Ha. Ha lalu dinasehati oleh Ustadzah Ul bahwa kata-
kata itu tidak baik dan teman-teman sekelasnya tidak menyukai tindakan yang dilakukan oleh Ha. Perilaku yang dimaksud ustadzah Ul adalah Fr yang bercerita
bahwa Ia diejek ‘jelek’ oleh Ha sewaktu istirahat setelah ganti baju. Ustadzah Ul lalu
menanyakan apakah benar Ha melihat kearah Fr saat mengatakan hal tersebut dan Fr mengatakan bahwa benar Ha melihat kearahnya yang artinya menujukan ejekan
kepada Fr. Ha kemudian dipanggil dan duduk diantara Ust Ul dan Fr di pojok kelas kemudian Ha ditanyakan apakah benar Ha menyebut Fr ‘jelek’, Ha mengiyakan tetapi
tidak mengatakan alasannya. Lalu At datang dan mengatakan kepada Ust Ul bahwa Ha juga mengganggunya saat ganti baju dengan mencipratkan air dan mematikan
lampu saat ia tengah ganti baju selepas olahraga di kamar mandi dan menyebut At serta Ty ‘upil’.
Selain itu observasi tanggal 5 April 2017 saat ustadzah Us yang melihat banyak kejadian yang membahayakan keselamatan kelas terjadi pada hari itu.
Contohnya seperti siswa laki-laki mulai mendorong karena tidak sabar, Ty yang merasa terjepit kemudian mengadu pada ustadzah Us bahwa dirinya merasa sakit dan
tidak nyaman, kursi yang terjatuh akibat Rf tidak hati-hati saat memegang dan merapikan kursi sehingga hampir mengenai siswa lain yang sekelompok dengan Rf,
saat muroja’ah, dan Ak bermain dorong-dorongan dengan Ah kemudian kaki Ak
tersandung kaki Ar yang sedang telungkup. Ak terjatuh dan menindih Ar. Ustdzah Us yang melihat hal tersebut lalu mengumpulkan anak-anak dalam barisan-barisan
65
kemudian bertanya siapa yang menjaga diri kita apabila kita terkena sesuatu atau dijahati teman? Siswa menjawab diri kita sendiri. Lalu ustadzah Us menasehati
dengan kalimat sederhana bahwa yang menjaga diri kita adalah kita sendiri sehingga apabila merasa capek atau tidak aman, merasa dijahati teman, siswa dapat
berisitirahat atau melapor pada ustadzustadzah walikelas atau yang ada di sekitar kejadian agar siswa dapat dibantu masalahnya hingga selesai lewat classmeeting atau
lainnya. Hasil observasi ini menunjukkan bahwa guru kelas menjelaskan mengenai menjaga keamanan diri, caranya agar tidak dijahati teman, yang dapat dikaitkan
dengan penjelasan tentang bullying secara tidak langsung.
Gambar 4. Ustadzah Us sedang menerangkan mengenai menjaga keamanan diri sendiri
Hasil wawancara dengan ustadzah Ul mengatakan cara menjelaskan mengenai bullying adalah dengan :
“ketika akan menjelaskan itu kita mencari cerita-cerita bagaimana Nabi Muhammad menghadapi kalau ada umatnya bully itu. Misalnya ketika Rasul
itu diludahi, dilempari batu, diejek, diasingkan oleh tetangga. Kan bisa masuk bullying fisik, sosial sama verbal. Jadi kita mengambil siroh
nabawiyah.Atau nanti dikaitkan dengan Al-
Qur’an misalnya menjaga
66
lisan.Atau hadist menjaga lisan kan ada mbak, yang berkata yang baik atau diam. Sama surat An-Nisaa yang gak boleh bisik-bisik ngomongin teman
yang jelek- jelek.”
Wawancara yang dilakukan dengan Ha dan Ar lampiran 7 mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui hal apa saja yang dilakukan guru kelas untuk menjelaskan
mengenai bullying. Ini karena guru kelas memang tidak pernah menjelaskan arti bullying secara kosakata tetapi lebih kepada cerita-cerita yang memiliki pesan tentang
anti bullying di dalamnya seperti dalam morning motivation. Hal-hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dengan berdiskusi. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari
ustadzah Us saat wawancara lampiran 7 yang mengatakan bahwa: “kalau secara kosakata dan langsung, itu jarang. Tapi lebih ke, hal itu boleh
nggak dilakukan? Tidak ‘eh itu bully lho’ Itu nggak.Kita pakai bahasa yang mudah dimengerti anak.Jadi kita tidak langsung menghakimi atau marah-
marah.Misalny Kk kemarin diejek kiko. Terus nanti tanya ke Kk suka nggak dibegitukan? Terus Kk jawab gak suka ust. Terus nanti kan kita manggil
yang ngejek, kita tanya tau nggak kalau Kk nggak suka dipanggil kiko? Nggak tau ust.Terus nanti kita bilang, tapi Kk nggak suka lho dipanggil
kiko.Kk nggak mau, dia sedih.Terus kamu gimana? Nanti kan anak si pelaku akan bilang, nanti aku minta maaf dan tidak mengulang lagi. Gitu mbak
” Hal ini sesuai dengan penjelasan ustadzah Ys bahwa bullying tidak dijelaskan tapi
lebih kepada kegiatan secara langusng lewat morning motivation atau sewaktu classmeeting.
Dari hasil observasi dan wawancara diatas semua subjek penelitian telah mengetahui apa itu bullying dan jenis-jenisnya sehingga apabila da kasus dapat
langsung mendefinisikan sebagai bullying. Penjelasan mengenai bullyingdilakukan secara tidak langsung lewat diskusi classmeeting dan cerita di dalam morning
67
motivation agar dapat memandu siswa agar berperilaku sesuai dengan aturan mengenai sekolah anti bullying.
c. Penjelasan Tindakan yang Akan Diambil oleh Guru Kelas Saat Terjadi