67
motivation agar dapat memandu siswa agar berperilaku sesuai dengan aturan mengenai sekolah anti bullying.
c. Penjelasan Tindakan yang Akan Diambil oleh Guru Kelas Saat Terjadi
Bullying
Guru kelas juga menjelaskan tindakan yang akan diambil saat terjadi bullying diantaranya yang teramati pada tanggal 29 Maret 2017. Pada saat itu siswa
sedang mengikuti mata pelajaran diskusi classmeeting, kelas hanya berisi siswa laki- laki karena siswa perempuan mengikuti ekstrakurikuler berenang. Ustadzah Ul
kemudian membentuk dua banjar barisan saling menghadap antar siswa lalu bertanya satu per satu siswa mengenai kesenangan siswa menonton tv dan acara apa yang
mereka tonton. Beberapa menjawab suka menonton Upin Ipin, Spongebob sampai acara kartun lainnya. Ustadzah Ul lalu mengatakan apakah ada yang ingat sewaktu
Ha dibantu Ak membungkus kepala Ar dengan plastik? Semua menjawab masih ingat. Lalu Ust Ul mengatakan bahwa setelah diselidiki dan bertanya pada bundanya
Ha, hal tersebut karena Ha mencontoh adegan di dalam film Larva. Ha menonton film tersebut saat tidak ditemani oleh Ibunya. Disini dapat kita lihat bahwa guru kelas
yakni ustadzah Ul menginformasikan bahwa tindakan bullying yang dilakukan oleh Ha akan dicari penyebabnya. Tindakan yang akan dilakukan oleh ustadzah Ul adalah
mencari tahu ke orangtua yang artinya guru kelas akan bersinergi dengan orangtua dalam menindak perilaku bullying.
Observasi serta catatan lapangan tanggal 30 Maret 2017 dimana ustadzah Ul mengatakan pada Ha bahwa tindakan yang dilakukan oleh Ha yakni menyebut Fr
68
‘jelek’, mencipratkan air ke At dan mematikan lampu saat At tengah ganti baju selepas olahraga di kamar mandi serta menyebut
At serta Ty ‘upil’ itu merupakan akhlak yang tidak baik, jelek yang secara tidak langsung sudah merupakan bullying
dan tidak disukai teman lampiran 5 yang menyebabkan Ha harus menerima konsekuensi yakni Ha harus berdiam diri, dirinya tidak diperbolehkan bermain dan
harus meminta maaf pada Fr. Ustazah Ul memberitahukan konsekuensi ini saat emergency classmeeting antara Ha dan Fr.
Gambar 5. Ha menerima konsekuensi harus diam di kelas Observasi pada tanggal 5 April 2017 saat siswa mengantri untuk
mendapatkan cap dari ustadzah, siswa laki-laki mulai mendorong karena tidak sabar, Ty yang merasa terjepit kemudian mengadu pada Ustadzah Us bahwa dirinya merasa
sakit dan tidak nyaman. Tiba-tiba terdengar suara kursi yang terjatuh akibat Rf tidak hati-hati saat memegang dan merapikan kursi sehingga hampir mengenai siswa lain
yang sekelompok dengan Rf. Kemudian saat muroja’ah, Ak bermain dorong-
dorongan dengan Ah kemudian kaki Ak tersandung kaki Ar yang sedang telungkup. Ak terjatuh dan menindih Ar. Ustadzah Us yang melihat hal tersebut lalu
mengumpulkan anak-anak dalam barisan-barisan untuk melakukan diskusi
69
classmeeting pada akhir hari. Disini dapat kita lihat bahwa ustadzah Us melakukan tindakan saat bullying terjadi yakni dengan berdiskusi mana perilaku yang
membahayakan dan mana perilaku yang tidak membahayakan. Pada observasi tanggal 7 April 2017, pada saat makan siang, siswa kelas 1a
mulai keluar untuk makan bersama di diningroom. Ha terlihat ikut mengantri dengan teman-temannya tetapi tidak lama kemudian Ha mulai mendorong-dorong teman
yang antri di depannya sambil tertawa-tawa. Teman-teman Ha yang terdesak dan terhimpit mulai ribut serta berteriak kesakitan akibat dorongan Ha. Hal ini membuat
barisan siswa laki-laki yang mengantri menjadi tidak rapi dan beberapa makanan berceceran karena tersenggol teman yang terdorong oleh Ha.Ustadzah Ul yang
melihat hal tersebut lalu mulai mendekati Ha dan menggandeng Ha untuk duduk di kursi ruang diningroom. Beliau lalu memberitahukan peraturan bahwa di diningroom
tidak diperkenankan untuk mendorong teman lain karena harus mengantri dengan tertib, menyuruh Ha untuk mengantri dengan tertib dan dilarang untuk duduk dan
makan bersama dengan teman-teman namun harus duduk dengan ustadz yang berada di diningroom tersebut sebagai konsekuensi dari tindakan yang telah dilakukan oleh
Ha. Pada observasi ini, guru kelas tidak memberi penjelasan terlebih dahulu tetapi langsung menindak pelaku untuk kemudian diberitahukan konsekuensi dari tindakan
bullyingnya tersebut. Dari keermpat observasi ini didapatkan hasil bahwa guru kelas akan
menindak kasus bullying lewat menyelidiki mengapa suatu kasus dapat terjadi lewat crosscheck antar pelaku, korban, juga orangtua pelaku untuk mendapatkan keterangan
70
yang sesuai lampiran 6, tindakan langsung menghukum pelaku dan menyuruh pelaku meminta maaf pada korban.
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap Ar mengatakan bahwa “ustadzah
mengingatkan” saat terjadi kejadian bullying agar hal yang sama tidak terulang. Ha selaku pelaku yang pernah mengalami classmeeting mengatakan bahwa saat ada
siswa yang nakal ustadzah akanmeny uruh untuk “diselesaikan”. Pernyataan ustadzah
Ul dan Us dalam wawancara lampiran 7 mengatakan bahwa penjelasan tindakan yang akan diambil guru kelas saat terjadi bullying dilakukan secara langsung saat
terjadi kasus dan dilakukan lewat classmeeting. Mengenai tindakan apa saja yang akan dilakukan menurut wawancara kepada kepala sekolah yakni ustadzah Ys dan
ustadzah Yn selaku guru BK lampiran7 yakni tergantung jenis bullying yang dilakukan atau berdasarkan levelnya. Apabila masih masuk bullying verbal, maka
pelaku masih diingatkan tetapi apabila pelaku melakukan bullying fisik maka langsung pemanggilan orangtua.
Gambar 6. Ustadzah Us mengingatkan pelaku bullying
71
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diatas yang diperkuat dengan dokumentasi yang dilakukan selama penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa
terdapat peran guru kelas sebagai pembimbing baik untuk pelaku maupun korban lewat pemberian informasi pada siswa tentang tata tertib di kelas dan sekolah tentang
perilaku anti bullying diantaranya bersikap baik pada teman, tidak boleh bermain tindih-tindihan, tidak boleh bermain dalam kelas, tidak merugikan orang lain, tidak
boleh mendorong teman saat berada di diningroom. Peran guru kelas sebagai pembimbing dalam menjelaskan pengertian bullying dan penjelasan tindakan yang
akan diambil oleh guru kelas saat terdapat kasus bullying tidak dilakukan lewat sosialisasi tetapi dijelaskan saat adanya emergencyclassmeetingatau saat diskusi
classmeeting. Sehingga diperoleh data bahwa guru kelas berperan dalam membimbing baik korban maupun pelaku bullying.
2. Peran Guru Kelas sebagai Mediator dan Fasilitator