Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

25 Walaupun intimidasi berjenis fisik lebih meninggalkan bekas yang nyata pada tubuh korbannya, tetapi menurut Thomson terjadi miskonsepsi dimana bullying yang sifatnya psikis walaupun tidak terlihat luka fisik korban secara nyata tetapi dampaknya dapat membuat trauma sama seperti bullying secara fisik. Pendapat dari Boyle DJ juga mengatakan bahwa ada beberapa bentuk bullying antara lain direct dan indirect bullying. Direct bullying merupakan perilaku bullying yang bersifat langsung, verbal, ataupun fisik; yakni seorang anak atau remaja diolok-olok, diganggu, atau dipukul oleh anak atau remaja lain. Indirect bullying merupakan jenis bullying yang kurang kasat mata namun dampak yang ditimbulkan bagi korban sama buruknya. Bullying jenis ini juga dikenal dengan istilah relational bullying atau social bullying dalam Surilena 2016: 36. Dari pendapat Boyle, Parsons dan Thomson dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga jenis intimidasi atau bullying yakni intimidasi secara fisik, secara verbal maupun intimidasi secara sosial serta seorang korban dapat mengalami bullying dengan lebih dari satu jenis bullying pada satu waktu. Dampak dari ketiga jenis bullying ini sama terhadap korban, baik yang mengalami luka secara fisik atau tidak.

C. Siswa Sekolah Dasar

1. Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

Setiap manusia pasti berkembang dan memiliki ciri khasnya sendiri. Perkembangan adalah perubahan yang terjadi dari dalam diri manusia sejak lahir sampai mati. Perkembangan seringkali disamakan dengan pertumbuhan padahal kedua kata tersebut memiliki arti yang berbeda. Izzaty, et al 2013: 4 disini 26 menyebutkan bahwa istilah pertumbuhan mengacu pada perubahan yang sifatnya fisik kuantitatif sedangkan perkembangan lebih kepada aspek yang sifatnya psikis kualitatif. Perkembangan menurut Desmita 2009: 4 memiliki pendapat yang berbeda. Desmita mendefinisikan perkembangan tidak terbatas pada pengertian perubahan secara fisik, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan secara terus menerus dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju tahap kematangan, melalui pertumbuhan dan belajar. Dari pendapat ini dapat diketahui bahwa perkembangan juga mencakup perubahan kualitatif maupun kuantitatif. Perkembangan juga memiliki prinsip-prinsip yang penting untuk diketahui. Terdapat 6 prinsip perkembangan yang dijabarkan dalam buku Yusuf 2014: 17 yakni: a. perkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti b. semua aspek perkembangan saling mempengaruhi c. perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu d. perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan e. setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas f. setiap individu yang normal akan mengalami tahapanfase perkembangan Dari ke 6 prinsip tersebut didapatkan hasil bahwa tiap fase perkembangan memiliki ciri khas, juga merupakan proses yang tidak berhenti, mengikuti pola arah tertentu dan terjadi pada tempo yang berlainan pada tiap individu, serta semuanya merupakan proses yang normal bagi tiap-tiap individu. 27 Lebih lanjut, setiap fase memiliki karakteristiknya masing-masing karena tiap tahap pertumbuhan anak akan memiliki ciri yang berbeda. Khusus untuk fase perkembangan anak sekolah atau siswa usia sekolah dasar dibagi oleh Yusuf 2014: 178 menjadi fase perkembangan intelektual, fase perkembangan bahasa, fase perkembangan sosial, fase perkembangan emosi, fase perkembangan moral, motorik dan fase perkembangan agama. Berbeda dengan Santrock 2011: vii yang membaginya hanya pada perkembangan fisik, kognitif, dan sosio emosional. Bagi kebanyakan anak, mulai memasuki sekolah dasar adalah saat-saat penting dimana anak yang dunianya semula adalah di rumah berkembang menjadi dunia sekolah dasar. Anak akan menjadi seorang siswa dan membawanya dalam sebuah situasi baru, teman baru, dan cara berpikir yang baru dalam menyelesaikan masalah dengan lingkungan sosialnya di sekolah. Berbagai macam perubahan perkembangan terjadi saat anak mulai memasuki usia sekolah dasar atau sering disebut dengan usia kanak-kanak akhir atau late childhood. Hal ini berlangsung dari umur 6 tahun sampai tiba saaatnya individu menjadi matang secara seksual. Yusuf 2014: 24-26 mengawali penjelasan mengenai perkembangan usia sekolah dasar pada umur 6-12 tahun. Pada kisaran umur ini, sering disebut dengan masa intelektual atau masa keserasian sekolah. Anak pada masa ini relatif lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya. Ditambah kan pula bahwa pada akhir masa ini, anak memiliki sifat yang khas yakni sikap anak terhadap kekuasaan otoritas khususnya orangtua dan guru. Anak cenderung menerima otoritas tersebut sebagai sesuatu yang wajar dan mengharapkan campur tangan kedua pihak tersebut. 28 Penjelasan yang lebih umum didapatkan dari Santrock 2011: 139 yang mengawali penjelasan mengenai perkembangan masa ini dengan menyebutkan bahwa masa ini adalah masa anak untuk lebih siap untuk belajar dan mulai mengembangkan perilaku untuk membuat sesuatu dengan sempurna. Masa ini adalah masa dimana anak yang menjadi siswa sebuah sekolah dasar akan banyak mencoba hal-hal baru dengan cara mencari tahu dan memahami mengapa sesuatu dapat terjadi. Pada masa ini siswa memiliki rasa ingin tahu dan kecerdasan yang luar biasa sehingga guru memiliki kesempatan untuk dapat menjelaskan berbagai macam hal pada siswa melalui beragam cara. Periode perkembangan pada masa kanak-kanak akhir diawali oleh perkembangan fisik. Santrock 2011: 143 menyebutkan bahwa pada periode ini, anak tumbuh rata-rata sekitar 5-8 sentimeter pertahun dan sifat pertumbuhannya lambat namun konsisten. Perubahan fisik yang menonjol pada masa ini adalah ukuran lingkar kepala yang berkurang, lingkar pinggang, dan panjang kaki sehubungan dengan tinggi badan. Perkembangan motorik menjadi lebih terkoordinasi dan lancar.Anak mampu mengendalikan tubuhnya dengan lebih baik serta dapat duduk dan berkonsentrasi dalam jangka waktu yang lebih lama namun anak tetap membutuhkan aktivitas fisik karena sangat aktif sehingga guru sebaiknya menggunakan pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan anak sekolah dasar. Kematangan fisik yang belum sempurna membuat siswa sekolah dasar pada masa ini diharuskan untuk tetap aktif bergerak untuk mengembangkan kemampuan 29 berkembangan mereka. Pada masa sekolah dasar, berat badan menjadi dua kali lipat dan energi pun semakin besar dalam melakukan aktivitas motorik. Sebagian besar siswa menurut Santrock 2011: 171 selama usia sekolah dasar memiliki kesulitan emosional ringan. Gangguan perilaku dan emosional mencakup masalah serius yang berkepanjangan mencakup hubungan dengan orang lain, agresi, depresi, ketakutan terhadap seseorang atau sesuatu yang berhubungan dengan sekolah yang bisa jadi diakibatkan oleh bullying. Anak laki-laki lebih mungkin untuk memiliki gangguan ini sebesar tiga kali lebih besar daripada anak perempuan. Perkembangan sosio emosional lebih lanjut akan dijelaskan pada bagian selanjutnya yang khusus membahas mengenai perkembangan sosial-emosional siswa sekolah dasar. Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat keempat ahli yang sudah dipaparkan sebelumnya adalah bahwa perkembangan anak usia sekolah memiliki ciri- ciri tertentu. Ciri tersebut yaitu aktivitas fisik yang semakin beragam didukung dengan bertambahnya berat badan agar siswa dapat bergerak dengan aktif guna mendukung perkembangan fisik siswa agar semakin matang, serta mengharapan keterlibatan orangtua atau guru dalam kehidupan mereka karena seringkali terdapat beberapa masalah atau gangguan yang tidak dapat mereka selesaikan sendiri.

2. Perkembangan Sosial Emosional Siswa Sekolah Dasar