69
e. Aspek-Aspek Pengukur Motivasi Menulis
Hamzah B. Uno 2007: 7 Motivasi adalah adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang
mempunyai indikator sebagai berikut. 1 Adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan. 2 adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, 3
adanya penghargaan dan cita-cita, 4 penghargaan dan penghormatan atas diri, 5 adanya lingkungan yang baik, dan 6 adanya kegiatan yang menarik.
Konsep motivasi intrinsik mengidentifikasi tingkah laku seseorang yang senang terhadap sesuatu kegiatan. Adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan
kegiatan merupakan motivasi intrinsik yang dimiliki seseorang. Apabila seseorang menyenangi suatu kegiatan, maka termotivasi untuk melakukan kegiatan tersebut.
Jika seseorang menghadapi tantangan, dan merasa yakin dirinya mampu, maka biasanya orang akan mencoba melakukan kegiatan tersebut.
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan rasa ingin tahu yang menyebabkan seseorang untuk memenuhi kemauan dan keinginannya. Pada diri
seseorang terdapat dorongan dan kebutuhan penentuan tingkah laku yang bekerja untuk mempengaruhi tingkah laku dalam melakukan kegiatan. Konsep
motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dapat diklasifikasikan sebagai berikut: seseorang senang terhadap sesuatu apabila ia dapat
mempertahankan rasa senangnya maka akan termotivasi untuk melakukan kegiatan tersebut dan apabila seseorang merasa yakin mampu menghadapi
tantangan maka biasanya orang tersebut terdorong melakukan kegiatan tersebut.
70
Motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang tujuan tertentu yang ingin dicapai atau dicita-citakan. Tujuan adalah sesuatu yang berada
di luar diri seseorang yang mendorong kegiatan seseorang lebih terarah karena seseorang akan berusaha lebih semangat dan giat dalam berbuat sesuatu.
Misalnya, seseorang berkemauan keras atau kuat dalam belajar karena adanya cita-cita atau keinginan yang harus dipenuhinya.
Kebutuhan manusia akan selalu berubah. Sardiman 2007: 80 menyatakan bahwa motivasi yang selalu berkait dengan kebutuhan tentu akan berubah-ubah
atau bersifat dinamis sesuai keinginan dan perhatian manusia. Orang biasanya menetapkan target yang dicapai tidak terlalu sulit dalam pencapaian. Dengan
melakukan ini, mereka memastikan melakukan tugas-tugas yang bisa mereka capai. Seseorang berkemauan keras dan kuat dalam suatu halkegiatan karena
adanya harapan penghargaan atas prestasi dirinya. Brophy dalam Hamzah B. Uno 2007: 8 mengemukakan suatu daftar
strategi yang digunakan guru untuk memberikan stimulus siswa agar produktif dalam belajar salah satunya adalah adanya lingkungan yang baik. Lingkungan
yang baik terkait dengan kondisi lingkungan sportif, kondusif dan bermakna dalam mendukung suatu kegiatan. Lingkungan belajar terkait dengan sarana
prasarana sekolah, teman pergaulan, orang tua siswa dan masyarakat sekitar tempat tinggal dan sekolah siswa.
Motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar. Suatu kegiatan yang menarik merupakan rangsangan
bagi siswa untuk melakukan kegiatan tersebut. Hal-hal baru yang dianggap dapat
71
menyalurkan imajinasi dan kreasi tentu menarik siswa untuk memperhatikan lebih mendalam dan akhirnya melakukan kegiatan tersebut dengan senang hati.
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang dilakukan Supriyono 2010 memiliki relevansi variabel penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu variabel motivasi.
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara penguasaan diksi dan motivasi belajar dengan kemampuan berbicara survai di
SMA Negeri se-Kabupaten Kebumen tahun 20092010. Penguasaan diksi dan motivasi belajar berjalan seiring dengan variabel terikatnya yaitu kemampuan
berbicara. Berjalan seiring berarti memiliki hubungan positif yang ditunjukkan dengan penguasaan diksi dan motivasi belajar yang baik makin baik pula
kemampuan berbicara mereka. Berdasarkan uraian penelitian tersebut dapat diketahui bahwa ketiga hipotesis penelitian yang diajukan diterima, yaitu
penguasaan diksi dan motivasi belajar secara sendiri-sendiri maupun bersama- sama memiliki hubungan positif dengan kemampuan berbicara. Model konseptual
teoritik yang dicerminkan melalui hubungan hipotetik antarvariabel penelitian telah teruji kebenarannya secara empirik. Implikasi teoritiknya adalah bahwa
kemampuan berbicara tidak akan muncul begitu saja, tetapi ditentukan oleh beberapa faktor dan dua diantaranya ialah penguasaan diksi dan motivasi belajar
siswa. Widi Riani 2009 dalam tesisnya yang bertujuan untuk mengetahui adanya
hubungan antara penguasaan struktur bahasa dan motivasi belajar dengan