Ardiani Rahma Riswari S841102002

(1)

i

(Survei pada Siswa Kelas XII SMK Negeri Kecamatan Pacitan)

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh

ARDIANI RAHMA RISWARI NIM S841102002

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012


(2)

(3)

(4)

(5)

v

Dengan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, penulis mempersembahkan karya ini sebagai tanda bakti, cinta, kasih, sayang, dan terima kasih yang mendalam kepada:

v Drs. H. Ngadinu Adi Nugraha, M.SI dan Hj. Endang Lilik

Sudijarti kedua orang tua penulis yang senantiasa berjuang dan berdoa untuk keberhasilan penulis.

v Yuli Widi Purwanto, S.E suami penulis yang selalu mendampingi,

mendukung, dan berusaha memberikan segala yang terbaik dalam perjalanan hidup penulis.

v Luqman Arif Imanuddin dan Rafi Hasan Kamaluddin anak-anak

penulis yang menjadi inspirator dan motivator terbesar dalam setiap langkah kehidupan penulis.


(6)

vi

Nya tugas penyusunan tesis ini dapat diselesaikan dengan lancar. Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajad magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Informasi yang disajikan dalam tesis ini diperoleh dari data Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga pada siswa kelas XII SMK Negeri Kecamatan Pacitan tahun pelajaran 2011-2012. Dalam proses penyelesaian tesis ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dengan tulus dan ikhlas, berikut ini. 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. Direktur Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. H. Sarwiji Suwandi, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.

4. Prof. Dr. H. Sarwiji Suwandi, M.Pd., dan Prof. Dr. Samiati Tarjana dosen pembimbing I dan II.

5. Sugeng Bintoro, S.Pd. S.E. M.M. Kepala SMK Negeri 1 Pacitan, Drs. Sukarni, M.M. Kepala SMK Negeri 2 Pacitan, Drs. Heru Triyono. M.M. Kepala SMK Negeri 3 Pacitan.


(7)

vii

Puji Rahayu guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 2 Pacitan, dan Yeni Anjarwati, S.Pd. guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 3 Pacitan.

7. Drs. H. Ngadinu Adi Nugraha, M.SI. dan Hj. Endang Lilik Sudijarti orang tua penulis.

8. Yuli Widi Purwanto, S.E. suami penulis, Luqman Arif Imanuddin dan Rafi Hasan Kamaluddin anak-anak penulis.

9. Nur Rahmad Ardi Candra Dwi Atmaja, M.Sn., Nur Ikhsan Tri Ardi Kusuma, S.Pd., dan Agung Satria Ardi Nugraha, S.Sn. adik-adik penulis.

10. Agus, Astuti, Wuryanti, Tutut, Joko, Nimas, Risma, Arif, dan rekan-rekan kuliah lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga kebaikan mereka mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Surakarta, Mei 2012 Penulis


(8)

viii

JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5


(9)

ix

KERANGKA BERPIKIR , DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7

A. KAJIAN TEORI ... 7

1. Hakikat Keterampilan Menulis Surat Niaga ... 7

2. Hakikat Penguasaan Kalimat Efektif ... 45

3. Hakikat Motivasi Menulis ... 57

B. Penelitian Yang Relevan ... 71

C. Kerangka Berpikir ... 75

D. Hipotesis Penelitian ... 79

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 80

A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ... 80

B. Metode Penelitian ... 80

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ... 82

D. Teknik Pengumpulan Data ... 83

E. Instrumen Penelitian ... 83

F. Validitas dan Reabilitas ... 88

G. Hasil Uji Coba Instrumen ... 91

H. Uji Persyaratan Analisis ... 93

I. Teknik Analisis Data ... 91


(10)

x

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 98

A. Deskripsi data ... 98

1. Data tentang Keterampilan Menulis Surat Niaga ... 98

2. Data tentang Penguasaan Kalimat Efektif ... 100

3. Data tentang Motivasi Menulis ... 102

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 104

1. Uji Normalitas ... 105

2. Uji Linearitas dan Signifikansi Regresi ... 108

C. Pengujian Hipotesis ... 114

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 116

E. Keterbatasan Peneitian ... 119

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 121

A. Simpulan ... 121

B. Implikasi ... 122

C. Saran ... 126


(11)

xi

Tabel 1. Bagian-bagian Surat ... 32

Tabel 2. Daftar Analisis Varians (Anava) Regresi ... 96

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Keterampilan Menulis Surat Niaga ... 99

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor Penguasaan Kalimat Efektif ... 101


(12)

xii

Gambar 1. Alur Korespondensi Niaga ... 37

Gambar 2. Alur Berpikir Hubungan Antarvariabel Penelitian. ... 78

Gambar 3. Desain Penelitian Korelasional ... 81

Gambar 4. Histogram dan Poligon Frekuensi Skor Keterampilan Menulis Surat Niaga (Y) ... 100

Gambar 5. Histogram dan Poligon Frekuensi Skor Penguasaan Kalimat Efektif (X1) ... 102

Gambar 6. Histogram dan Poligon Frekuensi Skor Motivasi Menulis (X2) ... 104

Gambar 7. Norma lity Plots with Tests Keterampilan Menulis Surat Niaga ... 105

Gambar 8. Norma lity Plots with Tests Penguasaan Kalimat Efektif ... 106

Gambar 9. Norma lity Plots with Tests Motivasi Menulis ... 107

Gambar 10. Diagram Pencar Pola Hubungan X1 terhadap Y ... 110

Gambar 11. Diagram Pencar Pola Hubungan X2 terhadap Y ... 112


(13)

xiii

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 132

Lampiran 2a. Instrumen Keterampilan Menulis Surat Niaga ... 123

Lampiran 2b. Tes Keterampilan Menulis Surat Niaga ... 136

Lampiran 3a. Kisi-kisi Tes Penguasaan Kalimat Efektif ... 137

Lampiran 3b. Tes Penguasaan Kalimat Efektif ... 138

Lampiran 3c. Lembar Jawaban Tes Penguasaan Kalimat Efektif ... 146

Lampiran 3d. Kunci Jawaban Tes Penguasaan Kalimat Efektif ... 147

Lampiran 4a. Kisi-kisi Angket Motivasi Menulis ... 148

Lampiran 4b. Angket Motivasi Menulis ... 149

Lampiran 4c. Lembar Jawaban Angket Motivasi Menulis ... 153

Lampiran 5. Reliabilitas Ratings Tes Keterampilan Menulis Surat Niaga ... 154

Lampiran 6a. Validitas Tes Penguasaan Kalimat Efektif ... 157

Lampiran 6b. Reliabilitas Tes Penguasaan Kalimat Efektif ... 162

Lampiran 7a. Validitas Angket Motivasi Menulis ... 165

Lampiran 7b. Reliabilitas Angket Motivasi Menulis ... 168

Lampiran 8. Data Induk Penelitian ... 171

Lampiran 9. Uji Normalitas Data Y, X1 dan X2 ... 178

Lampiran 10. Distribusi Frekuensi Y, X1 dan X2 ... 180 Lampiran 11. Analisis Regresi dan Korelasi (Sederhana/Ganda ) Y atas


(14)

xiv

Lampiran 13. Surat Niaga ... 199 Lampiran 14. Surat Izin Penelitian ... 205 Lampiran 15. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ... 208


(15)

xv

Efektif dan Motivasi Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga (Survei pada Siswa Kelas XII SMK Negeri Kecamatan Pacitan). TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd., II: Prof. Dr. Samiati Tarjana. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara: (1) penguasaan kalimat efektif dan keterampilan menulis surat niaga, (2) motivasi menulis dan keterampilan menulis surat niaga, dan (3) penguasaan kalimat efektif dan motivasi menulis secara bersama-sama dengan keterampilan menulis surat niaga.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri Kecamatan Pacitan, bulan Desember 2011 hingga April 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan teknik korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK Negeri Kecamatan Pacitan yang berjumlah 1212. Sampel berjumlah 250 siswa yang diambil dengan cara simple random sa mpling. Instrumen untuk mengumpulkan data adalah tes keterampilan menulis surat niaga, tes penguasaan kalimat efektif, dan angket motivasi menulis. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi dan korelasi (sederhana dan ganda).

Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) ada hubungan positif yang signifikan antara penguasaan kalimat efektif dan keterampilan menulis surat niaga (ry1 =0,825), (2) ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi menulis dengan keterampilan menulis surat niaga (ry2 = 0,736), dan (3) ada hubungan positif yang signifikan antara penguasaan kalimat efektif dan motivasi menulis secara bersama-sama dengan keterampilan menulis surat niaga (ry12 = 0,835).

Dari hasil penelitian di atas dapat dinyatakan bahwa secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama penguasaan kalimat efektif dan motivasi menulis memberikan sumbangan yang berarti kepada keterampilan menulis surat niaga (69,70%). Ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut dapat menjadi prediktor yang cukup baik bagi keterampilan menulis surat niaga. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis surat niaga siswa, guru Bahasa Indonesia sebaiknya memerhatikan kedua variabel tersebut.

Kata kunci: Hubungan, Penguasaan Kalimat Efektif, Motivasi Menulis, dan Keterampilan Menulis Surat Niaga


(16)

xvi

Ardiani Rahma Riswari. S841102002. 2012. The Correlation of the Mastery Effective Sentence and Writing Motivation with The Skills of Commerce Letter Writing (Survey on Class XII Students of Vocational High School Pacitan District). THESIS. Supervisor I: Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd., II: Prof. Dr. Samiati Tarjana. Indonesian Education Study Program, Post Graduate Program, Sebelas Maret University, Surakarta.

This research aims to surveying the correlation between: (1) the mastery of effective sentences and writing skills of comerce letters, (2) writing motivation and skills to write commercial letters, and (3) acquisition and motivation to write effective sentences together with commercial letters writing skills.

The research was carried out in the Vocational High School Pacitan District, the month of December 2011 until April 2012. The method used is survey with correlational techniques. This study population is class XII students of Vocational High School Pacitan district, amounting to 1212. Sample of 250 students are taken by simple random sampling. Instruments to collect data is commercial letters writing skills test, test mastery of effective sentences, and writing motivation questionnaire. The technique used is regression analysis and correlation (simple and multiple). The analysis showed that (1) there is a significant positive correlation between the mastery of effective sentence and commercial letters writing skills (ry1 = 0.825), (2) there is a significant positive correlation between writing motivation and commercial letter writing skills (ry2 = 0.736), and (3) there is a significant positive correlation between the mastery of effective sentences and writing motivation together with commercial writing skills (ry12 = 0.835).

The results of this research above implies that individually or jointly the mastery of effective sentences and writing motivation contribute significantly to the skills of commercial letters writing (69.70%). This means that the two variables can be a good predictor for the commercial letter writing skills.Therefore, in an effort to improve commercial letters writing skills students, the Indonesian program teachers should pay attention to both variables.

Key words: Correlation, Effective Sentence Mastery, Writing Motivation, and Writing Commercial Letter Skills


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan menunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap karya sastra manusia Indonesia. Peserta didik pada tahap berikutnya diharapkan dapat menggunakan bahasa dengan efektif dan efisien sesuai etika yang berlaku serta tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan bersastra. Kemampuan berbahasa meliputi aspek– aspek mendengarkan atau menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Mendengarkan dan membaca merupakan aspek kebahasaan yang bersifat pasif dan reseptif (penerimaan), sedangkan berbicara dan menulis sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif ( pelahiran).


(18)

Menulis merupakan keterampilan yang mensyaratkan penguasaan bahasa yang baik. Menulis sebagaimana berbicara, merupakan keterampilan yang produktif dan ekspresif. Perbedaannya, menulis merupakan komunikasi tidak bertatap muka (tidak langsung), sedangkan berbicara merupakan komunikasi tatap muka (langsung). Keterampilan menulis berhubungan erat dengan membaca. Semakin banyak siswa membaca, cenderung semakin lancar dia menulis.

Di Sekolah Menengah Kejuruan keterampilan bahasa terutama menulis sangat ditekankan. Hal ini terkait dengan persiapan peserta didik untuk terjun ke masyarakat dengan bekal penguasaan keterampilan menulis yang kuat. Mereka dicetak untuk mampu menjadi pengusaha handal yang tidak hanya dapat mencetak produk tetapi juga mampu memasarkan produknya ke khalayak umum. Kemampuan tersebut jelas harus didukung dengan keterampilan menulis surat untuk keperluan usaha atau perniagaan. Menulis surat dalam urusan dagang atau perniagaan merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam kelas tataran unggul (kelas XII), di samping mampu menulis jenis surat-surat yang lain. Dengan kemahiran menulis surat niaga dalam berbagai keperluan usaha diharapkan lulusan SMK akan semakin siap, tangguh, dan kompetitif dalam dunia usaha.

Namun sangat disayangkan, kenyataan dalam pembelajaran menulis surat niaga di kelas XII masih jauh dari harapan, dalam artian keterampilan ini belum dapat dikuasai oleh siswa kelas XII secara maksimal. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, motivasi menulis siswa kelas XII ternyata masih rendah, mereka menulis hanya sebatas untuk memenuhi tugas mata pelajaran


(19)

bukan sebagai kreativitas untuk pengembangan diri. Kemampuan menulis surat juga masih rendah mereka hanya akrab dengan surat kuasa, surat pendek (memo) atau surat izin yang hanya memerlukan sedikit kalimat di dalamnya. Siswa kelas XII masih banyak yang sulit untuk menentukan kalimat yang tepat untuk jenis– jenis surat yang akan ditulis. Untuk menulis surat-surat niaga mereka cenderung meniru format maupun kalimat dalam surat-surat yang telah ada dan bukan merupakan kreativitas mereka sendiri. Mereka juga mau menulis surat jika itu merupakan tugas dari guru. Kalau pun menulis surat kosakata maupun kalimat atau susunan kalimat yang digunakan banyak yang jauh dari kalimat efektif. Di sisi lain guru juga kurang perhatian terhadap hasil surat yang ditulis oleh siswanya karena jumlah siswa yang cukup banyak dalam kelas tersebut dan jumlah kelas yang diajar cukup banyak, sehingga tidak bisa melakukan pengamatan maupun bimbingan yang intensif. Dari sekian siswa hanya ditunjuk beberapa saja dalam satu kelas untuk perwakilan menampilkan hasil keterampilan menulis surat di depan kelas kemudian dikomentari oleh guru dan siswa lain. Selebihnya surat niaga yang ditulis siswa hanya dikumpulkan dan dinilai guru pribadi tanpa ada diskusi lebih lanjut mengenai ketepatan surat tersebut. Faktor lain yang kurang mendukung adalah sedikitnya jumlah jam untuk mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah kejuruan. Waktu untuk mata pelajaran bahasa Indonesia di SMK Negeri di Kecamatan Pacitan pada semester 5 hanya 3 jam dalam seminggu, itu harus dibagi untuk 5 kompensi dasar. Di akhir semester 6 walaupun porsi jam mata pelajaran bahasa Indonesia ditambah menjadi 4 - 6 jam pelajaran, namun sebagian besar jam digunakan untuk persiapan UAS dan UN berupa try


(20)

out mata pelajaran UN, pembahasan soal, pengayaan yang jauh dari proses kreatif untuk pengembangan potensi kebahasaan terutama menulis.

Dari beberapa faktor penyebab mengapa kompetensi dasar menulis untuk menulis surat niaga ini masih rendah, dalam penelitian ini akan diteliti lebih lanjut dalam hal motivasi menulis siswa dan kemampuan siswa untuk menulis surat dengan penguasaan kalimat efektif yang mendukung ketepatan menulis surat, sehingga siswa diharapkan terampil membuat surat niaga.

Semua jenis keterampilan harus diawali dengan motivasi yang kuat dari siswa untuk berhasil. Tanpa motivasi yang kuat semua keterampilan khususnya menulis surat niaga yang erat dalam dunia usaha kelak juga tidak akan maksimal. Selain motivasi dari siswa juga tak lepas bimbingan guru untuk menekankan betapa pentingnya surat niaga ini dalam dunia usaha. Selain itu untuk menulis surat niaga dibutuhkan kecermatan dan kejelasan pada kalimat-kalimat dalam surat, baik kalimat pembuka, inti maupun penutup. Siswa yang tidak mampu menguasai penulisan kalimat efektif tentu akan kesulitan menyusun surat niaga ini secara sistematis, tepat dan mengandung ketersampaian maksud pada pihak yang akan menerima surat niaga tersebut, dalam hal ini pihak-pihak yang berada dalam lingkup dunia usaha atau dunia kerja.

Penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan keterkaitan penguasaan kalimat efektif yang sesuai tujuan maupun sasaran, dan motivasi siswa menulis berbagai macam jenis surat dengan keterampilan siswa menulis surat niaga sehingga maksud dan tujuan penulisan surat niaga tersebut bisa disampaikan dengan jelas dan tepat pada pihak penerima surat.


(21)

B. Rumusan Masalah

1. Adakah hubungan antara penguasaan kalimat efektif dan keterampilan menulis surat niaga?

2. Adakah hubungan antara motivasi menulis dan keterampilan menulis surat niaga?

3. Adakah hubungan secara bersama-sama antara penguasaan kalimat efektif dan motivasi menulis dengan keterampilan menulis surat niaga?

C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan:

1. hubungan antara penguasaan kalimat efektif dan keterampilan menulis surat niaga

2. hubungan antara motivasi menulis dan keterampilan menulis surat niaga 3. hubungan secara bersama-sama antara penguasaan kalimat efektif dan

motivasi menulis dengan keterampilan menulis surat niaga.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Memperkaya khasanah teori/keilmuan yang terkait dengan keterampilan menulis surat niaga dalam hubungannya dengan motivasi menulis dan penguasaan kalimat efektif.


(22)

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Sebagai masukan yang dapat menambah wawasan mereka tentang seberapa baik variabel–variabel yang diteliti sehingga bisa digunakan sebagai pemacu untuk memperbaiki diri.

b. Bagi guru

Sebagai masukan yang dapat memperluas dan memperdalam pemahaman mereka tentang variabel-variabel yang diteliti sehingga dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk mempersiapkan program pembelajaran secara terarah tentang variabel-variabel tersebut.

c. Bagi peneliti lain

Sebagai masukan yang menambah wawasan keilmuan dan penelitian guna merancang penelitian lebih lanjut dengan desain penelitian yang berbeda dari jangkauan populasi yang lebih luas.


(23)

BAB II

KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori

Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai keterampilan menulis surat niaga, dan penguasaan kalimat efektif, dan motivasi menulis. Sesuai dengan judul penelitian Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Motivasi Menulis dengan Keterampilan Menulis Surat Niaga (Survei pada Siswa Kelas XII SMK Negeri Kecamatan Pacitan), kajian teori yang diambil ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang memadai sebagai pijakan dalam penelitian ini. Selain memuat deskripsi teoritis sebagai acuan penelitian, dalam bab ini juga terdapat penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

1. Hakikat Keterampilan Menulis Surat Niaga

a. Pengertian Keterampilan Menulis

Menulis menurut Y. Budi Artati ( 2008: 2) adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan. Maksudnya melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam menulis, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis diperoleh melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Tarigan, 2008: 3-4).


(24)

Dalam kehidupan yang modern ini dapat dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menulis digunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat/merekam, meyakinkan, melaporkan dan mempengaruhi, dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas. kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur kalimat

Sejalan dengan Tarigan, Frank J. D’Angello (1980: 5) menyebutkan menulis adalah sebuah bentuk pemikiran, berpikir untuk pembaca tertentu, dan untuk kesempatan tertentu. Menulis dapat membantu seseorang untuk berpikir kritis, dapat memungkinkan melihat hubungan, untuk memperdalam persepsi, untuk memecahkan masalah, untuk memberikan pengalaman. Menulis dapat membantu seseorang menjernihkan pikiran. Dalam penulisan seseorang dapat menemukan apa yang benar-benar dipikirkan dan dirasakan orang-orang, ide-ide, berita, dan peristiwa. Salah satu tugas penting sebagai penulis adalah untuk menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir, hal itu akan membantu penulis mencapai tujuannya .

Menurut Burhan Nurgiyantoro (2008: 171) menulis merupakan manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa paling akhir dikuasai pelajar bahasa setelah mendengarkan, berbicara, dan membaca. Kegiatan menulis menghendaki orang untuk menguasai lambang atau simbol-simbol visual dan aturan tata tulis, khususnya yang menyangkut masalah ejaan. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat seperti yang diharapkan, penulis hendaklah


(25)

menuangkan gagasannya ke dalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap. Tarigan (2008: 21) juga menyebutkan, menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang mengambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca dan memahami lambang grafik tersebut. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Pada prinsipnya tulisan adalah alat komunikasi tidak langsung. Sejalan dengan Tarigan, menulis pada dasarnya dianggap sebagai representasi pengetahuan dari bahasa lisan untuk komunikasi tidak langsung dan transmisi pengetahuan. Jadi, menulis diasumsikan selain untuk mewakili bahasa lisan dalam media persisten juga harus memiliki tujuan penulisan (Peter Damerow, 2006 : 2)

Lebih lanjut St. Y. Slamet (2008: 96) menjelaskan, menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dalam komunikasi tulis setidaknya ada empat unsur yang terlibat yaitu penulis sebagai penyampai pesan, isi tulisan, saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Menulis bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi justru harus dikuasai.


(26)

Sebagai proses, menulis merupakan serangkaian aktivitas (kegiatan) yang terjadi dan melibatkan beberapa fase (tahap) yaitu pramenulis (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan. Menulis juga merupakan kegiatan yang sangat kompleks karena melibatkan cara berpikir yang teratur dan berbagai persyaratan yang berkait dengan teknik penulisan, antara lain 1) kesatuan gagasan, 2) penggunaan kalimat yang jelas dan efektif, 3) paragraf disusun dengan baik, 4) penerapan kaidah ejaan yang benar, dan 5) penguasaan kosakata yang memadai.

Penguasaan terhadap menulis berarti kecakapan untuk mengetahui dan memahami struktur bahasa yang sesuai dengan kaidah yang berlaku. Kecakapan tersebut merupakan sebagian persyaratan keterampilan menulis seseorang untuk mengetahui, memahami, dan menggunakan unsur-unsur kata, kalimat, paragraf serta tata tulis. Persyaratan kecakapan lain yang harus dimiliki oleh seorang penulis yang baik, seperti mencetuskan ide, mengorganisasi isi tulisan secara sistematis dan menerapkan kaidah-kaidah bahasa yang benar dan menguasai teknik penulisan.

Kompleksitas kegiatan menulis yang baik meliputi 1) keterampilan gramatika, 2) penuangan isi, 3) keterampilan stilistika, 4) keterampilan mekanik, dan 5) keterampilan memutuskan. Sehubungan dengan kompleksnya kegiatan yang diperlukan untuk keterampilan menulis, menulis harus dipelajari atau diperoleh melalui proses belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh .

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah dalam suatu rangkaian kegiatan pengungkapan gagasan, pikiran, perasaan, atau pengalaman


(27)

serta pengetahuan dengan bahasa tulis yang diorganisasi secara logis dan sistematis sehingga dapat dipahami pembaca dengan tepat. Penulis harus memiliki kecakapan, dan keterampilan seperti mencetuskan ide, mengorganisasi isi tulisan secara sistematis, dan menerapkan kaidah-kaidah kebahasaan secara benar. Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis tetapi dapat diperoleh dan ditingkatkan melalui latihan dan praktik yang intensif dan teratur.

b. Manfaat Menulis

Frank J. D’Angello (1980: 5) menyebutkan menulis dapat membantu seseorang untuk berpikir kritis, dapat memungkinkan melakukan berbagai hubungan, untuk memperdalam persepsi, untuk memecahkan masalah, untuk memberikan pengalaman. Menulis dapat membantu seseorang menjernihkan pikiran. Dalam penulisan seseorang dapat menemukan apa yang benar-benar dipikirkan dan dirasakan orang, ide-ide, berita, dan peristiwa. Penulis yang menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikirakan dapat mencapai tujuannya melalui proses menulis .

Senada dengan Frank J. D’ Angello, Tarigan (2008: 22) menjelaskan, pada prinsipnya fungsi utama tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir secara kritis. Menulis dapat memudahkan seseorang merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi seseorang, memecahkan masalah yang sedang dihadapi, menyampaikan


(28)

pengalaman-pengalaman. Tulisan dapat membantu seseorang menjelaskan pikiran-pikiran mereka.

Menulis memiliki banyak manfaat yang positif (Y. Budi Artati, 2008: 4-7). Seorang penulis bisa menjadi orang terkenal berkat tulisan-tulisannya. Penulis juga mendapat uang imbalan dari tulisannya yang dipublikasikan. Manfaat menulis lainnya akan diuraikan sebagai berikut ini.

1) Sarana untuk Mengekspresikan Diri

Mengekpresikan atau mengungkapkan perasaan hati dapat dilakukan dengan menulis. Seorang penulis puisi yang sedang gelisah, marah, sedih atau bahagia akan mengungkapkan perasaannya lewat puisi. Begitu juga dengan cerpenis atau novelis. Jadi, menulis dapat dijadikan alat untuk mengungkapkan perasaan hati. Perasaan hati terkadang sulit atau tidak dapat diungkapkan secara langsung dengan bahasa lisan. Oleh karena itu, menulis menjadi salah satu sarananya.

2) Sarana untuk Pemahaman

Seseorang yang membaca buku berarti ia menambah pengetahuan dalam ranah kognitifnya (pikiran). Akan tetapi, seorang yang membaca disertai menulis dapat mengikat ilmu pengetahuan dalam otaknya. Dengan kata lain, menulis digunakan sebagai sarana untuk pemahaman. Orang yang membaca buku kemudian mengingatnya kembali akan berbeda dengan orang yang membaca buku kemudian menulis bagian yang penting-penting. Kegiatan membaca disertai dengan menuliskannya akan lebih bermanfaat daripada membaca saja.


(29)

Jennifer Kaya (2011: 1) juga mengatakan bahwa menulis merupakan sarana untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap konsep atau praktik teoritis serta pemecahan masalah dalam berbagai disiplin ilmu.

3) Mengembangkan Kepuasaan Pribadi, Kebanggaan, dan Perasaan Harga Diri

Menulis merupakan kegiatan yang jarang dilakukan orang. Tidak semua orang mampu menulis. Tidak semua orang yang pandai berbicara pun bisa menulis. Seseorang yang mampu menulis sebenarnya sebuah kebanggaan yang luar biasa. Menulis bisa meningkatkan kepercayaan akan kemampuan diri.

4) Meningkatkan Kesadaran terhadap Lingkungan

Seorang penulis dituntut untuk terus belajar agar ia mengetahui informasi. Dengan belajar dan membaca, pengetahuan penulis menjadi luas. Ia akan tahu lebih banyak permasalahan-permasalah di sekitar. Seorang yang biasa menulis akan menjadi manusia yang kreatif. Penulis dapat menyadari bagaimana permasalah-permasalahan dalam kehidupan dapat terjadi. Dengan proses kreatifnya dalam menulis seseorang dapat merunut bagaimana masalah itu bisa terjadi, dampak yang ditimbulkan, dan memberikan alternatif solusi pemecahan masalah tersebut.

5) Meningkatkan Kreativitas

Seorang penulis merupakan kreator atau pencipta. Ia selalu kreatif berkarya. Jika ada suatu hal yang menurutnya tidak baik, ia akan terpanggil untuk mengomentari lewat tulisan-tulisannya. Ketika menulis puisi, penulis secara kreatif menyampaikan perasaannya lewat diksi-diksi yang indah, unik dan menarik yang tak lepas dari proses kreatif. Ketika menulis artikel, ia sedang


(30)

menciptakan ungkapan ataupun tanggapan tentang sesuatu dan melahirkan kreativitas dalam memecahkan permasalahan itu. Dengan menulis novel, penulis menciptakan sebuah fakta atau sejarah yang pernah dilihat, baik dialami sendiri secara langsung ataupun membaca buku-buku. Novelis dan penulis lain merupakan saksi sejarah yang tidak lepas dari proses kreatif.

6) Kemampuan Menggunakan Bahasa

Bahasa merupakan alat yang digunakan dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulis. Seseorang yang ingin menulis harus menguasai bahasa yang dijadikan alat untuk menulis. Menulis tanpa menguasai bahasa yang memadai tidak akan menghasilkan tulisan yang layak. Orang yang bisa menulis dapat dikatakan orang yang tahu menggunakan bahasa. Hal ini karena kekuatan tulisan terdapat pada bahasa tersebut. seorang penulis mempunyai kekuatan karena bahasa tulisnya. Orang yang rajin menulis akan semakin meningkat kemahiran berbahasanya.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis membantu seseorang untuk berpikir kritis, melakukan dan menikmati suatu hubungan, untuk memperdalam persepsi, untuk memecahkan masalah, untuk memberikan pengalaman, menjernihkan pikiran dan mencapai tujuan. Menulis juga dapat digunakan sebagai sarana mengekspresikan diri, mengembangkan kepuasaan pribadi, kebanggaan, dan perasaan harga diri, meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan, meningkatkan kreativitas serta dapat digunakan untuk menunjukkan keterampilan seseorang dalam menggunakan bahasa.


(31)

c. Tujuan Menulis

Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan, diantaranya 1) memberitahukan atau mengajar, 2) meyakinkan atau mendesak, 3) menghibur atau menyenangkan, dan 4) mengutarakan/mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api (Tarigan, 2008: 23). Tujuan menulis lainnya adalah menurut Hugo Hartig dalam Tarigan (2008: 24):

1) a ssigment purpose ( tujuan penugasan). Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugasi, bukan atas kemauan sendiri.

2) a ltruistik purpose (tujuan altruistik). Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan menyenangkan dengan karya tersebut. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.

3) persua sive purpose (tujuan persuasif). Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

4) informationa l purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan). Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca.

5) self-expressive (tujuan pernyataan diri). Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.


(32)

6) creative purpose (tujuan kreatif). Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, seni yang ideal atau seni idaman. Tulisan dapat pula bertujuan untuk mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian.

7) problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah). Penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.

Tujuan menulis menurut Frank J. D’angelo (1980: 20) dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu segi pembaca, penulis dan waktu. Dari segi penulis, terdapat beberapa tujuan menulis yaitu memberitahu atau mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur atau menyanangkan, dan untuk mengekspresikan peranan dan emosi yang kuat. Tujuan menulis dari segi pembaca, penulis tidak hanya memilih satu pokok pembicaraan yang cocok, tetapi juga menentukan pembacanya, pertimbangan usia, jenis kelamin, tempat tinggal, minat budaya, agama, politik, dan sebagainya. Peninjauan dari segi waktu, menulis mencakup masalah keadaan yang melibatkan berlangsungnya suatu kejadian tertentu.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan para ahli di atas mengenai tujuan menulis, dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah memberitahukan atau mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur atau menyenangkan,


(33)

mengutarakan/mengekspresikan perasaan dan emosi, tujuan penugasan, tujuan pernyataan diri, tujuan kreatif, dan tujuan pemecahan masalah.

d. Kriteria Tulisan yang Baik

Menulis yang baik adalah menulis yang bisa dipahami pembaca. Menulis memiliki beberapa kriteria, sebagai berikut. 1) Kejelasan, kejelasan artinya tulisan harus dapat dibaca dan dimengerti pembaca. 2) Keringkasan, keringkasan berarti kalimat yang disusun tidak terlalu panjang. Kalimat tersebut jelas dan sesuai inti permasalahan. 3) Ketepatan, ketepatan berarti gagasan penulis yang ingin disampaikan kepada pembaca sesuai yang dimaksud. Dengan kata lain, apa yang diinginkan oleh penulis bisa dipahami sama persis oleh pembaca. 4) Kesatupaduan, kesatupaduan adalah gagasan dalam satu alenia. 5) Pertautan, pertautan artinya antaralinea saling bertautan. Untuk mempertautkan antaralinea, penulis dapat menggunakan kata penghubung. 6) Penegasan, antara alinea satu dengan yang lain mempunyai perbedaan yang menonjol. Perbedaan tersebut terletak pada pikiran pokok setiap alenia. ( Y. Budi Artati, 2008: 9-10).

Sejalan dengan pemikiran Y. Budi Artati, menurut F. L. Lucas (1955: 3) agar menulis lebih baik, perlu memperhatikan prinsip-prinsip dasar menulis berikut. 1) Keringkasan, menulis cukup ringkas saja sehingga tidak membingungkan pembaca. 2) Kejelasan, penulis harus jelas dalam menyampaikan gagasan. Penulis harus mengutamakan kejelasan gagasan dibanding gaya penulisan yang dianggap berkesan pada diri pembaca. 3) Komunikatif, bahasa yang digunakan penulis merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan


(34)

informasi. Tulisan harus dapat menyampaikan gagasan dan gagasan tersebut dapat diterima dengan baik oleh pembaca sama seperti apa yang dimaksudkan penulis. 4) Tekanan, tulisan ditekankan pada satu pokok pikiran, dalam beberapa bentuk tulisan penegasan maksud diletakkan pada bagian akhir klausa atau kalimat. 5) Kejujuran, penulis menyampaikan fakta-fakta sesuai aslinya. Penulis harus mampu menjaga keorisinalan tulisannya. 6) Teratur dan menarik, dalam menyampaikan gagasannya, penulis harus menggunakan sistematika yang tepat sehingga kejelasan maksud yang disampaikan dapat lebih mudah dipahami pembaca. Tulisan harus memiliki daya tarik yang kuat sehingga pembaca tertarik untuk membaca. 7) Membaca, agar dapat menulis dengan baik, seorang penulis harus rajin membaca. 8) Revisi, sebelum tulisan dipublikasikan, penulis sebaiknya mengadakan revisi-revisi pada tulisan yang dibuat untuk memperoleh bentuk tulisan yang baik. 9) Kesederhanaan dan kekinian, tulisan tidak usah berlebih-lebihan, kesederhana gaya penulisan akan membuat pembaca mudah memahami isi tulisan dari pada tulisan yang panjang lebar namun tidak jelas apa maksudnya. Tulisan juga harus menampilkan hal-hal yang baru, yang masih aktual sehingga menarik untuk dibaca. 10) Nada, penulis juga harus memperhatikan cara mereka menyampaikan gagasan dalam tulisan. Ide-ide yang mereka sampaikan harus jelas dengan ekspresi yang sederhana, tidak terlalu banyak saran (menggurui).

Adel-Stein & Pival dalam Tarigan (2008: 7-8) menyebutkan kriteria tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis mempergunakan nada yang serasi, menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang


(35)

mendemonstrasikan suatu pengertian yang masuk akal dan cermat-teliti mengenai suatu hal. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk mengkritik serta mampu memperbaikinya dan merupakan kebanggaan penulis dalam naskah atau manuskrip, kemauan mempergunakan ejaan dan tanda baca secara seksama, memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat sebelum menyajikannya kepada pembaca serta menyadari bahwa hal-hal kecil itu dapat memberi akibat yang kurang baik terhadap karyanya.

Mc. Mahan & Day dalam Tarigan (2008: 7) juga menyebutkan kriteria tulisan yang baik sebagai berikut jujur, jelas, singkat dan keanekaragaman. Tulisan yang baik merupakan komunikasi pikiran dan perasaan yang efektif atau tepat guna. Katherine K. Gottschalk (2011: 1) menyebutkan tulisan yang baik menarik, kreatif dan tidak membosankan. Hairston dalam Slamet (2008:109) menulis yang baik adalah menyesuaikan kebutuhan pembaca. Tulisan dapat formal, sederhana, resmi, kasar, dan halus. Tulisan yang baik adalah yang dapat berkomunikasi secara efektif dengan pembaca. Penulis yang baik tidak pernah vakum dalam bekerja, ia terus berpikir tentang pembacanya baik sebelum atau ketika sedang menulis. Ia membuat karakteristik sebuah tulisan antara lain: berterima, jelas, utuh, ekonomis, dan gramatikal.

Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menghasilkan tulisan yang baik penulis harus memperhatikan beberapa prinsip yakni keringkasan, kejelasan, komunikatif, tekanan, kejujuran, teratur dan menarik, penulis harus rajin membaca, mengadakan revisi-revisi pada tulisan yang dibuat, kesederhanaan dan kekinian, dan nada yang serasi.


(36)

e. Ragam tulisan

Telah banyak ahli yang membuat klasifikasi mengenai tulisan, Henry Guntur Tarigan (2008: 26) membagi tulisan berdasarkan bentuknya sebagai berikut. 1) Bentuk-bentuk objektif, yang mencakup: a) penjelasan terperinci mengenai proses, b) batasan, c) laporan, d) dokumen. 2) Bentuk-bentuk subjektif, yang mencakup: a) otobiografi, b) surat-surat, c) penilaian pribadi, d) esei informal, e) potret/gambaran, dan f) satire. Senada dengan itu, Chenfeld dalam Tarigan (2008: 28) membuat klasifikasi atas tulisan kreatif, yaitu yang memberi penekanan pada ekspresi secara pribadi dan tulisan ekspositoris yang mencakup surat, laporan, resensi, dan rencana penelitian.

Berdasarkan bentuknya juga, Weaver dalam Henry Guntur Tarigan membuat klasifikasi sebagai berikut. 1) Eksposisi, yang mencakup: a) definisi, dan c) analisis. 2) Deskripsi, yang mencakup: a) ekspositoris, b) analisis. 3) Narasi, yang mencakup: a) urutan waktu, b) motif, c) konflik, d) titik pandangan, dan e) pusat minat. 4) Argumentasi, yang mencakup: a) induksi, b) deduksi.

Serupa dengan Weaver, Moris dalam Tarigan (2008: 27)

mengklasifikasikan tulisan sebagai berikut. 1) Eksposisi yang mencakup metode analisis klasifikasi, definisi, eksemplifikasi, sebab akibat, komparasi, dan proses. 2) Argumen, yang mencakup argumen formal (deduksi dan induksi) dan persuasi informal. 3) Deskripsi, yang meliputi ekspositori dan artistik/literer. 4) Narrasi, yang meliputi informatif dan artistik/literer. Ragam tulisan berdasarkan bentuknya di atas senada dengan Y. Budi Artati (2008: 11) meliputi 1) deskripsi, yaitu tulisan yang melukiskan sesuatu keadaan sebenarnya. Terdiri atas deskripsi waktu,


(37)

tempat dan orang. 2) Eksposisi yaitu tulisan yang menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas wawasan atau pengetahuan seseorang. 3) Narasi yaitu tulisan berupa rangkaian peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu. Narasi dikelompokkan menjadi narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris bertujuan memberi informasi kepada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas tentang apa yang dikisahkan penulis. Narasi sugestif bertujuan menyampaikan makna kepada pembaca melalui daya imajinasi penulis. 4) Argumentasi adalah tulisan yang berusaha memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak pendapat. Argumentasi memuat bukti dan alasan yang dapat meyakinkan orang lain. 5) Persuasi adalah jenis tulisan yang mengandung alasan-alasan dan bukti atau fakta, ajakan atau imbauan agar pembaca mau menerima dan mengikuti pendapat penulis. Teknik persuasi meliputi rasionalisasi, identifikasi, dan sugesti. Rasionalisasi adalah proses pembuktian kebenaran dalam bentuk yang lemah. Identifikasi biasa digunakan dalam kampanye dengan mengidentifikasikan calon pejabat tersebut dengan dirinya sebagai milik rakyat dengan tujuan agar rakyat memilihnya. Sugesti adalah usaha untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain tanpa memberi dasar alasan logis, kekuatannya terletak pada kata yang menarik dan meyakinkan.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk tulisan sangat beragam yaitu otobiografi, surat-surat, penilaian pribadi, esei informal, potret/gambaran, dan satire. Bentuk lainya berupa eksposisi, deskripsi, narasi, argumentasi, dan persuasi.


(38)

2. Hakikat Surat Niaga

a. Pengertian Surat Niaga

Surat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas manusia pada zaman modern ini. Didorong oleh tuntutan kebutuhan ekonomi dan sosialnya, manusia akan menjalin hubungan yang semakin luas dengan berbagai individu, baik yang berada di sekitarnya maupun di tempat lain. Suatu organisasi atau perusahaan harus mengadakan hubungan dengan organisasi atau perusahaan lain agar aktivitas perniagaan (bisnisnya) dapat berjalan dengan baik dan lancar. Di dalam upaya menjalin dan membina hubungan tersebut, surat masih memegang peranan yang penting di samping penggunaan sarana komunikasi lainnya seperti telepon, faksimili, internet, dan lainnya.

Menurut Heni Subagyo (2007: 1) surat adalah alat komunikasi yang mempergunakan bahasa tulisan yang sangat erat dengan kehidupan manusia. Surat merupakan alat komunikasi tertulis yang berguna untuk menyampaikan informasi dari suatu pihak kepada pihak lain. Informasi tersebut dapat berupa pemberitahuan, pengumuman, pernyataan, permohonan, permintaan, laporan, dan sebagainya. Dengan perantaraan surat, setiap orang dapat langsung berkomunikasi dengan sesamanya tanpa harus bertatap muka terlebih dahulu.

Purwanto (2008: 2) menyebutkan surat adalah suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Informasi ini dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, pertanyaan, permintaan laporan atau buah pikiran lainnya yang ingin disampaikan kepada pihak lain baik perorangan maupun instansi. Surat merupakan suatu


(39)

sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan informasi, pernyataan, atau pesan kepada pihak lain yang mempunyai keperluan kegiatan dengan bentuk tertentu. Dengan demikian surat membawa informasi, pernyataan atau pesan yang diharapkan informasi itu akan tersampaikan kepada yang dituju oleh penulis surat (Djuharie, 2009: 11). Lebih lanjut Djuharie mengatakan, apabila ditinjau dari sifat isinya, surat adalah jenis karangan paparan, sebab pengirim surat mengemukakan maksud dan tujuannya, menjelaskan apa yang dipikirkannya dan dirasakannya melalui surat. Ditinjau dari fungsinya, surat merupakan sarana komunikasi tertulis.

Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang sangat pesat telah meningkatkan kegiatan bisnis. Meningkatnya transaksi bisnis, perkembangan transportasi, dan lahirnya jasa perbankan menuntut jasa komunikasi yang memadai yang salah satunya adalah surat bisnis atau surat niaga. Surat menyurat yang diselenggarakan di kalangan bisnis atau berisi masalah perniagaan seperti perdagangan, perindustrian, transportasi, perbankan, asuransi, dan perusahaan jasa lainnya lazim disebut surat bisnis, surat niaga, atau surat dagang (Irra Chrisyanti Dewi, 2011: 125). Penggunaan surat bisnis dapat dipakai secara intern dan ekstern. Secara intern digunakan sebagai media komunikasi antarbagian dalam satu perusahaan atau antara pusat perusahaan dengan cabang-cabangnya yang tersebar di daerah atau tempat lain. Secara ekstern dipakai sebagai media komunikasi antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain atau dengan pihak-pihak lain yang ada di luar perusahaan.


(40)

Surat niaga yaitu surat yang dipergunakan oleh seseorang atau badan yang menyelenggarakan usaha dengan tujuan mencari keuntungan. Menurut Aulia Gunawan (2009: 13) surat bisnis dianggap sebagai sebuah komunikasi yang bersifat menguntungkan, berfungsi sebagai mata rantai dalam menjalin relasi dan menunjukkan eksistensi sebuah perusahaan. Surat bisnis adalah surat-surat yang paling sering digunakan oleh orang-orang yang pekerjaannya bergelut di bidang bisnis, perdagangan, perusahaan atau perorangan sebagai pengusaha dan lainnya (Heny Subagyo, 2007: 64).

Purwanto (2008: 2) menyebutkan surat bisnis adalah surat yang digunakan oleh seseorang, lembaga organisasi, atau instansi untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan media tertentu. Medianya dapat berupa pengiriman lewat pos, faksimile, telepon seluler (ponsel) atau lewat jalur maya (internet). Brian Scott (2011: 8) Surat bisnis adalah dokumen proses perdagangan. Surat bisnis dapat digunakan untuk mempengaruhi pembaca agar merespon isi surat dan mengambil beberapa jenis tindakan, seperti menawarkan atau meminta informasi tentang sebuah produk atau jasa. Tujuan dasar dari sebuah surat bisnis adalah memotivasi pembaca untuk mengambil tindakan tertentu.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa surat niaga atau surat bisnis adalah surat yang dipergunakan oleh seseorang atau badan yang menyelenggarakan usaha dengan tujuan mencari keuntungan, berfungsi sebagai mata rantai dalam menjalin relasi dan menunjukkan eksistensi sebuah perusahaan dengan menggunakan media tertentu.


(41)

b. Fungsi Surat Niaga

Purwanto (2008: 3) menyebutkan fungsi surat niaga atau surat bisnis adalah sebagai wakil atau duta bagi si pengirim surat sebagai pesan-pesan bisnis kepada pihak lain. Pengirim perlu memperhatikan berbagai kaidah penting dalam penulisan surat, misalnya objektif, sistematis, sederhana, dan mudah dipahami. Surat niaga sebagai alat untuk menyampaikan pemberitahuan, permintaan atau permohonan, juga buah pikiran atau gagasan yang berkaitan dengan masalah-masalah bisnis. Surat niaga sebagai alat bukti atau dokumen tertulis, misalnya surat perjanjian jual-beli, surat perintah kerja, surat kerja sama, surat bukti tanda terima, dan faktur. Surat-surat bisnis dapat dipakai sebagai bukti historis yang memungkinkan seseorang melakukan pengecekan terhadap berbagai kegiatan bisnis yang telah dilakukan di masa lalu, sehingga dapat dipakai sebagai bahan untuk memprediksi kegiatan bisnis ke depan. Surat niaga dapat digunakan sebagai alat pengingat, pedoman kerja, dan media promosi.

Senada dengan pendapat di atas Aulia Gunawan (2009: 6) menyebutkan dalam dunia bisnis dokumentasi surat sangatlah penting dilakukan, karena surat yang keluar/masuk dapat dijadikan sebagai: 1) bukti otentik tertulis dan mempunyai kekuatan hukum yang sifatnya mengikat, misalnya: surat perjanjian, kuitansi, bukti tanda terima, faktur, dan sebagainya. 2) Sebagai referensi, dalam merencanakan atau menindaklanjuti suatu aktivitas tertentu, misalnya: kumpulan surat yang didokumentasikan dan diarsipkan dengan baik merupakan sumber data yang kelak akan diperlukan dalam kegiatan perencanaan maupun untuk


(42)

menentukan sikap, menindaklanjuti suatu kegiatan/keputusan tertentu. 3) Jaminan keamanan dan kepemilikan, misal: surat jalan, sertifikat dll.. 4) Sarana promosi (iklan) bagi pihak pengirim, khususnya dalam banyak jenis surat-surat penawaran bisnis seperti brosur, lea flet, price list dan sebagainya. 5) Sarana efektif untuk mengatasi kendala waktu, jarak, dan tenaga.

Pendapat-pendapat di atas juga ditegaskan oleh Irra Chrisyanti Dewi ( 2011: 3) surat bisnis di samping mempunyai misi pesan bisnis juga berfungsi sebagai berikut. 1) Alat pengingat yang paling akurat karena dapat dibaca berulang kali. 2) Bukti hitam di atas putih, terutama surat perjanjian. 3) Dokumen. 4) Duta atau wakil bagi pihak-pihak yang berbisnis. 5) Pedoman kerja, misalnya surat keputusan, surat instruksi, surat tugas, dan sebagainya. 6) Kehumasan, untuk membina hubungan baik antara suatu lembaga dengan publiknya. Brian Scott (2011: 5) menambahkan fungsi surat niaga adalah sarana untuk menjual produk atau jasa, memberikan informasi kepada konsumen tentang produk atau jasa yang dimiliki suatu perusahaan, dan untuk mendapatkan respon dari konsumen. Lebih lanjut Heni Subagyo (2007: 2) menyebutkan fungsi surat adalah alat komunikasi, wakil atau duta seseorang atau perusahaan, bahan bukti, pedoman pengambilan keputusan, alat memperpendek jarak dan menghemat waktu dan tenaga, alat pengingat, dan bukti sejarah dan kegiatan. Senada dengan Heni Subagyo, Robert W. Bly (2009: 2) menyebutkan fungsi surat niaga adalah alat komunikasi, digunakan untuk tujuan bisnis, alat pengingat, alat memperpendek jarak, dan menghemat waktu dan tenaga. Demikian juga dengan Jonatan Frank dan Janet Tolan (2002: 1) mengatakan bahwa surat mampu menjadi sarana komunikasi yang


(43)

menghubungkan siswa dari beberapa sekolah dengan latar belakang budaya yang berbeda mampu berinteraksi dalam pembelajaran dengan baik menggunakan e-ma il.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi surat niaga adalah alat penyampai informasi niaga, alat pengingat, bukti otentik, dokumen, duta atau wakil bagi pihak-pihak yang berbisnis, pedoman kerja, kehumasan, media promosi, dan memperpendek jarak serta menghemat waktu dan tenaga.

c. Bahasa Surat Niaga

Surat berisi pesan yang ingin disampaikan pengirim kepada penerima surat. Purwanto (2008: 31) menyebutkan, agar pesan yang disampaikan komunikatif dan mudah dipahami penerima surat, sebaiknya gunakan bahasa yang baik dan benar, sesuai kaidah-kaidah yang berlaku dalam dunia surat-menyurat. Cara memilih kata, pemakaian ejaan yang disempurnakan, penyusunan kalimat dan paragraf perlu diperhatikan. Melalui penggunaan bahasa dalam sebuah surat, seseorang secara tidak langsung dapat memahami bagaimana alur pemikiran seseorang. Untuk surat-surat bisnis, dalam memilih kata hendaknya memenuhi syarat yang baik atau baku, lazim (umum, biasa), dan cermat.

Bahasa surat pada umumnya mempunyai ragam tersendiri. Gaya bahasa surat berbeda dengan gaya bahasa dalam karangan lainnya. Bahasa surat harus bersifat jelas, singkat, dan sopan. Bahasa yang digunakan pada surat-surat niaga menggunakan bahasa resmi atau bahasa baku (Djuharie, 2009: 55). Bahasa resmi yang digunakan pada surat niaga, mempunyai dua ragam, yaitu ragam kaku


(44)

(frozen style) dan bahasa resmi ragam baku (forma l style). Bahasa resmi ragam kaku ialah bahasa resmi yang bentuk dan pemakaiannya pada surat secara tetap dan singkat. Ragam bahasa resmi kaku biasanya digunakan untuk menulis kepala surat, pembuka surat, dan penutup surat. Bahasa resmi ragam baku ialah bahasa resmi yang telah dibakukan pemakaiannya dalam komunikasi tertulis termasuk surat. Bahasa resmi ragam baku digunakan untuk menulis isi surat pada tubuh surat. Oleh karena surat juga termasuk karangan, maka semua ketentuan yang meliputi penataan paragraf, kalimat, pemilihan kata, pembentukan kata, istilah singkatan serta ejaan, juga berlaku untuk surat.

Djauhari (2009: 56) menambahkan, bahasa dalam surat disusun dengan kalimat-kalimat yang efektif yaitu kalimat yang mempunyai ciri-ciri berikut: ringkas, padat, dan jelas serta menggambarkan kejernihan serta kelancaran jalan pikiran penulis. Untuk menuangkan pokok-pokok pikiran dalam sebuah surat, perhatikan urutan penyusunan isi surat. Mulailah menulis surat dari paragraf pembuka, isi surat, dan paragraf penutup. Dengan demikian ide pengirim dapat disampaikan secara logis. Pemakaian kalimat yang kurang jelas, terlalu panjang, bahkan berbelit-belit, akan mempersulit pembaca dan menyita waktu pembaca dalam memahaminya. Pemakaian kata, istilah dan singkatan harus berhati-hati. Pilihlah kata-kata yang sudah lazim dan mempertimbangkan ketepatan penggunaanya. Perhatikanlah pedoman umum ejaan yang disempurnakan yang berhubungan dengan surat, misalnya penulisan tanda baca dan huruf.

Aulia Gunawan (2009: 13) surat bisnis, baik gaya bahasa maupun tujuan yang dikandung, menunjukkan kredibilitas perusahaan. Hati-hati dalam memilih


(45)

kata yang akan digunakan. Sebelum menyusun surat bisnis, diperlukan beberapa tahapan seperti perencanaan penulisan draf, tahap penelaahan ulang hingga revisi pesan yang akan disampaikan. Ketakutan dalam menyusun surat bisnis, sering diakibatkan oleh prinsip etiket penulisan atau keraguan bahwa maksud surat tidak tersampaikan. Seorang sekretaris, direktur, eksportir, distributor, maupun staf perusahaan terbiasa meniru format surat yang sudah ada sebelumnya. Meskipun terkesan mudah namun perlu hati-hati dalam menjiplak format surat, situasi perusahaan dan perkembangan teknologi yang terus berubah turut mempengaruhi format surat-surat bisnis. Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam merevisi format surat maupun isi pesan; mengedit isi pesan (subtansi) dan pengorganisasiannya, mengedit gaya penulisan, dan mengedit format penulisan surat. Gaya penulisan yang efektif dapat dicapai dengan pemilihan kata yang lazim digunakan, singkat, serta tidak multitafsir. Kalimat efektif, singkat cukup beberapa saja namun tetap tidak multitafsir.

St. Y. Slamet (2008: 128) menjelaskan bahasa surat yang sifatnya resmi memiliki ciri berikut: 1) jelas, maksudnya bahasa yang digunakan tidak memberi peluang untuk ditafsirkan berbeda dari maksud penulis surat. 2) Lugas dan singkat, artinya bahasa yang digunakan langsung tertuju pada persoalan yang ingin dikemukakan. Kelugasan bahasa diwujudkan dalam pemakaian yang ringkas tetapi padat makna, langsung dan tidak terbelit-belit. 3) Santun, artinya, bahasa yang dipakai menunjukkan rasa hormat dan penghargaan yang wajar dari pengirim surat. 4) Resmi, artinya bahasa yang mengikuti kaidah bahasa Indonesia.


(46)

Kebakuan ragam bahasa tercermin dalam ejaan, pilihan kata, dan struktur bahasa yang digunakan.

Menurut Brian Scoot (2012: 48) surat-surat bisnis yang efektif akan meningkatkan reputasi bisnis seseorang/perusahaan. Dengan demikian, surat bisnis harus ditulis dengan baik, yaitu 1) menggunakan tata bahasa yang tepat.

Surat bisnis mewakili ide-ide dan menunjukkan profesionalitas

seseorang/perusahaan, sehingga dalam penulisan harus menggunakan ejaan dan tata bahasa yang sempurna. 2) Ringkas, maksudnya menggunakan kalimat-kalimat sederhana namun efektif agar pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami/diterima dengan baik oleh penerima surat. 3) Menggunakan bahan yang tepat, yaitu memperhatikan format surat, jenis huruf, kualitas kertas dan tinta untuk menulis surat niaga sehingga tidak mengganggu penerima surat dalam menangkap pesan yang disampaikan pengirim surat. 4) Menentukan tujuan penulisan surat dengan jelas. Surat harus fokus dan jelas untuk tujuan tertentu. Pilihan kata dan kalimat harus mendukung tujuan penulisan surat dan menghindari kalimat-kalimat yang berlebih-lebihan karena dapat mengaburkan tujuan yang akan disampaikan melalui surat tersebut. 5) Menggunakan format yang sederhana, membatasi surat niaga maksimal dua halaman. Surat niaga cukup ditulis dengan kalimat-kalimat ringkas namun jelas. Kata-kata kunci dapat dicetak dalam huruf tebal agar lebih diperhatikan dan mudah diketahui pembaca. Paragraf disusun atas tiga atau empat kalimat sederhana. Pisahkan antara paragraf pembuka, isi, dan penutup sehingga pembaca lebih mudah memahami isi surat.


(47)

Senada dengan Brian Scott, Purwanto (2009: 7) menjelaskan bahwa surat bisnis memegang peranan penting dalam dunia bisnis karena berhubungan dengan pihak eksternal (luar), perusahaan melakukannya dengan korespondensi atau surat menyurat. Surat bisnis harus dibuat dengan sebaik-baiknya, jelas dan menarik perhatian pembaca, menggunakan bahasa yang sederhana (mudah dipahami), serta dikelola secara profesional. Penyusunan surat bisnis meliputi tiga tahap penting yaitu perencanaan/penyusunan draf, organisasi dan komposisi berikutnya edit dan revisi (Purwanto, 2009: 56).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa surat niaga menggunakan bahasa yang baik dan benar, jelas, lugas, santun, resmi. sesuai kaidah-kaidah yang berlaku dalam dunia surat menyurat. Cara memilih kata, pemakaian ejaan yang disempurnakan, penyusunan kalimat dan paragraf perlu diperhatikan. Dalam memilih kata hendaknya memenuhi syarat yang baik atau baku, lazim (umum, biasa), dan cermat serta disusun dengan kalimat-kalimat yang efektif serta dikelola secara profesional. Tata penulisan surat niaga perencanaan penulisan draf, organisasi dan komposisi, tahap penelaahan ulang/edit hingga revisi pesan. Menulis surat dari paragraf pembuka, isi surat, dan paragraf penutup.

d. Bagian-Bagian Surat Niaga

Pada dasarnya, surat niaga terdiri atas empat komponen utama, yaitu kop surat (kepala surat), leher surat, tubuh surat, dan kaki surat (Aulia Gunawan, 2009: 14). Setiap bagian memiliki fungsi tersendiri dalam mengkomunikasikan


(48)

pesan pengirim kepada penerima surat. Bagian-bagian surat dapat ditunjukkan dengan tabel berikut.

Tabel 1. Bagian-bagian Surat

Bagian-bagian Surat Unsur

Kepala surat

Nama organisasi atau perusahaan Alamat lengkap

Nomor kontak Jenis usaha

Lambang atau logo

Leher Surat

Tanggal Nomor surat Perihal

Alamat tujuan

Badan Surat

Salam pembuka Paragraf pembuka Isi surat

Paragraf penutup Salam penutup

Kaki Surat

Jabatan Tanda Tangan

Nama lengkap penandatangan Tembusan

Cap organisasi atau perusahaan


(49)

Djuhari (2009: 40) membagi surat atas 1) kepala surat atau dikenal dengan istilah kop surat, ialah bagian surat paling atas dan berfungsi untuk memudahkan penerima surat mengetahui nama dan alamat kantor instansi, organiasasi atau perusahaan yang mengirim surat. Kepala surat juga berfungsi untuk menunjukkan keresmian sebuah surat. Kop surat terdiri atas nama organisasi, instansi atau perusahaan, alamat (bisa ditambahkan alamat kantor cabang), nomor kotak pos dan kode pos, nomor teleks dan telepon, dan lambang instansi atau perusahaan. Kepala surat dalam surat niaga memiliki beberapa manfaat dalam mencapai keberhasilan usaha, antara lain sebagai alat pengenal, alat penyebaran informasi, dan iklan.

2) Nomor surat terdiri atas nomor, jenis, instansi pengirim surat, kode surat, bulan, dan tahun pembuatan. Nomor surat yaitu nomor urut surat yang telah dikeluarkan oleh instansi atau perusahaan. Kode surat adalah kode klasifikasi masalah yang disampaikan dalam surat tersebut. Fungsi nomor dan kode surat adalah mengetahui banyaknya surat keluar, memudahkan pengarsipan surat, memudahkan mencari surat itu kembali jika dibutuhkan, memudahkan petugas pengarsipan.

3) Tanggal surat, menulis tanggal surat sebaiknya tanggal, bulan dan tahun surat ditulis lengkap, jangan disingkat. Penyingkatan tanggal dan bulan surat sering menimbulkan kesalahpahaman dan dirasakan kurang santun. Tanggal surat untuk menunjukkan kapan surat itu dikirim bukan kapan surat itu dibuat. Tanggal surat berfungsi untuk mengetahui waktu yang diberikan untuk menyelesaikan sebuah surat serta sebagai petunjuk dalam pengarsipan surat. 4) Lampiran surat


(50)

adalah bagian surat yang berguna untuk menunjukkan adanya sesuatu yang disertakan bersama surat. 5) Hal atau perihal surat, berfungsi untuk mengetahui isi atau pokok masalah pada surat yang dikirimkam, tanpa harus membaca surat tersebut secara keseluruhan.

6) Alamat surat. Biasanya pengiriman dan penerimaan surat dapat berjalan dengan lancar jika alamat ditulis dengan jelas. Surat biasanya mempunyai alamat surat dua macam, yaitu alamat dalam yang ditulis pada surat dan alamat luar yang ditulis pada sampul surat. Alamat surat berfungsi sebagai alamat petunjuk langsung bagi penerima surat, petunjuk arsiparis dalam menyimpan surat, mempermudah petugas pengirim surat.

7) Salam pembuka suatu surat digunakan sebagai kesatuan berbahasa tulis. Salam pembuka dapat digunakan sesuai dengan keperluan penulisan surat. 8) Isi surat, adalah bagian surat yang digunakan untuk menyatakan berita, atau sesuatu yang ingin dinyatakan dalam surat tersebut. Bagian isi terdiri dari a) paragraf pembuka, ialah bagian surat yang berfungsi sebagai pengantar pembaca kepada inti surat. Paragraf pembuka berguna sebagai penuntun jalan pikiran pembaca kepada masalah yang akan dibicarakan dalam uraian inti surat, b) isi surat sesungguhnya, pada bagian ini memuat sesuatu yang akan disampaikan, diberitakan, dinyatakan, atau dimintakan kepada penerima surat, c) paragraf penutup berfungsi untuk menutup surat, sebagai kunci isi surat atau penegasan isi surat.

9) Salam penutup, digunakan untuk menunjukkan rasa hormat dan rasa keakraban pengirim surat kepada penerima surat. 10) Tanda tangan, nama, dan


(51)

jabatan penulis/pengirim surat. Surat dianggap sah jika telah ditanda tangani oleh pejabat atau orang yang berwenang terhadap surat tersebut. 11) Inisial, yaitu singkatan nama pengonsep surat dan nama pengetik surat. Hal ini mengandung maksud apabila suatu saat terdapat kekeliruan mengenai surat tersebut ada yang mempertanggungjawabkan.

Pembagian surat atas beberapa komponen di atas sama dengan pembagian yang dilakukan Purwanto (2008: 9) yaitu 1) kepala surat/kop surat (letter hea d), 2) tanggal surat (date), 3) nomor, lampiran, dan perihal (number, enclosed, subject), 4) alamat tujuan (inside a ddress), 5) salam pembuka (sa lution), 6) paragraf pembuka (first pa ra gra ph), 7) paragraf isi (body pa ra gra ph), 8) paragraf penutup (close pa ra gra ph), 9) salam penutup (complementa ry close), 10) tanda tangan (signature), 11) nama jelas penandatangan (na me a nd title), 12) tembusan (notation), dan 13) inisial (initia l). Brian Scoott (2011: 18) membagi surat bisnis atas beberapa bagian yaitu: hea dline (kepala/kop surat), greeting (salam), lea d pa ra graph (paragraf penutup, body (tubuh surat/isi surat), and closing (penutup).

Sedangkan Heny Subagyo (2007:11) menyebutkan komponen-komponen surat meliputi: 1) kepala surat (kop surat), 2) tanggal surat, 3) nomor surat, 4) lampiran, 5) hal atau perihal, 6) alamat, 7) salam pembuka, 8) pembuka surat, 9) isi surat atau inti surat, 10) penutup surat, 11) salam penutup, 12) tanda tangan pengirim, 13) nama, jabatan penandatangan surat, dan 13) tembusan.

Pendapat-pendapat para ahli di atas saling menguatkan dan dapat disimpulkan bahwa bagian-bagian surat adalah kepala surat terdiri atas nama organisasi atau perusahaan, alamat lengkap, nomor kontak, jenis usaha, lambang


(52)

atau logo. Leher surat terdiri dari tanggal, nomor surat, perihal, alamat tujuan surat, lambang atau logo. Badan surat terdiri atas salam pembuka, paragraf pembuka, isi surat, paragraf penutup, dan salam penutup. Sedangkan kaki surat terdiri atas jabatan, tanda tangan, dan nama lengkap pengirim surat, tembusan, dan cap organisasi atau perusahaan.

e. Macam-macam Surat Niaga

Transaksi yang sering dilakukan oleh lembaga bisnis sangat kompleks, berliku-liku, tidak berlangsung dengan mudah, kadang tidak bisa diramal sebelumnya setiap persoalan memerlukan penyelesaian tersendiri. Terjadinya transaksi kadang diawali lobi, negosiasi atau tawar-menawar. Hal ini memerlukan kebijakan dan wawasan yang luas. Bila sudah ada kesesuaian masing-masing pihak barulah masuk pada tahapan transaksi itu sendiri.

Aulia Gunawan ( 2009) menyebutkan macam-macam suarat niaga/bisnis adalah: surat-surat pencarian informasi, surat-surat pesanan dan penanganan pesanan, surat-surat penjualan, surat-surat edaran dan pengumuman, surat-surat agen, dan surat-surat ekspor impor. Menurut Purwanto (2008: 6) yang termasuk surat niaga/bisnis adalah surat pemberitahuan, surat pemesanan, surat permintaan informasi, surat penawaran produk, surat pengiriman produk, surat penagihan, surat pembayaran, surat penolakan kerja, surat penerimaan kerja, surat perintah kerja, surat perjanjian jual beli, dan surat pengaduan. Heni Subagyo ( 2007: 640) mengklasifikasikan surat bisnis dalam surat permintaan penawaran, surat penawaran, surat pesanan, surat tagihan, surat belasungkawa, surat ucapan terima


(53)

kasih, surat ucapan selamat, surat pengumuman, surat pemberitahuan, surat peringatan, surat undangan, dan surat keputusan.

Irra Chrisyanti Dewi (2011: 126-127) proses terjadinya surat bisnis secara sistematis dapat dibagankan sebagai berikut.

Gambar 1. Alur Korespondensi Niaga

Berdasarkan bagan yang dibuat Irra Chrisyanti Dewi, surat niaga di antaranya dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pengenalan PRODUSEN

PRODUSEN

PRODUSEN

PRODUSEN

CALON KONSUMEN

CALON KONSUMEN

CALON KONSUMEN

CALON KONSUMEN Permintaan Penawaran

Penawaran

Pesanan

Pengiriman Pesanan

Pengaduan


(54)

1) Surat Permintaan Penawaran

Surat permintaan penawaran (inquiry) adalah surat permintaan tentang harga atau keadaan barang. Tujuannya untuk memperoleh atau memilih penawaran harga yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Menyusun surat permintaan penawaran dapat mengikuti pedoman sebagai berikut: a) mengenalkan identitas calon pembeli, kondisi dan potensi perusahaan calon pembeli. b) Mengemukakan latar belakang atau dorongan calon pembeli sehingga meminta penawaran c) Mencantumkan rincian data atau kondisi yang diinginkan. d) Hendaknya berupa kalimat harapan dan ucapan terima kasih.

Hal-hal yang perlu dikemukakan dalam surat permintaan penawaran, antara lain: a) nama barang yang diinginkan, b) harga satuannya, c) merek, d) kualitas, e) tipe, jenis, ukuran, dan model, f) syarat pembayaran, g) syarat penyerahan barang, h) potongan harga, i) sifat penawaran, dan j) keterangan teknis dan cara perawatannya.

2) Surat Penawaran

Surat ini harus disusun dengan teliti dan menarik perhatian pembacanya serta mampu mendorong keinginan pembaca untuk membeli produk yang ditawarkan, atau setidaknya untuk menjalin hubungan baik dengan relasi serta untuk mempertahankan citra. Melalui surat penawaran diharapkan calon konsumen mengetahui hal-hal sebagai berikut: a) nama / jenis produk, b) merek, mutu, spesifikasi (keterangan teknis), gambaran fasilitator/fitur produk, dan keunggulan lainnya, c) harga, potongan/diskon, cara pembayaran, biaya-biaya lain, dan d) cara pengiriman.


(55)

Untuk memudahkan konsumen memesan produk, tidak jarang surat penawaran disertai form order (formulir pemesanan). Dalam surat penawaran sering digunakan kalimat-kalimat sugesti, misalnya:

- Kami yakin Saudara tidak akan menyia-nyiakan kesempatan istimewa ini. - Sekali coba, Anda pasti suka.

- Pembelian selama bulan X mendapat diskon istimewa 50 persen. - Raih kalender/ suvenir cantik selama persediaan masih ada.

- Pembelian tunai di atas Rp 1.000.000 mendapat potongan harga 10%, dsb.

3) Surat pemesanan

Surat pemesanan dibuat oleh calon pembeli/konsumen, berisi permintaan suatu produk barang atau jasa. Biasanya pesanan dilakukan setelah menerima surat penawaran dan daftar harga. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan surat pesanan antara lain: (a) kejelasan mengenai barang-barang yang dipesan, (b) spesifikasi dan jumlahnya, (c) cara pengiriman yang dikehendaki, (d) cara pembayaran yang dikehendaki, (e) waktu pengiriman, dan (f) asuransi dan cara pengepakan barang serta lain-lain yang dianggap penting.

4) Surat Pengiriman Barang

Surat pengiriman barang adalah surat yang dibuat dan dikirimkan oleh penjual kepada pemesan yang memberitahukan bahwa barang pesanan siap dikirim, telah diserahkan ke perusahaan pengangkutan atau sedang dalam perjalanan. Surat ini dapat dikirimkan sebelum atau sesudah barang diserahkan ke perusahaan pengangkutan. Pada prinsipnya isi surat ini sama dengan faktur, meliputi penjelasan tentang macam dan jumlah barang yang dikirim, harga


(56)

satuan, ongkos dan potongan. Karena berbentuk surat, bagian-bagiannya juga seperti halnya surat pada umumnya, seperti ucapan terima kasih dan harapan. Dengan kata lain surat pengiriman barang lebih terurai daripada faktur.

Isi surat pengiriman barang adalah a) nomor dan tanggal surat pesanan, b) nama, jenis dan jumlah barang yang dikirim, c) cara pengemasan barang, kode atau nomor kemasan, d) waktu pengiriman barang, dalam hal ini hari, tanggal dan jam penyerahan barang keprusahaan yang bersangkutan, e) perusahaan ekspedisi/pengangkutan yang ditunjuk, dan f) dokumen yang disertakan.

5) Surat Penerimaan Barang dan Surat Pengiriman Pembayaran

Apabila barang-barang yang dipesan telah diterima oleh pembeli, maka pembeli sebaiknya memberi kabar kepada penjual bahwa barang-barang yang dipesan telah diterima. Hal ini berkaitan dengan syarat pembayaran yang harus dilaksanakan setelah barang diterima.

Hakikat surat penerimaan barang adalah sebuah pengakuan. Surat itu memuat berita meliputi nama, tipe, jumlah barang, berat barang, kelengkapan yang menyertai, tanggal penerimaan dan kondisi atau keadaan barang, kedatangannya, dan sebagainya.

Dalam surat pengiriman pembayaran hendaknya dicantumkan alat pembayaran. Umumnya pembayaran dilakukan dengan uang kontan, cek, atau giro bilyet. Juga dikemukakan cara pengiriman pembayaran melalui rekening atau transfer bank.

Cara menyusun surat penerimaan barang dan pengiriman pembayaran adalah sebagai berikut. a) Kemukakan tentang barang yang diterima, dengan


(57)

menyebutkan nama, tipe, jumlah barang, tanggal penerimaan dan keadaan barang. b) Menyampaikan ucapan terima kasih atas pengiriman barang yang dipesan. c) Kemukakan cara pengiriman pembayaran yang dilakukan, misalnya dengan cek atau giro dan sebutkan juga tanggal dan nomor faktur barang yang dipesan. d) Surat penerimaan barang dan pengiriman pembayaran ditutup dengan harapan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak (pembeli dan penjual).

6) Surat Pengaduan

Surat pengaduan berarti surat yang ditulis dan dikirimkan oleh pembeli yang umumnya berisi tuntutan atau pengaduan atas ketidaksesuaian atau penyimpangan barang pesanan yang diterima kepada penjual. Ketidaksesuaian atau penyimpangan yang mungkin terjadi ialah a) barang pesanan terlambat diterima, b) kekeliruan jenis, model barang yang dikirim, c) kualitas tidak sesuai dengan pesanan, d) jumlah, banyak, berat barang tidak cocok dengan dokumen, e) potongan harga berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali, dan f) barang yang diterima ternyata sebagian cacat atau rusak. Tuntutan yang diajukan dapat meliputi: a) pembatalan pesanan, b) penukaran/penggantian barang, c) penambahan kekurangan, d) pengurangan harga, e) pengembalian barang, atau f) diserahkan pada kebijaksanaan penjual.

Agar tidak meragukan penjual, dalam surat pengaduan hendaknya dicantumkan: a) tanggal surat pesanan/perjanjian jual-beli yang telah disetujui bersama, b) tanggal penerimaan barang, c) sebab dan alasan pengaduan, d) macam atau wujud tuntutan, e) bukti atau saksi-saksi yang ada, dan sebagainya.


(58)

Dalam mengemukakan tuntutan, pembeli hendaknya: a) jangan memakai uraian yang panjang dan lebar, b) jangan dengan nada marah, c) menguraikan secara rinci hal-hal yang kurang memuaskan berdasarkan kenyataan, dan d) jangan sampai memberi kesan menuduh.

7) Surat Perjanjian

Surat perjanjian memuat sejumlah pasal dari atau ayat yang mengikat berbagai pihak yang mengadakan perjanjian. Dalam surat penjanjian, sedikitnya ada dua pihak yang berkepentingan yaitu pihak pertama dan kedua. Namun tertutup kemungkinan adanya perjanjian tiga pihak (tripa rtit) atau lebih.

Dalam surat perjanjian jual beli, pihak pertama ialah penjual dan pihak kedua ialah pembeli. Dalam perjanjian kerja pihak pertama ialah pemilik pekerjaan dan pihak kedua ialah pekerja atau pelaksana. Semua pihak yang terlibat dalam perjanjian itu harus ikut menandatangani surat penjanjian itu. Jika dipandang perlu, surat perjanjian hendaknya juga ditandatangani oleh saksi-saksi.

Surat perjanjian kerja memuat: (a) nama instansi/lembaga, (b) judul surat, (c) hari tanggal perjanjian, (d) identitas pihak pertama, (e) identitas pihak kedua, (f) dasar perjanjian, (g) pasal-pasal tentang: objek perjanjian, biaya/harga, waktu penyelesaian, denda atas keterlambatan, (h) tanda tangan kedua belah pihak.

Surat perjanjian jual beli pada umumnya memuat: judul, identitas pihak 1 (penjual/pemilik), identitas pihak 2 (pembeli), tempat dan tanggal perjanjian, pasal-pasal yang menjadi kesepakatan, tanda tangan masing-masing pihak dan saksi. Pasal-pasal yang perlu disepakati meliputi: objek yang diperjualbelikan,


(59)

harga dan cara pembayaran, denda atas keterlambatan, kapan penyerahan objek, dan lain-lain.

Surat perjanjian sewa beli sering disebut lea sing atau jual beli secara kredit. Pada dasarnya sama dengan jual beli, hanya pembayarannya biasanya dalam jangka waktu yang relatif lama. Surat perjanjian sewa beli biasanya memuat pasal yang menyebutkan bahwa jika pihak kedua tidak melakukan angsuran berturut-turut sampai sekian kali, maka pihak kedua/debitur/pembeli dinyatakan wanprestasi dan objek jual beli bisa ditarik lagi oleh pihak pertama, dan uang yang telah dibayarkan oleh pihak kedua dianggap sebagai sewa.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas macam surat niaga adalah sebagai berikut: surat pemberitahuan, surat permintaan penawaran, surat pemesanan, surat permintaan informasi, surat penawaran produk, surat pengiriman produk, surat penagihan, surat pembayaran, surat penolakan kerja, surat penerimaan kerja, surat perintah kerja, surat perjanjian jual beli, dan surat pengaduan.

Berdasarkan teori dari berbagai pendapat tokoh dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis surat niaga adalah kecakapan untuk mengetahui, memahami, dan menggunakan unsur-unsur kata, kalimat, paragraf serta tata tulis, mencetuskan ide, mengorganisasi isi tulisan secara sistematis dan menguasai teknik penulisan surat yang dipergunakan oleh seseorang atau badan yang menyelenggarakan usaha dengan tujuan mencari keuntungan.


(1)

Peran sekolah dalam meningkatkan motivasi menulis dapat diwujudkan dengan peningkatan kuantitas dan kualitas perpustakaan sekolah yang dapat memotivasi siswa belajar lebih giat di antaranya belajar menulis untuk berbagai tujuan dan keperluan termasuk menulis surat niaga. Dengan demikian motivasi siswa untuk menulis semakin baik dan dapat dikatakan semakin tinggi motivasi menulis siswa semakin tinggi pula keterampilan menulis surat.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, simpulan, dan implikasi yang telah diuraikan di atas, maka diusulkan saran-saran sebagai berikut.

1. Untuk Siswa

a) Siswa diharap membiasakan diri berlatih menulis secara intensif dan selalu mengembangkan ide dan kreatifitasnya dalam berbagai bentuk tulisan termasuk menulis surat niaga. Surat niaga penting bagi siswa khususnya siswa SMK untuk mendukung kesuksesan mereka dalam dunia usaha.

b) Penguasaan kalimat efektif merupakan faktor pendukung keterampilan menulis berbagai tulisan resmi salah satunya menulis surat niaga, untuk itu siswa perlu memahami dan menguasainya.

c) Siswa diharapkan memotivasi diri untuk meningkatkan kemampuan menulis untuk menunjang keterampilan menulis surat niaga.

2. Untuk Guru

a) Guru sebaiknya memberikan pemahaman lebih intensif kepada siswa tentang kalimat efektif.


(2)

b) Guru sebaiknya memberi banyak pelatihan tentang kalimat efektif agar siswa lebih menguasainya.

c) Guru meningkatkan peran motivatornya untuk memacu keterampilan siswa dalam menulis surat niaga dengan lebih banyak memberi kesempatan dan tugas menulis. Guru kemudian memberi bimbingan dan memberikan masukan-masukan atau penjelasan-penjelasan bahkan berdiskusi dengan siswa agar keterampilan menulis surat niaga siswa semakin meningkat.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Razak. 2004. Ka limat Efektif Struktur, Ga ya , dan Va ria si. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Abu Ahmadi. 2004. Psikologi Bela ja r. Jakarta: PT Rineka Cipta. Aulia Gunawan. 2009. Surat-Surat Bisnis. Yogyakarta: Best Publisher.

Burhan Nurgiyantoro. 2008. Penila ia n da la m Penga ja ra n Ba ha sa da n Sa stra . Yogyakarta: BPFE.

Bly, Robert W. 2009. The Encyclopedia of Business Letters, Fa xes, a nd E-mail. London. Career Press.

Crowl, Thomas K. 1997. Educationa l Psychology. London: Brown & Benchmark Publishers.

Damerow, Peter. 2011 “The Origins of Writing as a Problem of Historical Epistemology”. Ma x Pla nck Institute for the History of Science, Berlin Cuneiform Digita l Libra ry Journa l. Vol. 28 2006:1. pp.2.

D’angelo, Frank J . 1980. Process and Thought in Corpocition. Massaschusets: Winthorp Publisher Inc.

David, Morley G. 2000. Synta x in Function Gra mma r: an Introduction to Lexicogra mma r in Systemic. London: Poston PrePress LTD.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. KBBI. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Djaali,dkk. 2000. Pengukuran da la m Bida ng Pendidika n. Jakarta: PPs UNJ. Djemari Mardapi. 2008. Teknik Penyusuna n Instrumen Tes dan Nontes.

Yogyakarta: Mitra Cendekia Offset.

Djoko Purwanto. 2008. Korespondensi Bisnis Modern. Surakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Esti Ismawati. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Ba ha sa da n Sa stra. Surakarta: Yuma Pustara.

Farrel, Patrick. 2005. Gra mmatica l Rela tions. New York: Oxford University Press Inc.


(4)

Fluitt-Dupuy, Jan. 2006. Effective Sentences. American: University of Michigan Press.

Frank, Jonatan dan Janet Toland. 2002. “Email as a Learning Technology in The South Pacific : An Evaluation”. Journa l of Internationa l Forum of Educationa l Technology & Society and IEEE Lerning Technologi ta sk Force. Vol. 5. 3. pp 40.

Gottschalk, Katherine K. 2011. Writing from experience: The evolving Roles of Personal Writing in a Writing in The Disciplines Program. Across the Disciplines Journa l, Vol. 8(1). pp. 1.

Hadi Nur. 2009. Ka limat Efektif. http://suksesterusdong.blogspot.com/. Diunduh 5 November 2011.

Hamzah B. Uno. 2007. Teori Motiva si da n Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Heny Subagyo. 2007. Surat-menyurat Lengkap. Surabaya: Amelia.

Henry Guntur Tarigan. 2008. Menulis sebagai Suatu Ketera mpila n Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Herman J. Waluyo. 2007. Filsa fa t Ilmu. Salatiga: Widya Sari.

Ida Bagus Putrayasa. 2007. Ka lima t Efektif (Diksi, Struktur, da n logika ). Bandung: Refika Aditama.

Iacovides, Ioanna. 2011. “The Motivation, Engagement and Learning through Digital Games”. Internationa l Journa l of Virtua l and Persona l Lea rning Environments, Vol.2(2). pp. 1-16.

Irra Chrisyanti Dewi. 2011. Ma hir Korespondensi Indonesia. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Kaya, Jennifer. 2011. From concept to application: Student Narratives of Problem-Solving as a Basis for Writing Assignments in Science Classes. Across the Disciplines Journa l, Vol. 8(1). pp.1.

Kurtus, Ron. 2011. Motivation for Writing. http://www.school-for-champions.com/ writing/ motivations.htm. Diunduh 23 Januari 2012. Lukas. F.L. 1955. Style. London: Cambridge University Pess.

Muhamad Rohmadi. 2008. Teori dan Aplika si Ba ha sa Indonesia di Perguruan Tinggi. Solo: UNS Press.


(5)

Nichols, Baverly. 1986. Moving and Lea rning. Toronto: Times Mirror/Mosby College Publishing.

Noerzisri A. Nazar. 2006. Ba ha sa Indonesia da la m Ka ra ngan Ilmia h. Bandung: Humaniora.

Otong Setiawan Djuharie, dkk. 2009. Surat-Menyurat Serba Guna Pa nduan Korespondensi Ba ha sa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan. 1996. Pembina an Kema mpuan Menulis Ba ha sa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Sadiman A. M. 2007. Intera ksi dan Motivasi Bela ja r Menga ja r. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada.

Santi Pratiwi Tri Utami. 2007. Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Persepsi Siswa terhadap Cara Guru Mengajar dengan Kemampuan Menulis Ringkasan. (Survai pada Siswa Kelas VI SD Negeri Kecamatan Baki). Tesis. Surakarta: UNS.

Scott, Brian. 2011. Writing Sa les Letter. London: Lousy Writer. _________. 2012. Help Me Write A Better. London: Lousy Writer.

Slameto. 2010. Bela ja r da n Fa ktor-Fa ktor ya ng Mempenga ruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Springer, Analicia K. 2008. “What Motivates Adolescents, Especially Eighth Graders to Learn?” Journa l of Cla ssroom Tea ching & Lea rning. Vol. 7 pp. 20.

St. Y. Slamet. 2008. Da sa r-da sar Ketera mpila n Berbahasa Indonesia. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Sudjana. 1992. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

______. 1992. Teknik Ana lisis Regresi da n Korela si. Bandung: Tarsito.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitia n Suatu Pendeka ta n Pra ktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukar. 2007. Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Minat Membaca dengan Kemampuan Menulis Siswa Kelas V SD Negeri Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri. Tesis. Surakarta: UNS.


(6)

Supriyono. 2010. Hubungan antara Penguasaan Diksi dan Motivasi Belajar dengan Kemampuan Berbicara. (Survei di SMA Negeri se-Kabupaten Kebumen Tahun 2009/2010). Tesis. Surakarta: UNS.

Swift, Jonathan. 2005. Writing Motivations. London: Camen Medisi. Syaiful Bahri Djawarah. 2008. Psikologi Bela ja r. Jakarta: PT Rineka Cipta. Widi Riani. 2009. Hubungan Penguasaan Struktur Bahasa dan Motivasi Belajar

dengan Kemampuan Berbicara. (Sebuah Survei pada Siswa Kelas V di UPT Pendidikan Pemuda dan Olahraga Unit Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen). Tesis. Surakarta: UNS.