52
c.
Struktur Kalimat Efektif
Jan  Fluitt-Dupuy  2006:  3  mengatakan  bahwa  kalimat  efektif  memiliki dua struktur, yaitu struktur kalimat dan struktur kata. Stuktur kalimat  merupakan
bagian inti kalimat yaitu subjek dan predikat. Struktur kata kata benda, kata sifat, kata depan penyusun kalimat sederhana namun kompleks padat.
Menurut Ida Bagus Putrayasa 2007: 47 struktur  kalimat efektif meliputi 1  struktur  kalimat  umum,  unsur-unsur  yang  membangun  sebuah  kalimat  dapat
dibedakan    menjadi  unsur  wajib  dan  takwajib  manasuka.    Unsur  wajib  adalah unsur  yang  harus  ada  dalam  sebuah  kalimat  yaitu  unsur  subjek  dan  predikat.
Sedangkan  unsur  tak  wajib    atau  unsur  manasuka  adalah  unsur  yang  boleh    ada boleh  tidak  yaitu  kata  kerja  bantu,  keterangan  aspek,  keterangan  waktu  tempat,
dsb..  2  Struktur  kalimat  paralel  adalah  penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama  dalam      susunan  serial.  Jika  sebuah  ide  kalimat  dinyatakan  dengan  frasa,
maka  ide-ide  yang  sederajat  harus  dinyatakan  dengan  frasa.  3  struktur  kalimat periodik, pada kalimat umum, unsur-unsur yang dikemukakan cenderung intinya,
tetapi    kalimat  periodik,  unsur-unsur  tambahan  dikemukakan  terlebih  dahulu kemudian dimunculkan bagian  intinya.
Berdasarkan  pendapat  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  kalimat  efektif mempunyai struktur yaitu struktur kalimat umum, paralel, dan periodik.
d.  Aspek-Aspek Pengukur Penguasaan Kalimat Efektif
Herman J Waluyo 2007: 37 mengatakan kalimat efektif memiliki syarat: 1  memiliki  kesepadanan:  subjek,  predikat,  kata  penghubung  dalam  dan
53
antarkalimat,  dan  memiliki  gagasan  pokok.  2  memiliki  kesejajaranparalelisme: konstruksi  bahasa  dalam  susunan  serial.  Misalnya  dalam  rincian,  jika  yang  di
depan  kata  kerja  berawalan  me-  rincian  selanjutnya  juga  berawalan  me-.  3 Penekanan  kalimat  dalam  kalimat,  dengan  ditandai  pengulangan  subjek  kalimat,
hiponimi, dan penggunaan kata secara tepat, misalnya kata dari dan daripada. 4 Penggunaan variasi kalimat, yaitu dalam hal:  letak, aktif-pasif, deduktif-induktif,
dan  panjang-pendeknya  kalimat.  Kalimat  dikatakan  efektif  jika  memenuhi  dua syarat  utama  yaitu,  stuktur  kalimat  efektif      dan  ciri  kalimat  efektif.  Struktur
kalimat  efektif  meliputi  kalimat  umum  yaitu  kalimat  minimal  terdiri  atas  subjek dan  predikat,  kalimat  paralel  dengan  penggunaan  bentuk-bentuk  bahasa  yang
sama    yang  dipakai  dalam  susunan  serial.  Struktur  kalimat  periodik  dengan menampilkan keterangan sebelum bagian  inti, dengan maksud menarik perhatian
perhatian pembaca atau pendengar. Menurut Ida Bagus Putrayasa  2007:  47  ciri kalimat efektif meliputi: 1
kesatuan
unity
, bagaimana pun bentuk sebuah kalimat, baik kalimat inti maupun kalimat  luas,  agar  tetap  berkedudukan  sebagai  kalimat  efektif,  haruslah
mengungkapkan  ide  pokok  atau  satu  kesatuan  pikiran.  Kesatuan  tersebut  bisa dibentuk  jika  ada  keselarasan  antara  subjek  –  predikat,  predikat  –  objek,  dan
predikat – keterangan. Contoh kalimat: -
Di  dalam  keputusan  itu  merupakan  kebijaksanaan  yang  dapat  membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki  kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur
54
itu  merupakan  keterangan  ditandai  oleh  keberadaan  frase  depan  di  dalam  ini harus dihilangkan.
2  Kehematan
economy
,  adalah  hubungan  jumlah  kata  yang  digunakan dengan luasnya jangkauan  makna yang diacu. Contoh kalimat:
-  Warna  kuning  dan  warna  ungu  adalah  warna  kesayangan  almarhumah  ibu mereka.
Pemakaian  kata  warna-warna  dalam  kalimat  di  atas  tidak  perlu.  Dalam  kata kuning dan ungu terkandung makna warna.
3  Penekanan  e
mpha sis
,  adalah  upaya  pemberian  aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau bagian kalimat,
agar  unsur  atau  bagian  kalimat  yang  diberi  penegasan  itu  lebih  mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca. Caranya: mengubah posisi dalam kalimat,
yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat. Contoh kalimat:
- Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan
lain.  Menjadi: -
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. Menggunakan  partikel;  penekanan  bagian  kalimat  dapat menggunakan partikel  –
lah, -pun, dan –kah. Contoh : a
Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu. b
Kami pun turut dalam kegiatan itu. c
Bisakah dia menyelesaikannya?
55
Menggunakan  repetisi,  yakni  dengan  mengulang-ulang  kata  yang  dianggap penting. Contoh :
- Dalam  membina  hubungan  antara  suami  istri,  antara  guru  dan  murid,  antara
orang  tua  dan  anak,  antara  pemerintah  dan  rakyat,  diperlukan  adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
Menggunakan  pertentangan,  yakni  menggunakan  kata  yang  bertentangan  atau berlawanan maknamaksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh kalimat: a
Anak itu tidak malas, tetapi rajin. b
Ia  tidak  menghendaki  perbaikan  yang  sifatnya  parsial,  tetapi  total  dan menyeluruh.
4 Variasi
va riety
,  kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur kalimat  yang  dipergunakan.  Penulisan  dengan  pola  kalimat  yang  sama  akan
membuat  suasana  monoton  atau  datar  sehingga  menimbulkan  kebosanan  pada pembaca.  Kalimat  panjang  yang  terus menerus  dipakai    akan  membuat  pembaca
kehilangan  pegangan  akan  ide  pokok  yang  memungkinkan  timbulnya  kelelahan pada pembaca.  Contoh kalimat:
a Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju. S – P – O
b Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu. P – O – S
c Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal. S – O – P
Kalimat  efektif  juga  memiliki  aspek  kesejajaran.  Memiliki  kesamaan bentukanimbuhan.  Jika  bagian  kalimat  itu  menggunakan  kata  kerja  berimbuhan
di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
56
Contoh kalimat: -
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. Kalimat  tersebut  tidak  memiliki  kesejajaran  antara  predikat-predikatnya.
Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah : a
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan b
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. Kalimat  efektif  sangat  memperhatikan  aspek  kelogisan.  Kalimat  efektif
harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logismasuk akal. Contoh kalimat:
- Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat  ini  tidak  logistidak  masuk  akal  karena  waktu  dan  tempat  adalah  benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya:
- Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Dalam  penyusunan  kalimat  efektif  secara  tertulis  harus  memperhatikan ejaan.  Ejaan  yang  tepat  sangat  membantu  tersampaikannya  pesanmaksud  yang
terkandung dalam kalimat. Contoh kalimat: -
Bisnis  fariasi  kendaraan  di  Indonesia  tumbuh  pesat  karena  banyak  orang  yang ingin  kendaraannya  tampil  atraktiv  penuh  modivikasi  dengan  penambahan
asesoris. Seharusnya:
57
- Bisnis  variasi  kendaraan  di  Indonesia  tumbuh pesat  karena  banyak orang yang
ingin  kendaraannya  tampil  atraktif  penuh  modifikasi  dengan  penambahan aksesoris.
Berdasarkan  pendapat-pendapat  diatas  indikator  siswa  menguasai  kalimat efektif  dikaji  dari  pemahaman  siswa  akan  unsur-unsur  kalimat  efektif  yang
meliputi kesatuan
gagasan, kepaduankoherensi,
kesejajaranparalelisme, kehematan  kata,  kelogisan,  dan  penggunaan  EYD.  Siswa  memiliki    kemampuan
menyusun  kalimat  berdasarkan  kaidah-kaidah    yang  berlaku,  seperti  kesatuan gagasan,  unsur-unsur  penting  yang  harus  dimiliki  setiap  kalimat  subjek  dan
predikat,  memerhatikan  ejaan  yang  disempurnakan,  memilih  kata  diksi  yang tepat  dalam  kalimat  lengkap  dan  sederhana  sehingga  mudah  dipahami  oleh
pembaca atau pendengar. Kalimat  efektif yang disusun siswa harus mengandung kejelasan  isi  ketersampaian  maksud,  tersusun  secara  cermat,  mengikuti  kaidah
kesejajaran,  kehematan  dan  ejaan  yang  benar  serta  mengandung  penalaran  yang logis.    Penggunaan  EYD  juga  sangat  ditekankan  karena  kesalahan  dalam
penulisan  huruf,  kata,  dan  tanda  baca  dapat  mengaburkan  bahkan  mengubah makna suatu kalimat.
4. Hakikat Motivasi Menulis