85
karena terlihat kurang terbiasa dalam bermain laptop. Dalam membuat kalimat, siswa mampu membuat dan merangkai kalimat sesuai dengan struktur yang tepat
hanya dengan bimbingan guru. Apabila diminta untuk bekerja sendiri, terdapat banyak kesalahan dalam susunan struktur kalimat yang dirangkai.
2 Kinerja guru selama pembelajaran
Pada saat dilakukannya pelajaran bahasa dengan menggunakan media pelajaran I-CHAT, guru melakukan susunan pembagian waktu pembelajaran
dengan baik seperti biasanya pada saat pelajaran biasa. Guru mengawali pelajaran dengan berdoa kemudian mengenalkan anak mengenai media I-CHAT dan materi
yang akan diberikan. Guru dibantu dengan peneliti mendemonstrasikan cara mengoperasikan media I-CHAT kepada siswa, kemudian membimbing siswa satu
persatu untuk mencoba mengoperasikan I-CHAT. Saat siswa mengoperikan I- CHAT secara mandiri, guru dan peneliti mengawasi dan memperhatikan siswa
dalam bekerja. Apabila siswa melakukan kesalahan dalam membuat atau merangkai kalimat, guru akan menegur dan membimbing siswa untuk
memperbaikinya. b.
Hasil Tes Belajar Tes hasil belajar pasca tindakan siklus 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 16
Februari 2016. Tes ini dilakukan secara tertulis dengan meminta siswa untuk merangkai kata-kata acak menjadi kalimat yang benar di lembar jawaban yang
telah disediakan oleh peneliti. Soal terdiri dari 20 butir dengan waktu pengerjaan selama satu jam pelajaran yaitu sebanyak 35 menit. Tes berlangsung di ruang
kelas Dasar V di SLB B Karnnamanohara. Soal tes disusun berdasarkan tema
86
yang telah dibuat seperti sebelumnya, yaitu tentang kegiatan di sekolah, dan sebagian besar disusun berdasarkan materi yang telah diterima siswa pada saat
tindakan. Tes pasca tindakan siklus 1 ini memiliki hasil yang cukup baik, dikarenakan terdapat peningkatan nilai siswa meskipun masih terdapat beberapa
siswa yang belum mencapai standar nilai KKM. Adapun hasil tes pasca tindakan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 8. Rekapitulasi hasil tes pasca tindakan siklus 1.
No Nama
Skor tes paca tindakan siklus 1
Keterangan
1 ZN
50 Tidak memenuhi nilai KKM
2 RN
60 Tidak memenuhi nilai KKM
3 VN
50 Tidak memenuhi nilai KKM
4 ANG
35 Tidak memenuhi nilai KKM
5 FZN
70 Memenuhi nilai KKM
Jumlah 265
Tabel 8 merupakan data hasil kemampuan merangkai kalimat siswa kelas Dasar V setelah dilaksanakan tindakan dengan menggunakan media pembelajaran
I-CHAT. Skor diperoleh dari rumus perhitungan jumlah nilai dari hasil jawaban tes merangkai kalimat siswa terlampir. Terlihat satu orang siswa telah
mendapatkan nilai yang bagus dan telah memenuhi standar nilai KKM, sedangkan empat orang siswa lainnya masih memiliki nilai rendah di bawah standar nilai
KKM. Skor yang dimiliki oleh siswa ANG merupakan nilai terendah dan masih sangat jauh dari standar nilai KKM, dan skor yang dimiliki oleh siswa FZN
merupakan nilai tertinggi dan sudah mendapat nilai di atas KKM. Meskipun siswa ANG masih memiliki nilai yang sangat rendah, namun terdapat peningkatan dari
nilai sebelumnya dari nilai 10 menjadi 35. Hal ini membuktikan bahwa media I-
87
CHAT berdampak pada kemmapuan merangkai kalimat siswa, meskipun belum banyak. Siswa yang lain juga memiliki peningkatan hasil tes. Siswa ZN yang
memiliki nilai terendah pada saat tes pra tindakan, yaitu nilai 5, menjadi meningkat mendapatkan nilai 50 tetapi belum memenuhi standar nilai KKM.
Siswa VN mengalami peningkatan nilai dari 15 menjadi 50, dan siswa RN mengalami peningkatan hasil dari nilai 25 pada saat tes pra tindakan, menjadi
nilai 60 dan hampir memenuhi standar nilai KKM. Adapun rata-rata nilai tes pra tindakan siswa kelas Dasar 5 adalah sebagai berikut.
M =
∑� �
=
= 53
4. Hasil Refleksi Siklus 1
Refleksi merupakan tahap ke empat dalam suatu siklus penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk menelaah kembali tindakan yang telah dilaksanakan,
menguraikan informasi, serta mengkaji kelebihan dan kekurangan dalam tindakan tersebut. Dalam tahap ini, hasil tes pra tindakan dan hasil tes pasca tindakan
dibandingkan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan merangkai kalimat siswa kelas Dasar V setelah dilakukan tindakan dengan
menggunakan media pembelajaran I-CHAT. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa terdapat peningkatan hasil tes siswa dari rata-rata nilai 19
menjadi nilai 53, meskipun sebagian besar siswa yang belum memenuhi standar
88
nilai KKM yang telah ditentukan, yaitu 65. Peningkatan kemampuan merangkai kalimat siswa kelas Dasar V dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 9. Rekapitulasi hasil tes pra dan pasca tindakan1 kemampuan merangkai kalimat.
No Nama
Skor tes pra tindakan
Skor tes pasca tindakan 1
Keterangan Peningkatan
skor
1 ZN
5 50
Tidak memenuhi nilai KKM
45 2
RN 25
60 Tidak memenuhi
nilai KKM 35
3 VN
15 50
Tidak memenuhi nilai KKM
35 4
ANG 10
35 Tidak memenuhi
nilai KKM 25
5 FZN
40 70
Memenuhi nilai KKM
30
Jumlah 95
265 170
Tabel di atas menunjukkan bahwa setelah siswa diberikan tindakan yaitu belajar membuat kalimat unsur S-P-O, S-P-K dan S-P-O-K dengan modul susun
kalimat dalam media I-CHAT pada siklus 1, terdapat peningkatan nilai yang cukup baik, meskipun sebagian besar siswa belum mendapatkan nilai di atas
KKM. Siswa ZN mengalami peningkatan nilai sebesar 45, siswa RN mengalami peningkatan nilai sebesar 35, siswa VN mengalami peningkatan nilai sebesar 35,
siswa ANG mengalami peningkatan nilai sebesar 25, dan siswa FZN mengalami peningkatan nilai sebesar 30. Peningkatan tersebut dapat dikatakan cukup baik
karena terdapat seorang siswa yaitu siswa FZN mampu mendapatkan nilai di atas KKM yang sebelumnya belum mampu mendapatkan nilai KKM. Meskipun masih
terdapat siswa yang belum mendapatkan nilai di atas KKM, namun peningkatan yang diperoleh cukup tinggi karena lebih dari nilai 10. Untuk lebih jelasnya, hasil
89
peningkatan nilai kemampuan merangkai kalimat siswa digambarkan dalam diagram berikut.
Gambar 2. Diagram skor pra dan pasca tindakan kemampuan merangkai kalimat siswa kelas Dasar V.
Data pada diagram di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan merangkai kalimat siswa kelas Dasar V dari tes pra tindakan ke tes
pasca tindakan siklus 1. Peningkatan terjadi untuk seluruh siswa yang berjumlah 5 orang dengan peningkatan yang cukup tinggi. Terlihat dalam diagram bahwa skor
tertinggi diperoleh oleh siswa FZN, diikuti oleh siswa RN, VN, ZN, dan skor terendah diperoleh oleh siswa ANG. Siswa FZN sudah mendapatkan nilai di atas
KKM, namun masih terdapat kesalahan rangkaian kalimat terutama pada susunan strukturnya, sehingga perlu untuk diberikan perlakuan tindakan pada siklus
selanjutnya dengan menggunakan media I-CHAT untuk mengoptimalkan kemampuan merangkai kalimat siswa FZN. Akan tetapi, tindakan tersebut tidak
diberikan dengan bimbingan penuh dari guru dan peneliti seperti siswa yang
ZN RN
VN ANG
FZN Skor Pra Tindakan
5 25
15 10
40 Skor Pasca Tindakan 1
50 60
50 35
70 10
20 30
40 50
60 70
80
Pen ca
p a
ia n
Pencapaian Hasil Tes Merangkai Kalimat Siklus 1
Skor Pra Tindakan Skor Pasca Tindakan 1
90
lainnya, melainkan siswa diminta lebih mandiri dalam belajar merangkai kalimat, meskipun masih dalam pengawasan guru dan peneliti. Siswa FZN sudah berhasil
mendapatkan nilai di atas KKM, akan tetapi masih terdapat empat orang siswa lainnya yang memiliki nilai rendah dan di bawah KKM, yaitu siswa ZN, VN, RN
dan ANG. Skor yang mereka peroleh belum cukup untuk memenuhi standar nilai KKM yang telah ditetapkan, yaitu 65. Bahkan skor siswa ANG masih berada jauh
dari harapan dan standar nilai KKM. Oleh karena itu, meskipun terjadi peningkatan skor pada seluruh siswa, namun peningkatan tersebut belum optimal
dan tindakan siklus 1 belum bisa dikatakan berhasil. Pada pelaksanaan tindakan siklus 1 masih terdapat beberapa kendala yang
dialami siswa dan guru selama proses pembelajaran merangkai kalimat dengan menggunakan media pembelajaran I-CHAT. Berdasarkan hasil observasi, kendala
yang dialami siswa dan guru selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut. a.
Beberapa siswa seringkali mengobrol atau bermain sendiri dengan teman- temannya pada saat pembelajaran berlangsung.
b.Penguasaan kelas belum maksimal karena banyak siswa yang belum fokus terhadap pembelajaran.
c. Kondisi kelas yang terang karena terkena sinar matahari dan tidak ada tirai
penutup jendela mengakibatkan tampilan LCD di tembok kelas menjadi kurang jelas sehingga siswa sulit melihat layar dari jauh.
d.Pada saat seorang siswa maju ke depan untuk mencoba mengoperasikan media I- CHAT, siswa yang lain tidak memperhatikan dan seirngkali mengobrol atau
bermain sendiri.