Kajian Merangkai Kalimat KAJIAN PUSTAKA
26
berbahasa atau berkomunikasi dengan orang lain, karena di dalamnya terdapat rangkaian kata yang memiliki makna atau informatif dan memiliki pikiran
lengkap. Makna atau pikiran lengkap suatu kalimat dapat terlihat jelas apabila kalimat tersebut memiliki rangkaian kata yang tepat yang memudahkan orang lain
lawan bicara memahami informasi yang diberikan, akan tetapi suatu kalimat tidak hanya cukup memiliki rangkaian kata dan makna yang benar, melainkan
membutuhkan intonasi dalam pengucapan kalimat yang baik dan sesuai makna agar informasi yang diberikan jelas dan dapat tersampaikan secara emosional.
Oleh karena itu, konsep kalimat struktural lebih efisien dan realistis penggunaannya dalam berkomunikasi.
Syarat-syarat penulisan kalimat yang benar menurut Widjono 2007: 154- 155 setidaknya mencakup tiga hal, yaitu 1 struktur yang benar, 2 ketepatan
urutan kata, dan 3 ketepatan hubungan antarkalimat. Selanjutnya ketiga syarat tersebut dapat dikaji sebagai berikut.
1. Struktur yang benar Struktur kalimat dibentuk berdasarkan unsur subjek, predikat disertai
objek jika predikat menggunakan kata kerja transitif, pelengkap disertai pelengkap jika predikat menggunakan kata kerja intransitif, dan keterangan jika
diperlukan. Sebuah kalimat sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Selain itu, kalimat harus lengkap, tidak berupa anak kalimat atau penggabungan
anak kalimat. Berikut merupakan contoh kalimat dengan struktur yang benar. a.
Kalimat dengan kata kerja transitif: Mega memainkan bola. Mega merupakan subjek, memainkan merupakan predikat, dan bola merupakan objek.
27
b. Kalimat dengan kata kerja intransitif: Mega bermain bola. Mega merupakan
subjek, bermain merupakan predikat, dan bola merupakan pelengkap. 2. Ketepatan urutan kata
Urutan kata, frasa, atau klausa dalam sebuah kalimat yang menggambarkan proses harus disusun secara logis. Oleh karena itu, susunan
struktur kalimat harus benar. Misalnya sebuah kalimat dimulai dari penulisan subjek, kemudian diikuti oleh predikat, objek, pelengkap, hingga penggunaan
keterangan. Unsur-unsur tersebut tidak harus digunakan seluruhnya dalam membuat kalimat, akan tetapi hanya digunakan yang perlu saja dan harus
mencakup subjek dan predikat, serta strukturnya atau urutannya harus tepat. Berikut merupakan contoh dari ketepatan urutan kata.
a. Kalimat dengan unsur S P: Mega bermain. Mega merupakan subjek dan
bermain merupakan predikat. b.
Kalimat dengan unsur S P Pel: Mega bermain bola. Mega merupakan subjek, bermain merupakan predikat, dan bola merupakan pelengkap.
c. Kalimat dengan unsur S P O: Mega memainkan bola. Mega merupakan subjek,
memainkan merupakan predikat, dan bola merupakan objek. d.
Kalimat dengan unsur S P K: Mega bermain di halaman. Mega merupakan subjek, bermain merupakan predikat, dan di halaman merupakan keterangan.
e. Kalimat dengan unsur S P O K: Mega memainkan bola di halaman. Mega
merupakan subjek, memainkan merupakan predikat, bola merupakan objek, dan di halaman merupakan keterangan.
3. Ketepatan hubungan antar kalimat
28
Hubungan antarkalimat terkait dengan penggunaan kata penghubung dan gagasan yang dihubungkan. Hal ini berkaitan dengan tata bahasa. Ketepatan
hubungan antara subjek, predikat, maupun unsur yang lain juga harus benar agar pembaca atau lawan bicara mengerti akan maksud kalimat yang kita sampaikan.
Berikut merupakan contoh ketepatan hubungan antar kalimat. a.
Mega akan bermain. Mega merupakan subjek, akan merupakan kata hubung, dan bermain merupakan predikat.
b. Mega ingin bermain bola. Mega merupakan subjek, ingin merupakan kata
hubung, bermain merupakan predikat, dan bola merupakan pelengkap. c.
Mega sedang memainkan bola. Mega merupakan subjek, sedang merupakan kata hubung, memainkan merupakan predikat, dan bola merupakan objek.
d. Mega ingin bermain di halaman. Mega merupakan subjek, ingin merupakan
kata hubung bermain merupakan predikat, dan di halaman merupakan keterangan.
e. Mega sedang memainkan bola di halaman. Mega merupakan subjek, sedang
merupakan kata hubung memainkan merupakan predikat, bola merupakan objek, dan di halaman merupakan keterangan.
Seperti yang telah disebutkan di atas, terdapat unsur-unsur yang dapat digunakan untuk merangkai suatu kalimat menurut Hasan Alwi, dkk 2003: 326-
331, yaitu a predikat; b subjek; c objek; d pelengkap; dan e keterangan, yang lebih lanjut dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Predikat, merupakan konstituen pokok yang disertai konstituen subjek di
sebelah kiri, dan jika ada, konstituen objek, pelengkap, danatau keterangan
29
wajib di sebelah kanan. Predikat merupakan bagian inti atau terpenting dalam suatu kalimat, karena menjelaskan makna yang terkandung dalam kalimat
tersebut, atau menandai apa yang dikatakan pembicara tentang subjek. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa predikat merupakan urutan kedua setelah
subjek yang terdapat dalam suatu kalimat, kemudian dapat ditambahkan dengan objek, pelengkap danatau keterangan setelahnya.
b. Subjek, merupakan bagian terpenting kedua setelah predikat, karena menandai
apa yang dibicarakan oleh seseorang inti informasi. Pada umumnya subjek berupa nomina kata benda, frasa nomina kelompok kata benda, atau klausa
kelompok kata. Subjek biasanya terdapat dalam urutan pertama atau sebelum predikat pada kalimat pendek. Akan tetapi, jika unsur subjek lebih panjang
dibandingkan dengan unsur predikat, subjek sering juga diletakkan di akhir kalimat.
c. Objek, merupakan bagian yang selalu berada setelah predikat. Objek biasanya
berupa nomina kata benda atau frasa nomina kelompok kata benda. Sebuah objek adalah sesuatu yang mempunyai keadaan, perilaku dan identitas.
Keadaan dari objek adalah kondisi yang memungkinkan objek tersebut dapat muncul dalam kalimat, sedangkan perilaku menentukan bagaimana suatu
objek berpengaruh pada objek lainnya, dan identitas menggambarkan apa sebenarnya objek tersebut.
d. Pelengkap, memiliki kemiripan dengan objek, karena sering berwujud
nomina, dan keduanya juga sering menempati tempat yang sama, yaitu di
30
belakang verba. Akan tetapi, pelengkap hanya menjadi pengganti objek dan berada di belakang predikat langsung jika objek tidak ada dalam kalimat.
e. Keterangan, merupakan bagian yang paling beragam dan sering berpindah
tempat dalam struktur kalimat, bisa terdapat di awal, tengah maupun di akhir. Dapat dikatakan keterangan merupakan penjelasan lebih rinci tentang makna
kalimat yang terkandung dalam unsur-unsur sebelumnya. Dalam penelitian ini, suatu kalimat dapat dikatakan benar apabila struktur
kalimat yang terdiri dari subjek, predikat, objek dan keterangan S-P-O-K dapat tersusun dan terangkai dengan tepat sesuai dengan urutannya. Pada setiap nomor
soal dalam tes, terdiri dari kata-kata acak dengan unsur S-P-O-K yang lengkap. Apabila siswa mampu merangkai kata-kata acak tersebut hingga menjadi kalimat
dengan struktur yang tepat, maka kalimat dapat dikatakan benar dan efektif.